BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan Desember 2011 bertempat di SMK PGRI 02 Salatiga. Berikut adalah jadwal penelitian di SMK PGRI 02 Salatiga :
No. hari
Tanggal
Keterangan
1.
Rabu
3 Agustus 2011
Uji coba instrument
2.
Senin
15 Agustus 2011
Pretest penelitian
3.
Senin
3 Oktober 2011
Pertemuan pertama
4.
Sabtu
8 Oktober 2011
Pertemuan kedua
5.
Rabu
12 Oktober 2011
Pertemuan ketiga
6.
Selasa
18 Oktober 2011
Pertemuan keempat
7.
Sabtu
29 Oktober 2011
Pertemuan kelima
8.
Senin
14 November 2011
Pertemuan keenam
9.
Selasa
22 November 2011
Pertemuan ketujuh
10.
Sabtu
26 November 2011
Pertemuan kedelapan
11.
Senin
28 November 2011
Postest penelitian
Tabel 3.1. Jadwal penelitian di SMK PGRI 02 Salatiga
39
3.2. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasi eksperimen yaitu dengan memasangkan subjek melalui pre test - post test dan kelompok kontrol (dalam Ardhana, 2008). Kelompok ekperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan (bimbingan kelompok dengan metode bermain peran) sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan perlakuan pada individu, dengan tujuan untuk mengetahui akibat dari pemberian perlakuan tersebut terhadap perilaku individu yang diamati. Manipulasi atau perlakuan yang dilakukan berupa tindakan tertentu kepada kelompok dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan oleh si peneliti.
kelompok
Nama test
treatment
Nama test
eksperiment
Pre-test
X ( bermain Peran / role play)
Post-test
kontrol
Pre-test
-----------------------
Post-test
Tabel 3.2. Pola Kelompok Penelitian Keterangan : a.
Pre-test (pengukuran/ observasi pertama, Empati sebelum diberi layanan
bimbingan kelompok dengan metode bermain peran (role play). b.
X
: Perlakuan (Metode role play).
40
c.
Post-test/kondisi setelah perlakuan (pengukuran/observasi kedua, empati sesudah
diberi layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain peran dengan menggunakan tenyang sama dengan pengukuran yang pertama).
Untuk memperjelas eksperimen dalam penelitian ini, disajikan tahap-tahap rancangan ekpserimen, yaitu a.
:
Melakukan pre-test adalah pemberian tes kepada sampel penelitian sebelum
diadakan perlakuan layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain peran (role play). b.
Memberikan perlakuan (treatment) adalah pemberian layanan dan perlakuan
dengan layanan bimbingan kelompok, yang akan diberikan sebanyak 7-8 kali pertemuan dengan durasi sekitar 45-60 menit. c.
Melakukan observasi dan mencatat hasil dari tiap treatment.
d.
Melakukan post-test sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan
tujuan mengetahui hasil apakah layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain peran (role play) efektif. Dalam penelitian ini manipulasi dilakukan dengan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode bermain peran (role play). Sedangkan pengaruhnya dilihat setelah kegiatan bimbingan kelompok, dengan membandingkan antara hasil pretest dan post-test yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Fungsi kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan yang mungkin tanpak antara kelompok yang belum diberi treatment dengan kelompok yang sudah diberi treatment( kelompok treatment).
41
Baik kelompok treatment dan kelompok kontrol diberi tes awal (pre-test) dan tes akhir(post-test), yaitu berupa tes angket empati.
3.3. Subyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan administrasi perkantoran( 2 kelas) di SMK PGRI 02 Salatiga, dengan jumlah sampel siswa sebanyak 24 siswa dari 73 siswa. Dari 24 sampel siswa akan dibagi menjadi dua, yaitu 12 siswa sebagai kelompok eksperiment dan 12 siswa sebagai kelompok kontrol. Cara pengambilan subyek penelitian menggunakan tehnik purposive sampling, Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. 3.4. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 2002). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan dependen. Variabel independen/bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab. Pada penelitian ini, sebagai variabel independen adalah bimbingan kelompok dengan metode role play. Sedangkan Varabel dependen /terikat adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada variabel bebas. Pada penelitian ini variabel dependen adalah empati
42
3.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 3.5.1. Metode Observasi (Pengamatan) Metode observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 1995: 63). Teknik observasi yang penulis gunakan adalah metode observasi langsung, artinya penulis terjun langsung dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan di SMK PGRI 02 khususnya kelas administrasi perkantoran untuk mendapatkan data, data yang dikumpulkan dengan metode ini adalah pengamatan layanan BK, dan masalah-masalah khususnya yang berhubungan dengan empati teman sebaya siswa yang sering muncul. 3.5.2. Inventori empati Dalam penelitian ini menggunakan inventori empati dari Eisenberg. Penelitian ini menggunakan inventori empati yang disusun oleh Eisenberg (2002) terdiri dari 22 item pernyataan. Prosedur pengisian Angket empati sangat mudah dan sederhana. Responden diminta memilih jawaban “Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (TS), “Setuju” (S) dan “Sangat Setuju” (SS) terhadap item pernyataan yang tercantum pada angket tersebut sesuai dengan keadaan dirinya. Pemberian skor pada setian item inventori :
43
4.
Skor 4 untuk jawaban SS ( sangat setuju )
5.
Skor 3 untuk jawaban S ( setuju )
6.
Skor 2 untuk jawaban TS ( tidak setuju )
7.
Skor 1 untuk jawaban STS sangat tidak setuju
3.5.3. Skala Empati Konsep Empati adalah sebuah respons afektif, penangkapan atau pemahaman keadaan emosi, dan memahami dan menginterpre stasikan perasaan orang lain
Sub Konsep 1. Empati kognitif
2. Empati Afektif
Indikator
Sub Indikator
1.1 Membayangk 1. marah atau tersinggung an perasaan terhadap seseorang 2. mengetahui suasana hati orang lain orang tua dengan melihat raut wajah mereka. 3. mengetahui seseorang 1.2 Memahami sedang bahagia atau sedih keadaan melalui nada suara orang lain 1. mengetahui apakah seseorang sedang senang dengan menatap wajah orang tersebut. 2. memperhatikan orang-orang membuka hadiah 3. berfikir dengan hati-hati tentang apa yang orang lain katakana 4. memperhatikan perasaan tidak bahagia orang lain 5. menebak akhir kalimat orang lain 6. berfikir jika setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda 7. mengetahui dari pandangan wajah orang tua, apakah ini waktu yang tepat untuk meminta sesuatu dari mereka 1. sedih saat melihat seseorang Mengalami anak sedang sendirian perasaan 2. melihat seorang anak yang emosional orang sedang menagis merasa 44
No Item 1
5 9
2
3 4 6 7 11 12
13 14
lain
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
ingin ikut menangis menangis ketika menonton acara televisi menjadi gundah ketika melihat seorang anak terluka beberapa lagu membuat perasaan begitu sedih merasakan orang lain yang sedang menderita ingin memberi sesuatu kepada orang miskin merasa terganggu ketika melihat orang lain diganggu merasa tidak nyaman ketika orang tua tersinggung. sedih ketika melihat binatang sedang disakiti. mengetahui akhir cerita dari banyak film maupun bukubuku mengerti keadaan orang lain dengan melihat dari sudut pandang orang tersebut
15 16 17 18 19 20 21 22 10 8
Tabel. 3.3. Kisi-kisi Skala Penilaian Penyusunan Empati
3.6. Tahap-Tahap Operasional Bermain Peran ( Role Play) Dalam penelitian ini jenis bermain peran yang digunakan yaitu Peranan ulangan (role-play repetition). Peranan utama dalam suatu drama atau simulasi dapat dilakukan oleh setiap siswa secara bergiliran peran. Siswa diminta memerankan sebuah simulasi dengan menyertakan beberapa siswa sebagai pengamat, dan peran dalam simulasi tersebut diperankan secara bergantian atau rotasi.
45
Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2003) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi : a. menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik. b. memilih peran. c. menyusun tahap-tahap peran. d. menyiapkan pengamat. e. menyiapkan format pengamat. f. tahap pemeranan. g. diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I h. pemeranan ulang. i. diskusi dan evaluasi tahap II j. membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.
3.7. Sistematika dan Rencana Penilainan Pelaksanaan Bermain peran (Role play) 3.7.3. Panduan sistematika bermain peran Role playing (bermain peran) merupakan suatu teknik pembelajaran untuk menghadapi
proses
pemikiran
dan
perasaan
yang
majemuk
secara efektif.
Sedangkan pengertian metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Konsep dasar bermain peran untuk meningkatkan empati adalah memainkan suatu skenario yang diambil dari kehidupan sehari-hari dengan menghubungkan aspek kognitif dan afektif siswa yang diperankan secara bergantian.
46
3.7.4. Tujuan Tujuan umum dari bermain peran ini adalah suatu metode pembelajaran untuk meningkatkan empati siswa dengan menggunakan Peranan ulangan (role-play repetition). Tujuan khusus metode bermain peran adalah : •
Siswa terampil dalam pembelajaran bermain peran.
•
Siswa mampu menguasai teknik bermain peran.
•
Mampu megembangkan aspek empati yang meliputi kognitif dan afektif siswa.
•
bermain peran mendorong penggunaan berpikir kritis karena melibatkan analisis
dan pemecahan masalah.
3.7.5. Sasaran Sasaran dari pemberian layanan ini adalah sampel siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 02 Salatiga yang mempunyai skala penilaian empatinya rendah. Siswa –siswa tersebut akan diberi layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode bermain peran.
47
3.7.6. Sistematika pelaksanaan bermain peran ( role play ). Pertemuan ke
Pertemuan 1
Materi Empati dan role play
Indikator -
-
Pertemuan 2
Permainan peran
-
-
Pertemuan 3
Permainan peran
-
-
Pertemuan 4
Permainan peran
-
-
Uraian Kegiatan
waktu
Siswa mampu memahami pengertian empati dan role play Siwa mampu menangkap infirmasi yang diberikan oleh penulis.
-
Peneliti memberikan materi dan penjelasan empati dan role play kepada subyek penelitian Tanya jawab
45-60 menit
Siswa mampu membayangkan perasaan orang lain Siswa mampu berimajinasi terhadap sudut pandang orang lain
-
Penjelasan scenario Pemeranan/bermain peran Evaluasi Pemeranan ulang secara bergantian
45-60 menit
Siswa mampu membayangkan perasaan orang lain Siswa mampu berimajinasi terhadap sudut pandang orang lain.
-
Penjelasan scenario Pemeranan/bermain peran Evaluasi Pemeranan ulang secara bergantian
45-60 menit
Siswa mampu memahami keadaan orang lain Siwa mampu mengambil perspektif orang lain
-
Penjelasan scenario Pemeranan/bermain peran Evaluasi Pemeranan ulang secara bergantian
45-60 menit
48
-
-
-
-
Pertemuan 5
Permainan peran
-
-
Pertemuan 6
Permainan peran
-
-
Pertemuan 7
Permaian peran
-
-
Pertemuan 8
Pemantapan -
Siswa mampu memahami keadaan orang lain Siwa mampu mengambil perspektif orang lain
-
Siwa mampu mengalami perasaan emosional orang lain Siswa mampu merasakan perasaan emosional orang lain
-
Siwa mampu mengalami perasaan emosional orang lain Siswa mampu merasakan perasaan emosional orang lain
-
Evaluasi
-
-
-
Penjelasan scenario Pemeranan/bermain peran Evaluasi Pemeranan ulang secara bergantian
45-60 menit
Penjelasan scenario Pemeranan/bermain peran Evaluasi Pemeranan ulang secara bergantian
45-60 menit
Penjelasan scenario Pemeranan/bermain peran Evaluasi Pemeranan ulang secara bergantian
45-60 menit
-
45-60 menit
Evaluasi
pertemuan 1-7
Tabel. 3.4. Sistematika Pelaksanaan Role play
49
•
Pertemuan 1 : Pembentukan kelompok dan pemberian materiKegiatan ini
merupakan kegiatan awal pertemuan dalam pelatihan bermain peran. Tujuannya adalah agar terjadinya dinamika kelompok, di mana konselor dan remaja saling berkenalan satu sama lain sehingga terjalin ikatan dalam kelompok, dan juga pemberian materi serta informasi tentang materi empati dan bermain peran. Pertemuan 2 – 7 : Pelaksanaan Bermain peran. Dalam pertemuan 2-7 ini, siswa sudah mulai mempraktekkan role play dengan indikator scenario yang berbeda. Mula-mula siswa diberikan pencelasan dari scenario dan setelah itu pembagian peran. Dari pemeranan role play, disisakan 2 siswa sebagai tim penilai, dan dalam pergantian peran, tim penilai ini jug berganti siswa, jadi semua dapat merasakan tokoh utama dan tim penilai. Setiap pertemuan ini akan dilaksanakan satu kali scenario dan diulang dengan peran yang bebeda. Setelah melakukan role play sesuai dengan scenario maka setelah itu melakukan evaluasi dan penjelasan dari scenario tersebut. Dalam pemeranan role play diambil 6 kali permainan karena dalam kisi-kisi instrument dari Eisenberg terdapat tiga indikator yaitu, memahami perasaan orang lain, membayangkan perasaan emosional orang lain dan, mengalami perasaan emosional orang lain. Setiap indikator diisi denga dua skenario,dan setiap 1 kali pertemuan memainkan satu skenario. •
Pertemuan 8 : Evaluasi dan Pemantapan Pertemuan 8 ini adalah pertemuan yang terahkir dalam melakukan praktek metode
role play. Dalam pertemuan ini berisikan evaluasi dari hasil-hasil kekurangan dan
50
manfaa role play yang telah dilaksanakan, serta pemantapan siswa tentang makna dan manfaat role play dalam penggunaan empati di kehidupan sehari-hari. 3.7.7. Rencana Penilainan Mempertimbangkan penilaian tim penilai yang diambil dari siswa itu sendiri, dan juga penilaian peneliti, siswa dianggap bisa dan mampu memerankan dengan baik role play jika : a.
Melalui metode role play, siswa mampu menangap dan memahami empati secara mendalam.
b.
Siswa mampu memerankan simulasi role play dengan totalitas dan lancar, termasuk menangkap sifat-sifat dalam tokoh simulasi tersebut.
c.
Siswa mampu menangkap aspek-aspek, manfaat dan fungsi empati yang terkandung dalam simulasi role play. Dalam penelitian ini, penilaian yang dilakukan tidaklah menjadi patokan dan
harga mati siswa dalam menangkap makna dan intisari dalam bermain peran untuk meningkatkan empati siswa. Tetapi yang terpenting adalah siswa mampu menangkap dam mengaplikasikan aspek-aspek empati kedalam kehidupan sehari-hari. 3.8.
Reliabilitas dan validitas inventori empati Sebelum penulis melakukan penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrument yang akan digunakan untuk penelitian. Guna untuk mengetahui validitas (kesahian item) dan reliabelitas (keandalan item) instrument. Uji coba instrument
51
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 3 Agustus 2011, pada jam 10.00 di kelas XII.C Akuntansi, dengan jumlah 32 siswa. Hasil uji validitas dan reliabelitas dapat terlihat pada tabel dibawah ini :
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Item Deleted
Deleted
Corrected Item-Total
Cronbach's Alpha
Correlation
if Item Deleted
item1
56.9375
73.544
.265
.871
item2
57.2188
68.951
.568
.858
item3
56.9063
68.023
.594
.857
item4
56.8750
68.887
.356
.867
item5
56.8125
68.544
.580
.857
item6
56.9688
69.773
.440
.862
item7
57.4063
69.668
.510
.860
item8
56.9063
68.023
.594
.857
item9
57.1563
70.910
.287
.868
item10
56.8438
68.523
.612
.857
item11
56.7188
71.370
.372
.864
item12
57.0000
71.355
.335
.865
item13
56.9063
70.023
.404
.863
item14
56.9688
66.612
.658
.854
item15
56.9375
73.028
.248
.867
item16
56.9375
69.609
.489
.860
item17
56.9688
70.870
.267
.870
item18
56.8125
69.899
.544
.859
item19
56.7188
67.628
.712
.854
item20
56.7188
71.951
.296
.867
item21
56.5313
71.418
.316
.866
item22
56.8750
68.048
.692
.855
Tabel 3.5. Validitas dan Reliabelitas Instrumen Empati 52
3.8.3. Validitas Menurut Azwar (1997) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. (Azwar, 2000) juga mengatakan Suatu item dikatakan valid bila item tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberi hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut.. .Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Validitas item dianalisis dengan Corrected Item Total Correlation yang menurut Ali (1995) dapat dikatakan valid jika batasan r
0,20 dengan kategori sebagai berikut :
0,00 – 0,20 : tidak valid 0,21 – 0,40 : validitas rendah 0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi 0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi
Tabel uji validitas item empati bisa dilihat dalam table di bawah ini : ITEM
CORRECTED ITEM- TOTAL
KETERANGAN ITEM
CORRRELATION Item 1
.265
Item valid
Item 2
.568
Item valid
Item 3
.594
Item valid
Item 4
.356
Item valid
Item 5
.580
Item valid
Item 6
.440
Item valid
Item 7
.510
Item valid
53
Item 8
.594
Item valid
Item 9
.287
Item valid
Item 10
.612
Item valid
Item 11
.372
Item valid
Item 12
.335
Item valid
Item 13
.404
Item valid
Item 14
.658
Item valid
Item 15
.248
Item valid
Item 16
.489
Item valid
Item 17
.267
Item valid
Item 18
.544
Item valid
Item 19
.712
Item valid
Item 20
.296
Item valid
Item 21
.316
Item valid
Item 22
.692
Item valid
Tabel 3.6. Validitas Item Empati Berdasarkan uji Corrected Item-Total Correlation atau validitas item diperoleh koefisien korelasi terendah r adalah 0,248 dan koefisien tertinggi r = 0,712 dengan demikian 22 item tersebut dinyatakan valid karena koefisien korelasi per satuan item > 0,20. Item angket empati dapat digunakan untuk penelitian 3.8.4. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil relatif sama bila pengukuran kembali dilakukan terhadap subjek yang sama (Azwar, 1997). Alat ukur yang reliabel yaitu apabila alat ukur itu digunakan untuk mengungkap masalah yang sama walaupun untuk waktu yang berbeda memberikan hasil yang relatif sama. apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh 54
hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah dan dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal α > 0.70. Untuk
mengetahui
alat
ukur
reliabel,
George
mengemukakan bahwa : α > 0,9
sangat bagus (excellent)
α > 0,8
bagus (good)
α > 0,7
dapat diterima (acceptable)
α > 0,6
dapat dipertanyakan (questionable)
α > 0,5
jelek (poor)
α < 0,5
tidak dapa diterima (unacceptable)
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.867 ( good)
22
Tabel 3.7. Reliabilitas instrument empati
55
dan
Mallery
(1995)
Tabel uji reliabelitas item empati :
Item 1 Item 2
Cronbach's Alpha if Item Deleted .871 .858
Item 3
.857
good
Item 4
.867
good
Item 5
.857
good
Item 6
.862
good
Item 7
.860
good
Item 8
.857
good
Item 9
.868
good
Item 10
.857
good
Item 11
.864
good
Item 12
.865
good
Item 13
.863
good
Item 14
.854
good
Item 15
.867
good
Item 16
.860
good
Item 17
.870
good
Item 18
.859
good
Item 19
.854
good
Item 20
.867
good
Item 21
.866
good
Item 22
.855
good
ITEM
KETERANGAN ITEM good good
Tabel 3.8. Reliabelitas Item Impati
56
Berdasarkan uji reliabilitas instrument empati, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach’s α = 0,867 > 0,7. Maka instrument yang digunakan termasuk dalam kategori bagus (good). 3.9.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann
Whitney yaitu untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen/ percobaan pada tes awal ( pre- test) dan tes akhir (post- test). Uji Mann Whitney mensyaratkan skala data ordinal dalam pengujiannya (Sugiyono, 2010:153) dan skala data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala data ordinal. Dalam bidang psikologi, uji Mann Whitney salah satunya digunakan untuk membandingkan perilaku, maka uji Mann Whitney dapat digunakan sebagai teknik analisis dalam penelitian ini. Dalam analisis ini, penulis dibantu dengan program SPSS 17.0 for windows.
57