BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi dan subjek penelitian, metode penelitian, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, serta teknik analisis penelitian.
A. Populasi dan sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu dewasa awal lajang di Kota Bandung yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.
Merupakan individu yang berusia 20-40 tahun karena pada usia tersebut tergolong pada interval usia dewasa awal (Papalia, Olds & Fieldman, 2004).
2.
Memiliki status lajang, artinya belum menikah Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu tipe sampling yang digunakan ketika peneliti sulit mengetahui probabilitas jumlah populasi yang dipilih. Pada penelitian ini probabilitas jumlah populasi dewasa lajang sulit diketahui. Maka teknik pengembilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel yaitu dewasa awal lajang di Kota Bandung yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Cozby & Bates, 2012). Peneliti memutuskan untuk menggunakan 239 orang sebagai sampel dewasa awal lajang di Kota Bandung yang telah mengisi online form yang dibuat oleh peneliti. Jumlah responden perempuan adalah 161 orang (67,4%) sedangkan laki-laki berjumlah 78 orang (32,6%). Partisipan juga terdiri dari 102 orang dengan status berpacaran (42,7%) dan 137 orang (53,3%) sedang tidak berpacaran. Dari 239 orang tersebut ada yang memiliki pengalaman pacaran sebelumnya yaitu berjumlah 215 orang (90%) dan sisanya, 24 orang (10%) tidak memiliki pengalaman pacaran sebelumnya.
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
B. Variabel penelitian Variabel penelitian variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecemasan kencan sebagai variabel X1, kesepian sebagai variabel X2 dan adiksi internet sebagai variabel Y. X1 dan X2 berperan sebagai variabel bebas (independent) sedangkan Y berperan sebagai variabel terikat (dependent). C. Desain penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan dengan model seperti gambar 3.1 dibawah ini. Jenis penelitian
ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antara
variabel kecemasan kencan (dating anxiety) dan kesepian (loneliness) sebagai variabel bebas terhadap adiksi internet (internet addiction) sebagai variabel terikat (Schumacker & Lomax, 2010). Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan melalui bagan berikut ini: 1. Variabel bebas X1: dating anxiety (kecemasan kencan) 2. Variabel bebas X2 : kesepian 3. Variabel terikat Y: adiksi internet
X1 Y X2 Gambar 3.1 Desain penelitian
D. Definisi Operasional 1. Definisi Operasional Kecemasan Kencan Definisi operasional kecemasan kencan (dating anxiety) dalam penelitan ini adalah penilaian negatif dewasa awal lajang di Bandung terhadap situasi kencan dengan lawan jenis maupun pasangan kencan yang didasarkan pada aspek fear of negaive evaluation, social distress-dating, Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
dan social distress-group. Hal ini dapat diketahui melalui skor dalam The Dating Anxiety Scale for Adolescent (DAS-A) yang disusun oleh Glickman & La Greca (2004).Semakin tinggi skor subjek pada skala DAS-A, maka semakin tinggi derajat kecemasan kencan yang dialami subjek.Sebaliknya, semakin rendah skor subjek maka semakin rendah derajat kecemasan kencan yang dialami subjek. 2. Definisi Operasional Kesepian Definisi operasional kesepian (loneliness) dalam penelitian ini adalah penilaian mengenai kondisi kesepian sosial (social loneliness) dan kesepian emotional (emotional loneliness) yang didasarkan pada teori kesepian Weiss (1973) yang dialami oleh dewasa awal di Kota Bandung yang dapat diketahui dengan cara memberikan pilihan respon pada pertanyaan yang tercantum dalam SELSA (Social and Emotional Loneliness Scale for Adults) yang disusun oleh Cramer, Ofosu & Barry (2000). Semakin tinggi skor subjek pada skala SELSA, maka semakin tinggi derajat kesepian yang dialami subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek maka semakin rendah derajat kesepian yang dialami subjek. 3. Definisi Operasional Adiksi Internet Definisi operasional adiksi internet (internet addiction) dalam penelitian ini adalah penilaian mengenai kondisi yang dialami oleh dewasa awal lajang Kota Bandung yang dapat dilihat dari kondisi withdrawal and social problem, time management and performance, dan reality substitute. Hal ini dapat diketahui melalui skor dalam Internet Addiction Test yang disusun oleh Young (1998) dan divalidasi ulang oleh Chang & Law (2008). Semakin tinggi skor subjek pada Internet Addiction Test, maka semakin tinggi derajat adiksi internet yang dialami subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek maka semakin rendah derajat adiksi internet yang dialami subjek. E. Teknik pengumpulan data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa pemberian kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan suatu set pernyataan mengenai kecemasan kencan, kesepian dan adiksi internet yang merupakan Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
penurunan konsep teori menjadi indikator (Cozby & Bates, 2011). Peneliti menggunakan online form untuk menyebarkan kuesioner penelitian. Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang yang memiliki beberapa pilihan. Responden diminta untuk memilih salah satu dari alternatif pilihan jawaban tersebut.
F. Instrumen penelitian Pada penelitian ini terdapat tiga instrumen penelitian yang dijadikan acuan dalam pengumpulan data. Jenis skala yang akan digunakan adalah likert rating. Untuk variabel adiksi internet diukur menggunakan adaptasi alat ukur The Dating Anxiety Scale for Adolescent (DAS-A), dan variabel kesepian mengadaptasi alat ukur SELSA, sementara adiksi internet diukur dengan mengadaptasi alat ukur Young’s Internet Addiction Test. 1. Instrumen kecemasan kencan (dating anxiety) a. Spesifikasi Untuk mendapatkan data tentang dating anxiety atau kecemasan kencan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yang mengacu pada alat ukur The Dating Anxiety Scale for Adolescent (DASA) yang dibuat oleh Glickman & La Greca (2004). Alat ukur ini berbahasa Inggris kemudian dilakukan Expert Judgement pdari segi bahasa Inggris oleh Dr. Doddy Rusmoyo MILS seorang dosen ahli bahasa Inggris. Kemudian dilakukan Expert Judgement terhadap kajian psikologi oleh dua orang dosen ahli psikologi yaitu, Helli Ihsan, M.Si dan Medianta Tarigan, M.Psi. Alat ukur ini terdiri dari 21 item yang disusun berdasarkan 3 aspek penting dalam dating anxiety yaitu fear of negative evaluation-dating, social distress-dating, dan social distressgroup. Koefisien reabilitas kuesioner ini sebesar 0.91 atau sangat reliabel.
b. Pengisian instrumen Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. Alternatif jawaban, skala (1) tidak seluruhnya diri saya (2) sebagian kecil diri saya (3) Setengahnya diri saya (4) Sebagian besar diri saya (5) Keseluruhan diri saya.
c. Penyekoran Penyekoran jawaban responden pada instrumen kecemasan kencan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai berikut: Tabel 3.1 Skoring skala kecemasan kencan Nilai Pernyataan Pilihan Jawaban Tidak seluruhnya diri saya Sebagian kecil diri saya Setengahnya diri saya Sebagian Besar diri saya Keseluruhan diri saya
Favorable 1 2 3 4 5
Unfavorable 5 4 3 2 1
2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen kecemasan kencan yang diperoleh responden. 3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel kecemasan kencan Tabel 3.2 Kategorisasi Skala Kecemasan Kencan Kategori Sangat tinggi Tinggi Cukup Tinggi Cukup Rendah Rendah Sangat Rendah
Skor kecemasan kencan X > 12.534 10.0710 < X ≤ 12.534 7.6077 < X ≤ 10.0710 5.1444 < X ≤ 7.6077 2.6811 < X ≤ 5.1444 X ≤ 2.6811
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
2. Instrumen kesepian (loneliness) a. Spesifikasi Untuk mendapatkan data tentang loneliness atau kesepian, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yang mengacu pada alat ukur (Social and Emotional Loneliness Scale for Adults) yang disusun oleh Cramer, Ofosu & Barry (2000) berdasarkan teori kesepian yang dikembangkan oleh Weiss (1973). Alat ukur ini berbahasa Inggris kemudian dilakukan Expert Judgement pdari segi bahasa Inggris oleh Dr. Doddy Rusmoyo MILS seorang dosen ahli bahasa Inggris. Kemudian dilakukan Expert Judgement terhadap kajian psikologi oleh dua orang dosen ahli psikologi yaitu, Helli Ihsan, M.Si dan Medianta Tarigan, M.Psi. Instrumen ini terdiri dari 15 item pernyataan yang disusun berdasarkan dua dimensi dalam kesepian yaitu emotional loneliness dan social loneliness. Koefisien reabilitas kuesioner sebesar 0.84 atau reliabel.
b. Pengisian instrumen Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. Alternatif jawabannya adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
c. Penyekoran Penyekoran
jawaban
responden
pada
instrumen
kesepian
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai berikut:
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Tabel 3.3 Skoring skala kesepian Nilai Pernyataan Pilihan Jawaban
Favorable
Unfavorable
Sangat sesuai
1
4
Sesuai
2
3
Tidak sesuai
3
2
Sangat tidak sesuai
4
1
2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen kesepian yang diperoleh responden. 3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel kesepian. Tabel 3.4 Kategorisasi Skala Kesepian Kategori Sangat tinggi Tinggi Cukup Tinggi Cukup Rendah Rendah Sangat Rendah
Skor kesepian X > 6.397 4.7650 < X ≤ 6.397 3.133 < X ≤ 4.7650 1.513 < X ≤ 3.133 0.135 < X ≤ 1.513 X ≤ 0.135
3. Instrumen adiksi internet (internet addiction) a. Spesifikasi Untuk mendapatkan data tentang internet addiction atau adiksi internet dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrument yang mengacu pada alat ukur Internet Addiction Test (Young, 1997) divalidasi ulang oleh Chang & Law (2008). Alat ukur ini berdasarkan 3 dimensi dalam internet addiction yaitu, withdrawal and social problem, time management and performance dan reality subtitute.
Alat ukur ini
berbahasa Inggris kemudian dilakukan Expert Judgement pdari segi bahasa Inggris oleh Dr. Doddy Rusmoyo MILS seorang dosen ahli Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
bahasa Inggris. Kemudian dilakukan Expert Judgement terhadap kajian psikologi oleh dua orang dosen ahli psikologi yaitu, Helli Ihsan, M.Si dan Medianta Tarigan, M.Psi. Instrumen ini terdiri dari 18 item pernyataan yang disusun berdasarkan 3 aspek penting dalam adiksi internet yaitu, time management and performance, withdrawal and social problem dan, reality substitute. Koefisien reabilitas kuesioner ini sebesar
0.88 atau reliabel.
b. Pengisian instrumen Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. Alat ukur ini terdiri dari 18 item, dengan alternatif jawaban (1) jarang (2) kadang kadang (3) sering dan (4) seringkali (5) selalu.
c. Penyekoran Penyekoran jawaban responden pada instrumen adiksi internet dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai berikut: Tabel 3.5 Skoring skala adiksi internet Nilai Pernyataan Pilihan Jawaban Jarang Kadang-kadang Sering Seringkali Selalu
Favorable 1 2 3 4 5
Unfavorable 5 4 3 2 1
2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen adiksi internet yang diperoleh responden.
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel adiksi internet. Tabel 3.6 Kategorisasi Skala Adiksi internet Kategori Sangat tinggi Tinggi Cukup Tinggi Cukup Rendah Rendah Sangat Rendah
Skor adiksi internet X > 8.298 6.304 < X ≤ 8.298 4.310 < X ≤ 6.304 2.316 < X ≤ 4.310 0.322 < X ≤ 2.316 X ≤ 0.322
Selain keempat alat ukur di atas, kuesioner dalam penelitian ini juga akan mencantukan identitas subjek dan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan faktor demografis dalam penelitian ini. Identitas meliputi nama (inisial), usia, pekerjaan, status berpacaran, dan pengalaman berpacaran.
G. Proses pengembangan instrumen Peneliti menggunakan 3 alat ukur yang sudah ada, yaitu alat ukur yang berbahasa asing (Bahasa Inggris). Peneliti melakukan modifikasi dan alih bahasa terhadap alat ukur tersebut. Peneliti memutuskan menggunakan alat ukur tersebut karena memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. 1. Uji Konten (expert judgement) Peneliti
melakukan
uji
konten
dengan
melakukan
expert
judgment.Pertama, peneliti melakukan expert judgment pada ahli bahasa yaitu Dr. Doddy Rusmono MILS untuk mengalih bahasakan item-item yang terdapat pada alat ukur tersebut. Kedua, peneliti juga melakukan expert judgment terhadap 2 dosen psikologi untuk memberikan penilaian apakah masing-masing item telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap terhadap item-item yang digunakan dalam alat ukur. 2. Uji Keterbacaaan Uji keterbacaan dilakukan agar meminimalisir kesalahan persepsi mengenai kalimat yang digunakan.Hal ini penting, karena kalimat yang digunakan harus efektif, efisien, dan mudah dimengerti oleh responden. Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
Peneliti melakukan uji keterbacaan pada mahasiswa dan orang yang berusia 20-40 tahun.
3. Reliabilitas Setelah melakukan pengujian isi item, maka instrumen diuji cobakan pada sampel lain yang memiliki karakter yang sama dengan dengan sampel penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 26-30 Oktober 2014 kepada 212 orang yang berusia 20-40 tahun dan masih lajang. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menganalisis reliabilitas item dan person/ responden oleh rasch model menggunakan perangkat lunak Winsteps. a. Reliabilitas responden dan item kecemasan kencan Berdasakan analisis, reliabilitas responden
menunjukkan
keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen bagus karena nilai Infit MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1 dan disertai dengan keseluruhan pola jawaban responden punya kesesuaian dengan model karena Infit ZSTD dan Outfit ZSTD mendekati 0. Sedangkan pada reliabilitas item, instrumen ini menunjukkan reliabilitas yang baik yaitu dengan nilai alpha cronbach (KR-20) sebesar 0,91. Secara keseluruhannya hal ini menunjukkan bahwa data aktual yang diperoleh dalam riset ini sesuai dengan baik pada persyaratan model Rasch, sehingga analisis lebih lanjut layak untuk dilakukan (Sumintono & Widhiarso, 2013).
b. Reliabilitas responden dan item kesepian Berdasakan analisis, reliabilitas
responden
menunjukkan
keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen bagus karena nilai Infit MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1 dan disertai dengan keseluruhan pola jawaban responden punya kesesuaian dengan model karena Infit ZSTD dan Outfit ZSTD mendekati 0. Sedangkan pada reliabilitas item, instrumen ini menunjukkan reliabilitas yang baik yaitu dengan nilai alpha cronbach (KR-20) sebesar 0,84. Secara keseluruhannya hal ini menunjukkan bahwa data aktual yang diperoleh dalam riset ini sesuai
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
dengan baik pada persyaratan model Rasch, sehingga analisis lebih lanjut layak untuk dilakukan (Sumintono & Widhiarso, 2013).
c. Reliabilitas responden dan item adiksi internet Berdasakan analisis, reliabilitas responden
menunjukkan
keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen bagus karena nilai Infit MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1 dan disertai dengan keseluruhan pola jawaban responden punya kesesuaian dengan model karena Infit ZSTD dan Outfit ZSTD mendekati 0. Sedangkan pada reliabilitas item, instrumen ini menunjukkan reliabilitas yang baik yaitu dengan nilai alpha cronbach (KR-20) sebesar 0,88. Secara keseluruhannya hal ini menunjukkan bahwa data aktual yang diperoleh dalam riset ini sesuai dengan baik pada persyaratan model Rasch, sehingga analisis lebih lanjut layak untuk dilakukan (Sumintono & Widhiarso, 2013).
4. Validitas Validitas sangat penting dalam pengukuran, validitas instrumen adalah seberapa jauh pengukuran oleh instrumen dapat mengukur atribut apa yang seharusnya diukur (Frankel, Wallen, & Hyun, 2012). Dalam konteks analisis model Rasch, validitas item dapat diketahui melalui penilaian terhadap logit item tersebut (Sumintono & Widhiarso, 2013) a. Validitas kecemasan kencan Seperti yang terlihat pada summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item adalah 0,0 logit yang menunjukkan bahwa instrumen secara keseluruhan bisa mengukur. Nilai rata-rata item 0,0 logit adalah nilai acak yang ditetapkan untuk menyatakan kemungkinan 50:50 yang tidak lain adalah ukuran sama antara tingkat abilitas responden dan tingkat kesulitan soal (Bond & Fox, 2007 Sumintono & Widhiarso, 2013). Bila didapati bahwa rata-rata logit item tidak 0,0 maka secara keseluruhan instrument tidak bagus. Pada alat ukur kecemasan kencan ini rata-rata logit itemnya adalah 0,00, maka
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
instrumen ini memang bisa mengukur kecemasan kencan dan keseluruhan instrumennya baik. Dari keseluruhan item pada instrumen ini terdapat empat item yang harus diperbaiki ulang yaitu item 7, 11, 12, dan 18. Hal ini karena item yang ada tidak sesuai dengan model (misfit). Oleh karena itu diperlukan perbaikan kalimat pada item tersebut. Tabel 3.7 Perbaikan item kecemasan kencan No 7
Sebelumnya
Perbaikan
Saya merasa cemas saat seseorang Saya merasa cemas saat seseorang yang saya sukai mengabaikan yang saya sukai tidak memperhatikan saya
11
saya
Saya merasa tidak nyaman ketika Saya merasa tidak nyaman ketika berkencan dengan seseorang yang berkencan dengan seseorang yang tidak saya kenal baik
12
tidak saya kenal
Saya merasa tidak nyaman ketika Saya merasa tidak nyaman saat bersama lawan jenis yang tidak bersama lawan jenis yang tidak saya saya kenal baik
18
kenal
Saya cenderung lebih banyak Saya lebih banyak diam dari biasanya diam dari biasanya saat berada di saat berada di kelompok pria dan kelompok pria dan wanita
wanita secara bersamaan
b. Validitas kesepian Seperti yang terlihat pada summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item adalah 0,0 logit yang menunjukkan bahwa instrumen secara keseluruhan bisa mengukur. Nilai rata-rata item 0,0 logit adalah nilai acak yang ditetapkan untuk menyatakan kemungkinan 50:50 yang tidak lain adalah ukuran sama antara tingkat abilitas responden dan tingkat kesulitan soal (Bond & Fox, 2007 Sumintono & Widhiarso, 2013). Bila didapati bahwa rata-rata logit item tidak 0,0 maka secara keseluruhan instrument tidak bagus. Pada alat ukur kesepian ini rata-rata logit itemnya adalah 0,00, maka instrumen ini Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
memang bisa mengukur kesepian dan keseluruhan instrumennya baik. Dari keseluruhan item pada instrument ini tidak terdapat item yang harus diperbaiki ulang.Hal ini karena item yang tidak ada yang memenuhi keseluruhan kualifikasi item yang misfit.
c. Validitas adiksi internet Seperti yang terlihat pada summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item adalah 0,0 logit yang menunjukkan bahwa instrumen secara keseluruhan bisa mengukur. Nilai rata-rata item 0,0 logit adalah nilai acak yang ditetapkan untuk menyatakan kemungkinan 50:50 yang tidak lain adalah ukuran sama antara tingkat abilitas responden dan tingkat kesulitan soal (Bond & Fox, 2007 Sumintono & Widhiarso, 2013). Bila didapati bahwa rata-rata logit item tidak 0,0 maka secara keseluruhan instrument tidak bagus. Pada alat ukur adiksi internet ini rata-rata logit itemnya adalah 0,00, maka instrumen ini memang bisa mengukur adiksi internet dan keseluruhan instrumennya baik. Dari keseluruhan item pada instrument ini tidak terdapat item yang harus diperbaiki ulang.Hal ini karena item yang tidak ada yang memenuhi keseluruhan kualifikasi item yang misfit. H. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan Multiple Regression Analysis (MRA) dengan dibantu oleh SPSS 16.00, hasil uji regresi tersebut akan membentuk persamaan: Y = a+ b1X1+ b2X2 Keterangan: Y = Adiksi internet a = Intercept (konstan) b = Koefisien regresi X1 = Kecemasan kencan X2 = Kesepian Uji regresi ganda dilakukan untuk memprediksi skor adiksi internet dengan menggunakan kecemasan kencan dan kesepian sebagai variabel independen/bebas. Sementara itu, untuk mengetahui pengaruh masing-masing
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
variabel bebas terhadap adiksi internet, maka peneliti melakukan uji regresi linier dan menentukan koefisien determinasi. Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel terikat terhadap vaiabel bebas. Hasil dari uji ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (%).Untuk mengetahui koefisien determinasi maka digunakan rumus sebagai berikut. KD = r2 x 100% Keterangan : KD = Koefisien determinasi R = Koefsien korelasi atau r square I. Prosedur penelitian Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut: a. Tahap Persiapan 1) Merumuskan masalah penelitian 2) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori serta mencari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti 3) Menentukan populasi dan sampel penelitian 4) Menentukan instrumen penelitian sesuai dengan teori yang digunakan. 5) Melakukan expert judgment instrumen dengan dua orang dosen ahli. 6) Melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk dilakukan analisis item dan mengetahui kelayakan item serta reliabilitas instrumen yang telah peneliti buat. 7) Membuat online form sebagai media pengumpulan data
b. Tahap Pelaksanaan 1) Menyebarkan link online form di pada jejaring facebook, twitter dan line milik pribadi. 2) Menyusun data, mengklasifikasi data, mengolah data, dan melakukan interpretasi hasil pengolahan data.
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
c. Tahap Pelaporan 1) Mendeksripsikan hasil penelitian 2) Menganalisis hasil temuan penelitian dengan mengaitkannya dengan teori yang bersangkutan.
Nur Ismi Maharani, 2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu