perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah sekolah SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar yang berada di Jl. Solo Purwodadi Km 6 Karanganyar, Wonorejo, Gondangrejo, Telp. (0271) 852915, Kode Pos 57773, lokasi sekolah tersebut jauh dari kota, berada dalam desa yang terpencil dan masih sederhana. Alasan dipilihnya SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar sebagai tempat penelitian adalah kurangnya kemampuan siswa kelas VI di sekolah tersebut dalam pembelajaran menyusun struktur kalimat yang baik dan benar, siswa kelas VI di sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitian sejenis, penyampaian materi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi tentang menyusun struktur kalimat belum pernah menggunakan penerapan media I - CHAT, dan dari pihak sekolah tersebut mendukung untuk dilaksanakannya penelitian tersebut.
2. Waktu Penelitian Secara operasional pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilaksanakan secara bertahap, yaitu: a. Tahap Persiapan Meliputi dimulainya pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, permohonan izin, survai atau observasi awal sekolah yang bersangkutan, dan pembuatan instrumen. b. Tahap Pelaksanaan Meliputi semua kegiatan penelitian yang berlangsung di lapangan, uji coba instrumen, dan pengumpulan data. c. Tahap Penyelesaian commit to user Meliputi analisis data dan penyusunan laporan penelitian.
32
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seluruh kegiatan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 8 bulan dari bulan Februari 2013 sampai dengan bulan September 2013. Waktu penelitian di SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1. Jadwal Waktu Penelitian Bulan ke (dalam tahun 2013) Tahap Persiapan
Kegiatan Penelitian
02
1. Pengajuan judul 2. Pembuatan proposal penelitian 3. Mengurus perizinan 4. Menyusun instrumen penelitian 5. Validasi instrumen
Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pre test 2. Pelaksanaan treatment dengan media I - CHAT 3. Pelaksanaan post test
Penyelesaian
1. Analisis data hasil penelitian menggunakan SPSS versi 18 2. Pengetikan skripsi 3. Penyusunan naskah skripsi 4. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi
commit to user
03
04
05
06
07
08
09
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rancangan/Desain Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur atau cara - cara yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam mengumpulkan data penelitian yang bertujuan untuk
memecahkan
masalah
dan
mengarahkan
penelitian
agar
dapat
menggunakan metode yang tepat. Oleh karena itu metode merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian agar tujuan dari sebuah penelitian dapat tercapai. Sesuai dengan yang dikemukan oleh Suharsimi Arikunto (2007: 136) yang berpendapat bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Selain itu Sugiyono (2009: 59) menyatakan bahwa “Metode penelitian adalah suatu rangkaian cara atau langkah langkah yang dilakukan secara sistematis untuk memecahkan masalah dan memperoleh suatu tujuan”. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2009: 107) menjelaskan bahwa “Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan atau treatment tersebut terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dalam metode eksperimen terdapat pengujian hipotesis hubungan sebab akibat. Hal ini selaras dengan pendapat yang mengemukakan bahwa “Penelitian eksperimen adalah metode percobaan dan observasi yang tersusun secara sistematis dalam suatu situasi atau kondisi dimana gejala - gejala yang diamati hanya beberapa faktor saja, sehingga peneliti bisa menguasai seluruh proses eksperimen itu” (Kartini Kartono, 2003: 248). Metode penelitian dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian menggunakan metode eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sebab akibat atau menguji pengaruh antara dua variabel atau lebih dengan cara mengadakan suatu kegiatan percobaan untuk melihat dan memperoleh suatu hasil kebenaran dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metode yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode commit user mengadakan percobaan untuk eksperimen, karena dalam penelitian initopenulis
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
menguji hipotesis hubungan sebab akibat antara variabel yang sengaja diadakan dengan variabel di luar variabel yang diteliti yaitu variabel bebas dan variabel terikat untuk mengetahui apakah media I - CHAT dapat meningkatkan kemampuan menyusun struktur kalimat pada anak tunarungu wicara kelas VI di SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri - ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian, yang dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan diukur. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: 1.
Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau munculnya variabel terikat. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah media I - CHAT. Media I - CHAT adalah jenis media proyeksi atau aplikasi menggunakan komputer dalam bentuk kombinasi gambar, kata - kata dan video.
2.
Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan menyusun struktur kalimat siswa tunarungu wicara dalam membuat kalimat berstruktur secara tertulis sehingga makna atau maksudnya dapat dipahami oleh orang lain dan pada akhirnya dapat memperlancar proses komunikasi.
Arikunto (2007: 77) menjelaskan bahwa “Ada tiga rancangan penelitian pra eksperimen, yaitu: a) The One - Shot Case Study, b) Pre Test - Post Test Design, dan c) Statistic (Group Comparison)”. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pre Test - Post Test Design yaitu rancangan penelitian yang dikenakan terhadap suatu kelompok subjek dengan memberikan perlakuan dan pengukuran pada sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Alasan peneliti menggunakan desain tersebut adalah hanya terdapat satu kelompok eksperimen, tidak terdapat kelompok kontrol karena jumlah populasi siswa sedikit yaitu kurang dari 5 atau 10 orang dalam satu kelas. Penerapan metode ini adalah dengan cara sebelum penelitian dilakukan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian commit user mengetahui hasil treatment yang diberi treatment dan dilakukan post test to untuk
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut terkait dengan pendapat Sugiyono (2009: 75) yang menyatakan bahwa “Sekelompok subjek diberikan pre test sebelum diberikan perlakuan, dan diberikan post test setelah perlakuan, sehingga hasil perlakuan akan lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”. Rancangan/desain penelitian dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa rancangan/desain penelitian ini dilakukan dengan cara yaitu kelompok subjek dilakukan pengukuran terlebih dahulu melalui pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyusun struktur kalimat, kemudian dikenakan perlakuan (treatment) menerapkan media I - CHAT untuk jangka waktu tertentu, dan akhirnya dilakukan pengukuran kembali melalui post test setelah diberikan perlakuan (treatment) tersebut. Hasil skor dari pre test dan post test dibandingkan meannya sehingga dapat diketahui apakah perlakuan (treatment) yang diberikan berpengaruh atau tidak. Rancangan desain eksperimen menggunakan One Group Pre Test - Post Test Design dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.2. Desain Penelitian One Group Pre test - Post test Pre test
Treatment
Post test
T1
X
T2
(Suharsimi Arikunto, 2003: 84)
Keterangan: T1
: Tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan / Pre test
X
: Perlakuan yang diberikan oleh peneliti
T2
: Tes yang sudah diberikan setelah diberi perlakuan / Post test
Langkah - langkah prosedur penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Memberi tes pertama (T1), yaitu Pre test untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menyusun struktur kalimat sebelum subjek diberikan perlakuan melalui media I - CHAT. 2. Memberi perlakuan (treatment) kepada subjek dengan menggunakan media I - CHAT sebagai media pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 3. Memberi tes kedua (T2), yaitu Post test untuk mengukur kemampuan menyusun struktur kalimat siswa sesudah subjek diberikan media I - CHAT. 4. Membandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui perbedaan yang muncul antara sebelum diberi perlakuan (treatment) dan sesudah diberi perlakuan (treatment) sebagai sebab akibat diberikannya media I - CHAT dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 5. Menerapkan tes statistik yang cocok untuk menentukan apakah perbedaan itu signifikan.
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar tahun ajaran 2012/2013. Siswa dalam kelas VI tersebut berjumlah 5 siswa yang terdiri dari 3 siswa laki - laki dan 2 siswa perempuan. Sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan dalam menyusun struktur kalimat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
D. Pengumpulan Data Kualitas data sangat ditentukan oleh alat pengumpulan data atau alat ukur yang digunakan, sehingga data yang diperoleh benar - benar valid dan reliabel. Suharsimi Arikunto (2003: 224) mengemukakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang teratur untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti”. Suharsimi Arikunto (2007: 100) menjelaskan bahwa “Metode pengumpulan data adalah cara - cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Pengumpulan data dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa to user pengumpulan data dimaksudkan commit untuk memperoleh informasi atau keterangan
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang benar dan dipercaya. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sedang dilakukan dan jenis data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan menyusun struktur kalimat pada siswa tunarungu wicara kelas VI di SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Data Jenis data menunjuk data apa saja yang menjadi fokus penelitian. Data atau informasi yang penting akan digali dari beragam sumber data. “Sumber data merupakan benda, hal, atau tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data” (Suharsimi Arikunto, 2007: 88). Nasution (2006: 43) menyatakan bahwa “Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis”. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi peserta didik bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa, harus mengetahui prinsip - prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek
-
aspek tersebut
sebagai
petunjuk dalam
kegiatan
pembelajarannya. Prinsip - prinsip belajar bahasa yang baik bagi peserta didik apabila:
a. Diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat. b. Diberi kesempatan berpartisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas. c. Bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, to user keterampilan, dan strategicommit untuk mendukung proses pemerolehan bahasa.
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran. e. Jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya. f. Jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka. g. Jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri. Anak Tunarungu sering salah dalam membuat kalimat yang disusun secara tertulis, sehingga sulit dipahami karena kalimatnya sering tidak berstruktur atau struktur kalimatnya menjadi terbalik. Anak tunarungu dalam memilih kata sering dilakukan dengan kurang tepat, sehingga kalimat menjadi sulit untuk dipahami oleh orang lain yang normal pada umumnya. Sebagai contoh struktur kalimat yang benar adalah “saya sudah mandi” tetapi anak tunarungu menyusun kalimatnya itu menjadi “saya mandi sudah” sehingga struktur kalimatnya menjadi salah. Contoh kalimat yang dibuat anak tunarungu pada status facebook-nya yaitu “hallo apakah kabar?” dan “aku baru sakit leher batuk”. Dari kalimat tersebut mungkin kita paham atau mengerti akan tujuannya, tetapi dari penulisan struktur kalimatnya tidak tepat. Arifin dan Junaiyah (2008: 65) mengungkapkan bahwa “Kalimat adalah serangkaian kata - kata yang dibuat dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan struktur kalimat yang ditentukan sehingga maksud dan tujuan dari sebuah kalimat dapat dipahami. Struktur kalimat dapat dibentuk dari kata, frase, klausa atau gabungan dari semua unsur itu”. Struktur kalimat dalam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa struktur kalimat yaitu: S - P (Subjek - Predikat), S - P - O (Subjek Predikat - Objek), S - P - K (Subjek - Predikat - Keterangan), S - P - O - K (Subjek - Predikat - Objek - Keterangan).
Data yang dikumpulkan dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui pemahaman anak dalam menyusun struktur kalimat dilakukan dengan cara memberi materi tentang struktur kalimat yang baik dan benar, yang terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (S - P - O - K).
2. Sumber Data
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber data yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak tunarungu wicara kelas VI di SLB/B - C YPASP Wonorejo Karanganyar yang berjumlah 5 orang dalam satu kelas, antara lain sebagai berikut: 1) Nama
: Abdul Hakim
TTL
: Karanganyar, 29 Desember 2001
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Deskripsi Siswa
:
Kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat cukup baik, hal itu
bisa
dilihat dari tulisan anak yang cukup dapat dipahami, salah satu contoh kalimatnya yaitu “mereka belum puas” dan “ujian ini mudah”, namun masih terdapat sedikit kesalahan dalam menyusun struktur kalimat, siswa juga dapat menunjukkan paragraf, membaca teks bacaan, siswa dapat menentukan Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (S - P - O - K) dalam sebuah kalimat, dan melengkapi kata atau kalimat bagian awal, tengah, akhir, masih harus banyak belajar. 2) Nama
: Febri Hariyanto
TTL
: Surakarta, 11 Februari 1997
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Deskripsi Siswa
:
Kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat tidak terlalu baik, hal itu bisa dilihat dari tulisan anak yang kurang dipahami karena banyak tulisan yang tidak berstruktur, seperti salah satu contoh kalimatnya yaitu “aku makan sudah” dimana kalimat yang benar seharusnya “aku sudah makan”, namun siswa dapat memperhatikan teks bacaan, menyampaikan pesan dari media, cara penggunaan suatu alat, mengisi formulir, memahami kata per kata dalam kalimat, membuat ringkasan masih harus banyak belajar membaca. 3) Nama
: Lailatul Hidayati
TTL
: Sragen, 14 Mei 1995
Jenis Kelamin
: Perempuan
Deskripsi Siswa
:
Kemampuan subjek dalam menyusun struktur kalimat hampir sama dengan siswa commit to user Febri Hariyanto, banyak tulisan yang kurang dipahami karena tidak berstruktur,
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimana penempatan dan pemilihan kata dalam membuat kalimat kurang tepat, seperti salah satu contoh kalimatnya “berbuat curang ia”, dari kalimat itu bisa dilihat bahwa anak kurang mampu memahami dalam menyusun struktur kalimat yang benar, namun siswa dapat menentukan subjek dan objek dalam sebuah kalimat, menulis masih harus banyak belajar, membaca dan memahami kata per kata dalam kalimat. 4) Nama TTL
: Wahyu Hanggoro
: Klaten, 6 April 2001
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Deskripsi Siswa
:
Kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat cukup baik, hal itu bisa dilihat dari tulisan anak yang cukup dapat dipahami, salah satu contoh kalimatnya yaitu “kami akan pergi” dan “adik tidak menurut”, namun masih terdapat sedikit kesalahan dalam menyusun struktur kalimat, siswa juga dapat menunjukkan paragraf, membaca teks bacaan, siswa dapat menentukan subjek dan objek dalam sebuah kalimat, namun melengkapi kata atau kalimat bagian awal, tengah, akhir, masih harus banyak belajar. 5) Nama TTL
: Nurhidayati
: Jakarta, 2 Juli 1995
Jenis Kelamin
: Perempuan
Deskripsi Siswa
:
Kemampuan subjek dalam menyusun struktur kalimat hampir sama dengan siswa Lailatul Hidayati, banyak tulisan yang kurang dipahami karena tidak berstruktur, dimana penempatan dan pemilihan kata dalam membuat kalimat kurang tepat, seperti salah satu contoh kalimatnya “kami bersama belajar”, dari kalimat itu bisa dilihat bahwa anak kurang mampu memahami dalam menyusun struktur kalimat yang benar, siswa dapat menentukan subjek dan objek dalam sebuah kalimat, menulis masih harus banyak belajar, membaca dan memahami kata per kata dalam kalimat, serta membuat ringkasan masih harus banyak belajar membaca. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
3. Metode Pengumpulan Data a. Pengertian Tes Cara mengumpulkan data penelitian, diperlukan alat ukur yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Salah satu alat ukur yang biasa digunakan adalah tes. Sumadi Suryabrata (2003: 22) menjelaskan pengertian tes sebagai berikut: Tes adalah pertanyaan - pertanyaan yang harus dijawab dan/atau perintah perintah yang harus dijelaskan, yang berdasar pada bagaimana tester menjawab pertanyaan - pertanyaan dan/atau melakukan perintah - perintah itu. Penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan tes standar atau tester yang lain. Suharsimi Arikunto (2007: 150) menyatakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat ukur yang berupa kumpulan soal atau perintah yang harus dijawab untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi dan kemampuan bakat atau minat siswa. b. Syarat - syarat Tes Syarat - syarat tes yang baik menurut Anton Sukarno (2003: 31) adalah sebagai berikut: 1) Tes harus valid, artinya dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. 2) Tes harus variabel, artinya tes memiliki keajegan hasil atau konsistensi, mempunyai nilai yang sama jika dikerjakan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. 3) Tes harus distandarisasikan, artinya dilakukan pembakuan bahan, aturan, atau prosedur untuk memperoleh perlakuan yang sama, sehingga dapat diketahui perbedaan individual yang bersumber dari kemampuan masing - masing tester. 4) Tes harus objektif, artinya memberikan hasil yang sama, diperoleh benar - benar menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya, dan hasil skor tidak tergantung pada subjek yang memberikan nilai skor. 5) Tes harus diskriminatif, artinya mampu membedakan siswa yang pandai dan kurangcommit pandai.to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) Tes harus komprehensif, artinya mencakup segala persoalan yang harus diselidiki atau mencakup semua yang akan diukur. 7) Tes harus praktibilitas, artinya tes harus mudah digunakan. Syarat - syarat tes berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tes diberikan untuk menunjukkan dan mengukur sampai sejauh mana kemajuan atau keberhasilan anak dalam proses belajar mengajar mengenai tujuan - tujuan yang telah ditentukan sebelum pelajaran dimulai. Alat tes digunakan untuk menentukan bahan atau materi yang sesuai dengan kurikulum untuk mengukur kemampuan dan kemajuan siswa dalam belajar, berupa pre test yang diberikan sebelum memulai suatu pelajaran untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya, serta post test untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa, mengukur hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan dari materi ajar yang telah disampaikan. Tujuan dari pemberian tes tersebut adalah untuk mempercepat anak dalam belajar, memberikan motivasi untuk belajar dengan sungguh - sungguh, memahami dan menerapkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, mendiagnosis dan memperbaiki kelemahan atau kesalahan murid, serta memberikan umpan balik kepada guru dalam memberikan atau memperbaiki metode mengajar di kelas.
c. Jenis - jenis Tes Pemilihan suatu tes dalam pelaksanaan penelitian harus berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Jika dilihat dari bentuk atau tipe atau ragam itemnya, jenis tes dapat dikelompokkan menjadi tes karangan, tes objektif, dan tes semi objektif. Dalam penelitian ini menggunakan tes objektif. Sutrisno Hadi (2003: 46) menyatakan tes objektif sebagai berikut: Tes objektif adalah suatu tes yang telah menyediakan sejumlah jawaban, sehingga siswa tinggal memilih satu jawaban yang benar dari sejumlah jawaban yang tersedia dari seluruh soal yang telah disusun atau dibuat sebelumnya. Tes objektif dapat dibagi menjadi bentuk benar salah (true - false test), bentuk pilihan ganda (multiple - choice test), dan bentuk menjodohkan (matching test). commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penulis menggunakan bentuk tes objektif dalam penelitian ini yang diberikan dengan ragam pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Tiap nomor dengan jawaban yang benar mendapat nilai 10 dan jawaban yang salah mendapat nilai 0. Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai peningkatan kemampuan menyusun struktur kalimat. Soal tes akan dibuat sendiri dengan terlebih dahulu membuat instrumen tes yang telah dikonsultasikan dengan ahlinya. Perangkat tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes bentuk pilhan ganda dengan memilih jawaban yang benar merupakan jawaban atas validitas isi yaitu melalui penyusunan kisi - kisi. Langkah - langkah dalam penyusunan perangkat tes adalah sebagai berikut: 1) Menentukan materi. 2) Menentukan alokasi waktu. 3) Menentukan bentuk tes. 4) Membuat kisi - kisi. 5) Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal adalah 60 menit. Membuat
perangkat
tes,
yaitu
dengan
menulis
butir
soal,
menulis
petunjuk/pedoman mengerjakan serta kunci jawaban, dan mengujicobakan instrumen. Cece Rakhmat dan Didi Suherdi (2003: 78 - 81) berpendapat bahwa dalam penyusunan soal pilihan ganda, perlu memperhatikan kaidah - kaidah tertentu, yaitu sebagai berikut: a)
Persoalan yang digambarkan dalam soal item harus jelas dan tegas. b) Alternatif jawaban yang disediakan hendaknya konsisten dengan pokok persoalan. c) Jangan menggunakan kata - kata atau kalimat yang tidak perlu dan tidak relevan dengan persoalan. d) Kemungkinan jawaban hendaknya memberikan petunjuk tentang jawaban yang benar. e) Tidak ada syarat tertentu yang memberikan petunjuk tentang jawaban yang benar. f) Jumlah jawaban yang benar dalam setiap soal hendaknya disediakan sesuai dengan petunjuk. commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jenis tes dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan bentuk soal pilihan ganda. Tujuan digunakannya bentuk soal pilihan ganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah diberikan. (2) Dapat mengukur kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat melalui pilihan jawaban yang tepat. (3) Lebih mudah dan cepat dalam menilai jawaban siswa dengan menggunakan kunci jawaban. (4) Penilaian yang digunakan bersifat objektif, karena jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah.
4. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen atau soal soal. Sugiyono (2009: 102) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan bagian penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai sarana untuk mengumpulkan data yang banyak menentukan keberhasilan suatu penelitian, maka dalam penyusunannya mengacu pada cara yang digunakan agar data terkumpul dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk menguji hipotesis. Instrumen atau soal - soal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan soal - soal yang terdapat dalam media I - CHAT, antara lain sebagai berikut: a.
Instrumen soal tes awal (pre test) yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
Susunlah setiap kata di bawah ini menjadi satu struktur kalimat utuh yang baik dan benar meliputi Subjek - Predikat - Objek (S - P - O) ! Contoh 1) baik
:
Buku ini mahal guru
ituto user commit
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jawab
: 2) saya
Jawab
Jawab
belajar
kami
diuji
kami
: 4) akan Jawab 5) belum Jawab 6) adik Jawab 7) pergi Jawab 8) sudah Jawab 9) ia Jawab 10) ini
b.
makan
: 3) bersama
Jawab
nasi
: puas
mereka
: menurut
tidak
: kami
akan
: makan
aku
: curang
berbuat
: mudah
ujian
:
Instrumen soal tes akhir (post test) yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
Gambar 3.6. Instrumen Soal Tes Akhir (Post test) Dalam Media I - CHAT
Jenis soal ini adalah soal objektif dengan bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. commit to user Alasan penulis memilih tes objektif dengan tipe pilihan ganda dalam penelitian ini
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah karena menyesuaikan dengan karakteristik subjek penelitian, yaitu anak tunarungu wicara. Dalam penyusunan instrumen tes berpatokan dengan SK KD dari mata pelajaran bahasa Indonesia bagi anak tunarungu wicara kelas VI. Alokasi waktu untuk menjawab soal ini adalah 2 x 30 menit. Cara menjawabnya dengan memilih jawaban yang paling benar. Standar penilaian yang peneliti gunakan untuk menghitung hasil siswa dalam menyelesaikan soal menyusun struktur kalimat menjadi satu struktur kalimat utuh yang baik dan benar meliputi Subjek - Predikat - Objek - Keterangan (S - P - O - K) tersebut menggunakan standar 100. Kriteria penilaian dalam tes ini adalah sebagai berikut: a)
Pada setiap satu item soal yang jawabannya benar diberi nilai (skor) : 10
b)
Pada setiap item soal yang jawabannya salah diberi nilai (skor) : 0
c)
Skor total jika benar semua = 100
d)
Nilai akhir NA =
x 100
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan jenis tes, yaitu pre test dan post test. Menurut Sumadi Suryabrata (2003: 117) menyatakan bahwa “Pre test adalah tes untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan kepada mereka, sedangkan post test adalah tes untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan kepada mereka”. Pelaksanaan tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa tunarungu wicara kelas VI pada saat pembelajaran menyusun struktur kalimat. Tes dilaksanakan pada awal penelitian (pre test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kaitannya dengan menyusun struktur kalimat dan pada akhir penelitian dilaksanakan post test untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat setelah dilakukan pembelajaran melalui commit to user penerapan media I - CHAT.
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Validasi Instrumen Penelitian 1. Validitas Tes Cara mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, maka instrumen harus diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba (try out) dilakukan pada siswa kelas VI di SLB - B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 5 orang. Tujuan dari uji coba atau try out ini adalah untuk mengetahui dan menguji bobot validitas dan reliabilitas item soal yang akan digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian. Oleh karena itu, instrumen tes yang digunakan harus valid dan reliabel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes tertulis dengan instrumen terlampir. Materi tes yang digunakan adalah materi pelajaran bahasa Indonesia SD/MI kelas VI semester genap yang berhubungan dengan menyusun struktur kalimat. Nana Syaodih (2006: 228) menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar - benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur”. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Jadi, semakin tinggi validitasnya, maka semakin tinggi pula
tes
itu
mencapai
sasarannya.
Suharsimi
Arikunto
(2006:
169)
mengungkapkan bahwa “Ada dua macam validitas yaitu validitas eksternal yang berasal dari luar tes yang kita selidiki dan validitas internal yang berasal dari dalam tes yang kita selidiki validitasnya berupa total skor dari tes tersebut”. Validitas instrumen dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat diujicobakan melalui tes yang berupa soal dan hasil total skor dari nilai tes yang diselidiki berdasarkan instrumen yang digunakan. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas alat ukur adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Rumus korelasi product moment dari Pearson adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
rxy=
52 digilib.uns.ac.id
N XY ( X)( Y) {N X 2 ( X) 2 }{N Y 2 ( Y) 2 }
(Suharsimi Arikunto, 2007: 213) Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara variabel x dan y
X
= Item
Y
= Total Item
XY
= Jumlah perkalian antara X dan Y
X²
= Jumlah kuadrat dari X
Y²
= Jumlah kuadrat dari Y
X
= Jumlah skor - skor X
Y
= Jumlah skor - skor Y
XY = Jumlah skor - skor X dan Y yang dipasangkan N
= Jumlah subjek
Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka koefisien korelasi (r). Kriteria koefisien korelasi menurut Purwanto (2006: 139) yaitu: 0,00 - 0,20 korelasi sangat rendah (hampir tidak ada korelasi) 0,20 - 0,40 korelasi rendah 0,40 - 0,70 korelasi cukup 0,70 - 0,90 korelasi tinggi 0,90 - 1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna)
2. Reliabilitas Tes Suharsimi Arikunto (2006: 178) menjelaskan bahwa “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. commit to user bahwa “Instrumen dikatakan Sedangkan Sugiyono (2009: 173) menyatakan
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
reliabel apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama”. Sumadi Suryabrata (2003: 59 - 60) mengungkapkan bahwa terdapat tiga metode untuk menguji reliabilitas, yaitu: a. Metode uji ulang (test retest method). b. Metode bentuk paralel (parallel form method). c. Metode pengujian satu kali (single trial method). Para peneliti pada umumnya memilih menggunakan metode pengujian satu kali. Dalam metode pengujian satu kali, seperangkat intrumen diberikan kepada sekelompok subjek satu kali. Reliabilitas tes dari berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi belah dua gasal genap milik Spearman Brown untuk mengetahui dan menguji realibilitas tes yang akan digunakan. Teknik ini dilakukan dengan cara membagi hasil try out menjadi dua bagian berdasarkan
nomor
gasal
dan
nomor
genap
pada
soal
tes.
Peneliti
mengelompokkan butir nomor gasal menjadi belahan pertama dan kelompok butir genap sebagai belahan kedua. Koefisien korelasi belah dua yang dihitung kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut: r11 = 2 x rx12 (1 + rx12) Keterangan: r11
=
Reliabilitas instrumen
rx12
=
rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan
instrumen, dihitung dengan korelasi product moment 1&2
= bilangan konstan
Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila rxy lebih besar daripada rtabel, commit to user dimana rtabel bernilai 0, 937 sebaliknya jika rxy lebih kecil dari rtabel maka item
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut tidak reliabel sehingga item tersebut tidak digunakan dalam pre test maupun post test. Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment. Apabila hasil yang diperoleh rxy > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka instrumen tes tersebut reliabel. Untuk mempermudah proses analisis maka peneliti menggunakan program komputer statistik SPSS versi 18. Tes ini telah teruji validitas dan reliabilitasnya, karena sudah diujicobakan di SLB - B YRTRW Surakarta. Sejumlah 24 soal, ada 4 soal yang tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut adalah soal nomor 2, 9, 15 dan 19. Untuk itu, soal tersebut sudah dibuang dan sisanya berjumlah 20 soal bisa digunakan dalam Pre test dan Post test.
F. Analisis Data Langkah yang harus dilakukan selanjutnya apabila semua data yang dibutuhkan telah siap dan dikumpulkan adalah pengolahan atau analisis data tersebut. Dalam menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data jenis statistik non parametrik yaitu analisis Uji Ranking Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) yang diberi tanda simbol T, teknik ini digunakan karena disesuaikan dengan jenis eksperimen dan jenis data, karena peneliti menggunakan One Group Pre test - Post test Design yaitu sebelum perlakuan diberi tes dan setelah perlakuan diberi tes kembali, sekelompok subjek yang dikenai perlakuan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (To) dan pengukuran akhir (Tt). Langkah - langkah analisis Wilcoxon Signed Rank Test adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis a. Ho : To > Tt (Media I - CHAT tidak dapat meningkatkan kemampuan menyusun struktur kalimat pada anak tunarungu wicara kelas VI di SLB B/C YPASP Wonorejo Karanganyar tahun ajaran 2012/2013). b. Ha : To < Tt (Media I - CHAT dapat meningkatkan kemampuan menyusun struktur kalimat pada anak tunarungu wicara kelas VI di SLB - B/C committahun to user YPASP Wonorejo Karanganyar ajaran 2012/2013).
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Memilih taraf signifikansi (α) Taraf signifikansi yang dipilih adalah α = 5%. 3. Penentuan statistik uji Statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test dengan program SPSS versi 18. 4. Keputusan uji a. Jika To > Tt maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian hipotesis menyatakan bahwa media I - CHAT dapat meningkatkan kemampuan menyusun struktur kalimat pada anak tunarungu wicara kelas VI di SLB B/C YPASP Wonorejo Karanganyar tahun ajaran 2012/2013 tidak dapat diterima kebenarannya. b. Jika To < Tt maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis menyatakan bahwa media I - CHAT dapat meningkatkan kemampuan menyusun struktur kalimat pada anak tunarungu wicara kelas VI di SLB B/C YPASP Wonorejo Karanganyar tahun ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.
G. Prosedur Penelitian Peneliti menggunakan prosedur penelitian untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, antara lain sebagai berikut: 1.
Persiapan
Peneliti berkunjung ke SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar dan menemui kepala sekolah. Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau ampu. Peneliti meminta izin dengan disertai surat izin penelitian dari Dekan FKIP UNS yang dilampiri proposal penelitian. Tahap ini peneliti juga menemui guru kelas VI SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar untuk mempersiapkan kegiatan survai awal. 2.
Studi/Survai Awal
Peneliti melakukan survai awal pada siswa kelas VI untuk mengenal kemampuan siswa dalam proses pembelajaran menyusun struktur kalimat yang baik dan benar, to user serta memeriksa hasil tes sebelumcommit diberikan perlakuan.
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Perbandingan Hasil Tes Perbandingan hasil tes dilakukan dengan cara yaitu setelah peneliti
memberikan proses pembelajaran menyusun struktur kalimat yang baik dan benar melalui media I - CHAT, peneliti memberikan tes pada siswa kelas VI SLB - B/C YPASP Wonorejo Karanganyar. Kemudian membandingkan hasil tes sebelum diberikan perlakuan dengan hasil tes sesudah diberikan perlakuan.
4.
Tahap Pelaporan Peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama
penelitian.
commit to user