BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini : Variabel tergantung
: Gangguan Dismorfik Tubuh
Variabel bebas
: Citra Tubuh
C. Definisi C.1. Operasional C.1.1. Gangguan dismorfik tubuh Gangguan kecenderungan
dismorfik
individu
tubuh
merasa
pada
khawatir
penelitian yang
ini
berlebihan
adalah pada
penampilannya. Gangguan dismorfik tubuh mempunyai 9 indikator yaitu : a. Secara berkala mengamati bentuk penampilan lebih dari satu jam per hari atau menghindari sesuatu yang dapat memperlihatkan penampilan, seperti melalui cermin atau kamera.
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Mengukur atau menyentuh kekurangan yang dirasakannya secara berulang-ulang. c. Meminta pendapat yang dapat mengukuhkan penampilan setiap saat. d. Menghindari situasi dan hubungan sosial. e. Mempunyai sikap obsesi terhadap selebritis atau model yang mempengaruhi idealitas penampilan fisiknya. f. Berpikir untuk melakukan operasi plastik, perawatan dermatologis atau perawatan medis lainnya. g. Diet berlebihan atau latihan. Berdiet secara ketat dengan kepuasan tanpa akhir. Weinshenker (2001) menyatakan bahwa kecemasan, rasa malu dan juga depresi merupakan konsekuensi dari gangguan ini. h. Menyamarkan cacat yang dirasakan dengan pakaian, make-up atau postur. i. Merasa sangat cemas dan sadar diri di sekitar oreang lain karena cacat yang dirasakan.
C.1.2. Citra Tubuh Citra tubuh pada penelitian ini adalah evaluasi penampilan individu terhadap
dirinya
yang
mengarah
pada
bagaimana
individu
menggambarkan dirinya secara positif atau negatif. Citra tubuh mempunyai 5 dimensi yang akan diukur :
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
a) Appearance evaluation (evaluasi penampilan b) Appearance orientation (orientasi penampilan) c) Body Area Statisfaction (kepuasan terhadap bagian tubuh) d) Overweight preoccupation (kecemasan menjadi gemuk) e) Self-Classified weight (pengkategorian ukuran tubuh)
C.2. Konseptual C.2.1. Gangguan dismorfik tubuh Gangguan dismorfik tubuh merupakan gangguan dimana individu merasa khawatir secara berlebihan yang dirasakannya tentang penampilan fisiknya. Menurut DSM-IV-TR, Gangguan dismorfik tubuh ditandai dengan keasyikan dengan satu atau lebih cacat dirasakan atau kekurangan dalam penampilan fisik yang tidak dapat diamati atau muncul hanya sedikit orang lain, dan dengan perilaku berulang (misalnya, memeriksa cermin, perawatan yang berlebihan, memeriksa kulit) atau tindakan mental (misalnya, membandingkan penampilan seseorang dengan orang lain) dalam menanggapi keprihatinan penampilan. C.2.2. Citra Tubuh Menurut Cash (Thompson , 1996) citra tubuh (body image) merupakan perasaan, sikap dan evaluasi yang dimilki seseorang terhadap dirinya berupa bentuk tubuh dan ukuran tubuh yang mengarah
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pada penampilan fisik dan bagaimana seseorang menggambarkan dirinya secara positif dan negatif.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel D.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah pelaku selfie mahasiswa PKK Mercubuana yang memiliki media sosial (instagram dan facebook). Mahasiswa aktif PKK Psikologi berjumlah 710 orang. D.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini sebagian dari mahasiswa PKK Mercubuana Jakarta yaitu sebanyak 50 mahasiswa psikologi. D.3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik simple random sampling. D.4. Kriteria sampel Kriteria sampel yang dibutuhkan : 1. Sampel adalah mahasiswa aktif di Mercubuana 2. Memiliki Instagram atau Facebook aktif 3. Melakukan Selfie minimal 1-5 kali per hari
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
A. Metode Pengumpulan Data Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas dua skala yaitu skala body image dan skala Body Dysmorphic Disorder dengan menggunakan skala likert yang telah dimodifikasi. Skala dibuat sebagai pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable dengan empat alternatif jawaban, dimana untuk pernyataan favorable yang jawabannya sangat tidak sesuai akan diberi nilai terendah yaitu 1 dan jawaban sangat sesuai diberi nilai tertinggi yaitu 4. Sedangkan untuk pernyataan unfavorable pembentukan nilainya adalah sebaliknya.
B. Instrumen / Alat Ukur Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dikutip dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Indikator yang digunakan
untuk
mengukur
Body
Dysmorphic
Disorder
dengan
menggunakan skala yang dibuat peneliti berdasarkan gejala-gejala Body Dysmorphic Disorder yang terdapat dalam buku Abnormal and Clinical Psychology (Bennet, 2006) Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur citra tubuh (body image) dikutip dan dimodifikasi dari Multidimensional Body Self Relations Questionnaire (MBSRQ) yang dikembangkan oleh Cash pada tahun 1990 (Mellisa, 2005). Peneliti hanya menggunakan beberapa indikator dari kedua penelitian diatas yang sesuai dengan tujuan penelitian.
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
F.1. Skala pengukuran Body Image Pengukuran akan diukur dengan alat berupa kuisioner yang telah diadaptasi dari Multidimensional Body Self related Questioner – Appearance Scales (MBSRQ-AS) oleh Mellisa (2005) dimana alat ini sendiri dikembangkan oleh Cash pada tahun 1990 sebanyak 32 pernyataan. Adapun 32 pernyataan ini mengukur body image yang dikaitkan dengan penampilan fisik, dengan 5 (lima) sub skala, yaitu : Tabel 3.1. Blue Print Body Image Indikator atau aspek
Pernyatan Favorable
Body Image
Pernyataan Unfavorable
1,2,9,10,13
14
Orientasi penampilan
3,4,5,11,16,17,19,20
12,15,18
Kepuasaan area tubuh
25,28,29,30,31,32
26,27
Kecemasan menjadi
6,7,8,21,22
Evaluasi penampilan fisik
gemuk Perepsi terhadap
23,24
ukuran tubuh
Pengukuran yang dikembangkan oleh Cash (1990) dalam Mellisa (2005) ini menggunakan skala Likert. Dimana setiap item terdapat rentang nilai 1 – 5. Rentang 1 untuk “ sangat tidak setuju ” dan 5 “ sangat setuju “. Tetapi untuk menghindari social desirability, maka dalam 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
penelitian ini, peneliti menyusun pengukuran dengan rentang 1 – 4, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Untuk subskala kepuasan area tubuh kemungkinan jawaban meliputi sangat tidak puas, tidak puas, puas, serta sangat puas. Sedangkan ubtuk subskala pengkategorian berat badan, kemungkinan jawaban meliputi kurus, normal, agak gemuk, gemuk. Karena menurut Edwards (1957) peniadaan alternative jawaban netral diperbolehkan dalam suatu penelitian. F.2. Skala Pengukuran Body Dysmorphic Disorder Pengukuran akan diukur dengan alat berupa kuisioner dengan menggunakan 62 pernyataan yang tiap-tiap pernyataan merupakan gambaran diri kita masing-masing yang terbagi menjadi 9 indikator. Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk blue print pada table berikut ini:
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.2. Blue Print Body Dysmorphic Disorder No
1.
indikator body dysmorphic disorder
Sering memeriksa bentuk penampilan atau
Pernyataan
Pernyataan
favorable
unfavorable
1, 4,10,12
31, 55, 57
33, 34, 54
21, 43, 62
44, 49, 50,51
47, 53, 61
tubuh dengan cermin atau kamera 2.
Mengukur atau menyentuh kekurangan yang dirasakannya secara berulang-ulang
3.
Meminta pendapat yang dapat mengukuhkan penampilan setiap saat
4.
Menghindari situasi dan hubungan sosial
7, 19, 20, 22
29, 38, 48, 56
5.
Berpikir untuk melakukan operasi plastik,
13, 52, 59, 60
26, 42
27, 28, 39, 46
16, 25, 32
24, 40, 45
15, 18, 35, 37
perawatan dermatologis atau perawatan medis lainnya 6.
Mempunyai sikap obsesi terhadap selebritis atau model yang mempengaruhi idealitas penampilan fisiknya
7.
diet berlebihan atau latihan
8.
merasa sangat cemas dan sadar diri di sekitar
14, 23, 41, 58
orang lain karena cacat yang dirasakan
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2, 5, 9
9.
17. 30, 36
menyamarkan cacat yang dirasakan dengan
3, 6, 8, 11
pakaian, make-up atau postur
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun pengukuran dengan rentang 1 – 4, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. C. Uji Validitas dan Reliabilitas Kusioner ini dirancang sesuai dengan kerangka konsep dan dibuat oleh peneliti. Kemudian dilakukan uji validitas dan relibilitas agar dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. G.1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran
dikatakan
mempunyai
validitas
yang
tinggi
apabila
menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut (Azwar,2012) Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Item Skala Body Image Indikator atau aspek
Pernyatan Favorable
Body Image Evaluasi penampilan
Pernyataan Unfavorable
1,2,*9,*10,*13
*14
*3,4,*5,*11,16,*17,*19,*20
12,*15,*18
fisik Orientasi penampilan
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kepuasaan area tubuh
25,28,29,30,31,32
Kecemasan menjadi
*6,7,*8,21,*22
26,27
gemuk 23,24
Perepsi terhadap ukuran tubuh Keterangan
: *item yang gugur
Sumber
: hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 32 pernyataan, terdapat 15 pernyataan yang dapat digunakan sesuai dengan validitas. Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Item Skala Body Dysmorphic Disorder
No
1.
indikator body dysmorphic disorder
Sering memeriksa bentuk penampilan atau
Pernyataan
Pernyataan
favorable
unfavorable
*1, *4,*10,*12
31, 55, 57
33, *34, 54
21, 43, 62
*44, *49, *50,
*47, *53, 61
tubuh dengan cermin atau kamera 2.
Mengukur atau menyentuh kekurangan yang dirasakannya secara berulang-ulang
3.
Meminta pendapat yang dapat mengukuhkan penampilan setiap saat
4.
Menghindari situasi dan hubungan sosial
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
51, 63 *7, 19, 20, 22
29, 38, 48, 56
5.
Berpikir untuk melakukan operasi plastik,
13, 52, 59, *60
26, 42
*27, 28, 39, 46
*16, 25, 32
24, *40, 45
15, 18, 35, *37
perawatan dermatologis atau perawatan medis lainnya 6.
Mempunyai sikap obsesi terhadap selebritis atau model yang mempengaruhi idealitas penampilan fisiknya
7.
diet berlebihan atau latihan
8.
merasa sangat cemas dan sadar diri di
14, 23, *41, 58
2, 5, 9
sekitar orang lain karena cacat yang dirasakan 9.
menyamarkan cacat yang dirasakan dengan *17. 30, *36
*3, 6, 8, *11
pakaian, make-up atau postur Keterangan
: *item yang gugur
Sumber
: hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 63 pernyataan, terdapat 42 pernyataan yang dapat digunakan sesuai dengan validitas.
G.2. Uji Reabilitas Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu mneghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil yang biasanya terjadi di antara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan yang terjadi sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel. Pengukuran yang hasilnya tidak reliabel tentu tidak dapat dikatakan akurat karena konsistensi menjadi syarat bagi akurasi. (Azwar,2012) Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan salah satu koefisien yang paling sering digunakan yaitu Alpha Cronbach dan perhitungannya dibantu dengan program SPPS 21 for windows. Koefisien kendalanya bergerak antara 0,000 sampai dengan 1,000 artinya semakin menedekati 1,000 maka semakin reliable. Nilai reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik(Azwar, 2005). Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan perhitungan Alpha Cronbach pada program SPSS 21 for windows, maka diperoleh skor reliabilitas untuk skala body dysmorphic sebesar 0,947 dan skor relibilitas untuk skala body image sebesar 0,749. Karena kedua skor tersebut lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa kedua alat ukur dalam penelitian ini reliabel.
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Teknik Analysis Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah menggunakan program SPSS versi 21 dengan menggunakan teknik analisa data berikut : 1. Analisis deskriptif Analisis ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dam presentase dengan tujuan untuk melihat gambaran umum hasil dalam penelitian. 2. Uji Normalitas dan Uji Linearitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh pada masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak. Keduanya merupakan prasyarat untuk analisa korelasi. 3. Korelasi Pearson Teknik
Analysis
yang
digunakan
adalah
korelasional
menggunakan Pearson Product Moment Corelation untuk menguji kekuatan hubungan antara body image dengan body dysmorphic
disorder.
Berikut
merupakan
rumus
yang
digunakan untuk perhitungan korelasi Pearson Product Moment, yaitu: ∑ √(∑
)(∑
)
keterangan : = koefisien korelasi 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/