BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah pendirian Sejarah PEGADAIAN dimulai pada abad XVIII ketika Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) suatu maskapai perdagangan dari Belanda, datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang. Dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomiannya VOC mendirikan Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan pinjaman dengan system gadai. Bank van Leening didirikan pertama di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746 berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Van Imhoff Pada tahun 1800 setelah VOC dibubarkan, Indonesia berada dibawah kekuasaan pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda melalui Gubernur Jenderal Daendels mengeluarkan peraturan yang merinci jenis barang yang dapat digadaikan seperti emas, perak, kain dan sebagian perabot rumah tangga, yang dapat disimpan dalam waktu yang relatif singkat. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan di Indonesia dari tangan Belanda (1811 – 1816). Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811) memutuskan untuk membubarkan Bank van Leening dan mengeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa setiap orang boleh mendirikan usaha pegadaian dengan ijin (licentie) dari pemerintah daerah setempat. Dari penjualan lisensi ini pemerintah memperoleh tambahan pendapatan.
Ketika Belanda kembali berkuasa di Indonesia (1816), pemerintah Belanda melihat bahwa pegadaian yang didirikan pada masa kekuasaan Inggris banyak merugikan masyarakat, pemegang hak banyak melakukan penyelewengan, mendapatkan laba untuk diri sendiri dengan menetapkan bungan pinjaman sewenang- wenang. Berdasarkan penelitian oleh lembaga penelitian yang dipimpin De Wolf Van Westerrode pada tahun 1900 disarankan agar sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah sehingga dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat peminjam Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah mengeluarkan Staatsblad No.131 tanggan 12 Maret 1901 yang pada prinsipnya mengatur bahwa pendirian pegadaian merupakan monopoli dan karena itu hanya bisa dijalankan oleh pemerintah. Berdasarkan undang-undang ini maka didirikanlah Pegadaian Negara pertama di kota Sukabumi (Jawa Barat) pada tanggal 1 April 1901. selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian Sejak awal kemerdekaan, pegadaian dikelola oleh Pemerintah dan sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN) dan berdasarkan PP.NO.10/1990 (yang
diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang. Keberadaan Pegadaian Unit Layanan Syariah (PULS) pada awalnya didukung oleh berkembangnya lembaga keuangan syariah, disamping itu masyarakat Indonesia yang menjadi nasabah Pegadaian kebanyakan umat Islam, sehingga dengan keberadaan Pegadaian Syariah ini maka akan memperluas pangsa pasar Pegadaian dan nasabah akan merasa aman karena transaksinya sesuai dengan syariat Islam Pegadaian Syariah didirikan melalui kerjasama antara Perum Pegadaian dengan PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai suatu bentuk diversifikasi usaha Perum Pegadaian yang tertuang dalam kesepakatan bersama Perum Pegadaian dengan Bank Muamalat tentang gadai syariah pada bulan Mei tahun 2002. Kerjasama ini ditujukan untuk membangun potensi yang dimiliki bersama untuk mengembangkan gadai syariah. Secara bersama BMI dan PULS akan mengupayakan implementasi sosialisasi dan penyediaan sarana gadai syariah kepada masyarakat. Dalam usaha penyaluran pinjaman sebagai kegiatan utamanya. Pegadaian Unit Layanan Syariah (PULS) Pondok Aren berada dalam lingkup koordinasi Kantor Wilayah Utama Jakarta bersama unit layanan lainnya yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Banten serta sebagian kecil wilayah Jawa Barat.
Pondok Aren merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah kabupaten Tangerang. Di kabupaten Tangerang sendiri telah ada beberapa unit layanan, diantaranya adalah Pegadaian Karang Tengah, Tangerang, Kota Bumi, Serpong, BSD City, Kreo, dan Cikupa yang semuanya itu merupakan Pegadaian Konvensional. Namun, sejak tanggal 29 Agustus 2005 Pegadaian Unit Layanan Syariah (PULS) mulai melakukan usaha gadai syariah di Pondok Aren. 2. Prinsip Operasional Syariah Pegadaian Syariah dalam operasionalisasi menjalankan 4 prinsip kerja sebagai berikut : a. Proses cepat Nasabah dapat memperoleh pinjaman yang hanya membutuhkan waktu singkat. Proses administrasi dan penaksiran dilaksanakan dalam waktu 15 menit. Selanjutnya nasabah (rahin) dapat memperoleh cairan dana (marhun bih) tidak lebih dari 1 jam. b. Mudah caranya Untuk mendapatkan pinjaman (marhun bih), nasabah cukup membawa barang yang akan digadaikan (marhun) dengan melampirkan bukti kepemilikan bila diperlukan serta melampirkan bukti identitas ke kantor Pegadaian Syariah. Hal dimaksud, pembukaan rekening atau cara lain yang merepotkan seperti meminjam uang ke bank tidak lagi diperlukan.
c. Jaminan keamanan atas barang Pegadaian Syariah juga memberikan jaminan keamanan atas barang yang diserahkan dengan standar keamanan yang telah teruji dan diasuransikan. d. Pinjaman yang optimum Mengusahakan pemberian pinjaman (marhun bih) berdasarkan nilai taksiran barang sehingga nasabah (rahin) tidak dirugikan
oleh rasio
antara taksiran barang gadai (marhun) dengan besar uang pinjaman (marhun bih). Hal dimaksud, setiap barang memiliki nilai ekonomis yang wajar. 3. Visi dan Misi Perusahaan Visi dan Misi Divisi Usaha Syariah tidak dapat dipisahkan dari Visi dan Misi Perum Pegadaian sebagai berikut : Visi Perum Pegadaian adalah pada tahun 2013 pegadaian menjadi "champion" dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke bawah Misi Perum Pegadaian adalah a. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia. b. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.
c. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya. Untuk mencapai Visi dan Misi Perusahaan, maka Divisi Usaha Syariah akan mengelola usaha dengan prinsip “Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya. 4. Produk dan Jasa Pegadaian Syariah Dalam Pedoman Operasional Gadai Syariah (POGS) Perum Pegadaian, pada dasarnya dapat melayani produk dan jasa sebagai berikut : a. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah (rahn), yaitu Pegadaian Syariah mensyaratkan penyerahan barang gadai oleh nasabah (rahin ) untuk mendapatkan uang pinjaman, yang besarnya sangat ditentukan oleh nilai barang yang digadaikan itu. b. Penaksiran nilai barang, yaitu Pegadaian Syariah memberikan jasa penaksiran atas nilai suatu barang yang dilakukan oleh calon nasabah (rahin). Demikian juga orang yang hanya bermaksud menguji kualitas barang yang dimilikinya saja dan tidak hendak menggadaikan barangnya itu. Jasa ini diberikan karena pegadaian syariah mempunyai alat penaksir yang keakuratannya dapat diandalkan. Demikian juga sumber daya insani yang berpengalaman dalam menaksir. Untuk jasa penaksiran dimaksud, hanya memungut ongkos biaya penaksiran. c. Penitipan barang (ijarah), yaitu penyelenggaraan penitipan barang (ijarah) orang-orang yang mau menitipkan barang ke kantor pegadaian syariah berdasarkan alasan faktor keamanan dan alasan lainnya. Usaha
ini dapat dijalankan karena pegadaian syariah mempunyai tempat atau gudang penyimpanan yang memadai. Apalagi, tempat penyimpanan untuk barang gadai tidak selalu penuh, sehingga ruang kosong dapat digunakan. Atas jasa penitipan yang dimaksud, pegadaian syariah dapat memungut ongkos penyimpanan. d. Gold Counter (Gerai Emas), yaitu tempat penjualan emas yang menawarkan keunggulan kualitas dan keaslian. Gerai ini mirip dengan gerai emas Galeri 24 yang dimiliki oleh pegadaian konvensional. Emas yang dijual di galeri ini dilengkapi sertifikat jaminan, sehingga dapat memikat warga masyarakat kalangan menengah ke atas. 5. Fungsi dan Tugas Pegadaian Syariah Dalam melakukan operasional dengan baik maka masing-masing memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut : a. Manajer Kantor Cabang Pegadaian Syariah Manajer Kantor Cabang Pegadaian Syariah mempunyai fungsi merencanakan,
mengorganisasikan,
menyelenggarakan
dan
mengendalikan operasional, administrasi dan keuangan Pegadaian Syariah. Manajer Cabang Pegadaian Syariah mempunyai tugas : 1) Menyusun rencana kerja dan anggaran kantor cabang Pegadaian Syariah berdasarkan acuan yang telah ditetapkan 2) Merencanakan,
mengorganisasikan,
menyelenggarakan
mengendalikan operasional Pegadaian Syariah.
dan
3) Merencanakan,
mengorganisasikan,
menyelenggarakan
dan
mengendalikan penatausahaan barang jaminan bermasalah. 4) Merencanakan,
mengorganisasikan,
menyelenggarakan
dan
menyelenggarakan
dan
mengendalikan pengelolaan modal kerja. 5) Merencanakan,
mengorganisasikan,
mengendalikan penggunaan sarana dan prasarana Kantor Cabang Pegadaian Syariah. 6) Merencanakan,
mengorganisasikan,
menyelenggarakan
dan
mengendalikan pemasaran dan pelayanan konsumen. 7) Mewakili kepentingan perusahaan baik kedalam maupun keluar berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh atasan b. Penaksir Penaksir mempunyai fungsi melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan. Penaksir mempunyai tugas antara lain : 1) Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk mengetahui mutu dan nilai barang serta bukti kepemilikannya dalam rangka menentukan dan menetapkan golongan taksiran dan uang pinjaman. 2) Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang untuk mengetahui mutu dan nilai, dalam menentukan harga dasar barang jaminan yang akan dilelang.
3) Merencanakan dan menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan guna keamanan. c. Petugas gudang Petugas gudang mempunyai fungsi melakukan pemeriksaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan barang jaminan sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan. Petugas gudang mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Menerima barang jaminan dari Manajer Cabang Pegadaian Syariah. 2) Melakukan pengelompokkan barang jaminan sesuai dengan rubrik dan bulan pinjamannya serta menyusunnya sesuai dengan urutan nomor SBR dan mengatur penyimpannya. 3) Merawat barang jaminan dan gudang penyimpan agar barang jaminan baik dan aman. 4) Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain 5) Melakukan pencatatan dan pengadministrasian mutasi barang jaminan barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya. d. Kasir Kasir
mempunyai
fungsi
melakukan
tugas
penerimaan,
penyimpanan, dan pembayaran uang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang Pegadaian Syariah. Kasir melakukan tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan penerimaan pelunasan uang pinjaman dari nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2) Menerima uang dari hasil penjualan barang jaminan yang dilelang 3) Membayarkan uang pinjaman kepada nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4) Melakukan pembayaran segala pengeluaran yang terjadi di Kantor Cabang Pegadaian Syariah. e. Petugas Tata Usaha Petugas tata usaha melakukan tugas-tugas penyusunan akuntansi penyaluran laporan keuangan hasil pelakasanaan kegiatan penyaluran pinjaman. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif. Penelitian deskriptif merupakan yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, aktual dan akurat menganai fakta-fakta dan sifatsifat dari obyek penelitian. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data perusahaan berdasarkan fakta yang ada. Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku atau catatan kuliah serta literatur-literatur yang bersifat teoritis . 2. Penelitian Lapangan ( Field Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi obyek penelitian secara langsung untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Data-data tersebut diperoleh dengan cara : a. Observasi Yaitu kegiatan mencatat secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati dan meninjau secara langsung ke Pegadaian Syariah Pondok Aren. b. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. D. Definisi Operasional Variabel 1. Gadai Syariah (Rahn) adalah pemberian pinjaman dalam jangka waktu tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang sesuai dengan syariat Islam. 2. Pinjaman berarti utang yang dipinjam dari pihak lain dengan kewajiban membayar kembali. Besarnya pinjaman yang ditetapkan berdasarkan presentase tertentu dari nilai taksiran, presentase tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Edaran (SE) tersendiri. Pinjaman yang diberikan kepada
nasabah ditentukan berdasarkan presentase tertentu dari nilai taksiran. Adapun golongan Uang Pinjaman (UP) terdiri dari Golongan A, B, C, D, E, F, G, H. Masing-masing golongan ini mempunyai plafon pinjaman yang besarnya ditentukan berdasarkan perkembangan kebutuhan pelanggan. 3. Nasabah adalah setiap orang
yang mendapat pinjaman dengan
menggadaikan barang jaminan yang dimilikinya dan memiliki SBR (Surat Bukti Rahn) yang masih berlaku pada periode tertentu. E. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk analisis data dalam skripsi ini adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif sebagai berikut : 1. Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan posedur dalam menaksir nilai barang jaminan (marhun) pada Pegadaian Syariah Pondok Aren. 2. Metode kuantitatif digunakan untuk menjelaskan jumlah pinjaman yang diberikan kepada nasabah dan pelunasan pinjaman pada Pegadaian Syariah Pondok Aren. a. Uang pinjaman (UP) Uang Pinjaman = % Uang Pinjaman x Taksiran b. Biaya Ijarah Biaya Ijarah = ( Taksiran/10.000) x tarif Ijarah x (jangka waktu/10) c. Pelunasan pinjaman 1) Pelunasan penuh Pelunasan Penuh = UP + Biaya Ijarah
2) Pelunasan Gadai Ulang Pelunasan gadai ulang meliputi transaksi sebagi berikut : a) Jumlah Ulang Gadai (perpanjang waktu) Jumlah Ulang Gadai = Biaya Ijarah + Biaya Administrasi
b) Minta tambah Jumlah yang diberikan = Minta Tambah – (B.Ijaroh + B.Administrasi) c) Membayar angsuran (dicicil) Jumlah Cicilan = Besar Cicilan + Biaya Ijarah + B. Administrasi
d) Tebus Sebagian ( jika barang jaminan lebih dari satu) Jumlah yang dibayar = (UP lama - UP baru) + Biaya Ijaroh + Biaya Administasi