BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Penting halnya untuk menyusun sebuah metodologi yang tepat dalam proses penelitian ini, berikut ini adalah tahap motodologi yang akan digunakan dalam seluruh proses penelitian.
Dari beberapa pihak yang terlibat dalam aliran E-waste di Bandung, jasa servis merupahkan penghasil E-waste terbesar (Budi Mulyadi,2007). Dalam penelitian kali ini, peneliti mengunakan jasa servis sebagai objek penelitian, dua alasan penting mengapa jasa servis yang terpilih adalah : 1. Sebagai penyalur : jasa servis sebagai ujung tombang penyebaran E-waste komputer ke masyarakat selain pedagang, jasa servis berperan penting karena mereka juga yang lebih banyak menyalurkan (menyarankan) konsumen menggunakan E-waste komputer. 2. Sebagai penampung : jasa servis banyak menampung E-waste komputer dari para konsumen.
Penelitian ini akan dibagi menjadi tiga tahap yaitu (Gambar 3.1): 1. Tahap I, Observasi tahap I ini bertujuan untuk memetakan jumlah dan penyebaran jasa servis se-Bandung. 2. Tahap II, Observasi ini bertujuan untuk membagikan kuisioner dan wawancara langsung dengan tukang servis di daerah studi. Hasilnya berupa data primer hasil penelitian. 3. Tahap III, Observasi ini bertujuan untuk mengkros-cek dan mengembangkan flow material yang telah di buat.
3.2. Metodologi Tahap I 3.2.1 Studi Literatur Studi literatur ini akan dilaksanakan dari awal untuk melihat informasi-informasi yang berhubungan dengan E-waste. Studi literatur yang dilakukan untuk mengkaji flow dari E-waste, tidak dapat di pungkiri bahwa literatur flow material E-waste di
21
Indonesia masih sangat sedikit, maka studi yang dilakukan tidak hanya literatur di Indonesia tetapi juga literatur internasional. Adapun bahan studi literature ini tidak hanya terbatas pada hasil penelitian terlebih dahulu melainkan Peneliti melihat juga laporan-laporan lembaga internasional dan regulasi yang terkait.
Gambar 3.1. Alur Penelitian 3.2.2 Pendataan Jasa Servis Pendataan jasa servis dilakukan dengan mencatat tempat-tempat yang diperkirakan memiliki jasa servis. Tempat-tempat yang akan di observasi adalah tempat-tempat untuk sarana perdagangan dan jasa yang sesuai dengan “Peta rencana tata ruang” (Lampiran A, warna merah dan merah muda). Dalam proses pendataan ini, jasa servis dibagi berdasarkan karakteristik populasi.
22
3.2.3 Penentuan Teknik Sampling Untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat dipertanggung-jawabkan haruslah ditempu cara-cara yang benar dalam setiap langkah termasuk cara-cara pengambilan sampel atau sampling. Populasi jasa servis di Bandung sangat heterogen. Jika populasi heterogen, metode sampling yang terbaik untuk mendapatkan sampel yang representatif adalah sampling pelata. Sampling pelata adalah cara pengambilan sampel acak dengan membuat beberapa strata atau pelata atau lapisan. Pembuatan pelata ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu sedemikian hingga pelata itu menjadi homogen (populasi yang anggotanya berada di bawah penyebab yang sama). Dari setiap pelata lalu diambil secara acak anggota-anggota yang diperlukan, atau dikatakan secara lain, dilakukan pengacakan di dalam setiap pelata. Gabungan anggota-anggota yang didapatkan akan membentuk sampel pelata (Sudjana, 2002).
Sampel pelata biasanya diperbaiki lagi dengan menggunakan cara proporsional. Dengan ini dimaksud bahwa banyaknya anggota dari setiap pelata di ambil sebanding dengan ukuran tiap pelata. Cara ini dinamakan cara sampling acak proporsional dan sampelnya dinamakan sampel acak proporsional.
3.2.4 Jumlah Sampel Berdasarkan pendapat Gasperz (1991) dalam Arrasyid (2000), bahwa ukuran contoh (sampel) maupun populasi sebaiknya ditentukan lebih dari 30, karena pendugaan sifat populasi dapat dilakukan cukup baik apabila ukuran contoh tidak lebih kecil dari 30. Untuk menentukan jumlah sampel yang representatif digunakan metode Slovin (Sekaran Uma, 1992) yang biasanya digunakan untuk penelitian bisnis dan sosial. n=
N 1 + Ne 2
Keteangan n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang di kehendaki (asumsi).
23
3.3. Metodologi Tahap II 3.3.1 Observasi Observasi, yaitu dengan pengamatan di lapangan terhadap objek yang dijadikan sampel penelitian. Observasi lapangan sangat penting karena perdagangan Ewaste di lakukan oleh sektor informal yang sangat sensitif terhadap publikasi
3.3.2 Wawancara Wawancara, dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan secara langsung informasi yang dibutuhkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan E-waste dan flow E-waste komputer tersebut. Wawancara langsung akan dilakukan bersamaan dengan penyebaran kuisioner. Seperti yang sudah di jelaskan bahwa perdagangan E-waste banyak dilakukan oleh sektor informal, wawancara langsung diharapkan dapat memberi informasi yang tersembunyi
3.3.3 Kuisioner Kuesioner adalah instrumen utama dalam penelitian ini. Kuisioner dapat berupa serangkaian pertanyaan yang dapat menggali informasi dari anggota sampling. Untuk penelitian kali ini kuisioner akan di bagikan pada orang-orang yang bekerja untuk memperbaiki komputer “Jasa Servis” di Bandung. Adapun struktur kuisioner dan kuisioner yang akan dibagikan dapat di lihat pada Lampiran B dan Lampiran C.
3.3.4 Analisa Statistik Analisa dilakukan terhadap hasil kuisioner, data-data primer tersebut dikumpulkan dan dihitung agar dapat dianalisa sehingga memperoleh informasi yang dibutuhkan.
3.4. Metodologi Tahap III Pembuatan aliran E-waste dilakukan dengan menelusuri semua keterangan yang diberikan oleh jasa servis, adapun faktor yang diperhatikan selanjutnya adalah : 1. Material komputer (belum jumlah) 2. Proses yang dilakukan terhadap komputer
24
3. Aktivitas yang dilakukan terhadap komputer Penelusuran aliran E-waste dengan mengobservasi dan mewawancarai pihakpihak sesuai dengan keterangan pihak sebelumnya (berkesinambungan). Pembuatan aliran E-waste ini memperhatikan prinsip kesetimbangan masa.
3.5. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah daerah-daerah yang aktivitas masyarakatnya berhubungan dengan E-waste komputer baik formal maupun informal seperti sentra perdagangan, distributor komputer dan daerah lainnya dengan batasan masih berada dalam wilayah administrasi kota Bandung
3.6. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian meliputi observasi awal, wawancara, penyebaran kuisioner, penyusunan flow E-waste dilakukan sejak Agustur 2007 – Juni 2008.
25