BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Object Penelitian PT Wijaya Karya TbkDidirikan pada 11 Maret 1960, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, biasa disebut WIKA, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah hasilnasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co disingkat NV Vis en Co. Berawal dari perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan instalasi, WIKA berkembang menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama yaitu usaha jasa Konstruksi, Industri, Perdagangan dan Realti.Di bidang konstruksi, proyek dengan berbagai skala maupun berteknologi baru berhasil diselesaikan, yang meliputi bidang pekerjaan sipil, arsitektur, makanikal, elektrikal, maupun tata lingkungan. Di bidang industri, WIKA berhasil mengembangkan produk-produk yang sangat kompetitif di pasar. Produk yang berhasil menjadi unggulan WIKA diantaranya berbagai produk beton, konversi energi, komponen otomotif aluminium casting, serta konstruksi baja. Di bidang perdagangan, sejak tahun 1987 WIKA telah mengekspor berbagai komoditi hasil industri WIKA seperti furniture, tiang beton, pemanas air tenaga surya, konektor dan aksesorisnya serta komponen aluminium casting lainnya ke pasar Malaysia, Amerika, Belanda, Perancis dan negara Eropa lainnya. Di bidang realti, WIKA
mengembangkan kawasan hunian dengan brand Tamansari yang tersebar diberbagai lokasi di wilayah Indonesia, berupa perumahan berbagai tipe dengan penataan lingkungan yang asri dan nyaman. 5WIKA mendorong setiap unit usahanya yang memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit usaha yang mandiri. Setelah pembentukan WIKA Beton yang pada awalnya adalah: Divisi produk beton pada tahun 1997, WIKA melanjutkan pembentukan PT WIIKA Intrade yang awalnya adalah Divisi Industri dan Peradagangan serta PT WIKA Realty yang awalnya adalah Divisi Realti, pada awal tahun 2000.Keempat pilar bisnis tersebut kini dikelola oleh divisi konstruksi dan 3 anak perusahaan. Dengan demikian setiap unit usaha semakin terfokus pada pengelolaan bidang usahanya, agar suatu saat unit-unit usaha tersebut dapat menunjukkan diferensiasinya dan akhirnya meningkatkan nilai tambah sesuai kondisi lingkungan. Pertumbuhan berkesinambungan PT Wijaya Karya (WIKA) Indonesia yang telah berdiri lebih dari 40 tahun merupakan suatu cerita sukses yang merefleksikan komitmen tinggi dan usaha kerja keras. Memasuki abad ke 21, WIKA berusaha keras meningkatkan kinerja di setiap aspek , dimulai dari manjemen, sumber daya manusia yang tersusun guna menghasilkan inovasi dan teknologi. 3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah desain penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi atau obyek penelitian. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan ini adalah metode penelitian deskriptif, dimana metode ini dalam melakukan penelitiannya yaitu dapat memberikan gambaran tentang keadaan obyek yang diteliti dan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan Almant’s Bankruptcy Prediction Mode (Z-Score), yang bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. 3.3 Variabel dan Skala Pengukuran Dalam sebuah penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas sebelum mulai pengumpulan data. Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2007: 58) Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan dengan dimensi penelitian sebagai berikut: 3.3.1 Dimensi penelitian untuk analisa dengan menggunakan rasio keuangan a. Rasio Likuiditas
Rasio Quick, Aktiva Lancar- Persediaan/ Hutang lancar Rasio Lancar, Aktiva Lancar/ Hutang lancar b. Rasio Profitabilitas Profit Margin, Laba Bersih/ Penjualan Return on Aset (ROA), Laba Bersih/ Total Aset c. Rasio Aktivitas Perputaran Total Aktiva ,Penjualan / Rata-rata total Aktiva Dimana rata-rata total aktiva diperoleh dari penjumlahan total aktiva tahun lalu ditambah dengan total aktiva tahun berjalan dibagi 2(dua) d. Rasio Solvabilitas Rasio Total Hutang terhadap Total Aset , Total Hutang/ Total Asset Rasio Total Hutang terhadap modal,Total Hutang / Modal 3.3.2 Dimensi Penelitian untuk menentukan Z-Score Untuk menentukan Z-Score berdasarkan persamaan Altman sebagai dasar memprediksi kebangkrutan pada suatu perusahaan penulis akan menggunakan dimensi-dimensi penelitian sebagai berikut: a) Rasio Likuiditas (X1), X 1 = Net Working Capital to Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih
diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. b) Rasio Profitabilitas (X2), X 2 = Retained Earnings to Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham. Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap aktiva, bukan aktiva per ekuitas pemegang saham. Pada perusahaan laba ditahan terjadi karena pemegang saham mengizinkan perusahaan tersebut untukmengivestasikan kembali laba yang tidak didistribusikan sebagai deviden. Dengan demikian, laba ditahan yang dilaporkan dalam neraca bukan kas dan ‘ tidak tersedia’ untuk pembayaran deviden atau yang lainnya. c) Rasio Aktivitas (X3), X 3 = Earnings Before Interest and Tax to Total Asset
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar dari rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak daripada bunga pinjaman. d) Rasio Solvabilitas (X4) X4 = Market Value of Equity to Book Value Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban dari nilai pasar modal sendiri ( saham biasa ). Nilai pasar modal sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang. e) Rasio Aktivitas (X5), X5 = Sales to Total Asset Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
.3.4 Metode Pengumpulan Data
Semua data dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Indonesia Stock Exchange ( www.idx.co.id ) dan IDX Statistic. Dimana data merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel – tabel atau diagram – diagram. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( Library Research ). Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara studi literatur yaitu membaca, mempelajari literatur – literatur, meneliti dan mengkaji serta mengumpulkan data tentang laporan keuangan dari perusahaan Industry Sector :Propertyyang tercatat di BEI pada tahun 2008 – 2012. 3.5 Jenis Data Data yang digunakan didalam penelitian kali ini adalah jenis dataSekunder yaitu seperti laporan keuangan laporan publikasi yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia yaitu antara lain Laporan Keuangan PT Wijaya Karya Persero Tbk, Laporan keuangan PT Adhi Karya Persero Tbk, Laporan keuangan PT Lippo cikarang Tbk, Laporan Keuangan PT Modernland Realty Tbk ,Laporan Keuangan PT Jaya Real Property Tbk, dan Laporan Keuangan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. merupakan data time series dari periode tahun 2008-2012.
3.6 Populasi dan Sample Dalam setiap penelitian ilmiah selalu dihadapkan pada masalah populasi,karena populasi penelitian merupakan sumber data atau subyek yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan. Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Pendapat lain mengatakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono 2007:115).Sedangkan Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 6 (enam) buah perusahaan Property diantaranya PT Wijaya karya persero Tbk.PT Adhi karya persero tbk, PT Lippo cikarang Tbk , PT Modernland Realty Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk dan sedangkan yang merupakan sampel kali ini adalah PT Wijaya Karya Persero Tbk. Sampel
yang
diambil
dari
populasi
menggunakan
metode
purposivesampling (sample bertujuan), dimana anggota sample yang dipilih
didasarkan atas pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui kinerja perusahaan dengan analisis rasio dan analisis lainnya dan potensi kebangkrutan perusahaan tersebut.
3.7 Metode Analisa Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh koresponden terkumpul dimana yang termasuk kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh koresponden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 3.7.1 Analisis dengan menggunakan Rasio Keuangan Analisis Rasio pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca.Alasan memilih analisis ini adalah untuk menghilangkan pengaruh perbedaan ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka absolute tetapi dalam angka relatif. Ada beberapa rasio yang digunakan oleh penulis dalam melakukan analisis ini antara lain: a. Rasio Likuiditas Dimana dalam hal ini, penulis menggunakan 2 buah rasio yang mengukur likuiditas perusahaan antara lain:
1. Rasio Lancar = Aktiva Lancar/ Hutang Lancar Dimana nilai rasio ini akan semakin besar apabila aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancar. Dan sebaliknya semakin besar hutang lancar daripada aktiva lancar maka nilai rasio ini akan semakin kecil. 2. Rasio Quick = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang lancar Dimana nilai rasio ini akan semakin besar apabila aktiva lancar lebih besar dan persediaan serta hutang lancar lebih kecil. Dan sebaliknya semakin besar hutang lancar dan persediaan daripada aktiva lancar maka nilai rasio ini akan semakin kecil. b. Rasio Profitabilitas Dimana dalam hal ini, penulis menggunakan 2 buah rasio yang mengukur profitabilitas perusahaan antara lain. 1. Profit Margin = Laba Bersih/ Penjualan Dimana nilai rasio ini akan semakin besar apabila laba bersih lebih besar daripada penjualan. Dan sebaliknya apabila penjualan lebih besar daripada laba yang dihasilkan maka nilai rasio ini akan semakin kecil. 2. Return on Aset (ROA) = Laba Bersih/ Total Aset Dimana nilai rasio ini akan semakin besar apabila laba bersih lebih besar daripada total asset/aktiva. Dan sebaliknya apabila total asset/aktiva lebih besar daripada laba yang dihasilkan maka nilai rasio ini akan semakin kecil. c. Rasio Aktivitas
Dimana dalam hal ini, penulis menggunakan 2 buah rasio yang mengukur aktivitas perusahaan antara lain: 1. Perputaran Aktiva Tetap =Penjualan / Total Aktiva Tetap Perputaran aktiva tetapini digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan dan rasio ini juga dapat disebut rasio pemanfaatan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya.
2. Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva Dimana nilai rasio ini akan semakin besar apabila penjualan lebih besar daripada total aktiva. Dan sebaliknya nilai rasio ini akan semakin kecil apabila total aktiva lebih besar daripada penjualan. d. Rasio Solvabilitas Dimana dalam hal ini, penulis menggunakan 2 buah rasio yang mengukur Solvabilitas perusahaan antara lain: 1. Rasio Total Hutang terhadap Total Aset = Total Hutang/ Total Aset Dimana nilai rasio ini akan semakin besar apabila Total Hutang lebih besar daripada total aktiva/aset. Dan sebaliknya nilai rasio ini akan semakin kecil apabila total aktiva/aset lebih besar daripada Total Hutang. 2. Total Hutang Terhadap Modal=Total Hutang / Modal Dimana Rata-rata rasio Total Hutang terhadap modal atau biasa dikenal dengan Debt. Equity of Rasio digunakan untuk mengukur prosentase
dari dana yang disediakan oleh kreditor dan mengetahui sejauh mana porsi hutang dalam mendanai perusahaan. Semakin besar hutang semakin besar risiko bangkrutnya. .3.7.2 Analisis Cross Section dengan Perbandingan Rata-Rata
industri&
Analisis Time Series Analisis Cross Section adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya sedangkan pendekatan analisis Time Series dilakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya dengan tujuan untuk memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran selama tahun 2008-2012. Dimana pada penelitian kali ini penulis akan menggunakan pendekatan analisis Cross Section dengan membandingkan ratio finansial PT Wijaya karya persero Tbk dengan ratio rata-rata industri dan pendekatan analisis Time Seriesperiode tahun 2008-2012 dengan perhitungan yang menggunakan Median 3.7.3Analisis Variabel Altman Z-Score Untuk analisis potensi kebangkrutan atau untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan perusahaan property sektor Industrimenggunakan metode yang ditemukan Altman yang dikenal dengan Z-Score. Dengan
menggunakan metode Almant ini maka kita akan dapat memprediksi indikator kemugkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan Industry Sector : Property. Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hasil penjumlahan dikalikan rasio – rasio keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan
perusahaan.Dengan
demikian
Z-Score
dapat
mengalamikenaikan maupun penurunan tergantung dari hasil penjumlahan masing-masing variable. Perhitungan Z-Score dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut: Z = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 + 0,999 X5 X1 = Modal kerja / Total Aktiva ( dalam % ) X2 = Laba ditahan / Total Aktiva ( dalam % ) X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total Aktiva ( dalam % ) X4 = Nilai pasar modal sendiri / Nilai buku hutang (dalam % ) X5 = Penjualan / Total Aktiva (kali) Setelah memasukan nilai variabel kedalam perhitungan Z-Score selanjutnyaadalah melakukan klasifikasi berdasarkan hasil nilai Z-Scoreuntuk mengetahui kondisi kinerja keuangan perusahaan. Kondisi ini dapat dilihat dari nilai Z-Scorenya, jika :
1. Apabila nilai Z-Scorediatas 2,90 (Z-Score> 2,90) diklasifikasikansebagai perusahaan berada dalam posisi kondisi kinerja keuangannyayaitu Sehat. 2. Apabila
nilai
diklasifikasikan
Z-Scoreantara sebagai
1,81
perusahaan
sampai berada
2,90
(1,81
dalam
kondisi
kinerja
keuangannya yaitu kurang sehat atau berada pada posisi Grey Area. Pada kondisi ini, perusahaan mengalami masalahkeuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yangtepat. Kalau terlambat dan tidak cepat penanganannya, makaperusahaan dapat mengalami kebangkrutan. 3. Apabila nilai Z-Scoredibawah 1,81 (Z-Score< 1,81)diklasifikasikan sebagai perusahaan berada dalam posisi kondisi kinerja keuangannya yaitu berada dalam kondisi Bangkrut.