BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Variabel independen dengan pencampuran tepung kecambah kacang kedelai, kacang tolo dan kacang hijau (50%, 75%) dan tepung kecambah jagung (25%, 50%) pada makanan pendamping ASI dan variabel dependennya kadar protein, vitamin C dan sifat organoleptik pada produk (bubur bayi) dengan 4 kali ulangan. Penentuan ulangan menggunakan rumus galat: (P-1) x (U-1), jika dalam penelitian ini menggunakan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan maka galat = (6-1) x (4-1) = 15. Adapun desain percobaan tersaji pada tabel 3. Tabel 3. Desain Percobaan FORMULA
ULANGAN (U) U1
U2
U3
U4
JKK 50
JKK 50 1
JKK 50 2
JKK 50 3
JKK 50 4
JKK 25
JKK 25 1
JKK 25 2
JKK 25 3
JKK 25 4
JKT 50
JKT 50 1
JKT 50 2
JKT 50 3
JKT 50 4
JKT 25
JKT 25 1
JKT 25 2
JKT 25 3
JKT 25 4
JKH 50
JKH 50 1
JKH 50 2
JKH 50 3
JKH 50 4
JKH 25
JKH 25 1
JKH 25 2
JKH 25 3
JKH 25 4
Keterangan: JKK 50 : Jagung 50 % + Kacang Kedelai 50 % JKK 25 : Jagung 25 % + Kacang Kedelai 75 % JKT 50 : Jagung 50 % + Kacang Tolo 50 % JKT 25 : Jagung 25 % + Kacang Tolo 75 % JKH 50 : Jagung 50 % + Kacang Hijau 50 % JKH 25 : Jagung 25 % + Kacang Hijau 75 %
B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan untuk pembuatan kecambah yaitu kacang kedelai, kacang hijau, kacang tolo dan jagung kuning. Untuk pembuatan
tepung kecambah digunakan kecambah dari masing-masing bahan tersebut dengan umur perkecambahan kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tolo 48 jam, sedangkan pada jagung 36 jam. Bahan untuk analisa kadar protein dan vitamin C secara berurutan yaitu: H2SO4 pekat, NaOH 50 %, NaOH 0,02 N, HCL 0,02 N, campuran selenium 1 gr, aquades, indikator PP dan BCG, larutan dye, larutan asam oksalat 2 %, larutan standar vitamin C, dan tepung kecambah bahan (kacang kedelai, kacang tolo, kacang hijau, dan jagung). Alat yang digunakan dalam pembuatan kecambah dan tepung kecambah yaitu: timbangan, daun pisang, waskom, nyiru, loyang, pengering, mesin penepung, dan ayakan 100 mesh. Alat-alat yang digunakan dalam analisa kadar protein dan vitamin C yaitu neraca analitik, buret, gelas ukur, pengaduk, labu kjeldhal, labu destruksi, desilator, labu destilat, pipet volum, pipet ukur, dan erlenmeyer.
C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Kecambah (Aminah dan Nurhidajah, 2008) Kacang-kacangan dan jagung dicuci, kemudian direndam dalam air selama satu malam, kemudian dipindahkan dalam bakul bambu dan ditutup dengan daun pisang. Setelah itu dilakukan penyiraman setiap 6 jam sekali. Perkecambahan dihentikan setelah panjangnya 1 cm, pada kacangkacangan jam ke 48, sedangkan perkecambahan untuk jagung dihentikan pada jam ke 36 sejak bahan ditiriskan. Skema pembuatan kecambah tersaji pada gambar 2.
kacang-kacangan dan jagung
Sortasi
Pencucian
Perendaman (1 malam dengan suhu 30º)
Penyiraman (6 jam sekali)
Pemeraman (2 hari dan ditutup dengan daun pisang)
Kecambah kacang-kacangan dan jagung
Gambar 2. Skema Pembuatan kecambah (Aminah dan Nurhidajah, 2008)
2. Pembuatan Tepung Kecambah (Aminah dan Nurhidajah, 2008) Kecambah kacang-kacangan dan jagung yang telah jadi dipisahkan dari kulitnya kemudian diletakkan dalam nyiru dan dikeringkan dengan cabinet dryer pada suhu 45-55 ºC selama 8 jam atau hingga kering, setelah itu digiling dan diayak. Skema pembuatan tepung kecambah tersaji pada gambar 3.
Kecambah kacang-kacangan dan jagung
Sortasi
Pengeringan (suhu 45-55 ºC, 8 jam)
Penggilingan
Pengayakan (100 mesh)
Tepung Kecambah kacang-kacangan dan jagung Gambar 3. Skema Pembuatan Tepung kecambah (Aminah dan Nurhidajah, 2008) 3. Formulasi Pembuatan Bubur Bayi Untuk memenuhi komposisi zat gizi agar sesuai dengan yang diharapkan, maka cara pembuatan bubur bayi yang termudah adalah dengan caca pencampuran tepung. Makanan bayi tersebut disusun dengan menggunakan dua atau tiga bahan makanan penyusun. Susunan proporsi tepung kecambah bahan pada pembuatan bubur bayi tersaji pada tabel 4.
Tabel 4. Susunan Proporsi Tepung Kecambah Bahan Pada Pembuatan Bubur Bayi FORMULA PROPORSI TEPUNG KECAMBAH ( %) JAGUNG KACANG KACANG KACANG KEDELAI
TOLO
HIJAU
JKK 50
50
50
JKK 25
25
75
JKT 50
50
50
JKT 25
25
75
JKH 50
50
50
JKH 25
25
75
Proses pembuatan bubur bayi adalah tepung kecambah kacangkacangan dan jagung yang sudah jadi disangrai kemudian ditimbang sesuai porsi masing-masing bahan (tepung kecambah kacang-kacangan, jagung dan gula10 %) untuk dicampurkan sampai homogen, setelah itu ditambahkan air panas dengan ukuran campuran bahan : air (1:1½). Dilanjutkan dengan pengadukan hingga homogen, bubur bayi siap untuk disajikan. Skema pembuatan bubur bayi tersaji pada gambar 4.
Tepung Kecambah kacangkacangan dan jagung
Penyangraian
Penimbangan (masing-masimg bahan)
Pencampuran (jenis-jenis tepung dan gula 10 %)
Penambahan air ( 1:1½ suhu 75 ºC)
Pengadukan (sampai homogen)
Bubur bayi
Gambar 4. Skema Pembuatan Bubur Bayi (Aminah dan Nurhidajah, 2008) 4. Analisa Kadar Protein, Metode Mikro Kjeldhal (Apriyantono, 1989) Prosedur analisa kadar protein secara garis besar adalah sebagai berikut: bahan ditimbang 0,05 gr, dimasukkan dalam labu destruksi dan ditambahkan campuran selenium 1 gr, H2SO4 pekat 2 ml kemudian dipanaskan dalam ruang asam sampai jernih, kemudian didinginkan. Hasil destruksi ditambah aquades sedikit demi sedikit dan dipindahkan dalam labu destilasi ± 250 ml dari labu destilat, setelah itu ditambah indikator PP dan NaOH 50 % sebanyak 8 ml. Hasil sulingan ditampung dalam asam
borat 2% dan ditambahkan indikator MR (warna merah), sehingga warnanya menjadi kuning, kemudian dititrasi dengan HCl sampai warnanya kembali merah. Kadar protein ditetapkan dengan perhitungan sebagai berikut: % Nitrogen = (sampel - blangko) x N HCl x 0.014 x 100 Berat contoh Kadar protein = % N x F N = Normalitas F = Faktor koreksi kacang-kacangan 5,75 5. Analisa Kadar Vitamin C, Metode Oksidimetri (Apriyantono, 1989) Prosedur analisa kadar vitamin C secara garis besar adalah sebagai berikut: bahan ditimbang 2,5 gr ditambahkan 25 ml larutan asam oksalat 2 %, kemudian dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 50 ml,ditambahkan asam oksalat sampai tanda batas. Dikocok sampai homogen, larutan bahan kemudian disaring dan dibuang residunya. Dipipet filtrat bahan dengan pipet volum 5 ml, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml yang sudah diisi dengan larutan asam oksalat 2 ml. Dititrasi dengan larutan dye sampai warna merah jambu yang tidak hilang dalam waktu 5 detik atau lebih. Untuk standarisasi larutan dye, dipipet 5 ml larutan standar vitamin C (1 mg/ml), ditambah 2 ml larutan asam oksalat. Perhitungan kadar vitamin C dengan rumus: Kadar Vit. C (%) = 100 x FP x Vol.titrasi dye sample x mg Vit.C standar BB x Vol.dye standarisasi FP=Faktor pengenceran BB= Berat bahan 6. Uji Organoleptik, metode uji Skoring (Rahayu, 1998) Uji organoleptik yang digunakan adalah dengan menggunakan skoring untuk menilai sifat produk yang disajikan yang meliputi rasa, warna, aroma dan tekstur. Uji ini menggunakan panelis agak terlatih yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari Mahasiswa S1 Teknologi Pangan dan D III Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang yang telah mendapatkan
latihan uji organoleptik. Para panelis diminta untuk memberikan tanggapannya pada produk bubur bayi sesuai dengan lembar penilaian yang telah dibuat oleh penyaji. Lembar penilaian tersebut tersaji pada lampiran 1.
D. Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar protein dan kadar vitamin C diedit, ditabulasi dan dideskripsikan dengan menggunakan uji statistik Anova (Analysis Of Varian) Rancangan Acak Lengkap. Uji tersebut bertujuan untuk mengetahui proporsi yang paling optimal pada pembuatan bubur bayi dengan berbagai konsentrasi tersebut, apabila ada pengaruh pvalue <0,05 maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Rumus statistiknya : Yij = µ + αi + eij Dimana : Yij = variabel yang akan diasumsikan berdistribusi normal µ = efek rata-rata yang sebenarnya αi = efek yang sebenarnya dari perlakuan ke-i Eij = efek yang sebenarnya dari unit eksperimen ke-j yang berasal dari perlakuan ke-i Sedangkan sifat organoleptik mengggunakan uji statistik friedman, jika ada pengaruh dimana p-value <0,05 maka dilanjutkan dengan uji wilcoxon untuk mengetahui adanya perbedaan.
E. Definisi Operasional 1. Makanan pendamping ASI (bubur bayi) adalah makanan selain ASI (bubur bayi) yang diberikan untuk bayi setelah berumur 6 bulan dan terbuat dari pencampuran tepung kecambah kacang kedelai, kacang hijau, kacang tolo dan jagung. 2. Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul sama antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein ini terdiri atas asam-asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino ini terdiri
atas unsur : karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Protein bubur bayi di analisa dengan menggunakan metode mikro kjeldhal. 3. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan mudah mengalami oksidasi. Vitamin ini dapat berbentuk asam L-askorbat dan asam Ldehidro askorbat, kedua asam ini mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Vitamin C bubur bayi ini di analisa dengan mengggunakan metode oksidimetri.