BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk mendeskripsikan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial melalui web yang dilakukan pada perusahaan manufaktur go publik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, kedekatan konsumen, sensitivitas lingkungan, profitabilitas, dan leverage.
B. Hipotesis Eti Yuniarti (2007) menyatakan bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan akan mempunyai pengaruh atau dampak pada masyarakat. Oleh karena itu, shareholder secara umum akan lebih memperhatikan pada aktivitas sosial dan aktivitas lainnya yang akan membawa dampak pada masyarakat. Menurut Nur Haliza et al (2012) perusahaan yang besar selalu dibawah pengawasan publik, ini diharapkan agar perusahaan memperhatikan taktik lingkungan secara umum. Perusahaan besar adalah perusahaan yang mampu memiliki sumber daya lingkungan yang baik (Eli jido, 2007, dalam Nur haliza et al, 2012). Perusahaan besar lebih rentan terhadap pengawasan pemangku kepentingan dan lebih beragam pasar geografis dan produknya, sehingga memiliki kelompok pemangku kepentingan yang lebih besar dan lebih beragam
(Branco dan Rodrigues, 2008). Hal ini juga memungkinkan bahwa perusahaan akan lebih mempertimbangkan kegiatan tanggung jawab sosial dan pengungkapannya sebagai cara untuk mengungkapkan reputasi perusahaan. Oleh karena itu maka ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis satu yaitu: Hipotesis 1
:
Terdapat
pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap
pengungkapan informasi tanggung jawab sosial melalui web
Perusahaan yang berpotensi besar terhadap dampak lingkungan akan lebih mengungkapkan informasi lingkungan secara lebih luas, dan perusahaan di industri dengan visibilitas tinggi dikalangan konsumen akhir lebih cendereung untuk mempertimbangkan isu-isu penting keterlibatan masyarakat dan pengungkapan informasi terkait dengan keterlibatan tersebut (Branco dan Rodrigues, 2008) Kedekatan perusahaan dengan konsumen adalah salah satu faktor potensial yang dapat mempengaruhi praktek pengungkapan tanggung jawab sosial. Semakin dekat sebuah perusahaan dengan konsumen individu akan lebih mungkin diketahui namanya oleh masyarakat umum dan akan lebih besar visibilitas sosialnya. Oleh karena itu dapat diajukan hipotesis berikut:
Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh kedekatan konsumen terhadap pengungkapan informasi tanggung jawab sosial melalui web
Perusahaan yang memiliki potensi dampak lingkungan yang lebih besar mungkin akan menyediakan informasi lingkungan dalam kaitannya dengan pertimbangan legitimasi dan perusahaan yang memiliki visibilitas tinggi mungkin akan lebih mempertimbangkan pengungkapan isu penting mengenai keterlibatannya dengan masyarakat. Menurut Patten dan Crampton (2004) dalam Eti Yuniarti (2007), perusahaan yang memiliki visibilitas publik yang tinggi atau mempunyai dampak lingkungan yang lebih penting akan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai visibilitas tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis yaitu: Hipotesis 3
: Terdapat pengaruh sensitivitas lingkungan terhadap pengungkapan informasi tanggung jawab sosial melalui web
Dalam beberapa penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial, seperti penelitian Donovan dan Gibson (2000), Nur Haliza et al (2012), dan Branco dan Rodrigues (2008).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis yaitu: Hipotesis 4
: Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan informasi tanggung jawab sosial melalui web
Manajer
dalam
hal
ini
kaitannya
dengan
pengungkapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan akan memilih metode akutansi memaksimalkan laba sekarang lebih tinggi daripada laba yang akan datang, dengan melaporkan laba yang lebih tinggi maka mengurangi perusahaan melanggar perjanjian hutang. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi berarti sangat tergntung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal
sendiri.
Tingkat
leverage
perusahaan
yang
tinggi
berarti
menggambarkan resiko perusahaan (Sembiring, 2005). Penelitian Rosmasita (2007) menunjukan hasil bahwa leverage memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis yaitu: Hipotesis 5
: Terdapat pengaruh leverage terhadap pengungkapan informasi tanggung jawab sosial melalui web
C. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) Menurut Sekaran (2003), variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif ataupun negatif. Variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, kedekatan konsumen, sensitivitas lingkungan, profitabilitas, dan leverage 1. Ukuran perusahaan Menurut Sembiring (2005) ukuran perusahaan adalah jumlah aktiva (aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva lain-lain), jumlah penjualan, atau jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan sampai akhir periode pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari segi total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dilaporkan pada neraca (Branco dan Rodrigues, 2008).
2. Kedekatan Dengan Konsumen Kedekatan perusahaan dengan konsumen adalah salah satu faktor potensial yang dapat mempengaruhi praktek pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang berfokus pada konsumen akan memiliki visibilitas sosial yang lebih besar dan secara luas diakui oleh
masyarakat umum. Dalam penelitian ini, ukuran biner (High Profile dan Low Profile) digunakan. High Profile perusahaan adalah perusahaan yang lebih dikenal oleh konsumen akhir dan yang namanya diketahui sebagian besar oleh masyarakat umum. Berdasarkan penelitan Branco dan Rodrigues (2008), terdapat 4 sektor perusahaan yang diidentifikasikan ke dalam perusahaan-perusahaan high profile, sektor tersebut antara lain: industri semen, industri makanan dan minuman, industri farmasi, dan industri barang konsumsi. Semua perusahaan lain diluar yang telah disebutkan dianggap Low Profile. Penilaian dalam variabel ini bernilai 1 (satu) untuk perusahaan high profile dan 0 (nol) untuk perusahaan low profile.
3. Sensitivitas Lingkungan Dalam penelitian ini, sensitivitas lingkungan diukur berdasarkan penelitian Branco dan Rodrigues (2008). Dalam penelitian Branco dan Rodrigues (2008) terdapat 11 sektor perusahaan yang lebih sensitif diidentifikasi, sektor tersebut antara lain: industri semen, industri keramik, kaca, porselen, industri logam, industri kimia, industri plastik, industri kayu, industri kertas, industri kabel, dan industri logam buatan. Semua perusahaan lain diluar yang disebutkan dianggap sebagai “kurang sensitif”. Penilaian dalam variabel ini bernilai 1 (satu) untuk industri yang dinilai sensitif dan 0 (nol) untuk industri yang kurang sensitif.
4. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Assets (ROA) (Branco dan Rodrigues, 2008; Nur Haliza et al, 2012). Adapun ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Penjualan Return On Assets = ––––––––––––––– x 100% Total Aktiva
5. Leverage Dalam peneltian ini leverage diukur dengan Rasio total Utang (Branco dan Rodrigues, 2008)
Total hutang DTA =
x 100% Total Aktiva
2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variabel) Variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan informasi tanggung jawab sosial melalui web (Y).
Proksi
media
pengungkapan
yang
digunakan
yaitu
media
pengungkapan tanggung jawab sosial via internet (website) yang diakses tahun 2013. Kategori pengungkapan informasi tanggung jawab sosial dalam penelitian ini dimodifikasi dari penelitian Branco dan Rodrigues (2008). Kategori pengungkapan informasi tanggung tanggung jawab sosial sebagai berikut: Pengungkapan Lingkungan Kebijakan lingkungan atau kepedulian perusahaan terhadap lingkungan Manajemen Lingkungan, sistem, dan audit Polusi dari operasi bisnis Polusi yang timbul dari penggunaan produk Pembahasan hukum lingkungan dan peraturan khusus Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan Konservasi sumber daya alam dan kegiatan daur ulang Keberlanjutan Estetika lingkungan Konservasi energi dalam menjalankan operasi bisnis Efisiensi energi dari produk Pengungkapan sumber daya manusia Kesehatan dan keselamatan karyawan Pekerjaan minoritas atau perempuan Pelatihan karyawan
Bantuan / tunjangan karyawan Remunerasi karyawan Profil karyawan Skema pembelian saham karyawan Semangat kerja karyawan Hubungan industrial Produk dan pengungkapan konsumen Keamanan produk Kualitas produk Pengungkapan keselamatan konsumen Kepuasan/keluhan konsumen Informasi penggunaan produk Pengungkapan keterlibatan masyarakat Sumbangan amal dan kegiatan Dukungan untuk pendidikan Dukungan untuk seni dan budaya Dukungan untuk kesehatan masyarakat Mensponsori proyek olahraga atau rekreasi
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian yang diungkapkan oleh perusahaan diberikan nilai 1 dan 0 jika tidak diungkapkan (Branco dan Rodrigues, 2008).
Total skor maksimum adalah 30. Maksimum skor untuk masingmasing kategori adalah 11 untuk pengungkapan lingkungan, 9 untuk pengungkapan sumber daya manusia, 5 untuk pengungkapan produk dan konsumen, dan 5 untuk pengungkapan keterlibatan masyarakat. Selanjutnya
skor
dari
keseluruhan
item
dijumlahkan
untuk
memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut:
∑Xij CSDIj = nj
Keterangan: CSDI
: Corporate Disclosure Index perusahaan j
nj
: jumlah item untuk perusahaan j, n = 30
Xij
: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan
D. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa website perusahaan go publik di Indonesia. Informasi tanggung jawab sosial yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website tahun 2013. Sebagai sumber data, data-data dan informasi tentang laporan keuangan perusahaan dalam penelitian ini diperoleh melalui website resmi masing-
masing
perusahaan, dan data yang tercantum di BEI, indonesian Capital
Market Directory 2012, serta pada Pojok Bursa Universitas Mercu Buana.
E. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go publik di Indonesia tahun 2012. Alasan memilih perusahaan pada industri manufaktur karena industri ini termasuk industri yang produk akhirnya banyak berhubungan langsung dengan konsumen. Selain itu karena masalah limbah dan proses industrinya menjadi masalah utama industri ini. Karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk dari barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, atau barang setengah jadi menjadi barang jadi melalui proses pabrikasi. Dan alasan memilih perusahan go publik, karena perusahaan go publik lebih rentan terhadap pengawasan pemangku kepentingan dan mereka lebih cenderung untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan memiliki halaman web yang menyediakan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial.
2.
Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan website perusahaan manufaktur go publik dan data laporan keuangan per 31 Desember 2012 sebagai sampel. Sampel
dipilih dengan metode purposive sampling, dengan kriteria sampel sebagai berikut: 1. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2012. 2. Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel adalah perusahaan yang laporan keuangan tahun 2012-nya dapat diakses di www.idx.co.id. 3. Perusahaan manufaktur yang memiliki halaman web perusahaan dan dapat diakses via internet pada tahun 2013. 4. Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial di web perusahaan.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Kriteria Sampel
Jumlah Perusahaan
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2012
136
Perusahaan yang laporan keuangan tahun 2012-nya tidak dapat diakses di web BEI
(10) 126
Perusahaan yang tidak memiliki halaman web perusahaan yang dapat diakses di internet pada tahun 2013
(9) 117
Perusahaan
yang
tidak
mengungkapkan
tanggung jawab sosial di web perusahaan Total Sampel Sumber: Data sekunder 2013 (diolah)
informasi (72) 45
F. Metode Analisis Data Tekhnik dan tahapan analisis data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat ukuran perusahaan, kedekatan konsumen, sensitivitas ingkungan, profitabilitas, leverage, dan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui web. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar deviasi. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.
2. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menentukan ketepatan modal. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: a) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi dengan normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2009). Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut Ghozali (2009), dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirmov Z (I-Sample K-S) adalah: 1.
Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti ada data residual terdistribusi tidak normal.
b) Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara varibel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
c) Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode (t-1) yakni periode sebelumnya (Ghozali, 2009). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lain. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya adalah dengan uji Durbin-Watson (D-W test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson: 1. Angka DW dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif
d) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Uji statistik yang digunakan adalah uji Glejser supaya hasil
yang diperoleh akurat. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2009). Jika dari uji Glejser di dapat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut (AbsUt) dan probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 persen maka dapat diambil kesimpulan model regresi tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
3. Analisis Hipotesis Analisis hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel yang diketahui (Gozali, 2009). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu pengaruh
ukuran
perusahaan,
kedekatan
konsumen,
sensitivitas
lingkungan, profitabiltas, leverage, terhadap pengungkapan informasi tanggung jawab sosial melalui web. Metode regresi linier berganda dilakukan terhadap model yang diajukan peneliti dengan menggunakan software SPSS Versi 20.0 untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berikut ini persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:
Y = α + β 1 X1 + β 2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e Keterangan: Y
= Indeks CSR
α
= konstanta
β1-β2 = koefisien regresi X1
= ukuran perusahaan
X2
= kedekatan konsumen
X3
= sensitivitas lingkungan
X4
= profitabilitas
X5
= leverage
e
= error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
4. Pengujian Hipotesis Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression). Metode regresi berganda menghubungan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model prediktif tunggal. Unutk
menguji
signifikansi dari suatu hipotesis perlu menggunakan koefisien determinasi, uji F, uji t. a. Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen, tapi karena R2 mengandung kelemahan mendasar, yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan kedalam model, maka dalam peneitian ini menggunaka adjusted R2 berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 1 maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji simultan dengan F pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen. Hasil F-test ini pada output spss dapat dilihat pada ANOVA. F tabel dihitung dengan cara df = k-1, dan df2 = n-k, k adalah jumlah variabel dependen dan independen. Ho
: secara bersama-sama variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Ha
: secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ha diterima. 2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parial. Pengambilan keputusan didasarkan berdasarkan nilai t hitung masing-
masing koefisien t regresi dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1) Bila nilai signifikansi t < 0.05 maka H0 ditolak, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Bila nilai signifikansi t > 0.05 maka H0 diterima, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen dengan variabel dependen.