BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Sifat dari penelitian ini ialah Penelitian Korelasional. Kita mulai
memasuki metode korelasional bila kita mencoba meneliti hubungan-hubungan di antara variabel-variabel.38 Dalam penelitian ini rumusan masalahnya ialah ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara terpaan tayangan reality show “Be A Man” dengan perilaku asertif transgender, maka hubungan yang dicari itu disebut korelasi. Metode korelasional digunakan untuk : (1) mengukur hubungan di antara berbagai variabel, (2) meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan (3) meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.39 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu data-data yang berbentuk angka-angka dengan skala interval kemudian data tersebut akan diolah menggunakan analisis statistik sehingga menghasilkan angka-angka yang kemudian akan diprosentasikan sebagai hasil penelitian.
36
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2000, Hal 27 Ibid hal 31
39
35
36
3.2
Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei yaitu
penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari ketenangan-ketenangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.40 Pada dasarnya survey memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda, seperti yang dikatakan oleh Bambang Setiawan dalam bukunya, survey yaitu metode penelitian yang dalam melakukan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang diajukan pada sekelompok orang yang disebut sampel.41 Survey juga dapat diartikan sebagai proses penelitian yang dilakukan dengan mengambil sebagian unit analisis (sampel) dari keseluruhan populasi yang menjadi subjek penelitian.42 Tujuan dari penggunaan metode pengumpulan data dengan survey adalah untuk memperoleh fakta-fakta yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara aktual. Ciri-ciri metode survey adalah sebagai berikut :43 1. Informasi yang diperoleh dari sekumpulan orang.
40
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1988 Hal 65 Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta, 1995, Hal 39 42 Ibid Hal 53 43 Ronny Kountour, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, 2003, Hal 106 41
37
2. Informasi yang diperoleh dari sekumpulan orang tersebut merupakan sampel, dan 3. Informasi diperoleh melalui bertanya dengan beberapa pertanyaan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian . dengan kata lain populasi akan berisi unit analisis yang akan dijadikan sasaran penelitian.44 Kumpulan objek penelitian juga disebut populasi.45 Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya ialah Persatuan Waria Srikandi wilayah Jakarta bagian barat. Jumlah populasinya ialah 759 orang. Namun jika menurut data yang ada jumlah populasi dari Persatuan Waria Srikandi wilayah Jakarta Barat berjumlah 180 orang (berdasarkan jumlah keanggotan yang aktif).46 3.3.2 Sampel Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yamg diamati itu disebut sampel.47 Atau dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari jumlah
44
Bambang Setiawan, Op.Cit, Hal 181 Jalaluddin Rakhmat, Op.Cit, Hal 78 46 Berdasarkan Buku Keaggotaan Persatuan Waria Srikandi 47 Ibid hal 78 45
38
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dana waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).48 Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Yamane, yaitu sebagai berikut : N Nd 2 1 180 64.48 65 n (180)(0,1)2 1 n
Dengan demikian dapat dipastikan jumlah sampel yang diambil sebanyak 65 orang. Tekhnik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan sampling nonprobabilitas atau Non Probability Sampling yaitu tidak menggunakan prinsip kerandoman. Tekhnik ini dilakukan dengan cara sampling kuota, yaitu menetapkan jumlah tertentu untuk setiap strata lalu meneliti siapa saja yang ada sampai jumlah itu terpenuhi.49
48 49
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung, 2004, Hal 56. Op Cit hal 81
39
3.4
Tekhnik Pengumpulan Data
3.4.1
Data Primer Data primer merupakan sumber-sumber dasar, yang merupakan bukti atau
saksi utama dari kejadian yang lalu.50 Data primer juga dapat diartikan sebagai berikut, data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian.51 Pengumpulan data primer dalam peneltian ini akan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner pada dasarnya merupakan media bagi peneliti untuk mendapatkan jawaban dari responden dalam suatu proses interaksi untuk mengumpulkan data.52 Dalam penelitian ini, pengumpulan data primernya dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner kepada 65 responden untuk mendapatkan hasil penelitian dan data yang objektif tentang hubungan antara tayangan reality show “Be A Man” di Global TV terhadap perilaku asertif persatuan waria Srikandi wilayah Jakarta Barat. 3.4.2 Data Sekunder Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun catatan-catatan yang “jaraknya” telah jauh dari sumber orisinil.53 Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
50
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1988 Hal 58 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta, 2006, Hal 122 52 Bambang Setiawan, Op.Cit. hal. 218 53 Moh. Nazir, Op.Cit, Hal 58 51
40
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan.54 Tekhnik pengumpulan data dalam memperoleh data sekunder dapat melalui beberapa cara seperti studi pustaka yang dapat digunakan sebagai bahan referensi berguna untuk memperjelas dan menunjang penelitian. Selain studi pustaka, data sekunder juga dapat dilakukan dengan kajian literature, yaitu dengan hasil penelitian sebelumnya, atau dapat juga dilakukan dengan mengumpulkan artikel terkait dan dokumentasi.
3.5
Definisi Dan Operasionalisasi Konsep
3.5.1 Defini Konsep 1. Tayangan Reality Show Program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (ril) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Namun tingkat realitas yang disajikan dalam reality show ini bermacam-macam. Mulai dari yang betul-betul realistis misalnya hidden camera hingga yang terlalu banyak rekayasa namun tetap menggunakan nama reality show.55 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, saat ini genre reality show, dapat juga dikatakan tayangan yang tidak menyajikan realitas yang ada. Karena dari kata “show”, sesungguhnya dapat diartikan bahwa acara tersebut merupakan pertunjukan yang didalamnya terdapat unsur kesengajaan.
54 55
Burhan Bungin, Op. Cit, Hal 122 Morissan, Op. Cit. hal 106
41
2 Perilaku Asertif Perilaku asertif adalah tingkah laku interpersonal yang mengungkap emosi secara terbuka, jujur, tegas dan langsung pada tujuan sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi dan dilakukan dengan penuh keyakinan diri dan sopan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa perilaku asertif merupakan perilaku yang menampilkan keberanian untuk secara jujur dan terbuka mengatakan kebutuhan seluruh perasaan suka atau tidak suka, dan jika tidak bahagia mengatakan juga ketidaksetujuannya dengan cara yang tepat tanpa menyakiti orang lain. 3. Transgender Definisi transgender secara umum digunakan untuk merujuk kepada individuindividu yang identitas gender atau ekspresi jendernya tidak menyepakati ekspektasi sosial sesuai dengan yang disematkan sejak mereka lahir. Transgender merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan
sekelompok orang yang: transvestive, transgender yang berpenampilan androgini, atau interseksual. Tiap-tiap individu dapat mengidentifikasikan dirinya atau digambarkan sebagai transgender atau memiliki identitas transgender. Seseorang dapat menyebut dirinya sebagai “individu transgender” bahkan meski orang tersebut belum tergabung dalam komunitas transgender tertentu.
42
3.5.2 Operasionalisasi Konsep
VARIABEL Tayangan
DIMENSI
Reality Terpaan Media
Show “Be A Man”
INDIKATOR
Frekuensi menonton a. sangat sering (3) tayangan
X
SKALA
reality b. sering(2)
show “Be A Man”
c. jarang(1)
Intensitas menonton a.setiap tayangan
minggu
reality (3)
show “BE a Man”
b.2-3 X sebulan (2) c. 1 X sebulan (1)
Perilaku Asertif Y
Bebas mengungkapkan dirinya sendiri
Mampu mengatakan a. sangat mampu tentang apa yang (3) ada dipikirannya. b. mampu (2) c. tidak mampu (1) Mampu mengatakan a. sangat mampu tentang apa yang (3) dirasakannya b. mampu (2) c. tidak mampu (1)
Mampu mengatakan a. sangat mampu tentang apa yang (3) diinginkannya b. mampu (2) c. tidak mampu (1)
43
Mudah Dapat berkomunikasi berkomunikasi secara bebas dengan orang asing dengan siapapun dan dalam komteks apapun juga
Memiliki pandangan aktif
a. sangat mudah (3) b. mudah (2) c. tidak mudah (1)
Cepat akrab dengan siapapun atau dengan keluarga
a. sangat cepat (3) b. cepat (2) c. tidak cepat (1)
Mudah berkomunikasi dengan siapapun secara terbuka, langsung dan jujur
a. sangat mudah (3) b. mudah (2) c. tidak mudah(1)
Berusaha keras mengejar apa yang yang diinginkannya
a.sangat dilakukan (3) b.dapat dilakukan (2) c. dilakukan (1)
tentang
orientasi kehidupan
Bertindak sebagaimana dirinya
ingin
Tidak menunggu apa yang diinginkannya (bersikap aktif)
a. sangat mampu (3) b. mampu (2) c. tidak mampu (1)
Menyadari kekalahan dan kemampuan diri sendiri
a. Sangat mampu (3) b. Mampu (2) c.Tidak mampu (1)
Mampu menghargai dirinya sendiri
a. sangat mampu (3) b. mampu (2) c. tidak mampu (1)
di
hargai
44
3.6
Uji Reliabilitas dan Validitas
3.6.1 Reliabilitas Hasil penelitian yang reliable yaitu bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrument yang reliable berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama pula. Dengan menggunakan instrument yang reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi reliable juga. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliable, hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti. Peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan serta menggunakan instrument untuk mengukur variabel yang diteliti. 56
3.6.2 Validitas Hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dengan menggunakan instrument yang valid dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid.
56
Sugiyono, Op.Cit Hal 267-268
45
Jadi instrument yang valid merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid juga.57
3.7
Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Statistika memegang peranan penting dalam analisa data, walaupun demikian peranan statistika tidak lebih dari sekedar alat penelitian. Dalam mendeskripsikan gejala-gejala, ilmu sosial membutuhkan statistik deskriptif (descriptive statistic). Statistik ini amat berguna untuk mengilustrasikan atau mendeskripsikan berbagai gejala berdasarkan keadaan apa adanya dari gejala itu sendiri, tanpa perlu mempertanyakan mangapa gejala tersebut terjadi.58 Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : rs = 0 H1 : rs ≠ 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat : H0 : Tidak ada hubungan antara tayangan reality show Be A Man dengan perilaku asertif waria H1 : Ada hubungan antara tayangan reality show Be A Man dengan perilaku asertif waria. Untuk menguji hubungan antara dua variabel, peneliti menggunakan rumus uji statistic, yaitu analisa korelasi Spearman Rank (rho). Metode ini bisa 57 58
Ibid Burhan Bungin, Op. Cit, Hal 163-164
46
disebut korelasi berjenjang, atau korelasi berpangkat, dan ditulis dengan notasi (rs). Metode ini dikemukakan oleh Carl Spearman tahun 1904. Kegunaanya untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat, mengetahui kecocokan dari dua variabel terhadap grup yang sama, mendapatkan validitas empiris, alat pengumpul data, dan mengetahui reliabilitas alat pengumpul data. Rumus korelasi Spearman Rank yang digunakan yaitu:59
rs 1
6d2 n n 2 1
Ket : rs = Nilai korelasi Spearman Rank d 2 = Selisih setiap pasangan rank N = Banyaknya pasangan rank
59
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung, 2004, Hal 134-135