BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bank DKI Cabang Utama Juanda yang merupakan perusahaan perbankan yang bergerak di bidang jasa keuangan. Dalam bentuk penghimpunan dan penyaluran dana dari masyarakat dan diberikan kepada masyarakat. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan pada Bank DKI Cabang Utama Juanda Jakarta.
3.2 Gambaran Umum Perusahaan Bank DKI didirikan pada tanggal 30 April tahun 1961. Pada awalnya, nama Bank DKI ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya, tetapi dengan adanya program dari pemerintah yang mengharuskan adanya penyesuaian dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1962 mengenai ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka nama Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya diubah serta dialihkan menjadi Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta. Hal ini berdasarkan peraturan daerah jakarta No.6 tahun 1978 tanggal 21 Agustus 1978 dan telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan surat keputusan No. Pem. 10/87/1-858-sk. Bank DKI didirikan dengan tujuan membantu perekonomian dan pembangunan di daerah dan berniat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat 29
sekitar. Bank DKI bergerak dalam penghimpunan dana penyaluran dana masyarakat. Bank DKI dalam operasionalnya memiliki visi dan misi, yaitu : 1) Visi Visi Bank DKI "Menjadi Bank Terbaik Yang Membanggakan", yang di jabarkan sebagai berikut :
Memiliki kinerja terbaik diantara bank sekelasnya
Menjadi bank jangkar yang terbaik.
Memiliki kinerja dan reputasi yang baik dan menjadi pilihan utama nasabah dan stakeholder lainnya.
Memberikan deviden dan kontribusi yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Karyawan memiliki jalur karir yang jelas dan kesejahteraan yang baik.
2) Misi Bank DKI "Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional."
3.2.1
Struktur Organisasi Bank DKI Cabang Utama Juanda Bank DKI merupakan salah satu organisasi yang terstruktur dengan baik
yang mempunyai susunan hierarki dan fungsi kerja yang jelas pada setiap bagiannya. Berikut gambar 3.1 struktur organisasi Bank DKI cabang Utama Juanda.
30
PIMPINAN CABANG
BIDANG PELAYANAN NASABAH
Seksi Pelayanan Teller
Seksi Pelayanan Nasabah
Seksi Funding Officer
KCP Samsat Polda
KCP Samsat Gn. Sahari
KCP Krekot
Seksi Penyaluran Kredit
Kantor Kas
BIDANG PEMASARAN
Seksi Ekspor, Impor, Jasa
Seksi Kredit Retail
Seksi Kredit Menengah
BIDANG OPERASIONAL
Seksi Administrasi Kredit
Seksi Mitigasi/ Risiko Kredit
Seksi Back Office
Seksi Umum
Seksi Pelayanan Kas
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank DKI Cabang Utama Juanda 3.3
Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas artinya
penelitian yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti. Istijanto (2005) menyatakan bahwa variabel yang mempengaruhi disebut variabel independen, sedangkan variabel yang terpengaruh oleh perubahan variabel independen disebut sebagai variabel dependen. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan dankompensasi terhadap kinerja karyawan. . 3.4 Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan yang perlu diuji. Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Hipotesis 1 : Diduga terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Bank DKI Cabang Utama Juanda Jakarta; 31
Hipotesis 2 : Diduga terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan Bank DKI Cabang Utama Juanda Jakarta; Hipotesis 3 : Diduga terdapat pengaruh secara bersamaan antara pelatihan dan kompenssi terhadap kinerja karyawan Bank DKI Cabang Utama Juanda Jakarta.
3.5
Variabel dan Skala Pengukuran
3.5.1
Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007). Adapun korelasi variabel yang digunakan bersifat asimetris. Korelasi asimetris adalah korelasi antara dua variabel dimana variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (Variabel bebas dan Variabel terikat). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel independen (X) 1) Variabel Pelatihan yang merupakan variabel bebas pertama (X1) 2) Variabel Kompensasi yang merupakan variabel bebas kedua (X2) b. Variabel dependen (Y) 3) Variabel Kinerja Karyawan yang merupakan variabel terikat (Y) 3.5.2 Operasional Variabel Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk 32
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (A limul Hidayat,2007) Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam definisi Operasional mencakup penjelasan tentang: a. Nama variabel b. Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian c. Hasil ukur/kategori/indikator d. Skala pengukuran Operasional variabel merupakan suatu konsep yang berupa karangan menjadi sebuah kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dan akan di uji kebenaranya oleh orang lain. Definisi operasional ini bermaksud untuk memberikan batasan-batasan dan penjelasan mengenai variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. 1) Dimensionalisasi Variabel dari Pelatihan Indikator yang digunakan yaitu : sasaran, kurikulum, sarana, pelatih, pelaksanaan. 2) Dimensionalisasi Variabel dari Variabel Kompensasi Indikator yang digunakan yaitu : gaji, insentif, bonus, asuransi, jamsostek, uang cuti.
33
3) Dimensionalisasi Variabel dari Variabel Kinerja Karyawan Indikator yang digunakan yaitu : kecepatan kerja, kualitas kerja, kreativitas, inisiatif, keterlampilan interpersonal. 3.5.3 Skala Pengukuran Untuk mengetahui hasil tanggapan responden terhadap variabel-variabel penelitian maka digunakan data interval dari Sangat Setuju (SS) s/d Sangat Tidak Setuju (STS). Jenis kuesioner yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kuesioner pertanyaan dengan sistem skala Likert satu sampai lima yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk mengetahui pengukuran dan interpretasi data, maka data interval dibagi menjadi 5 (lima) skor interval sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju
Skor 1
Tidak Setuju
Skor 2
Ragu-ragu
Skor 3
Setuju
Skor 4
34
Sangat Setuju
Skor 5
Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel Variabel Pelatihan (X1)
Indikator 1. Sasaran Pelatihan
Skala Pengukuran Ordinal
2. Kurikulum Pelatihan 3. Sarana Pelatihan 4. Pelatih Pelatihan 5. Pelaksana Pelatihan
Kompensasi (X2)
1. Gaji
Ordinal
2. Insentif 3. Bonus 4. Asuransi 5. Jamsostek 6. Uang cuti 7. Rekreasi
Kinerja KaryawanY)
1. Kecepatan kerja 2. Kualitas Kerja 3. Kreativitas 4. Inisiatif 5. Keterlampilan interpersonal
Ordinal
3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Metode Kuesioner Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode angket atau questionair dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis. Kuesioner 35
yang diberikan berbentuk pernyataan terstruktur dan pertanyaan terbuka dimana didalam kuesioner tersebut menyajikan pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden secara terstruktur disertai pertanyaan mengenai tanggapan yang telah diberikan dengan bentuk pertanyaan terbuka yang diungkapkan dengan tulisan.
3.7 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data yang didapat adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung untuk menjawab suatu permasalahan penelitian. Adapun data yang digunakan berisi tentang pelatihan, kompensasi, dan kinerja karyawan yang dijadikan objek penelitian. Data primer yang disajikan adalah hasil dari pengisian kuesioner oleh para responden yang ditentukan sebelumnya.
3.8
Populasi dan sampel
3.8.1 Populasi Sugiyono (2007), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi di atas terlalu umum, oleh karena itu peneliti harus menentukan populasi sasaran. Dalam penelitian ini populasi sasarannya adalah karyawa Bank DKI Cabang Utama Juanda sebanyak 82 orang.
36
3.8.2 Sampel Sugiyono (2007), menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yanhg ada pada populasi dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang diambil dari sampel maka kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul betul mewakili (representative). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode non probability sampling, pengambilan sampel menggunakan convenience sampling sugiyono (2007) convenience sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dengan kriteria utamanya
adalah orang tersebut merupakan
karyawan Bank DKI Cabang Utama Juanda. Peneliti menentukan jumlah sampel sebanyak 45 responden diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penarikan sampling non probability khususnya convenience sampling Sedangkan untuk menentukan jumlahnya digunakan rumus slovin sebagai berikut: N S = Nd2+ 1 Keterangan :
37
S = Jumlah sample (jumlah sampel karyawan Bank DKI Cabang Utama Juanda) N = Jumlah populasi (jumlah populasi dalam penelitian ini populasi sebanyak 82 orang karyawan Bank DKI Cabang Utama Juanda) d = Presisi yang ditetapkan (10% atau 15%). Dalam penelitian ini ditetapkan presisi sebesar 10%. Bertitik tolak dari rumus tersebut di atas maka jumlah sampel yang ditarik sebanyak:
N S =
82 = S =
Nd2+ 1
S = 45,05495 [82(0.1 x 0.1)] + 1
Dengan demikian, jumlah sampel sebanyak 45 orang (pembulatan). Jadi, jumlah sampel yang menjadi responden sebanyak 45 orang dari berbagai usia, pendidikan, jabatan dan masa kerja. Penulis menentukan populasi berdasarkan bagian atau divisi dalam organisasi. Selanjutnya, masing-masing bagian diambil sampel sehingga diperoleh sampel sebanyak 45 orang. Penyebaran populasi dan sampel pada masing-masing bagian pada Bank DKI Cabang Utama Juanda
3.9 Metode Analisa Data 3.9.1 Analisis Data Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai bentuk sebaran jawaban responden terhadap seluruh konsep yang diukur. Dari sebaran jawaban responden selanjutnya akan diperoleh satu kecenderungan atas jawaban responden tersebut. 38
3.9.2 Analisis Kuantitatif Metode analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner dan digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik. Data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk memudahkan dalam menganalisis, untuk itu akan digunakan program analisis SPSS for Windows VERSI 17. SPSS adalah suatu softwear yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik parametik maupun non-parametik dengan basis windows (Riduwan,2011) 3.9.3 Uji Instrumen 1. Uji Validitas Validitas menurut Arikunto (2004) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Pengujian validitas diperoleh dengan mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total variabel. Untuk memperjelas skor pada butir,
dimisalkan
dengan X dan skor total variabel dengan Y. Selanjutnya dijelaskan pada bahwa untuk menguji tingkat validitas dari kuesioner dengan taraf signifikan ( = 0,05 digunakan rumus koefisien korelasi product moment) sebagai berikut : nxy – (x) (y) rxy
= 39
{nx2 – (x)2} – (ny2 – (y)2)}
dimana : rxy = koefisien korelasi product moment antara variabel X dan Y (antara skor item dan skor total) x = jumlah skor X (jumlah skor item) y = jumlah skor Y (jumlah skor total) 2 x = jumlah X kuadrat (jumlah skor item kuadrat) 2 y = jumlah Y kuadrat (jumlah skor total kuadrat) n = jumlah responden (jumlah sampel) Proses penghitungan dikerjakan dengan menggunakan sarana bantu komputer dengan program SPSS. Dalam menguji validitas kuesioner ini dilakukan dengan uji coba terhadap responden dengan ketentuan bahwa jika nilai kritis product moment 0,05 maka dapat dikatakan item pernyataannya adalah valid, jika nilai r yang diperoleh dari perhitungan kurang dari nilai item kritis product moment 0,05 maka dikatakan tidak valid. Atau dengan kata lain rxy dikonsultasikan dengan harga r
tabel
(df = n-2, df : derajat kebebasan, n : jumlah konstruk/variabel X dan
Y) dengan taraf kesalahan 0,05 Jika harga rxy (r-hitung) > r-tabel
maka item
pernyataan valid. Bila nilai rxy (r-hitung) < r-tabel, maka item pernyataan tidak valid atau (gugur). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat menunjukkan derajat konsistensi alat ukur yang bersangkutan jika diterapkan berulang kali pada kesempatan yang berlainan. Semakin tinggi reliabilitas alat pengukur maka semakin stabil pula alat pengukur tersebut dalam mengukur suatu gejala, dan sebaliknya semakin rendah reliabilitas
40
suatu alat pengukur maka semakin tidak stabil alat pengukur tersebut dalam mengukur suatu gejala. Ghozali (2005) menjelaskan bahwa untuk menguji tingkat reliabilitas dari penelitian digunakan rumus Alpha Cronbach dengan alasan skor dalam instrument berskala 1 – 5. Rumusnya adalah sebagai berikut : i2
k 1-
r=
2
k–1
dimana : r = koefisien reliabilitas yang dicari k = jumlah butir pernyataan 2 i = varians butir-butir pernyataan 2 = varians skor tes
Untuk mencari perhitungan varians (2) tiap butir soal digunakan rumus berikut ini :
i2 =
xi2 – (xi2) n n
dimana : i2 = varians butir pernyataan ke-n (misal ke-1, ke-2, ke-3 dan seterusnya) Xi = jumlah skor jawaban subyek untuk butir pernyataan n = jumlah sampel Kemudian Ghozali (2005) mengatakan perlu ditafsirkan hasil dari harga indeks yang didapat indeks reliabilitas dari Alpha Cronbach yaitu : “Dinyatakan reliabel jika nilai hitung > 0,600 (paling tidak mencapai 0,600), kemudian jika 41
hitung < 0,600 maka dinyatakan tidak reliabel. Jika hitung mencapai 0,85 bahkan 0,90 dikatakan reliabilitas tinggi” 3.9.4 Koefesien Korelasi Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubung dua variabel acak. Jika koefesien korelasi posifitf, maka kedua variabel mempunyai hubungan serah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien koralsi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan criteria menurut Sarwono (2006) sebagai berikut :
Tabel 3.1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefesien 0 >0 – 0,25
Tingkat Hubungan Tidak ada korelasi antara dua variabel Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5
Korelasi cukup
>0,5 – 0,75
Korelasi kuat
>0,75 – 0,99
Korelasi sangat kuat
1
Korealasi sempurna
3.9.5 Koefisien Determinasi
42
Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan variabel terikat yang disebabkan adanya perubahan variabel bebas dan digunakan dalam prosentase koefisien ini juga digunakan sebagai pendekatan atas suatu hubungan linier antar variabel (X) lebih dari 2, digunakan rumus sebagai berikut : R2xy = (Y1 Y)-1 β (X1 Y) Dimana : R2 β X Y
= Besar koefisien determinasi = Slope garis estimasi yag paling baik = Nilai variabel X = Nilai variabel Y
Nilai koefisien determinasi berganda ini adalah lebih besar dari 0 tetapi lebih kecil dari 1, maka apabila : 1) Nilai koefisien determinasi menunjukkan angka mendekati 1, berarti variabel bebas (X) memiliki hubungan yang besar terhadap variabel terikat (Y) 2) Nilai koefisien determinasi mendekati 0, berarti bahwa perubaan variabel terikat (Y) masih banyak berhubungan dengan faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti. 3.9.6. Uji Hipotesis Ghozali (2004) menguraikan uji koefisien regresi linier terdiri dari : 1) Uji Statistik t Secara persial (masing-masing variabel X) menggunakan uji statistik t dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Merumuskan hipotesis
43
Ho – 0 atau signifikan t > (0,05), ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada hubungan signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel Y).
Ha ≠ 0 atau sig t < (0,05), Ho ditolak dan Ha diterima (ada hubungan signifikan variabel X1, X2 terhadap Y).
b) Memilih uji statistik T karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh signifikan
masing-masing
variabel
independent
terhadap
variabel
dependent. c) Menentukan tingkat signifikan, yaitu = 0,05 derajat kebebasan (df) = nk, n adalah jumlah sampel, k adalah konstruk (jumlah variabel X dan Y) untuk menentukan t tabel d) Menghitung t hitung dengan bantuan sarana komputer program “SPSS (Statistical product and Service Solution) versi 17,0 for Ms. Windows” e) Membuat
simpulan
membandingkan
t-hitung
dengan
t-tabel
dan
membandingkan signifikan t dengan signifikan = (0,05). 2) Uji Statistik F Secara simultan (variabel X bersama-sama) menggunakan uji statistik F dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Merumuskan hipotesis Ho = 0 atau si F > (0,05), Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada hubungan signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel Y)
44
b) Memilih uji statistik F karena ingin mengetahui apakah ada hubungan signifikan variabel independent secara
bersama-sama terhadap variabel
dependent. c) Menentukan tingkat signifikan, yatu = 0,05, “derajat kebebasan (df) dengan rumus df (N) = n – k, k adalah konstruk (jumlah variabel X dan Y), sedangkan n adalah jumlah sampel, untuk menentukan F-tabel d) Menghitung F-hitung dengan bantuan sarana komputer program “SPSS (Statistical product and service Solution) versi 17,0 for Ms. Windows” e) Membuat
simpulan
membandingkan
F-hitung
dengan
F-tabel
dan
membandingkan signifikan F dengan signifikan = (0,05)
3.9.7 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini meliputi analisis kuantitatif. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pelatihan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan, maka digunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana menurut Priyatno (2013) adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berkala interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut : Y = a + bX 45
Dimensi : Y X a b
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) = Variabel independen = Konstata (nilai Y apabila X - 0) = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Untuk menguji signifikasi nilai-nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas maka dilakkan uji t dengan menggunakan formulasi menurut Supranto (2005) sebagai berikut : b - 0 t= s/Jxx Dimana : t = b = 0 = s = Jxx =
nilai t hitung nilai koefisien korelasi nilai tertentu (dalam hal ini = 0) nilai variasi variabel bebas nilai koreksi variabel bebas
3.9.8 Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk meneliti pengaruh antar variabel. Secara khusus, teknik ini digunakan untuk meneliti pengaruh antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Variabel dependen (atau respon), disimbolkan dengan Y, dan variabel independen (atau prediktor), disimbolkan dengan X. dalam aplikasinya, analisis regresi terutama berhubugan dengan estimasi atau prediksi nilai rata-rata populasi dari variabel Y atas dasar nilai-nilai variabel X yang telah diketahui Supranto (2005). Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
46
kinerja karyawan Bank DKI Cabang Utama Juamda, dimodelkan dengan menggunakan persamaan regresi berganda, dengan formulasi sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 dimana : Y = variabel terikat X1, X2 = variabel bebas a = nilai konstanta regresi b1,b2 = nilai koefisien regresi Untuk menguji apakah koefisien berganda tersebut dapat di generalisasi untuk semua populasi, maka dilakukan uji signifikasi menggunakan model uji F, dengan mengkonsultasikan antara F-hitung dengan F-tabel, dengan formulasi sebagai berikut :
F=
dimana : R2 = k = n = F =
R2 k (1-(R2) (n-k-1) Koefisien determinasi jumlah variabel bebas jumlah sampel F-hitung yang selanjutnya dibanding dengan F-tabel
47