BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Waktu & tempat penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di perusahaan tempat penulis bekerja yaitu PT Millenium Muda Makmur. Jl. Basuki Rahmat No.33, Jatinegara Timur VII, Jakarta Timur 13310.
3.2
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah assosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2009: 56), desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) dengan memerlukan pengujian hipotesis dengan uji statistik. Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT Millenium Muda Makmur, Jakarta Timur.
43
44
3.3
Definisi & Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional variabel di dalam penelitian ini adalah:
a. Gaya kepemimpinan (X1) Hasibuan (2009) memaknai seorang pemimpin mempengaruhi prilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. b. Kompensasi(X2) “Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau barang tidak langsung yang di terima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan kepada perusahaan”. (Hasibuan 2007:118). c. Kinerja(Y) “Menurut Mangkunegara (2008) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
45
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) Variabel
Dimensi
Indikator
1. Otoriter
Pemimpin menuntut prestasi karyawan dalam tim. Pemimpin melakukan pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya.
2.Partisipatif
Pemimpin selalu memberi motivasi kepada bawahannya. Pemimpin menganggap semua karyawan adalah mitra kerja.
3. Delegatif
Pemimpin memeriksa pekerjaan sebelum menyerahkan kepada bawahan. Pemimpin sepenuhnya bertanggung jawab atas pekerjaan bawahannya. Pemimpin selalu memberi arahan kepada bawahan. Pemimpin menyesuaikan kebutuhan atas pekerjaan bawahannya. Pemimpin menjalankan wewenang dengan syarat ketentuan perusahaan.
4. Demokratis
Mengakui harkat dan martabat manusia, dan selalu memperlakukan para bawahannya dengan cara-cara manusiawi. Menerima pendapat. Mendorong para bawahannya untuk mengembangkan kreativitasnya.
Gaya Kepemimpinan (X1)
Sumber:Hasibuan ( 2009:171-172)
Skala
Ordinal
46
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Kompensasi (X2) Dimensi Indikator
Variabel
Skala
Perusahaan memberikan gaji sesuai dengan standar Pemerintah (UMP) 1.Gaji Perusahaan memberikan gaji sesuai dengan masa kerja karyawan Perusahaan memberikan bonus tahunan
kepada
2.Bonus karyawan yang berprestasi Perusahaan memberikan insentif kepada karyawan 3. Insentif yang mencapai target Kompensasi(X2)
Perusahaan
menyediakan
poliklinik
di
dalam
perusahaan. 4.Fasilitas
Perusahaan memberikan fasilitas rawat inap bagi
Kesehatan
karyawan yang menderita sakit keras
Fasilitas kesehatan diberikan kepada karyawan dan keluarga
5. Fasilitas Ibadah 6. Tunjangan komunikasi
Perusahaan menyediakan sarana fasilitas ibadah yang nyaman dan layak bagi karyawan Perusahaan memberikan tunjangan komunikasi bagi karyawan
Sumber:Hasibuan, ManajemenSumberDayaManusia (2006:118).
Ordinal
47
Variabel
Dimensi
Skala
* Kesetiaan terhadap tugas dan jabatannya akan membuat keryawan bekerja sebaik mungkin untuk perusahaan. * Kesetiaan terhadap tugas dan jabatan adalah ciri karyawan berkualitas. *Disiplin kerja dan tepat waktu adalah modal utama bagi karyawan mencapai prestasi kerja maksimal. 2. PrestasiKerja * perusahaan menilai hasil kinerja seseorang karyawan dari prestasi kerja yang telah diraih * Kejujuran adalah kunci sukses bagi karyawan menjadi sumber daya yang berkualitas dan dapat di percaya 3.Kejujuran * penerapan kejujuran dalam bidang perkerjaan terlepas dari otoritas Pimpinan Perusahaan. * Kedisiplinan datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan meerupakan salah satu Ordinal 4.Kedisiplinan kunci menuju performa kinerja yang baik. * Teguran berupa surat peringatan diyakini mampu meningkatkan kedisiplinan kerja setiap karyawan. * Saya mampu mengarahkan orang lain untuk dapat bekerja secara maksimal agar sesuai dengan tujuan perusahaan 5.Kepemimpinan * Gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin perusahaan sangat berpengaruh pada kinerja setiap karyawan. Sumber :Hasibuan dalam AA.Anwar Prabu Mangkuegara ( 2006 ) 1.Kesetiaan
Kinerja(Y)
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel kinerja (Y) Indikator
48
3.4 PengukuranVariabel Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal yaitu skala yang didasarkan pada ranking/urutan/jenjang, tidak mempunyai arti mutlak.Data hanya menunjukkan yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Dalam hal ini kode urutan mempunyai arti. Skala ordinal memungkinan untuk mengurutkan data dari tingkat paling rendah ketingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. Menurut Hasan (2006: 14) skala ordinal adalah suatu skala dimana penomoran objek /kategori disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat terendah ketingkat tertinggi atau sbaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Skala ini memiliki ciri sebagai berikut: a) Kategori data bersifat saling lepas (suatu objek hanya masuk pada satu kelompok saja), b) Kategori data tidak disusun secara logis, c) Kategori data disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.
3.5
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan melakukan kuesioner. Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti populasi sampel (Hasan 2006: 24).
49
Adapun tujuan dari diadakan kuesioner ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan survei yaitu untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan. Alasan digunakan metode kuesioner dalam penelitian ini adalah: 1. Responden adalah orang-orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan benar sebab materi yang di ungkap lebih bersifat pribadi. 2. Responden
memiliki
kebebasan
dan
keleluasaan
untuk
mengungkap informasi yang diperlukan. 3. Lebihmenghemat waktu, biaya dan tenaga.
Kuesioner dianalisis dengan memberikan nilai dari hasil kuesioner berdasarkan skala ordinal dengan bobot 5 nilai.
3.5.1
Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer.Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama.Dalam hal ini data primer penulis dapatkan melalui kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan untuk diisi oleh para responden yaitu karyawan PT. Millenium muda makmur, Jakarta Timur.
50
3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.6.1
Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu subyek
yang merupakan perhatian peneliti.Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Millenium Muda Makmur, Jakarta Timur. Jumlah populasi yang dijadikan objek penelitian adalah 58 orang karyawan. 3.6.2
Sampel Sampel sebagai bagian dari populasi yang diambil melalui cara-
cara tertentu juga memiliki karakteristik tertentu yang dianggap dapat mewakili populasi (Hasan, 2008: 98). Karena jumlah populasi tidak terlalu banyak yaitu jumlah 58 karyawan, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan semua populasi yang ada yaitu sebanyak 30 karyawan sebagai responden.
3.7 Metode Analisis Data Analisis data adalah alat yang digunakan dalam menganalisis dan menguji hipotesis yang dikemukakan. Guna memudahkan penelitian terhadap data yang terkumpul, maka metode analisis data yang digunakan yaitu : 3.7.1
Uji Validitas Uji Validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji
51
dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. r
n x
n xy ( x)( y) 2
( x) 2 n y 2 ( y)2
Dimana: r
= Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
3.7.2
n
= Banyaknya sampel
x
= Skor tiap item
y
= Skor total variabel
Uji Reliabilitas Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-
52
kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan Teknik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Rumusnya : 2 k σb r11 1 στ 2 k 1
Dimana:
x
2
x
2
N
N
r11 = reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyan
b 2 = jumlah varians butir
t 2 = jumlah varians total 3.7.3
Asumsi Klasik Agar dapat diperoleh nilai pemikiran yang tidak biasa dan efisien dari persamaan regresi, maka dalam pelaksanaan analisis memenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut dengan komputerisasi menggunakan program SPSS) :
data harus
(pengolahan data
53
a. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka data mempunyai distribusi yang tidak normal (Priyatno, 2010). b. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel bebas. Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah koefisien regresinya tidak tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga. Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (Variance Inflation Factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya (Priyatno, 2010). c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2005), untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Heteroskedastisitas tidak terjadi dalam suatu model jika titik-titik dalam grafik scatterplots menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Pada Uji Spearman’s rho, jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas. (Priyatno: 2010)
54
d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson. Menurut Priyatno (2010) jika nilai Durbin Watson (DW) berada dikisaran antara -2 dan 2, maka dapat diketahui tidak terjadi autokorelasi. Namun, jika nilai DW berada dibawah -2 atau diatas 2, maka terjadi autokorelasi.
3.8 Analisis Regresi Linier Berganda Digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Maka dalam penelitian ini regresinya adalah sebagai berikut : Y=a+
+
+e
Keterangan: Y
= Variabel terikat yaitu kinerja karyawan
a
= Konstanta
b1,b2
= Koefisien determinasi = Gaya kepemimpinan = Kompensasi
e
= Standart error.
55
3.9 Uji Hipotesis 3.9.1
Uji t (UjiParsial) Uji t digunakan mengetahui apakah masing-masing variable bebas
secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variable terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Apakah thitung > ttabel dengan signifikan dibawah 0.10(10%), maka secara parsial atau individual variable bebas berpengaruh signifikan terhadap variable terikat, begitu juga sebaliknya. Rumus uji thitung adalah :
T=
Keterangan: T
= besarnya t hitung = koefisien regresi = Standar error koefisien regresi
3.9.2
Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama
(simultan) koefisien variable bebas mempunyai pengaruhnya atau tidak terhadap variable terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel dengan signifikasi dibawah 0,10 (10%) maka secara bersama-sama (simultan) variable bebas berpengaruh signifikan terhadap variable terikat, begitu juga sebaliknya. Rumus yang digunakan oleh Sugiyono (2006:109) adalah sebagai berikut :
56
⁄
F=
⁄
Keterangan: F
= Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel
R
= Koefisien korelasi ganda
k
= Jumlah variable bebas
n
= Jumlah sampel.
Kriteria pengambilan keputusan: a. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya dua atau lebih variable bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya dua atau lebih variable bebas secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikat.