BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Penelitian pengembangan kemampuan mengelola perilaku dengan teknik token economy ini menggunakan penelitian tindakan sebagai metode penelitian untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan metode penelitian tindakan didasarkan atas beberapa pertimbangan bahwa penelitian tindakan merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah (Tomal, 2010, hlm.10), fokus pada masalah nyata (Creswell, 2012, hlm. 577), menekankan pada refleksi dan siklus penelitian (Allen & Calhoun, 1998, dalam Creswell, 2012, hlm. 577), dan memberikan kesempatan untuk berkolaborasi (Creswell, 2012, hlm. 577).
3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah penelitian tindakan partisipatif (Participatory Action Research). Desain ini dipilih karena penelitian tindakan partisipatif memberikan kontribusi terhadap perubahan (Creswell, 2008 hal. 602) dan melibatkan individu dari kalangan akademisi dan praktisi (McTaggart, 1997, hlm.29). Disain penelitian tindakan partisipatif menggunakan sebuah siklus spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggrat, seperti pada Gambar 3.1
Arikunto (2002, hlm. 83) menjelaskan alur yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart sebagai berikut. 1) Perencanaan awal. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian. 2) Perlakuan dan pengamatan. Langkah ini meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman dan mengamati hasil atau dampak perlakuan yang diberikan oleh peneliti.
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Refleksi. Pada langkah ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan berdasarkan instrumen penelitian. 4) Revisi perencanaan. Langkah ini merupakan tindak lanjut berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama dengan partisipan penelitian lainnya. Langkah ini memperbaiki rencana yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan
3.3 Tempat, waktu, dan Partisipan Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Mampang Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan dengan beberapa pertimbangan bahwa Kecamatan Pancoran Mas adalah salah satu kecamatan di kota Depok yang menjadi wilayah dengan warga miskin terbanyak (Habibullah, 2010, hlm. 13) dan SDN 01 Mampang memiliki jumlah siswa yang cukup besar dengan komposisi siswa yang cukup banyak di setiap kelasnya. Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.2 Waktu penelitian Penelitian tindakan partisipatif mengenai pengembangan kemampuan mengelola perilaku disiplin dengan teknik token economy ini dilakukan sejak tanggal 6 April 2015 sampai dengan 12 Juni 2015. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan peneliti selama kurun waktu tersebut. 1) Mengajukan permohonan izin melakukan penelitian. Kegiatan ini dilakukan pada hari Senin tanggal 6 April 2015. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian di beberapa sekolah yang berada di kecamatan Pancoran Mas, Depok, yaitu SDN 1 Pancoran Mas, SDN 2 Pancoran mas, SDN 7 Pancoran Mas, dan SDN 01 Mampang. Dari keempat sekolah tersebut, SDN 01 Mampang memberikan respon postif dengan memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 2) Melakukan pemotretan masalah. Kegiatan ini meliputi proses wawancara dan observasi. Wawancara dengan wali kelas 4D dilakukan pada hari Rabu, 8 April 2015 pukul 10.00 s/d 11.00 WIB bertempat di ruang rapat SDN 01 Mampang. Sementara observasi dilakukan pada hari Selasa, 14 April 2015 pukul 13.00-15.00 saat pelajaran Kerajinan Tangan dan Keterampilan (KTK) di ruang kelas 4D. 3) Mensosialisasikan hasil interpretasi kepada wali kelas. Kegiatan ini dilakukan pada hari Senin tanggal 27 april 2015 pukul 10.00 s/d 11.00 WIB. 4) Memberikan pelatihan dan membuat prosedur teknis program. Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 6 Mei 2015 pukul 10.00 s/d 12.00 WIB. 5) Mensosialisasikan program kepada siswa. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa 12 Mei 2015 di ruang kelas 4D. 6) Melaksanakan siklus penelitian. Siklus dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali putaran sejak tanggal 18 Mei 2015 s/d 12 Juni 2015. Siklus pertama dilakukan pada tanggal 18–22 Mei 2015, siklus kedua dilakukan tanggal 25–29 Mei 2015, dan siklus ketiga dilakukan tanggal 8-12 Juni 2015.
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.3 Partisipan Penelitian Partisipan penelitian tindakan parsipatoris ini adalah satu orang wali kelas dan 38 orang siswa kelas 4D SDN 01 Mampang. Keterlibatan subyek tersebut tidak terlepas dari keputusan kepala sekolah yang memberikan izin untuk penelitian ini. Kepala sekolah memilih kelas 4D berdasarkan kriteria yang diberikan oleh peneliti, yaitu kelas dengan karakteristik siswa bermasalah.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian tindakan partisipatif ini merupakan alat untuk mengungkap perubahan perilaku siswa sekolah dasar dalam menerapkan teknik token economy terutama untuk target perilaku yaitu perilaku disiplin di dalam kelas. Data-data yang akan diungkap dalam penelitian ini meliputi: 1) Kondisi awal perilaku disiplin siswa. 2) Kemampuan siswa dalam mengelola perilaku dengan menerapkan teknik token economy. 3) Perubahan perilaku disiplin siswa setelah menerapkan teknik token economy. Instrumen penelitian ini melibatkan partisipasi aktif dari partisipan dalam memberikan data yang dibutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan hakikat penelitian tindakan partisipatif yaitu melibatkan partisipan secara langsung dalam penelitian tanpa dibatasi oleh sudut pandang peneliti (Creswell, 2008, hlm. 212). Oleh sebab itu, peneliti menentukan sejumlah instrumen sebagai upaya untuk mendapatkan data yang relevan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu panduan observasi, panduan wawancara, dan studi dokumentasi. Ketiga instrumen tersebut mengacu pada aspek disiplin yang menjadi target perilaku dan proses pengelolaan perilaku yang menjadi kajian dalam penelitian. Berikut adalah penjelasan mengenai aspek disiplin dan proses pengelolaan perilaku. 1) Disiplin Hurlock (1978, hlm. 84) menyatakan bahwa disiplin mempunyai empat unsur pokok yang mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ditetapkan kelompok sosial. Berikut adalah empat unsur mendasar dalam pembentukan disiplin bagi anak yang dikemukakan oleh Hurlock.
Tabel 3.1 Empat Unsur Pembentukan Disiplin Unsur Peraturan
Deskripsi pola yang ditetapkan untuk tingkah laku
Hukuman
ganjaran atas suatu kesalahan atau pelanggaran
Penghargaan imbalan atas suatu hal yang baik
Konsistensi
tingkat keseragaman (kecenderungan menuju kesamaan) atau stabilitas
Indikator Memahami perilaku yang boleh dilakukan Memahami perilaku yang tidak boleh dilakukan Memiliki kesadaran atas konsekuensi dari melanggar aturan Mampu membedakan perilaku yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan Memiliki motivasi untuk menghindari pelanggaran Memiliki kesadaran atas konsekuensi dari melakukan hal yang baik Memahami bahwa hal baik akan membawa keuntungan Memiliki motivasi untuk mengulangi hal yang baik Memacu proses belajar Memiliki keinginan kuat untuk melakukan hal baik daripada melakukan pelanggaran
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2)
Proses Pengelolaan Perilaku
Proses pengelolaan perilaku menjadi indikator yang sangat penting bagi keberhasilan penelitian ini. Berikut adalah tiga proses dalam pengelolaan perilaku yang dikemukakan oleh Horan (1977).
Tabel 3.2 Proses Pengelolaan Perilaku Proses Pengawasan pribadi
Mengubah pemicu perilaku Mengubah konsekuensi dari perilaku
Penjelasan proses dalam mengawasi perilaku secara mandiri proses latihan belajar mengontrol perilaku proses meningkatkan frekuensi perilaku positif
Indikator Membuat catatan atas perilaku sendiri. Mampu mengantisipasi pelanggaran perilaku Upaya untuk memperoleh imbalan daripada ganjaran
3.4.1 Observasi Naughton
&
Hughes
(2009,
hlm.
157)
mengemukakan
bahwa
mengobservasi kejadian atau peristiwa tertentu merupakan sebuah cara untuk melihat dan mendengar secara langsung perihal yang sedang terjadi ketimbang bergantung pada orang lain. Salah satu keunggulan menggunakan observasi langsung adalah kemampuan peneliti untuk menjadi yang pertama dalam memperoleh informasi yang aktual (Tomal, 2010, hlm. 38). Penelitian tindakan partisipatif ini menggunakan lembar observasi dengan acuan target perilaku awal yaitu ketertiban di dalam kelas, namun tidak menutup kemungkinan target tersebut akan dirubah atau dikembangkan berdasarkan hasil pemotretan yang dilakukan oleh peneliti dan guru di awal penelitain. Peneliti dan guru berperan sebagai pengamat partisipan (participant observer), yaitu pengamat yang berinteraksi dengan subyek penelitian saat melakukan observasi (Tomal, 2010, hlm. 40). Peneliti menggunakan panduan
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi (observational protocol) sebagai upaya untuk memberikan fokus pada saat melakukan observasi berdasarkan topik yang menjadi perhatian. Peneliti juga menggunakan catatan anekdot sebagai pelengkap kegiatan observasi. Catatan anekdot adalah catatan lapangan dari pengamatan langsung dan dapat ditransfer ke dalam bentuk yang luwes (tidak formal) (Tomal, 2010, hlm. 41). Peneliti menggunakan catatan lapangan ini untuk tambahan informasi mengenai segala yang terjadi pada saat pengamatan, terutama perilaku alami yang ditunjukkan oleh siswa selama waktu pengamatan dilakukan. Secara garis besar, panduan observasi akan membantu peneliti dalam mengamati perilaku yang ditunjukkan oleh siswa terkait dengan kemampuan mereka dalam mengelola perilaku.
3.4.2 Wawancara Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini merupakan pemotretan awal mengenai kondisi lapangan, pengelolaan perilaku dan untuk mengetahui respon atau tanggapan partisipan terhadap proses penerapan pengembangan teknik token economy dalam program pengelolaan perilaku. Tomal (2010, hlm. 44) mengemukakan bahwa
teknik wawancara memiliki
keunggulan
dengan
memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk terlibat lebih dalam dari diskusi yang dilakukan bersama dengan partisipan, yang biasanya akan memberikan informasi yang lebih berguna dan lebih banyak. Jenis wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah one-on-one interview. Creswell (2012, hlm. 218) menyatakan bahwa jenis wawancara one-on one adalah sebuah proses pengajuan pertanyaan oleh peneliti kepada partisipan pada satu waktu. Jenis tersebut dipilih agar peneliti dapat memperoleh data yang lebih spesifik dari partisipan. Peneliti melengkapi teknik wawancara dengan membuat lembar pedoman wawancara. Creswell (2012, hlm. 225) menerangkan bahwa lembar pedoman wawancara merupakan sebuah formulir yang dirancang oleh peneliti berisikan petunjuk-petunjuk untuk melakukan proses wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, dan bagian kosong untuk mencatat respon dari partisipan. Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti menggunakan lembar pedoman wawancara (interview protocol) sebagai upaya untuk memfokuskan peneliti pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, terutama untuk potret perilaku siswa di SDN 01 Mampang. Peneliti melaksanakan wawancara pada bagian awal penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi dan kondisi nyata yang berlangsung di tempat penelitian. Berikut adalah aspek-aspek yang menjadi fokus wawancara pada penelitian ini berdasarkan konsep pengelolaan perilaku yang dikemukakan oleh Horan (1977).
3.4.3 Dokumentasi Perilaku Siswa Berikut adalah empat buah dokumen yang dibuat peneliti sebagai media bantu untuk memantau perkembangan perilaku siswa. 3.4.3.1 Profil perilaku siswa. Dokumen ini berupa lembar formulir yang di dalamnya terdapat pertanyan yang memberikan gambaran awal mengenai karakteristik perilaku siswa dan akan digunakan juga untuk membandingkan perilaku disiplin sebelum dan setelah menjalani program penerapan teknik token economy. Lembar ini diisi oleh wali kelas dengan pertimbangan kedekatan wali kelas dengan subyek penelitian.
3.4.3.2 Kartu catatan perilaku siswa. Dokumen ini merupakan catatan dari setiap perilaku yang ditunjukkan oleh siswa dan dilakukan secara mandiri oleh siswa dengan bantuan dari wali kelas. Dokumen ini berguna untuk menunjukkan dominasi perilaku siswa dengan cara mengakumulasi poin yang tercatat dalam kartu pada akhir minggu. 3.4.3.3 Lembar refleksi perilaku mingguan Dokumen ini berupa lembar isian yang di dalamnya terdiri dari klasifikasi perilaku, yaitu kurang, cukup, dan baik serta pernyataan mengenai perilaku yang masih perlu diperbaiki dan target perilaku yang akan dicapai.
Dokumen ini
digunakan siswa untuk mengevaluasi perilaku yang mereka tunjukkan dengan cara merefleksikannya dan membuat rencana tindakan untuk satu minggu berikutnya. Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.3.4 Lembar refleksi wali kelas Dokumen ini berupa lembar isian yang di dalamnya terdiri dari beberapa pertanyaan terkait dengan proses perencanaan program, pelaksanaan, dan hasil yang diperoleh. Dokumen ini diisi oleh wali kelas berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang dilakukannya selama kurun waktu satu minggu pelaksanaan program.
3.5 Analisis Data Naughton & Hughes (2009, hlm. 172) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan menyaring data, kemudian meninjau dan memetakan pola atau sifat-sifat yang teratur dalam data sebagai upaya untuk menginterpretasikannya. Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul. 2) Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan data yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan. 3) Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan, bilamana terdapat peningkatan perilaku dibanding sebelum dilakukannya penelitian. 4) Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan siklus berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah siklus berakhir berdasarkan informasi yang telah ditetapkan. 5) Pengambilan kesimpulan berdasarkan analisis hasil observasi dalam bentuk interpretasi dan pernyataan.
3.6 Kredibilitas penelitian Kredibilitas adalah istilah dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk mengganti konsep validitas. Poerwandari (1998, hlm. 116) menyatakan bahwa kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan latar, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kredibilitas penelitian ini diperoleh melalui dua proses, yaitu ketekunan dalam melakukan pengamatan dan menggunakan dua buah teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Triangulasi sumber data menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara, dan hasil observasi. Triangulasi teori merupakan penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan telah memenuhi syarat. Sementara kredibilitas instrumen penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu penilaian dari dosen pembimbing dan expert judgement yang dilakukan oleh salah satu dosen bimbingan dan konseling di Universitas Negeri Jakarta.
3.7 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini mengikuti alur penelitian tindakan, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, merefleksi, dan merencanakan ulang. Sebelum peneliti menerapkan siklus yang menjadi alur penelitian, peneliti melakukan sebuah tindakan penelitian pendahuluan (baseline) sebagai upaya untuk memotret kondisi awal, mempersiapkan peneliti dan partisipan terkait dengan pemahaman, media dan hal teknis yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah rancangan penelitian pendahuluan dan siklus yang dilakukan dalam penelitian ini. 3.7.1
Tahap Pendahuluan Penelitian (Baseline) Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa tindakan untuk mendapatkan
karakteristik responden dan data penelitian yang tepat. Berikut adalah kegiatankegiatan yang dilakukan peneliti selama tahap pendahuluan. 1) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. 2) Mengajukan permohonan izin melakukan penelitian. 3) Melakukan analisis kebutuhan (pemotretan) terhadap permasalahan yang terjadi di tempat penelitian terkait dengan topik penelitian melalui wawancara dan observasi. 4) Membuat interpretasi dari hasil pemotretan dan merancang program penanganan masalah.
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Mensosialisasikan rancangan program kepada pihak manajemen sekolah dan wali kelas yang terlibat dalam program. 6) Menentukan prosedur teknis program (aturan akumulasi token dan evaluasi) 7) Mempersiapkan media yang digunakan untuk penelitian (token, wadah token, kartu catatan perilaku, dan daftar perilaku). 8) Memberikan pelatihan kepada wali kelas yang terlibat dalam program mengenai hakikat dan penerapan program. 9) Mensosialisasikan program kepada siswa yang menjadi sasaran program penelitian.
3.7.2
Tahap Pelaksanaan Siklus Penelitian
1) Perencanaan a) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil. b) Wali kelas bersama dengan siswa menentukan hadiah yang dapat ditukar dengan token kelompok. c) Setiap kelompok diberikan token sesuai dengan jumlah anggota. d) Setiap siswa mendapatkan kartu catatan perilaku. 2) Perlakuan dan Pengamatan a) Wali kelas memberikan respon terhadap perilaku yang ditunjukkan oleh siswa. b) Siswa mengikuti proses pembelajaran yang disertai dengan kontrol perilaku melalui token. c) Peneliti melakukan pengamatan dan membuat catatan mengenai proses yang terjadi terkait dengan pelaksanaan program. 3) Refleksi a) Peneliti dan wali kelas mengakumulasi token. b) Wali kelas memberikan hasil akumulasi kepada siswa. c) Siswa melakukan refleksi pribadi dengan mengisi lembar evaluasi perilaku mingguan.
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d) Wali kelas dan peneliti mengevaluasi proses penerapan program guna melihat pencapaian target program dan menentukan tindak lanjut bagi siklus berikutnya. 3.7.3 Siklus Kedua Siklus ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama. Siklus ini memiliki tahapan yang sama dengan siklus pertama, yaitu perencanaan, perlakuan dan pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan akhir, jika target program telah tercapai maka siklus akan dihentikan. Namun, jika belum tercapai maka akan dilanjutkan dengan siklus ketiga, begitu seterusnya.
Yudo Hato Balibo Timtim, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA PERILAKU DISIPLIN DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu