BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2009 : 2) metode penelitian diartikan : “ Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan ”
Dapat dijelaskan bahwa metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah dengan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga menghasilkan suatu kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Metode pada penelitian ini adalah Metode Kuantitatif, Sugiyono (2009 : 8) menjelaskan : “ metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan “ Sedangkan secara khusus
metode kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey, Sugiyono (2009 : 6) menjelaskan :
43
44
“ Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya ( perlakuan tidak seperti eksperimen) “ Dapat disimpulkan bahwa metode survey merupakan salah satu cara ilmiah untuk mendapatkan data baik dengan mengedarkan kuesioner, test dan wawancara terstruktur. 3.1.1
Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu penyelidikan yang bersifat sistematis,
terkontrol, empiris, dan kritis yang menjadi sasaran dalam mengungkap suatu fenomena atau hubungan fenomena dengan maksud meningkatkan, memodifikasi, dan mengembangkan pengetahuan yang dapat diverifikasi. Dengan demikian, yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Tekanan Anggaran Waktu, Perilaku Disfungsional, Kualitas Audit di beberapa Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di Kota Bandung. 3.1.2
Desain Penelitian Menurut Nazir (2003) dalam Prolentina (2011) menyatakan bahwa: “ Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian ”. Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
45
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya dapat ditetapkan judul yang akan diteliti. 2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah 4. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori-teori mengenai Tekanan Anggaran Waktu, Perilaku Disfungsional dan Kualitas Audit.
5. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data. 6. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan. 7. Mengidentifikasi, memberi nama variabel dan membuat definisi operasional dari masing-masing variabel. 8. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data – data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan komputerisasi. 9. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis. 10. Menyusun laporan hasil penelitian.
46
3.2
Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian harus didefinisikan secara jelas sehingga
tidak menimbulkan pengertian yang ambigu. Definisi variabel juga memberikan batas sejauh mana penelitian yang dilakukan. 3.2.1
Definisi Variabel Sugiyono ( 2009 : 38 ) merumuskan bahwa variabel penelitian merupakan
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Sehubungan dengan judul skripsi yaitu Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit, maka penulis mengelompokkan variabel-variabel yang tercakup pada judul tersebut menjadi dua variabel, antara lain: 1. Variabel Bebas atau Independen (X) Variabel Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas antara lain : Tekanan Anggaran Waktu (X1), Perilaku Disfungsional (X2) 2. Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y)
47
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadikan akibat karena adanya variabel bebas. Dalam kaitannya dengan masalah yang akan diteliti maka yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Kualitas Audit. 3.2.2
Operasionalisasi Variabel Terdapat dua operasional variabel, yaitu variabel X (Tekanan Anggaran
Waktu dan Perilaku Disfungsional) sebagai variabel bebas atau independent variable dan variabel Y (Kualitas Audit) sebagai varibel terikat atau dependent variable, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
No. 1.
Variabel Tekanan Waktu (X1)
Dimensi
Indikator
Skala
Anggaran 1. Auditor dituntut 1. Dengan Ordinal untuk melakukan mengurangi efisiensi terhadap biaya audit Definisi : anggaran waktu Time budget yang telah pressure adalah keadaan disusun dimana auditor dituntut untuk melakukan 2. Auditor dituntut 2. Memaksa efisiensi terhadap untuk auditor untuk anggaran waktu yang menyelesaikan menyelesaikan telah disusun, atau tugas audit tepat tugas pada waktunya. secepatnya. terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat. Herningsih (2001) dalam Burmansyah (2008)
48
2.
3.
Perilaku (X2)
Disfungsional 1. Menghentikan 1. Mengabaikan Ordinal satu atau satu atau beberapa langkah. beberapa Definisi : prosedur yang Perilaku audit disyaratkan disfungsional adalah setiap tindakan yang 2. Lebih singkat dari 2. Auditor dilakukan auditor dalam melaporkan waktu aktual pelaksanaan pekerjaan waktu audit audit yang dapat yang lebih mengurangi atau singkat dari menurunkan kualitas waktu aktual audit secara langsung yang maupun tidak langsung. dipergunakan Kelley dan Margheim untuk audit (1990); Otley dan Pierce (1996b) dalam Siti Marfuah (2011) Ordinal Kualitas Audit (Y) 1. Kompetensi 1. Memiliki kemampuan Definisi : teknologi, memahami dan sebagai gabungan probabilitas seorang melaksanakan prosedur audit auditor untuk dapat menemukan dan yang benar, memahami dan melaporkan penyelewengan yang menggunakan metode terjadi dalam sistem akuntansi klien (De penyampelan yang benar Angelo (1981) dalam Simajuntak (2008) 2. Independensi 2. a. Independensi sikap mental (kejujuran) dalam mempertimbang kan fakta dan pertimbangan yang objektif. b. independensi penampilan yaitu kesan
49
masyarakat bahwa auditor bertindak bebas. 3. Profesional
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
3. a. memiliki keahlian lebih dan pelatihan teknis yang cukup b. sikap mental (independensi, perikatan) c. mahir dan professional dalam audit dan menyusun laporannya.
Populasi menurut Sugiyono (2009: 80) adalah : “ wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan “ Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi karakter atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut.
50
Populasi dalam penelitian ini adalah Supervisi dan Auditor Junior yang bekerja pada 4 (empat) Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung, diantaranya sebagai berikut : Tabel 3.2 Nama Kantor Akuntan Publik No.
Nama KAP
Alamat
1
KAP Af. Rachman & Rekan
2
KAP Drs. Bambang Budi Tresno
3
Jl. Abdulrahman Saleh No. 40 Bandung
4
KAP Abubakar Usman & Rekan KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jarry
5
KAP Arifin, Halid & rekan
Jl. Buah Batu No. 87 Bandung 40264
6
KAP Djoemarna, Wahyudin & Rekan
Jl. Dr. Abdul Rivai No. 2 C Bandung
7
KAP Ekamasni Bustaman & Rekan
Jl. Wastukencana No. 5 Bandung 40117
8
KAP Erwan, Sugandhi & Jajat Marjat
Jl. Pasir luyu Timur No. 125 Bandung
9
Jl. Golf Timur III No. 1 Bandung
11
KAP Drs. Gunawan Sudrajat KAP Prof.DR.H.TB.Hasanuddin M.Sc. & Rekan KAP DR.H.E.R.Suhardjadinata, Ak.,MM
12
KAP Heliantono & Rekan
Jl. Sangkuriang No. B1 Bandung
13
KAP Hendrawinata Gani & Hidayat
Jl. Peta Kopo Plaza Blok A-14 Bandung
14
KAP Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin
Jl. R.E.Martanita No. 86 Bandung 40114
15
KAP Drs.Joseph Munthe. Ms.Ak
Jl. Terusan Jakarta No. 20 Bandung
16
KAP Drs.Karel & Widyarta
Jl. Hariangbanga No. 15 Bandung
10
Jl. Pasir Luyu Raya No. 36 - Bandung Pascal Hyper Square Blok B - 61 Lantai 3 Bandung
Jl. Rajamantri 1 No. 2 Bandung 40264
Jl. Soekarno Hatta MTC Blok f No. 29 Jl. Venus Raya No. Bandung 40286
51
17
KAP Dra.Koesbandijah
Jl. PH.Mustafa No. 58 Bandung 40124
18
KAP DR. La Midjan & Rekan
19
KAP Drs.Moch. Zainuddin
Jl. IR. H. Djuanda No. 207 Bandung Holis Pesona Taman Burung Blok C7 Bandung
20
KAP Dr.Moh.Mansur SE.MM.Ak
Jl.Turangga No. 23 Bandung
21
KAP Peddy HF.Dasuki
Jl. Venus Barat Kav. 9-11
22
KAP Roebiandini & Rekan
Jl. Raden Patah No. 7 Bandung 40132
23
Jl. Sukahaji No. 36 A Bandung 40132
24
KAP Drs.Ronald Haryanto KAP Drs.Sehat, Bukit, Kataren & Rekan
Jl. Cikutra No. 148 Bandung 40225
25
KAP Sanusi, Supardi & Soegiharto
Jl. Cikawao No. 40 Bandung 40261
26
KAP Sugiono Poulus
Jl. Taman Holis Blik B 3 No. 8 Bandung
27
KAP Dra. Yati Ruhiyati
Jl. Ujung Berung Indah Berseri 1 Blok 9
Sumber : IAI Jabar 3.3.2
Sampel Sampel, menurut Sugiyono (2009: 81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2009: 84), nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik
52
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan
tertentu.
Adapun
yang
menjadi
pertimbangan pemilihan sampel adalah sebagai berikut : 1. KAP yang telah berizin usaha lebih dari 10 tahun. KAP yang telah berdiri dan memiliki izin usaha yang lebih dari 10 tahun dianggap lebih memiliki system audit laporan keuangan yang lebih baik. 2. KAP yang bersedia dijadikan tempat penelitian. Pengambilan data dari KAP yang bersedia menjadi tempat penelitian untuk kemudahan akses penelitian. 3. Supervisi dan Auditor Junior pada KAP yang bersedia menjadi responden. Untuk mengetahui informasi dan analisis terkini tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung
3.4
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan, dan lain-lain (Sugiyono, 2009: 137). Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penyusunan skripsi adalah 1. Data Primer
53
Merupakan data yang penulis kumpulkan langsung dari responden dengan dua cara yakni: Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya; 2. Data Sekunder Merupakan data yang dikumpulkan oleh penulis melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku, literatur-literatur yang berhubungan dengan pencarian data melalui internet. 3.5
Metode Analisis yang Digunakan Instrumen yang digunakan dalam penelitian perlu diuji untuk validitas dan
reliabilitasnya. Uji validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Sedangkan uji reliabilitas menyatakan bahwa apabila instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode pengujian validitas isi dengan analisis item, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor butir dengan instrumen dengan skor total. 3.5.1
Uji Validitas Menurut Sugiyono (2009:267) validitas adalah : ” merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti “
54
Artinya adalah data “ yang tidak berbeda “ antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Tabel 3.3 Standar Penilaian Untuk Validitas
Validity Good
0,50
Acceptable
0,30
Marginal
0,20
Poor
0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70 dalam Prolentina 2011
Semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Untuk menghitung korelasi pada uji validitas menggunakan korelasi item total yang penulis kutip dari Ety Rochaety (2007: 47) dengan rumus sebagai berikut: =
∑
∑
− ∑
−∑
∑
∑
− ∑
55
Keterangan : r = Korelasi X = Skor setiap item Y = Skor total dikurangi item tersebut n = Ukuran sampel 3.5.2
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Alpha
Cronbach (α) yang penulis kutip dari Ety Rochaety (2007: 54) dengan rumus sebagai berikut: =
=
=
−1
1−∑
Dimana: α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach = Varians skor keseluruhan = Varians masing-masing item Adapun kriteria untuk menilai reliabilitas instrumen adalah apabila suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali 2007: 42).
56
3.6
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1
Analisis Data Sesuai dengan metode penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini
menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional terhadap kualitas audit. 1) Perhitungan Koefisien Jalur a. Persamaan Jalur Sub Struktur Pertama Pada substruktur yang pertama variabel tekanan anggaran waktu berperan sebagai variabel independen (eksogenus variabel) dan perilaku disfungsional auditor sebagai variabel dependen (endogenus variabel). Selanjutnya untuk menguji pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap perilaku disfungsional hasil ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: •
Menghitung Koefisien Jalur
Karena variabel independen hanya satu variabel (tekanan anggaran waktu), maka nilai koefisien korelasi sekaligus menjadi koefisien jalur. •
Menghitung Koefisien Determinasi
57
Koefisien determinasi diperoleh dari mangkuadratkan nilai koefisien jalur, jadi koefisien determinasi tekanan anggaran waktu terhadap perilaku disfungsional auditor. b. Persamaan Jalur Sub Struktur Kedua Pada analisis jalur, variabel tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional auditor berfungsi sebagai variabel sebab (eksogenus variabel) dan kualitas audit sebagai variabel akibat (endogenus variabel). Selanjutnya untuk menguji pengaruh tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Data yang akan dianalisis merupakan data hasil penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, kemudian peneliti melakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Untuk menganalisis data digunakan metode statistik, karena merupakan metode analisis data yang efisien dan efektif dalam suatu penelitian. Metode statistik yang digunakan adalah metode yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Untuk menilai X1, X2, Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Rumus Mean (rata-rata) yang dikutip dari Sudjana (2005:67) adalah sebagai berikut:
58
=
∑
Rumus 3.3 Dimana: = Mean (rata-rata) Σ = Epsilon (jumlah) = Nilai X ke i sampai ke n = Jumlah individu
Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai ratarata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Untuk variabel tekanan anggaran waktu (X1) rumusnya adalah: :
=
∑
Untuk variabel perilaku disfungsional (X2) rumusnya adalah: ∑ : = Untuk variabel kualitas audit (Y) rumusnya adalah: ∑ : = Setelah
didapat
rata-rata
dari
masing-masing
variabel,
kemudian
dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan tertinggi itu masing-masing diambil dari banyaknya pernyataan dalam kuesioner dikalikan dengan skor terendah yaitu 1
59
(satu) dan nilai tertinggi yaitu 5 (lima) dengan menggunakan Skala Likert. Teknik Skala Likert dipergunakan dalam melakukan pengukuran atas jawaban dari pernyataan yang diajukan kepada responden penelitian dengan cara memberikan skor pada setiap item jawaban. Dalam penelitian ini skor untuk setiap jawaban dari pernyataan yang diajukan kepada responden, penelitian ini akan mengacu pada pernyataan Sugiyono (2008:133) yaitu: “Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.” Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: 1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor
5
2. Setuju/sering/positif diberi skor
4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor
3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor
2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor
1
Berdasarkan pernyataan Sugiyono tersebut, maka pernyataan positif akan dinilai dengan mekanisme sebagai berikut: •
Sangat setuju diberi nilai
5
•
Setuju diberi nilai
4
•
Ragu-ragu diberi nilai
3
60
•
Tidak setuju diberi nilai
2
•
Sangat tidak setuju diberi nilai
1
Dan untuk pernyataan negatif akan dinilai dengan mekanisme sebagai berikut: •
Sangat tidak setuju diberi nilai
5
•
Tidak setuju diberi nilai
4
•
Ragu-ragu diberi nilai
3
•
Setuju diberi nilai
2
•
Sangat setuju diberi nilai
1
Untuk variabel X1 diperoleh nilai terendahnya (1x5) = 5, dan nilai tertingginya (5x5) = 25, kelas interval sebesar 4 {(25-5)/5} maka kriteria untuk melihat tekanan anggaran waktu (X1) adalah sebagai berikut: •
Skor 5 – 9 dirancang untuk kriteria “Sangat Tinggi”
•
Skor 9,1 – 13,1 dirancang untuk kriteria “Tinggi”
•
Skor 13,2 – 17,2 dirancang untuk kriteria “Sedang”
•
Skor 17,3 – 21,3 dirancang untuk kriteria “Rendah”
•
Skor 21,4 – 25 dirancang untuk kriteria “Sangat Rendah” Untuk variabel X2 diperoleh nilai terendahnya (1x3) = 3, dan nilai
tertingginya (3x5) = 15, kelas interval sebesar 2,4 {(15-3)/5} maka kriteria untuk melihat perilaku disfungsional auditor (X2) adalah sebagai berikut: •
Skor 3 – 5,4 dirancang untuk kriteria “Sangat Tinggi”
•
Skor 5,5 – 7,9 dirancang untuk kriteria “Tinggi”
61
•
Skor 8 – 10,4 dirancang untuk kriteria “Sedang”
•
Skor 10,5 – 12,9 dirancang untuk kriteria “Rendah”
•
Skor 13 – 15 dirancang untuk kriteria “Sangat Rendah” Sedangkan untuk variabel Y diperoleh nilai terendahnya adalah (1x9) = 9, dan
nilai tertingginya adalah (5x9) = 45, kelas interval sebesar 7,2 {(45-9)/5} maka kriteria untuk melihat kualitas audit (Y) adalah sebagai berikut: •
Skor 9 – 16,2 dirancang untuk kriteria “ Tidak berkualitas ”
•
Skor 16,3 – 23,5 dirancang untuk kriteria “ Kurang Berkualitas ”
•
Skor 23,6 – 30,8 dirancang untuk kriteria “ Cukup Berkualitas ”
•
Skor 30,9 – 38,1 dirancang untuk kriteria “ Berkualitas ”
•
Skor 38,2 – 45 dirancang untuk kriteria “ Sangat Berkualitas ” Setelah adanya analisis data antara data lapangan dan data kepustakaan,
kemudian diadakan perhitungan dari hasil kuesioner agar hasil analisis dapat teruji dan dapat diandalkan. 3.6.2
Rancangan Pengujian Hipotesis
a) Persamaan Jalur Sub Struktur Pertama Selanjutnya untuk membuktikan apakah tekanan anggaran waktu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku disfungsional auditor, maka dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik sebagai berikut. a. Ho : ρ = 0 , artinya tekanan anggaran waktu tidak berhubungan dengan perilaku disfungsional auditor.
62
Ha : ρ ≠ 0 , artinya tekanan anggaran waktu berhubungan dengan perilaku disfungsional auditor b. H0 : ρ = 0 , artinya tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ha : ρ
≠ 0 , artinya tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap
kualitas audit. c. H0 : ρ = 0 , artinya perilaku disfungsional tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ha : ρ ≠ 0 , artinya perilaku disfungsional berpengaruh terhadap kualitas audit.
b) Persamaan Jalur Sub Struktur Kedua
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap perilaku disfungsional auditor dan implikasinya pada kualitas audit. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi. Adapun langkah-langkah dalam analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Secara Bersama-sama Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
63
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama dapat berperan atas variabel dependen. Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai t atau F hitung dengan t atau F tabel dengan menggunakan tabel harga kritis t tabel dan F tabel dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 0,05 (α = 0,05). Adapun kaidah keputusan atau kriteria pengujian yang ditetapkan adalah sebagai berikut: •
t hitung atau F hitung > t tabel atau F tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara tekanan anggaran waktu, perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima.
•
t hitung atau F hitung < t tabel atau F tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tekanan anggaran waktu, perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak. Untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y maka
digunakan koefisien determinasi (KD) yang merupakan koefisien korelasi yang biasanya dinyatakan dengan persentase (%). = Dimana: = Koefisien Determinasi = Korelasi Rank Spearman
× 100%
64
•
Hipotesis Ho : ρ = 0 ,
artinya tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional
auditor secara simultan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ha : ρ ≠ 0 ,
artinya tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional
auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.
2. Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial
Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai t atau F hitung dengan t atau F tabel dengan menggunakan tabel harga kritis t tabel dan F tabel dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 0,05 (α = 0,05). Adapun kaidah keputusan atau kriteria pengujian yang ditetapkan adalah sebagai berikut: •
t hitung atau F hitung > t tabel atau F tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara tekanan anggaran waktu, perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima.
•
t hitung atau F hitung < t tabel atau F tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tekanan anggaran waktu, perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak.
•
Hipotesis
65
H0 : ρ = 0 , artinya tekanan anggaran waktu secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Ha : ρ ≠ 0 , artinya tekanan anggaran waktu secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit H0 : ρ = 0 ,
artinya perilaku disfungsional auditor secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit Ha : ρ ≠ 0 ,
artinya perilaku disfungsional auditor secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit
1) Pemilihan Tes Statistik dan Perhitungan Nilai Tes Statistik Teknik statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah statistik nonparametrik karena sangat cocok dengan data-data yang berbentuk ordinal. Tes statistik yang peneliti gunakan adalah Spearman Rank. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008:356): “Korelasi Spearman Rank digunakan mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama.” Adapun persamaan yang dikutip oleh Sugiyono (2008:357) sebagai berikut: =1− ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
6∑! −1
66
Selanjutnya untuk menguji tingkat signifikansi nilai ρ tersebut maka pengujian tingkat signifikansinya adalah menggunakan rumus:
2) Taraf Signifikan
−2 "= # 1−
Sebelum pengujian dilakukan maka terlebih dahulu harus ditentukan taraf signifikansinya. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana pengujian agar diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Taraf signifikansi yang dipilih dan ditetapkan dalam penelitian adalah 0,05. (α = 0,05) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Angka ini dipilih karena dapat mewakili hubungan variabel yang diteliti dan merupakan suatu taraf signifikansi yang sering digunakan dalam penelitian di bidang Ilmu Sosial.
3) Penetapan Kriteria Pengujian Untuk melakukan uji terhadap hipotesis, maka harus ada kriteria pengujian yang ditetapkan.
4) Interpretasi Koefisien Korelasi Dari hasil perhitungan koefisien korelasi maka selanjutnya hasil tersebut dapat diinterpretasikan berdasarkan tabel di bawah ini untuk melihat seberapa kuat tingkat hubungan yang dimiliki antar variabel.
67
Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199
Sangat rendah
0,200 – 0,399
Rendah
0,400 – 0,599
Sedang
0,600 – 0,799
Kuat
0,800 – 1,000
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2008:250)