BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Pekerja merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan, karena pekerja adalah yang menggerakan faktor-faktor produksi lainnya untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Di Hutan Pendidikan Gunung Walat pekerja adalah faktor produksi yang penting dengan kedudukan sebagai pekerja staf dan penyadap. HPGW harus mempunyai pengelolaan tenaga kerja dengan baik untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Pengelolaan tenaga kerja (pekerja) terkait erat dengan tingkat kepuasan pekerja. Kepuasan pekerja yang tinggi membuktikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai sistem manajemen yang baik. Kepuasan pekerja harus mengalami keseimbangan dan kemerataan antara setiap divisi pekerja Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah tingkat saat pekerja memiliki perasaan positif terhadap pekerjaannya yang ditawarkan perusahaan tempatnya bekerja. Untuk mengukur apakah pekerja yang berkerja di HPGW merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya, maka dilakukan penelitian mengenai kepuasan pekerja Hutan Pendidikan Gunung Walat. Tingkat kepuasan pekerja dari faktor eksternal, yaitu: gaji/upah, kesempatan maju, kondisi pekerjaan/lingkungan kerja, dan perilaku atasan. Tingkat kepuasan internal dalam diri pekerja sendiri, yaitu: umur, pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga.
3.1.1 Faktor Eksternal Pekerja Tingkat kepuasan pekerja di HPGW dipengaruhi oleh beberapa faktor kepuasan kerja yang disebut sebagai dimensi–dimensi kepuasan kerja. Dimensidimensi yang digunakan dalam menetukan tingkat kepuasan pekerja di HPGW, berdasarkan teori yang ada, maka terdapat penggabungan menjadi empat dimensi tingkat kepuasan kerja yang menjadi bahan penelitian di HPGW, sebagai berikut:
12
1.
Gaji/ Upah. Gaji sering kali menjadi tolak ukur dalam menentukan tingkat kepuasan kerja. Semakin besar gaji yang diterima, maka semakin besar pula tingkat kepuasan. Sebaliknya semakin kecil gaji yang diterima, maka tingkat kepuasannya makin rendah.
2. Kesempatan maju sering didambakan oleh setiap orang dalam bekerja karena dengan kesempatan maju yang besar maka pekerjaan seseorang akan menjadi lebih baik. Namun kadang-kadang dalam suatu perusahaan ada yang sulit untuk maju menjadi lebih baik pangkat atau golongannya. 3.
Kondisi kerja/lingkungan kerja, dimana HPGW menyediakan sarana dan prasarana pendukung kerja, yaitu: sistem kerja, prosedur keselamatan, kesehatan, dan perasarana pendukung lainnya guna mendukung terciptanya lingkungan kerja yang baik didalam dan diluar kerja yaitu sesama pekerja.
4.
Perilaku
atasan,
berhubungan
dengan
pimpinan
HPGW
dalam
mengembangakan gaya kepemimpinan yang senantiasa melibatkan bawahan secara aktif dalam proses perencanaan pengelolaan, mempunyai sikap yang fleksibel, ramah terhadap bawahan, mendorong bawahannya dalam menemukan dan mengenali masalah pada proses evaluasi kerja, dan melakukan bimbingan serta arahan pada proses perbaikan melalui keteladanan sikap atasan terhadap bawahannya.
3.1.2 Faktor Internal Pekerja Tingkat kepuasan kerja dapat diukur dan dipengaruhi oleh karakteristik pekerja. Terdapat kaitan antara karakteristik dari latar belakang responden (pekerja) terhadap tingkat kepuasan kerja, dimana latar belakang pekerja membentuk karakteristik responden. Kecenderungan yang terjadi terhadap kepuasan pekerja berdasarkan karakteristik responden adalah sebagai berikut : 1.
Umur, pekerja yang telah lama berkecimpung dalam suatu pekerjaan cenderung lebih puas dari pada karyawan yang baru memiliki pekerjaan atau masa kerjanya relatif belum lama
2.
Pendidikan, pekerja yang memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi cenderung untuk menuntut lebih banyak dibandingkan dengan pekerja yang
13
tingkat pendidikannya lebih rendah, sehingga kepuasan cenderung lebih rendah. 3.
Lama kerja, pekerja yang sudah lebih lama bekerja cenderung lebih puas dari pada pekerja yang baru bekerja di perusahaan tersebut.
4.
Jumlah tunjangan adalah jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung oleh pekerja. Karakteristik
responden
mempengaruhi
keputusan
pekerja
dalam
menentukan tingkat kepuasan terhadap setiap dimensi. Oleh karena itu akan dilihat sejauh mana keterkaitan faktor internal dan eksternal pekerja dengan tingkat kepuasan. Maka diajukan hipotesis adalah sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan H1 : Terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan Melalui tingkat kepuasan pekerja berdasarkan karakteristik responden, hubungan faktor internal dengan kepuasan, serta hubungan faktor eksternal dengan kepuasan, maka akan dilihat kepuasan pekerja secara keseluruhan. Dengan hasil penelitian yang ada akan direkomendasikan tindakan atau pun ketentuanketentuan baru oleh pihak HPGW untuk meningkatkan kepuasan pekerja.
14
Kepuasan Pekerja HPGW
Permasalahan: 1. Bagaimana tingkat kepuasan pekerja di HPGW? 2. Faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kepuasan kerja di HPGW? 3. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan pekerja di HPGW? Faktor internal pekerja 1. Umur 2. Pendidikan 3. Lama berkerja 4. Jumlah tunjangan keluarga
Faktor eksternal pekerja 1. Gaji 2. Kesempatan maju 3. Kondisi kerja atau lingkungan 4. Perilaku atasan
Tingkat kepuasan kerja secara keseluruhan
Rekomendasi kepada pihak HPGW Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada bulan Mei sampai Juni 2011. 3.3 Bahan dan Alat Alat yang yang digunakan, meliputi: alat tulis, kamera, software Ms.Word dan Ms. Excel, software SPSS. 16. Sedangkan bahan yang diperlukan data primer dan sekunder. 3.4 Teknik Pemilihan Responden Responden dalam penelitian ini adalah pekerja HPGW dengan jumlah responden yang diamati sebanyak 36 orang dari 55 orang pekerja HPGW, terdiri
15
atas pekerja staf 18 orang diambil secara sensus serta penyadap pinus dan kopal masing-masing 9 orang secara purposive sampling. Sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Responden diambil sebagai sampel karena peneliti menilai bahwa seseorang tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian. 3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan alat bantu kuesioner terstruktur. Adapun data primer berasal dari kuesioner, sebagai berikut: 1. Faktor internal pekerja, meliputi: umur, pendidikan terakhir, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. 2. Faktor eksternal pekerja, meliputi: gaji, kesempatan maju, kondisi kerja, dan perilaku atasan, 3. Tingkat kepuasan pekerja, meliputi: tingkat kepuasan gaji, kesempatan maju, kondisi kerja, dan perilaku atasan. Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari pihak HPGW terkait gambaran pekerja, pendapatan, pilihan jawaban pertanyaan dalam kuesioner mengunakan opsi jawaban model Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial lainnya, dan bertujuan untuk mengetahui tanggapan dari responden. Sarwono (2009) Kuantifikasi penilaian Skala Likert dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Skor 5 adalah Sangat Puas/Sangat Baik/Sangat Sering (SP/SB/SS) 2. Skor 4 adalah Puas/Baik/Sering (P/B/S) 3. Skor 3 adalah Biasa/Jarang(B/J) 4. Skor 2 adalah Kurang Puas/ Kurang Baik/Sangat Jarang (KP/KB/SJ) 5. Skor 1 adalah Tidak Puas/ Tidak Baik/ Tidak Pernah (TP/TB/TP) 3.6 Pengolahan dan Analisis Data Kualitas pengumpulan data dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif ditentukan oleh instrumen pengumpulan datanya yang dalam penelitian
16
ini berupa pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Instrumen itu dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan pemakaiannya bila sudah di uji validitasnya dan reabilitasnya. 3.6.1 Uji Validitas Setelah pengumpulan data dengan kuesioner selesai, langkah pertama yang dilakukan adalah uji validitas kuesioner. Pengujian validitas dimaksudkan untuk menentukan keabsahan dari pertanyaan yang digunakan dalam penelitian apakah sudah sesuai dengan apa yang akan diukur nantinya. Validasi menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Suliyanto 2005). Uji validitas pertanyaan dinyatakan valid jika r-hitung (corrected item-total correlation) > r-tabel. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan software SPSS versi 16 dengan r-tabel 0.3. 3.6.2 Uji Reliabilitas Jika alat ukur dinyatakan valid (sahih), selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Agusyana dan Aslandscript (2011), reliabilitas menunjukan adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran. Dalam uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6 pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan software SPSS versi 16. Pengujian reliabilitas dikatakan baik apabila nilai r hitung > r tabel dan tidak bernilai negatif maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan pada dimensi/faktor tersebut reliabel. 1. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan: a. Faktor internal pekerja, meliputi umur, pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. b. Faktor eksternal pekerja, meliputi gaji, kesempatan maju, kondisi kerja, dan perilaku atasan. c. Tingkat kepuasan pekerja, meliputi tingkat kepuasan gaji, kesempatan maju, kondisi kerja dan perilaku atasan. Pengelompokan nilai rataan berdasarkan skala Likert ditentukan intervalnya terlebih dahulu dengan rumus: Kelas =
Nilai tertinggi − Nilai terendah Banyaknya kelas
17
3.6.3 Uji Korelasi Untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan kepuasan maka digunakan uji korelasi. Nilai tingkat kepuasan yang digunakan adalah nilai skor tingkat kepuasan yang diperoleh dari kuesioner yang sudah ditabulasikan. Penelitian ini menggunakan korelasi Rank Spearman. Menurut Sugiyono (2009), korelasi Rank Spearman merupakan salah satu analisis yang mengasumsikan bahwa data objek penelitian terdiri pasangan-pasangan data, untuk pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih dengan terlebih dahulu menghitung koefisien kemudian dilakuakan uji signifikan (Sugiyono 2009) dan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar α (0.05) dan α (0,01) maka artinya hasil penelitian mempunyai kesempatan untuk benar atau tingkat kepercayaan sebesar 95% dan 99% dengan tingkat kesalahan sebesar 5% dan 1%. Hipotesisnya: H0: Tidak terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan H1: Terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan Hasil uji 1.:
Jika angka signifikan hasil penelitian < 0,05% dan < 0,01% maka H0 ditolak, H1 diterima Jadi, terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan
2.:
Jika angka signifikan hasil penelitian > 0.05% dan > 0,01% maka H0 diterima, H1 ditolak Jadi, tidak terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan Korelasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan
antara dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk positf atau negatif. Dan kuatnya hubungan dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasinya (Sugiyono 2009). Korelasi positif menunjukan arah yang sama hubungan antara variabel, artinya jika variabel satu besar maka variabel dua semakin besar pula.
18
Sebaliknya korelasi negatif menunjukan arah yang berlawanan. Artinya, jika variabel satu besar maka variabel dua menjadi kecil. Dan nilai koefisien berada pada selang - 1 < rs ≤ 1. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel, patokan angkanya secara rinci disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Interval koefisien dan hubungan korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.0 – 0,25 Sangat Lemah Agak Lemah >0,25 – 0,5 >0,5 – 0,75 Kuat >0,75 – 1 Sangat Kuat Sumber: Sarwono (2009)