27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu pengujian langsung di lapangan dan analisis berdasarkan pada teori untuk melakukan evaluasi terhadap pinchroll alignment yang telah ada. Dari hasil evaluasi yang dilakukan dihasilkan metode dan langkah yang tepat dalam melakukan alignment pinchroll yang membuat produk lebih maksimal dengan memilih serta mengaplikasikan standar alignment pinchroll mana yang paling baik diaplikasikan. 3.2 TAHAPAN PENELITIAN Setiap usaha dalam pemecahan masalah dalam suatu penelitian diperlukan adanya informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dan berkaitan langsung secara sistematis, agar upaya yang dilakukan didalam penelitian tersebut dapat menghasiikan suatu bentuk pemecahan masalah yang terintegrasi, menuju pada suatu tujuan, yaitu memberikan jawaban atau pemecahan atas perumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik dan jelas, sehingga dengan mudah pula dapat diketahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk lebih memudahkan proses pencapaian tujuan dari penelitian ini. Dalam kaitan ini, metodologi penelitian dirumuskan cenderung mengarah kepada kerangka penulis dalam memecahkan permasalahan pada penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
3.3 DIAGRAM ALIR
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian pada alignment pinchroll shearing line plate rolling plant dilakukan baik untuk alignment pinchroll agar saat produksi tidak terjadi deviasi tinggi. Macam pengujian ini dibedakan dengan mengubah nilai variabel, yaitu besar nilai toleransi dan arah pinchroll saat proses alignment dengan beberapa pengujian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
3.4 SUMBER DATA Untuk menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan pengukuran langsung di lokasi penelitian bersama dengan pihak perusahaan terkait tempat diadakannya penelitian yaitu di pinchroll double side shear shearing line plate rolling plant dengan melakukan alignment pinchroll langsung pada saat maintenance day di plate rolling
plant. Data yang bersifat membantu evaluasi didapatkan dengan
penelaahan literatur dan kosultasi langsung dengan pembimbing industri dan dosen Teknik Mesin Universitas Mercu Buana. 3.5 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini mulai dilakukan pada januari 2017 sampai dengan juni 2017. Dilakasanakan di salah satu perusahaan baja yang berlokasi di Kawasan Industri Elite Cilegon (KIEC) di daerah Cilegon, Banten. Penulis memilih memilih lokasi ini karena sekaligus sebagai tempat untuk berkerja sehari-hari. 3.6 METODE PENGUMPULAN DATA Untuk
mendapatkan
data-data
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian,
penulis
menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk mempermudah proses pengumpulan data dalam melaksanakan penelitian ini, adapun metode yang digunakan adalah: a. Observasi yaitu teknik menggumpulkan data dengan cara pengamatan langsung pada obyek yang diteliti. b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab secara langsung antara peneliti dan narasumber. Adapun narasumber disini adalah pihak-pihak terkait dalam proses produksi seperti, operator produksi, leader, foreman, dan pihak production engineering. c. Studi Dokumen yaitu teknik pengumpulan data dengan cara meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis, catatan khusus dan manual book dari mesin yang digunakan dalam penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
3.7 IDENTIFIKASI CACAT PRODUK Cacat produksi baja telah dijelaskan banyak sekali cacat pada proses produksi baja namun dalam pembahasan ini penulis hanya mengidentifikasi cacat produk baja karena pinchrolll. Adapun cacat produk baja karena pinchrolll bisa terjadi karena tiga hal yaitu: 3.7.1 Efek Alat Alat atau mesin yang dimaksud yaitu adalah efek dari pinchrolll itu sendiri yang sudah abrasi karena proses produksi yang terus menerus menjadikan pinchroll antara depan dan belakang bagian pinchrolll sudah tidak rata akibatnya akan terjadi mark pinchroll. Pada gambar terlihat mark pada bagian samping dari pelat baja tidak halus yang menjadikan pelat tersebut reject oleh quality.
Gambar 3.2 Defect Mark Pinchroll Troubleshooting untuk mengatasi hal tersebut sebainya cek diameter pinchroll lalu jika selisih antara bagian depan dan belakang sesuai nilai minimal dari acuan manufaktur yang seharusnya. Nilai minimal diameter adalah Ø455mm. Jika sudah dibawah Ø455 disalah satu pinchroll sebaiknya semua pinchrolll bisa di milling
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
dengan ukuran disamakan dengan nilai abrasi yang paling tinggi.
Gambar 3.3 Inspeksi Pinchroll 3.7.2 Efek Lingkungan Efek lingkungan pada pinchrolll juga dapat mempengaruhi cacat pada produk baja, yang paling sering yaitu adanya scale pada pinchrolll dan merusak bagian dari pelat baja.
Gambar 3.4 Defect Scale Pinchroll Seperti pada gambar diatas terdapat bekas scale yang melukai pelat baja pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
saat pinchrolll menekan pelat. Sehingga pelat tidak dapat diterima customer. Untuk hal ini countermeasurenya adalah dengan menjaga sekitar area pinchrolll tetap bersih salah satunya yaitu dengan memeasang scraper pada pinchrolll untuk membuang scale yang menempel pada pinchrolll sehingg tidak melukai pelat baja saat produksi.
Gambar 3.5 Scraper Pinchroll 3.7.3 Efek Metode Efek yang terakhir yang dapat mempengaruhi pinchroll pada cacat produk baja adalah metode, diamana metode disini adalah metode alignment pinchrolll yang dilakukan karena dari misalignmentnya pinchrolll dapat terjadi cacat produk baja seperti tidak sempurnanya pisau memotong pelat baja karena pelat tidak pada jalurnya. Seperti gambar dibawah ini
Gambar 3.6 Defect Misalignment Pinchroll
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Dari gambar tersebut dapat dilihat ada sisa pemotongan pada proses produksi sehingga pelat baja tidak baik dan menjadikannya produk defect karena pinchrolll dengan kode cacat 42. Oleh karena itu dari cacat produksi yang dikarenakan metode alignment pinchrolll yang kurang efisien bagi produksi maka akan diubah dan dicari metode yang paling efisien untuk mengurangi cacat produksi. 3.8 PERSIAPAN PENELITIAN Prosedur dalam melakukan penelitian alignment pinchroll ini dirancang dengan sistematis dan terstruktur
agar dapat diperoleh hasil yang diharapkan.
Sebelum
memulai penelitian alat dan bahan serta data pendukung yang akan digunakan harus dipersiapkan sedemikian rupa agar proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. 3.9 ALAT PENELITIAN Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Micrometer Inside 0-500 mm Kegunaan dari micrometer inside ini adalah untuk melakukan kalibrasi sebelum align ment pinchroll dan pada saat prose alignment dilakukan
Gambar 3.7 Micrometer inside 0-500 mm b.
Meteran
Kegunaan alat untuk melakukan kalibrasi posisi sebelum proses alignment pinchroll dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Gambar 3.8 Meteran (Sumber: trijinx., 2017) c. Clampbuckle 4 set Kegunaan untuk menahan dan adjusting piano wire.
Gambar 3.9 Clampbuckle d. Piano wire Kegunaan untuk dari piano wire ini adalah sebagai alat penunjang saat kalibrasi.
Gambar 3.10 Pianowire
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
e. Spanner Wrench size 55, 65 mm f. Rachet Wrench size 55 mm g. Palu h. Chain Block 3T (4Ea) i. Lampu Senter 3.10 PROSES ALIGNMENT PINCHROLL Pekerjaan alignment pinchroll ini bedasarkan hasil dari pemotongan plate yang tidak bagus/defect kode 42 dan 43 sehingga perlunya pengecekan pada pinchroll dengan mengecek alignment pada pinch roll, adapun proses alignment sebagai berikut: a. Mematikan semua sumber hidrolik, lubrikasi dan kelistrikan serta melakukan isol ation locking system (ILS) untuk semua pekerja. b. Memasang chain block dan jig pada pinchroll hal tersebut dilakan agar safety untu k pekerja terpenuhi menghindari pinchroll turun saat dilakukan alignment.
Gambar 3.11 Pemasangan chainblock c. Memasang clumpbuckle pada bagian entry dan delivery mesin double side shear.
Gambar 3.12 Pemasangan clampbuckle
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
d. Memasang piano wire pada clumpbuckle agar bisa diatur pada saat kalibrasi.
Gambar 3.13 Pemasangan piano wire e. Memasang magnet calibration pada sisi entry dan delivery mesin agar posisi pian o wire bagian entry dan delivery sejajar.
Gambar 3.14 Pemasangan magnet calibration f. Melakukan kalibrasi jarak menggunakan meteran antara magnet dengan wire agar sama antara sisi entry dan delivery.
Gambar 3.15 Pemasangan magnet calibration
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
g. Setelah diketahui menggunakan meteran, selanjutnya melakukan pengukuran insi de micrometer.
Gambar 3.16 Pemasangan magnet calibration h. Jika sisi entry dan delivery tidak sama maka dilakukan pergeseran piano wire disa lah satu sisinya hingga sejajar. Pergseran piano wire dilakukan di clampbuckle de ngan cara menggeser mur disetiap sisinya.
Gambar 3.17 Pemasangan magnet calibration i. Dilakukan proses alignment pinchroll dengan cara mengukuu setiap bagian entry d an delivery dari masing-masing pinchrolll hingga sejajar atau dalam batas toleran si dengan membaca inside micrometer.
Gambar 3.18 Proses alignment pinchroll
http://digilib.mercubuana.ac.id/