61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelilitian ini adalah strategi komunikasi politik yang digunakan oleh tim sukses faisal-biem dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tahun 2012.
3.2. Paradigma Penelitian Paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang berisi bagaimana peneliti melihat realita (world views), bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan cara-cara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan. Dalam konteks
desain
penelitian,
pemilihan
paradigma
penelitian
menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian (Guba: 86). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretif. Metode ini memusatkan pada penyelidikan terhadap cara manusia memaknai kehidupan sosial mereka, serta bagaimana mereka mengekspresikan
pemahaman
mereka
melalui
bahasa,
suara,
perumpamaan, gaya pribadi maupun ritual sosial. Di mana penelitian ini mencoba memahami realitas sosial dari sudut pandang orang-orang yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
ada di dalamnya, serta berkaitan dengan pemenangan pilkada dan para politisi yang terlibat di dalamnya.
3.3. Metode Penelitian Pendekatan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2004). Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus untuk menjawab pertanyaan penelitian ini dengan melihat suatu ungkapan yang berkaitan dengan proses pembentukan personal brand melalui media sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Daymon & Holloway, studi kasus adalah sebuah strategi penelitian dengan berbagai sumber bukti (bukti kualitatif, kuantitatif, maupun gabungan keduanya) dari sebuah satuan pengamatan yang dibatasi waktu dan tempat tertentu. Kasus yang diangkat bisa berupa organisasi, sekelompok orang sebagai kesatuan sosial atau kelompok kerja, komunitas, sebuah peristiwa (event), suatu proses, isu, atau kampanye (Daymon & Holloway, 2008). Studi kasus adalah pengujian intensif, menggunakan berbagai sumber bukti (yang bisa jadi kualitatif, kuantitatif, atau keduanya) terhadap satu entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
umumnya, studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi, “kasusnya” mungkin individu, sebuah organisasi, sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, komunitas, peristiwa, proses, isu, maupun kampanye (Daymon and Holloway, 2008, Hal.162). Studi kasus lazimnya dihubungkan dengan penyelidikan intensif terhadap sebuah lokasi, organisasi, atau kampanye. Studi kasus adalah pengujian intensif dengan menggunakan berbagai sumber bukti (yang bisa jadi kualitatif, kuantitatif, atau kedua-duanya), terhadap satu entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan waktu (Kasali, 2008 : 162). Studi kasus dapat dibedakan dalam beberapa tipe (Poerwandari, 2007:125) yaitu: •
Studi kasus intrinsik yaitu penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsep/teori ataupun tanpa ada upaya menggeneralisasi.
•
Studi kasus instrumental yaitu penelitian pada suatu kasus unik tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus teori.
•
Studi kasus kolektif yaitu studi kasus instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus. Tujuannya adalah untuk mempelajari
fenomena/populasi/kondisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
umum
dengan
lebih
64
mendalam. Karena menyangkut kasus majemuk dengan fokus baik di dalam tiap kasus maupun antar kasus, studi kasus ini sering juga disebut studi kasus majemuk, atau studi kasus komparatif. Dalam penelitian ini, tipe studi kasus yang digunakan adalah Studi kasus intrinsik yaitu penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus.
3.4. Teknik Pengumpulan Data Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2004, hal. 112) . Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Karena itu peneliti harus berinteraksi dengan sumber data (Sugiyono, 2008, hal. 11). Suatu wawancara yang dilakukan, menurut Lindlof dan Taylor bertujuan
untuk
mengetahui
perspektif
mereka
terhadap
suatu
pandangan, memperoleh kembali pengalaman masa lampau, memperoleh kemampuan pengetahuan dan informasi, mendapatkan deskripsi peristiwa atau kejadian yang secara normal tidak tersedia untuk observasi, mengetahui hubungan yang sensitif dan intim, atau menganalisis kepastian suatu wacana (Hariyanto, 2005).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Pengumpulan data dalam penelitian ini akan diperoleh melalui beberapa cara yakni: 1. Data Primer Data primer bisa diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam (indepthinterview) dengan subjek penelitian untuk mendapatkan
informasi
dan
studi
dokumen.
Wawancara
mendalam dimaksudkarr untuk memahami data-data seusai pemahaman para pelaku atau subjek yang diteliti. Seperti yang dikatakan
Bungin,
wawancara
mendalam
adalah
teknik
pengumpulan data yang handal. Dengan wawancara mendalam bisa digali apa yang tersembunyi di sanubari seseorang, apakah menyangkut
masa
lampau,
masa
kini
maupun
masa
depan (Hariyanto, 2005). Wawancara tak terstruktur sering Juga disebut wawancara mendalam.
Wawancara
tidak
terstruktur ini
mirip
dengan
percakapan informal. Metode ini bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk tertentu informasi dari semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Wawancara tidak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara (Mulyana, 2003, hal. 181).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Selain wawancara dan studi dokumen, data primer juga bisa diperoleh
dengan
teknik
observasi
atau
pengamatan.
Pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperan serta dan tidak . berperan serta. Pengamat berperan serta melakukan dua peranan sekaligus yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi kelompok yang diamatinya. Pengamatan dapat pula dibagi atas pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup. Pengamat secara terbuka diketahui oleh subjek dan sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka (Moleong, 2004, hal. 126).
2. Data sekunder
Data sekunder bisa diperoleh melalui studi kepustakaan. Dalam penelitian ini, data-data sekunder diperoleh dengan melakukan studi terhadap buku-buku, majalah-rnajalah, surat kabar-surat kabar, artikel-artikel, jurnal-jumal, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.
3.5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah data disebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
sebagai triangulasi (Sugiyono, 2008, hal. 241). Sedangkan triangulasi, menurut Moleong (2004), adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (hal. 178). Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori (Moleong, 2004).
3.5. Teknik Analisis Data Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong, 2004, hal.I 03). Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dan dokumen-dokumen. Dalam penelitian kualitatif ini, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi). Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data ada tiga tahap yakni data reduction, data display, dan conclusion (Sugiyono, 2008, hal. 246).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
1. Reduksi data (Data Reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya eukup ban yak, karena itu perlu dicatat seeara teliti dan rinei. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting. Dengan demikian data yang telahdireduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempennudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan menearinya jika diperlukan (Sugiyono, 2008, hal. 247). 2. Penyajian data (Data Display) Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, dan sejenisnya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan bahwa bentuk yang paling sering digunakan untuk menyajikan data kualitatif adalah teks yang bersifat narasi (Sugiyono, 2008, hal. 249). 3. Penarikan kesimpulan (Conclusion) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1984) adalah penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2008, hal.252). Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pemah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
juga berupa hubungan kausal atau interaktif, dan hipotesis atau teori (Sugiyono, 2008, hal. 252).
Setelah melakukan analisis data, data diinterpretasikan dengan melakukan korelasi terhadap teori yang ada. Selama proses interpretasi data, tetap dilakukan studi kepustakaan terutama untuk melakukan konfirmasi terhadap teori.
http://digilib.mercubuana.ac.id/