BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2010 :15) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.
3.2 Kancah Penelitian / Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil subyek atau tempat di SD Negeri Blotongan 03 Salatiga karena SD ini merupakan satu-satunya sekolah inklusi di Salatiga.
3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah guru-guru dan kepala Sekolah yang mengajar dan mengelola di SD Blotongan 03. Subjek penelitian bisa diperluas untuk menambah informasi yang akan diperoleh sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.
24
25
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.4.1 Observasi Nasution (dalam Sugiyono, 2010: 310) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja melalui data , yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Marshal (dalam Sugiyono 2010: 310) mengungkapkan bahwa „through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior’. Yang berarti Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
3.4.2 Wawancara Esterberg (dalam Sugiyono, 2010: 317) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Stainback (dalam Sugiyono, 2010: 318) mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak bisa ditemukan melalui observasi.
26
3.4.3 Dokumentasi Sugiyono (2010: 329) menyatakan dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
3.5 Teknik Analisis Data Sugiyono (2010: 334) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan, sehingga mudah difahami. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. Langkahlangkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah membuat catatan lapangan, dalam bentuk verbatim wawancara, mereduksi data dengan cara membuang data-data yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Selanjutnya dihubungkan pola pengembangan tertentu atau menjadi hipotesis. Dari hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.
27
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen utama pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrument penelitian meneliti langsung ke lapangan dan mengamati secara seksama dan mengamati secara seksama dan sistematis untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan (foto dan dokumentasi) Nasution (dalam Sugiono 2010: 306) menyatakan bahwa „dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, focus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya‟ Kountur (2003: 151) menyatakan bahwa Instrument pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, sedangkan instrumentasi adalah inti pengumpulan data tersebut. (Ronny Kountur, metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis.PPM, Jakarta, 2003 hal 151). Langkah-langkah yang dilakukan peneliti: 1.
Peneliti melihat langsung pada objek yang diteliti.
2.
Peneliti menggunakan pedoman pertanyaan untuk wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya berdasarkan masalah penelitian agar informasi dapat diperoleh.
28
3.
Peneliti menggunakan alat bantu camera dan perekam suara dalam pengumpulan data.
3.6 Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk kepeluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Putton (dalam Anggani 2009:29-30) menyatakan bahwa triangulasi dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: 1. Triangulasi data: digunakan variasi sumber-sumber data yang berbeda.. 2. Triangulasi peneliti: disertakan beberapa peneliti atau evaluator berbeda 3. Triangulasi teori: digunakan beberapa perspektif yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama. 4. Triangulasi metode: dipakainya beberapa metode yang berbeda untuk meneliti satu hal yang sama. Dalam penelitian ini penulis melakukan triangulasi terhadap data selain itu juga menggunakan member check. Member check dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan pada subyek untuk segera memperbaiki data dan menentang suatu penafsiran yang barang kali salah.