BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Kelurahan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan dengan cara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa SDN 04 Dramaga merupakan salah satu Sekolah Dasar yang ada di daerah lingkar kampus. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu Juli sampai September 2009.
3.2 Penetapan Populasi dan Responden Penelitian Populasi yang diambil adalah
siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04
Kelurahan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Populasi total dalam penelitian berjumlah 665 orang dengan 346 orang sebagai populasi sasaran sedangkan jumlah responden yang diambil sebanyak 70 orang. Teknik yang digunakan untuk memilih responden adalah Stratified Random Sampling. Pemilihan kelas ini mempertimbangkan bahwa anak pada tingkatan kelas tersebut anak telah memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik sehingga lebih mampu memahami pertanyaan/ pernyataan. Selain itu, anak pada tingkat kelas tersebut lebih dapat menyatakan keinginan atau pendapatnya sehingga dapat menjawab pertanyaan/ pernyataan yang diajukan. Kemudian setiap kelas diambil masing-masing 20 persen. Dari enam kelas yang ada dipilih kelas IV, V dan VI. Setelah pemilihan kelas kemudian diambil masing-masing 20 persen dari siswa kelas tersebut.
Distribusi populasi dan sampel penelitian tersaji pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Distribusi Populasi dan Sampel Responden Kelas
Populasi total (orang)
I 126 II 105 III 105 IV 97 V 120 VI 132 Jumlah 665 Sumber: data SDN.04 Dramaga 2009
Populasi Sasaran (orang) 97 120 132 346
Sampel (orang) 20 24 26 70
3.3 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif di sini menggunakan desain survei deskriptif kolerasi. Dimana penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik individu, lingkungan sosial dan faktor psikologi serta hubungannya dengan terpaan media televisi/belajar kognitif anak. Selain itu penelitian ini juga berusaha menggambarkan terpaan media televisi dan belajar kognitif pada anak serta hubungan keduanya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data mengenai keadaan umum lokasi penelitian yang diperoleh dari kantor Kepala Sekolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner terdiri dari sejumlah pertanyaan terdiri dari pertanyaan terbuka, dimana jawaban responden tidak dibatasi sehingga dapat mengungkap lebih banyak hal dan pertanyaan tertutup, dimana jawaban telah disediakan. Kuesioner yang disebar dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik individu. Bagian dua berisikan
pertanyaan/pernyataan mengenai lingkungan sosial baik yang mempengaruhi terpaan media
televisi
maupun
pertanyaan/pernyataan
belajar
kognitif
anak.
Bagian
ketiga
berisikan
mengenai faktor psikologi. Bagian keempat berisikan
pertanyaan/pernyataan mengenai terpaan media televisi. Bagian kelima berisikan pertanyaan/pernyataan belajar kognitif anak Sekolah Dasar.
3.5 Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu: 1. Karakteristik Individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya. Variabel atau pengubah ini dapat diukur dengan: a.
Mengidentifikasi umur anak SD yaitu lamanya seseorang hidup dari sejak lahir sampai saat penelitian dilakukan
yang diukur dengan satuan tahun
(dibulatkan berdasarkan angka terdekat dengan tanggal lahir) dengan menggunakan skala rasio; b.
Mengidentifikasi uang saku anak SD yaitu banyaknya uang yang dibawa seorang anak ketika ke luar dari rumah. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah dan
c.
Mengidentifikasi waktu luang
anak SD adalah banyaknya waktu yang
dimiliki oleh anak SD selain kegiatan sekolah dan kegiatan-kegiatan lain yang diikuti setelah jam sekolah. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. 2. Karakteristik Lingkungan Sosial adalah kondisi atau situasi yang menggambarkan suasana di sekitar anak SD dan dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut: a.
Mengidentifikasi sekolah (guru, teman sekolah) yaitu orang-orang
yang
berinteraksi dengan anak sekolah dasar di sekolah (guru dan teman sekolah) dan memiliki kemungkinan mempengaruhi terpaan media televisi/belajar
kognitif.
Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi
kategori tinggi, sedang dan rendah; b.
Mengidentifikasi tetangga dan teman sepermainan yaitu orang-orang yang berinteraksi dengan anak SD di lingkungan tempat tinggal dan memiliki kemungkinan mempengaruhi terapaan media televisi/belajar kognitif. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah dan
c.
Mengidentifikasi keluarga yaitu orang tua dan anggota keluarga lain yang memiliki hubungan darah dengan anak SD tersebut dan memiliki kemungkinan mempengaruhi terpaan media/belajar kognitif anak SD. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah.
3. Faktor Psikologi yang mempengaruhi belajar kognitif pada anak SD yaitu aspekaspek kejiwaan yang mempengaruhi belajar kognitif anak Sekolah Dasar dan dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: a.
Mengidentifikasi sikap anak SD yaitu kecenderungan untuk merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap suatu objek orang, barang, dan sebagainya dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah;
b.
Mengidentifikasi bakat anak SD yaitu kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah;
c.
Mengidentifikasi minat anak sekolah dasar yaitu kecenderungan atau gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah dan
d.
Mengidentifikasi motivasi anak SD yaitu hal dan keadaan yang berasal dari diri anak SD yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.
4. Terpaan Media Televisi adalah penggunaan media televisi dilihat frekuensi penggunaan, durasi penggunaan (longevity) serta pilihan pesan. Frekuensi, durasi dan pilihan stasiun/ program acara yang dipilih dilihat dalam kurun waktu satu hari dengan indikator-indikator sebagai berikut: a. Mengidentifikasi frekuensi anak SD menonton televisi yaitu berapa kali seorang anak sekolah dasar menonton televisi per harinya dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah; b. Mengidentifikasi durasi anak SD menonton televisi yaitu jumlah jam anak menonton acara/ program tertentu di televisi dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. c. Mengidentifikasi pilihan pesan anak SD yaitu keinginan anak terhadap pesan yang dingin didapat dari menonton televisi terutama yang mengangkut belajar kognitif dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. 5. Belajar Kognitif adalah proses untuk mengetahui atau mengelolah
dan
menggunakan pengetahuan dan dapat diukur dengan: a. Mengidentifikasi banyaknya materi acara yang dikuasai oleh anak SD yaitu jumlah keseluruhan materi yang diperoleh anak SD dari satu acara/ program tertentu yang ditontonnya dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kriteria tinggi, sedang dan rendah dan b. Mengidentifikasi tambahan pengetahuan yang didapat yaitu peningkatan pengetahuan dari pengetahuan awal ke pengetahuan sekarang dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kriteria tinggi, sedang dan rendah. Pada setiap variabel diberikan tiga pilihan jawaban dari pertanyaan/pertanyaan yang ada. Pilihan tersebut adalah rendah, sedang dan tinggi. Setiap pilihan mendapatkan skor 1-3. Semakin besar nilai skor maka menunjukan bahwa variabel/indikator semakin tinggi.
Perhitungan nilai skor diatur sebagai berikut: x 100%
Jumlah skor akhir yang didapat oleh masing-masing variabel kemudian diatur sebagai berikut: 0,01 - 30,33 = rendah 33,34 - 66,66 = sedang 66,67 - 100
= tinggi
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.6.1 Validitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Priyatno 2008). Validitas dalam penelitian didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan teori-teori yang ada dan pendapat dari ahli, termasuk konsultasi dengan dosen serta dengan menggunakan koefisien product moment Pearson. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi. Secara lengkap rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: r = nilai koefisien validitas N = jumlah responden X = skor pertanyaan pertama Y = skor total
Setelah dilakukan uji kuesioner kepada 10 responden maka diperoleh hasil validitasi instrument. Dari 88 pertanyaan yang diajukan terdapat tujuh pertanyaan yang memiliki hasil uji validitas lebih kecil dibandingkan dengan nilai r tabel (0,632). Oleh karena itu ketujuh pertanyaan tersebut kemudian diganti.
3.6.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen menunjukkan pada pengertian apakah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Priyatno 2008). Uji Reliabilitas Instrumen dilakukan dengan menggunakan uji koefisien reliabilitas teknik belah dua dengan membagi butir pertanyaan-pertanyaan yang valid tersebut menjadi belahan genap dan belahan ganjil. Pengukuran koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: rtot = angka koefisien reliabilitas keseluruhan item rtt = angka korelasi belahan pertama dan kedua Setelah dilakuakn uji kuesioner pada 10 responden diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,70 untuk karaketristik individu, 0,71 untuk lingkungan sosial, 0,73 untuk faktor psikologi, 0,89 untuk terpaan media televisi dan 0,85 untuk belajar kognitif. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa kuesioner telah valid. 3.7 Analisis data Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, berupa frekuensi, persentase, median, rataan skor dan analisis statistik inferensial, berupa uji hubungan Stuctural Equation Modeling (SEM). Analisis frekuensi, persentase dan median digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik individu berupa umur. Rataan skor digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik individu berupa uang saku dan waktu luang, lingkungan sosial, faktor psikologi, terpaan media dan belajar kognitif pada anak. SEM digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik individu, lingkungan sosial dengan terpaan media televisi dan hubungan lingkungan sosial, faktor psikologi, terpaan media televisi dengan belajar kognitif pada anak. Menurut Asparouhov (2008) SEM adalah metode analisis data multivarian yang bertujuan menguji model pengukuran dan model stuktural variabel laten. Dalam SEM
terdapat dua masalah penelitian utama yang akan dijawab yaitu masalah penelitian deskriptif dan masalah penelitian eksplanasi. Masalah penelitian deskriptif bertujuan untuk mengkonfirmasi dan mendeskripsikan variabel manifest atau indikator dominan yang membentuk sebuah konstruk atau variabel laten sedangkan masalah penelitian explanasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel laten. Jenis SEM yang digunakan pada penelitian ini adalah bivariate model, dimana hanya melibatkan satu variabel laten eksogen (variabel yang mempengaruhi) dan satu variabel laten endogen (variabel yang terpengaruh). Pengukuran SEM dijelaskan pada gambar berikut.
X1 X2
Y4 Karakeristik individu
Terpaan media televisi
X3
Y5
Y6 Gambar 2. Model Persamaan Terstuktur Bivariate 1
X1 X2
Y4 Lingkungan sosial
Terpaan media televisi
X3
Y5
Y6 Gambar 3. Model Persamaan Terstuktur Bivariate 2
X1 X2
Y4 Lingkungan Sosial
Belajar Kognitif
Y5
X3
Y6 Gambar 4. Model Persamaan Terstuktur Bivariate 3
X1 X2
Y4 Faktor psikologi
Belajar Kognitif
Y5
X3
Y6 Gambar 5. Model Persamaan Terstuktur Bivariate 4
X1 X2
Y4 Terpaan media televisi
Belajar Kognitif
X3
Y5
Y6 Gambar 6. Model Persamaan Terstuktur Bivariate 5
Keterangan: X1, X2, X3
= pertanyaan/pernyataan
Y1, Y2, Y3
= pertanyaan/ pernyataan