BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD 5 Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Siswa kelas II ini berjumlah 24 anak yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. SD 5 Karangbener berdekatan dengan sawah. Sebagian penduduknya bermata pencaharian bertani dan buruh. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya masih kurang. Dengan demikian motivasi untuk belajar sangat rendah. Peneliti adalah guru kelas II SD 5 Karangbener. Subyek penelitian adalah siswa kelas II 5 Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Siswa kelas II ini berjumlah 24 anak yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki, pada semester I tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Jenis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pengajaran. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat pembelajaran tematik tema peristiwa, untuk melihat, untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan aktifias guru dalam pembelajaran. 3.2 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : a. Variabel Independen Variabel Independen pada penelitian ini adalah pembelajaran model tipe make a match. Pembelajaran model tipe make a match adalah proses pembelajaran yang menuntun keterlibatan siswa secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran dengan kooperatif tipe make a match, dalam pembelajaran ini siswa belajar secara kelompok. Dimana siswa disediakan kartu soal dan jawaban, setiap 22
23
siswa memegang satu buah kartu dan mereka akan mencari pasangan yang cocok dari kartu yang dipegangnya. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe make a match akan mengajarkan siswa untuk belajar dalam kelompok dan berperan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam proses belajar diharapkan aktivitas siswa dapat meningkat dan berakibat terhadap prestasi siswa yang meningkat pula. Adapun tahap-tahap pembelajaran model tipe make a match ini yaitu : 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu. 3) Tiap siswa memikirkan satu jawaban soal setiap siswa yang dipegang 4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban). 5) Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6) Setelah satu babak dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. b. Variabel dependen Varabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari besarnya skor yang diperoleh penilaian proses belajar hasil belajar. 3.3 Prosedur Tindakan PTK ini menggunakan model spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Ditjen Dikti, 1999 : 25). Pendekatan spiral, yang dikemukakan oleh C. Kemmis dan Mc. Taggart, R melalui siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi.
24
Gambar 3.1 PTK Pendekatan Spiral dari Kemmis S. Dan MC Taggart, R. Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebanyak dua siklus yaitu : 1. Siklus I untuk rencana pembelajaran 1 Meliputi : a. Perencanaan 1) Menyusun RPP Mata Pelajaran Tematik untuk PTK siklus I pertemuan 1. 2) Menyiapkan soal Tematik untuk pertemuan 1, siklus I. 3) Menyiapkan format observasi dan format refleksi siklus I pertemuan 1 4) Menyiapkan soal tematik untuk pre test dan pos test untuk siklus I pertemuan I b. Tindakan dan Observasi Pertemuan 1 dan 2 1) Memberikan motivasi kepada siswa 2) Guru mengkondisikan anak untuk melaksanakan pre tes. 3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 5) Setiap siswa mendapat satu buah kartu. 6) Tiap siswa memikirkan satu jawaban soal setiap siswa dipegang.
25
7) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban). 8) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 9) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. 10) Demikian seterusnya. 11) Guru memberi tugas rumah kepada anak. 12) Guru mengevaluasi taraf serap siswa terhadap proses pembelajaran tematik model cooperaive learning tipe make a match dari hasil pre tes dan pos tes. 13) Pada akhir pembelajaran tematik model coopreative learning tipe make a macth , guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran tematik model cooperate learning tipe make a match yang telah dilaksanakan. 14) Kesimpulan / penutup. c. Observasi Kegiatan observasi dilakukan dengan data aktifitas pembelajaran, baik data guru ataupun siswa. Kegiatan observasi ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1) Observer menyiapkan lembar pengamatan untuk memotret situasi kelas, baik situasi guru ataupun situasi siswa. 2) Observer mengumpulkan data hasil observasi. d. Refleksi Sumber data yang telah dikumpulkan oleh observer dianalisis bersamasama antara peneliti dengan teman sejawat. Data-data yang diperoleh selanjutnya disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan hasil pembelajaran, langkah selanjutnya adalah refleksi terhadap hasil yang telah dikerjakan. Pertanyaan yang perlu dikemukakan dalam proses refleksi adalah : 1) Apakah terjadi peningkatan kualitas belajar siswa? 2) Apakah proses pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
26
3) Berapa banyak jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar? 4) Apakah hasilnya sudah mencapai target yang diinginkan peneliti? 2. Siklus II (Pemantapan) untuk Rencana Pembelajaran 1 a. Perencanaan 1) Mereview RPP berdasarkan PTK siklus I untuk pertemuan 1 siklus II. 2) Menyiapkan soal tematik dalam LKS, untuk pertemuan 1 pada siklus II. 3) Menyiapkan format observasi dan format refleksi siklus II untuk pertemuan 1 4) Menyiapkan soal tematik untuk pos tes pada siklus II pertemuan 1 b. Tindakan dan Observasi Pertemuan 1 Memberikan motivasi keadaan siswa. 1) Guru mengkondisikan anak untuk melaksanakan pre tes. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 3) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu dan bagian lainnya kartu jawab. 4) Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari empat orang dan diberi LKS untuk didiskusikan. 5) Sebagai sesi review, setiap siswa memperoleh dua buah kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawab yang bukan pasangannya. 6) Setiap siswa mencari kartu jawaban dari kartu soal yang dipegang yang berada pada teman satu kelompok atau dua kelompok lain yang telah ditentukan sebelumnya, jika seluruh anggota kelompok telah menemukan pasangan kartu yang cocok, maka kelompok tersebut memberi tanda. 7) Jika ada siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya, akan mendapat hukuman yang telah disepakati bersama, siswa juga boleh bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 8) Guru memandu anak untuk melaksanakan tes secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa melalui pembelajaran tematik model cooperative learning tipe make a match. 9) Guru memberi tugas rumah kepada anak.
27
10) Guru mengevaluasi taraf serap siswa terhadap proses pembelajaran tematik model cooperative learning tipe make a match. 11) Pada akhir pembelajaran tematik model cooperative learning tipe make a match, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran tematik model cooperative learning tipe make a match yang telah dilaksanakan. c. Observasi 1) Observasi melakukan semua langkah observasi sebagaimana pada siklus I. 2) Observer mendata hasil ulangan harian 1 siklus II d. Refleksi Peneliti dan tim kolaborasi menganalisis semua tindakan kelas pada siklus II, sebagaimana langkah yang telah dilakukan pada siklus I. Kegiatan ini untuk mengukur dan mengambil kesimpulan mengenai penggunaan pembelajaran tematik model cooperative learning tipe make a match. 3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.4.1 Sumber Data Data yang diambil dalam Penelitian Tindakan Kelas bersumber dari kejadian-kejadian yang muncul pada proses pembelajaran, aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Data siswa yang diambil berupa tes hasil belajar, keaktifan siswa dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data a. Tes Tes digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar siswa. Dengan tes inilah dapat diperoleh data yang kualified dari hipotesis yang diajukan. Data tes diperoleh dari nilai hasil ulangan siswa setelah pembelajaran. b. Observasi Tujuan dilakukan observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan perencanaan (dilakukan oleh teman sejawat) sedangkan observasi
28
yang dilakukan peneliti terhadap siswa adalah untuk mengetahui tingkat perubahan atau perkembangan yang dikehendaki. 3.4.3 Alat Pengumpul Data a. Butir Soal Tes Butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir soal tes uraian, karena tes uraian sangat tepat untuk mengungkapkan kemampuan siswa dalam mengingat, memahami dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang dipelajari. Pada tema pendidikan pinnya 1) menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik, 2) menghitung luas persegi dan persegi panjang 3) memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. b. Lembar Observasi Lembar observasi dibuat agar aspek-aspek yang akan diobservasi jelas dan terarah. Pada lembar observasi aktivitas siswa mengamati aktifitas siswa dalam 1) memberikan jawaban, 2) mencari pasangan, 3) memperoleh penghargaan, 4) mendengarkan dengan baik ketika teman menyampaikan pendapat. 3.5 Indikator Kinerja Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 90% dari seluruh siswa berhasil tuntas dengan perolehan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan ≥70. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
dengan
analisis
deskriptif
komparatif
yaitu
membandingkan rata-rata skor penilaian hasil belajar, skor minimal, skor maksimal dan ketuntasan antar siklus maupun indikator kerja. Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada pretes maupun postes tiap siklus digunakan rumus :
∑ X = R ∑ X = Jumlah nilai siswa dalam satu kelas N
N
R
= Jumlah siswa dalam satu kelas = Nilai rata-rata kelas