BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wijaya dan Dedi (2010:9) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di kelasnya dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merfleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Sedangkan menurut Elliot 1991 (dalam Wiriaatmadja, 2005:11) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi yaitu dilakukan antara peneliti dengan guru kelas 5 SD Negeri Kradenan 01.
3.2 Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kradenan 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Subjek dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas 5 SD Negeri
Kradenan 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang yang
berjumlah 34 siswa. Dimana dari 34 siswa terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
3.3 Variabel yang Akan Diteliti Menurut Slameto (2012:146) variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Ada dua variabel penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut. a) Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode discovery (X).
26
27
b) Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulsai dan pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kradenan 01 (Y).
3.4 Prosedur Penelitian Model Kemmis & Mc Taggart (1990:14) (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2010:20-21) pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai 1 siklus. Pada gambar dibawah ini adalah dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai 2 siklus.
Gambar 3.1 Rencana Tindakan
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus. Tiap siklus akan dilaksanakan dengan mangacu pada tujuan yang ingin dicapai. Siklus 1 direncanakan 3 kali pertemuan yaitu untuk tatap muka dan memberi evaluasi. Dan pada siklus 2 juga akan diranacang 3 kali pertemuan yaitu untuk tatap muka dan memberikan evaluasi. Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut. 1. Siklus 1 Siklus 1 terdiri dari beberapa komponen pembelajaran sebagai berikut. a) Perencanaan 1
Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode discovery.
28
2
Menyiapkan media yang digunakan.
3
Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran
4
Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran.
b) Tindakan Pada siklus ini peneliti melakukan tindakan, langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan materi yang akan dibahas. 2. Memotivasi siswa dengan bertanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan. 4. Menjelaskan materi pelajaran. 5. Memberikan masalah yang harus dipecahkan. 6. Konsep atau prinsip yang dikemukakan harus secara jelas. 7. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan untuk penemuan. 8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi melakukan penemuan. 9. Mengamati kegiatan penemuan dan membantu analisis dengan pertanyaan dengan mengarah pada proses penemuan. 10. Memuji siswa yang aktif dalam proses penemuan. 11. Membuat kesimpulan 12. Melakukan evaluasi. c). Observasi Observasi pada siklus 1 diamati 1 observer. Observasi ini dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode discovery. d). Refleksi Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari proses pembelajaran pada siklus 1 setelah selesai. Hasil refleksi dari siklus 1 digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan merencanakan tindakan pada
29
siklus 2, apabila pada siklus 1 belum mencapai batas ketuntasan hasil seperti yang diinginkan.
2. Siklus 2 Siklus 2 terdiri dari beberapa komponen pembelajaran sebagai berikut. a) Perencanaan 1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode discovery. 2. Menyiapkan media yang digunakan. 3. Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran 4. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran. b) Tindakan Pada siklus ini peneliti melakukan tindakan, langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan materi yang akan dibahas. 2. Memotivasi siswa dengan bertaya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan. 4. Memberikan masalah yang harus dipecahkan. 5. Konsep atau prinsip yang dikemukakan harus secara jelas. 6. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan untuk penemuan. 7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi melakukan penemuan. 8. Mengamati kegiatan penemuan dan membantu analisis dengan pertanyaan dengan mengarah pada proses penemuan. 9. Memuji siswa yang aktif dalam proses penemuan. 10. Membuat kesimpulan 11. Melakukan evaluasi.
30
c). Observasi Observasi pada siklus 1 diamati 1 observer. Observasi ini dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode discovery. d). Refleksi Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dari proses pembelajaran pada siklus 1 setelah selesai. Hasil refleksi dari siklus 2 ini diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan, ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kradenan 01 dapat meningkat.
3.5 Jenis Data dan Teknik pengumpulan Data Adapun jenis data dan teknik pengumpulan data sebagai berikut. 3.5.1 Jenis Data Menurut Slameto (2012:198) berdasarkan jenisnya secara umum, data statistik dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu: 1) Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk bahan analisis yang dinyatakan tidak dalam bentuk angka. Hasil penilaian kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode discovery. 2) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil belajar siswa kelas 5 melalui tes tertulis pada setiap akhir pertemuan, siklus 1 dan siklus 2. 3.5.2 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dilakukan ada 2 jenis yaitu: 1) Tes menurut Poerwanti, dkk (2008:1.5) adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar adalah dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda
31
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pengembangan Instrument Penilaian Pada Pelajaran IPA
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 7. Memahami 7.2 perubahan yang Mengidentifikasi terjadi di alam jenis-jenis tanah. dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
Indikator Siklus 1 Menjelaskan pengertian tanah. Mengidentifikasi susunan tanah. Menyebutkan jenisjenis tanah. Menyebutkan ciri-ciri dari jenis-jenis tanah.
Nomor Item
1, 2, 3, 8, 22. 4, 5, 7, 10, 11, 19, 24. 12,13, 14, 15, 16, 17, 20, 21. 6, 9, 18, 23, 25.
Siklus 2 Menyebutkan lapisan- lapisan pada bumi.
1, 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13. Menyebutkan fungsi 3, 8, 12, dari lapisan atmosfer 21, 22. Menyebutkan lapisan- 9, 16, 17, lapisan atmosfer. 18, 19. Menyebutkan lapisan- 14, 15, 20, lapisan matahari. 23,24, 25.
2) Observasi menurut Poerwanti, dkk (2008:3.22) adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati.
32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery Langkah-langkah Indikator Pembelajaran Kegiatan pra 1. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran. pembelajaran Kegiatan Awal: 1. Guru menyampaikan salam. 2. Guru mengecek kehadiran siswa. 3. Apersepsi dan motivasi kepada siswa. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan Inti: Eksplorasi 1. Menjelaskan garis besar materi yang akan disampaiakan. 2. Mengajak siswa bertanya jawab tentang materi yang akan diajarkan. 3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 kelompok. Elaborasi 1.Guru memberikan lembar kerja kepada siswa. 2.Guru menjelaskan masalah yang harus dipecahkan . 3.Guru memfasilitasi alat untuk melakukan percobaan. 4.Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan mencari informasi dengan sumber buku yang digunakan. 5.Guru mengamati kegiatan penemuan dan membantu analisis dengan pertanyaan dengan mengarah proses penemuan. 1. Guru meminta perwakilan tiap kelompok Konfirmasi untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 2. Tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. 3. Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan Kegiatan Penutup 1. Menyampaikan materi yang akan datang. Keterangan: Skor 1 : kurang
Skor 3 : baik
Skor 2 : cukup
Skor 4 : sangat baik
No Item 1 1 2 3 4
1 2 3 1 2 3 4
5 1
2 3 1
33
Penilaian: Nilai kinerja guru =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
Nilai skor maksimum = 68 Berikut ini kisi-kisi lembar observasi untuk siswa:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery Langkah-langkah Indikator Pembelajaran Kegiatan pra 1. Siswa menyiapkan buku pelajaran. pembelajaran Kegiatan Awal: 1. Siswa menjawab salam. 2. Siswa menjawab absensi dari guru. 3. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi dari guru. Kegiatan Inti: Eksplorasi 1. Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 2. Siswa duduk berkelompok yang terdiri dari 45 orang. Elaborasi 1. Siswa menerima lembar kerja yang diberikan guru yang dibagikan kepada tiap kelompok. 2. Siswa menerima alat untuk melakukan percobaan yang dibagikan kepada tiap kelompok. 3. Siswa berdiskusi dan mencari informasi dengan sumber buku yang dibawa. 4. Siswa melakukan percobaan untuk melakukan penemuan. 5. Siswa menuliskan hasil diskusi di lemabar kerja siswa. Konfirmasi
Kegiatan Penutup
1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 2. Tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. 3. Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. 1. Siswa membuka materi yang akan di ajarkan pada pertemuan berikutnya.
No Item 1 1 2 3
1 2 1
2
3
4 5 1 2
1
34
Keterangan: Skor 1 : banyak siswa yang melakukan kegiatan < 25% dari jumlah siswa. Skor 2 : banyak siswa yang melakukan kegiatan 26-50% dari jumlah siswa. Skor 3 : banyak siswa yang melakukan kegiatan 51-75% dari jumlah siswa. Skor 4 : banyak siswa yang melakukan kegiatan >75% dari jumlah siswa. Penilaian: Nilai aktivitas siswa =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
Skor maksimum = 68
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Adapun uji validitas dan reliabilitas dapat dijabarkan di bawah ini sebagai berikut. 3.6.1 Uji Validitas Validitas menurut Wiersma dan Jurs (dalam Supratman, 2012: 216) adalah istilah yang mengacu pada konsep apakah tes itu mengukur sesuatu yang telah direncanakan untuk diukur. Cara yang digunakan dalam menghitung uji validitas soal ini adalah dengan menggunakan SPSS 16.0, dimana langkah-langkah pengolahannya sama dengan uji reliabilitas. Untuk mengetahui hasil uji soal yang telah diujikan adalah dengan melihat hasil output dari pengolahan data tersebut yaitu dilihat dari Corrected Item-Total Correlation dimana hasil 𝑁ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dinyatakan valid, sedangkan apabila 𝑁ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dinyatakan tidak valid. Agar hasil uji validitas lebih valid maka nilai N-2. Berdasarkan hasil uji validitas soal yang berjumlah 25 yang berbentuk pilihan ganda, yang dinyatakan valid pada siklus 1 sebanyak 20 soal dan yang tidak valid sebanyak 5 soal yaitu nomer 2, 6, 8, 9, dan 12. Sedangkan soal pada siklus 2 dari soal 25 dalam bentuk pilihan ganda, yang dinyatakan valid sebanyak 20 dan yang tidak valid sebanyak 5 soal yaitu pada nomer 6, 8, 12, 16, dan 25.
35
3.6.2 Uji Reliabititas Reliabilitas menurut Supratman (2012: 218) adalah konsistensi dari hasil penilaian. Menurut Kuder dan Richardson (dalam Sudijono, 2011: 252-259) bahwa cara menentukan reliabilitas tes itu lebih tepat apabila dilakukan secara langsung terhadap butir-butir item tes yang bersangkutan. Butir item soal tersebut dengan ketentuan bahwa untuk setiap jawaban betul diberikan skor 1, sedangkan untuk setiap jawaban salah diberikan skor 0. Apabila koefisien reliabilitas tes lebih besar dari 0,70 maka tes hasil belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang memiliki reliabilitas tinggi. Sedangkan, apabila koefisien reliabilitas tes kurang dari 0,70 maka tes hasil belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang memiliki reliabilitas rendah.
Untuk
menghitung koefisien reliabilitas tes yaitu dengan menggunakan SPSS
16.0
dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Ketik data jawaban tes di Excel. 2. Buka program SPSS. 3. Copy skor-skor jawaban tes yang ada di Excel. 4. Klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis. Blok semua items, pindahkan ke kotak items dengan mengklik tanda panah, lalu pada menu Model, pilih salah satu, misalnya Alpha. 5. Pilih statistic, scale if item deleted, none, continue lalu klik OK
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 maka hasil yang diperoleh yaitu dengan melihat hasil outputnya pada Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
No. Item 1 2
Nilai Hitung r 0,906 0,913
Nilai Tabel r 0,388 0,388
Keterangan Siklus 1 Siklus 2
36
Dari hasil nilai Hitung r dengan nilai di atas maka dinyatakan nilai koefisien reliabilitasnya tinggi. Siklus 1 nilai koefisien reliabilitasnya 0,906 > 0,70. Sikus 2 nilai koefisien reliabilitasnya 0,913 > 0,70.
3.7 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Menurut Witherington (dalam Sudijono, 2011:371-373) mengatakan, bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Angka indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Artinya angka indek kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00. Angka indek kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu: 𝑁𝑝 P= 𝑁
Keterangan: P
= angka indek kesukaran item
Np
=banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul dan butir item yang bersangkutan.
N
= jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.
Cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item adalah sebagai berikut. Kurang dari 0,25
= terlalu sukar
0,25-0,75
= cukup
Lebih dari 0,75
= terlalu mudah
Dengan hasil hitung dengan Excel pada siklus 1 dapat diketahui bahwa dari 25 soal pilihan ganda terdiri dari 3 kategori soal, yaitu ada 1 soal yang termasuk ke dalam kategori sulit, 13 soal kategori sedang dan 11 soal kategori mudah. Sedangkan untuk siklus 2 yaitu ada 1 soal kategori sulit, 14 sedang, dan 10 dalam kategori mudah. Beikut ini di sajikan seperti pada tabel 3.5.
37
Tabel 3.5 Tingkat Kesukaraan Soal Siklus 1
Tingkat Kesukaran Mudah Sedang Sukar
Nomer Soal
Jumlah
1, 2,6 ,8, 9,12,13,14,15,21,25 3,5, 7, 10, 11, 16, 17, 18, 19, 20,22, 23,24 4 Jumlah
11 13 1 25
Berikut hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 2 seperti pada tabel 3,6.
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2
Tingkat Kesukaran Mudah Sedang Sukar
Nomer Soal 1,2,6,8,12,13,14,16,21,25 3,4,5,7,9,10,11,17,18,19,20,22,23,24 15 Jumlah
Jumlah 10 14 1 25
3.8 Indikator Kerja Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Terjadinya kenaikan hasil belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Sabagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah siswa yang mencapai KKM ≥ 30 siswa yaitu dengan kriteria persentase ≥ 85%. b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam menerapkan metode discovery dalam pembelajaran adalah dengan mengetahui kriteria kerja dapat dilihat ke dalam kategori seperti di bawah ini. 0% - 20%
= Sangat kurang
20% - 40%
= kurang baik
38
40% - 60%
= cukup
60% - 80%
= baik
80% - 100%
= sangat baik
3.9 Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata yaitu deskriftif kualitatif yaitu hasil observasi terhadap pembelajaran menggunakan metode discovery. Sedangkan deskriftif kuantitatif adalah data dalam bentuk angka yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar anak yang berupa tes tertulis.