BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam konteks pendidikan, penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu berupa bahan ajar akuntansi perusahaan dagang. Bahan ajar ini memuat materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang dikembangkan dengan software Adobe Flash untuk meningkatkan prestasi belajar Akuntansi Perusahaan Dagang kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta.
B. Prosedur Pengembangan Bahan ajar dikembangkan dengan modifikasi model Borg dan Gall. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) berdasarkan model Borg dan Gall terdiri dari sepuluh langkah yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) uji coba awal, 5) revisi produk, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk, 8) uji lapangan, 9) revisi produk akhir, dan 10) desiminasi dan implementasi. Langkah-langkah
pengembangan
bahan
ajar
berbasis
Adobe
Flash
disederhanakan menjadi: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) validasi desain, 5) uji coba awal, 6) revisi produk, 7) uji coba lapangan, dan 8) revisi produk akhir. Prosedur pengembangan bahan ajar berbasis Adobe Flash Akuntansi Perusahaan Dagang divisualisasikan dalam gambar 3.1.
31
32 Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Perencanaan
Pengembangan Format Produk Awal
Validasi Desain
Uji Coba Awal (Skala Kecil)
Revisi Produk
Uji Coba Lapangan (Skala Sedang)
Revisi Produk Akhir
Produk Akhir Berupa Bahan Ajar Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Adobe Flash
Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Adobe Flash
Tahap I : Studi Pendahuluan Tahap ini adalah tahap persiapan di dalam pengembangan. Kegiatan pada tahap ini melakukan penelitian dan pengumpulan informasi awal dengan cara observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas dan proses pembelajaran Akuntansi Perusahaan Dagang di SMK Negeri 1 Surakarta. Wawancara dilakukan kepada siswa untuk mendukung hasil observasi atau pengamatan serta kepada guru mata pelajaran untuk memperoleh informasi tentang materi yang diajarkan dan pencapaian prestasi siswa XI Akuntansi.
33 Tahap II : Tahap Pengembangan Model 1. Model Pengembangan (Desain Produk) Model pengembangan yang digunakan bahan ajar ini adalah model prosedural.
Model
prosedural
merupakan
model
deskriptif
yang
menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan produk tertentu. Model yang digunakan pada pengembangan bahan ajar berbasis Adobe Flash yaitu model Borg dan Gall. Kegiatan yang dilakukan adalah merumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai produk, mengidentifikasi materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang akan dikembangkan, selanjutnya menyusun urutan produk bahan ajar dengan cara membuat flowchart view. Bahan pendukung seperti materi, gambar, video, dan audio dikumpulkan dan diproduksi menjadi bahan ajar siklus akuntansi perusahaan dagang berbasis Adobe Flash. Format produk awal tersebut kemudian diujicobakan kepada para validator, kemudian melakukan revisi produk berdasarkan penilaian dan saran validator. Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji coba produk kepada siswa, melakukan revisi, dan penyempurnaan sehingga diperoleh bahan ajar akuntansi perusahaan dagang yang layak dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMK Negeri 1 Surakarta. 2. Validasi Desain Sugiyono (2013:414) menyatakan bahwa validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai keefektifan rancangan produk secara rasional. Validasi produk dilakukan dengan melibatkan beberapa ahli yang sudah berpengalaman. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dikembangkan siap untuk dilakukan uji coba lapangan. Bahan ajar siklus akuntansi perusahaan dagang divalidasi oleh tiga ahli, yaitu satu validator 1, satu validator 2, dan validator 3. Tahap ini diberikan angket penilaian bahan ajar. Validator 1 memberikan penilaian terhadap materi bahan ajar. Aspek yang dinilai mencakup aspek kelayakan isi, kabahasaan, dan sajian. Validator 2 memberikan penilaian terhadap kegrafikaan. Validator 3 memberikan penilaian terhadap kelayakan isi, kebahasaaan, sajian, dan kegrafikaan.
34 3. Revisi Desain Tahap berikutnya yaitu perbaikan desain bahan ajar. Hasil penilaian dari tiga validator dirangkum dan dijadikan bahan untuk melakukan perbaikan atau revisi bahan ajar sehingga diperoleh produk yang lebih baik dan siap diujicobakan di lapangan. 4. Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat kelayakan dari produk yang dihasilkan. a. Desain Uji Coba Uji coba dilaksanakan di Laboratorium Komputer Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta pada bulan April 2015. Peralatan yang dibutuhkan sudah tercukupi oleh fasilitas laboratorium tersebut, antara lain komputer, LCD, proyektor, dan speaker. Pelaksanaan uji coba melalui dua tahap, yaitu uji coba awal (skala kecil) dan uji coba lapangan (skala sedang). 1) Uji Coba Awal Format produk awal dilakukan uji coba awal untuk memperoleh penilaian produk awal secara terbatas. Data berupa penilaian dan saran pada tahap ini, disusun dan dianalisis untuk merevisi produk. Langkah uji coba tahap ini, sebagai berikut: a) Menyampaikan petunjuk penggunaan bahan ajar berbasis Adobe Flash. b) Menyampaikan pengantar berhubungan dengan bahan ajar yang dikembangkan. c) Menayangkan bahan ajar berbasis Adobe Flash dengan proyektor. d) Meminta siswa membuka file bahan ajar dan menggunakannya pada komputer masing-masing. e) Menyampaikan materi dalam bahan ajar. Penjelasan fokus pada materi neraca lajur dan laporan keuangan. f) Membagikan angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar yang diujicobakan. g) Melakukan analisis data yang diperoleh. h) Melakukan revisi bahan ajar.
35 2) Uji Coba Lapangan (Skala Sedang) Uji coba lapangan untuk melihat kelayakan bahan ajar dari sudut pandang siswa. Tahap ini juga untuk melihat keefektifan bahan ajar yang dikembangkan. Langkah uji coba tahap ini, sebagai berikut: a) Menyampaikan petunjuk penggunaan bahan ajar berbasis Adobe Flash. b) Menyampaikan pengantar berhubungan dengan bahan ajar yang dikembangkan. c) Menayangkan bahan ajar berbasis Adobe Flash dengan proyektor. d) Meminta siswa membuka file bahan ajar dan menggunakannya pada komputer masing-masing. e) Menyampaikan materi dalam bahan ajar. Penjelasan fokus pada materi neraca lajur dan laporan keuangan. f) Siswa mengerjakan tes untuk menilai keefektifan bahan ajar. Setiap siswa diharuskan memasukkan data berupa nama dan nomor urut sebelum masuk ke soal tes. g) Guru memeriksa jawaban setiap siswa yang sudah selesai mengerjakan tes. Nilai siswa sudah diprogram secara otomatis, guru cukup mencatat nilai siswa ke dalam lembar penilaian. h) Siswa diberi angket untuk mengetahui penilaian siswa terhadap bahan ajar yang digunakan. i) Melakukan analisis data yang diperoleh. Berdasarkan uji coba lapangan, bahan ajar siklus akuntansi perusahaan dagang diperbaiki dan disempurnakan, sehingga diperoleh produk akhir yang layak dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar Akuntansi Perusahaan Dagang. Produk akhir bahan ajar berbasis Adobe Flash kemudian disebarluaskan kepada pengguna, khususnya guru mata pelajaran dan siswa SMK Negeri 1 Surakarta. b. Subjek Uji Coba Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa kelas XI AK-2 SMK Negeri 1 Surakarta. Uji coba awal terdiri dari 10 siswa, sedangkan uji coba lapangan terdiri dari 30 siswa.
36 c. Jenis Data Jenis data dalam pengembangan bahan ajar adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa saran dari dua validator, praktisi, dan siswa terhadap bahan ajar yang diperoleh dari penyebaran angket terbuka. Data ini digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan revisi bahan ajar. Data kuantitatif diperoleh dari skor angket untuk validator, praktisi, dan siswa yang diperoleh dari penyebaran angket tertutup. Data kuantitatif berupa angkaangka yaitu, 5, 4, 3, 2, dan 1. Angka-angka tersebut kemudian direkapitulasikan sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai tingkat kelayakan bahan ajar. d. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,2013:148). Instrumen dalam penelitian ini yaitu angket dan tes prestasi belajar. 1) Angket Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kelayakan bahan ajar menurut validator, praktisi, dan siswa kelas XI Akuntansi. Angket penilaian bahan ajar berbentuk check list dengan menggunakan skala Likert. Sugiyono (2013:134) menyatakan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Bentuk angket penilaian menyediakan lima alternatif jawaban. Kriteria jawaban validator dan praktisi, yaitu (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup, (2) kurang, dan (1) sangat kurang. Kriteria jawaban siswa, yaitu (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) cukup setuju, (2) kurang setuju, dan (1) tidak setuju.
37 2) Tes Prestasi Belajar Purwanto (2013:63) menungkapkan bahwa tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana peserta didorong menunjukkan penampilan maksimal dalam memberikan respon atas pertanyaan instrumen. Penampilan maksimum yang ditunjukkan memberikan kesimpulan mengenai penguasaan dan kemampuan yang dimiliki. Instrumen sebagai alat ukur yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur. Reliabilitas berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Tes pada penelitian ini yaitu tes prestasi belajar yang digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi neraca lajur dan laporan keuangan. Instrumen berupa lembar tes sekaligus lembar kerja yang diberikan pada waktu pretest dan posttest. Butir soal berjumlah 23 yang terdiri dari 20 objektif dan 3 esai. Instrumen ini dilengkapi dengan kisikisi, kunci jawaban, dan norma penilaian. Metode pengujian validitas yang digunakan yaitu validitas isi (content validity). Butir-butir soal diujicobakan kepada 30 siswa, selanjutnya dianalisis dengan korelasi product moment. Validitas dihitung dengan bantuan SPSS 23. Butir soal dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. (n=30-2; r tabel=0,374) Metode pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu metode internal consistency. Metode ini dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen cukup sekali, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik alpha cronbach. Reliablitas dihitung dengan bantuan SPSS 23. Butir soal dinyatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas (𝑟11 ) > 0,6. e. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif sehingga teknik analisis data yang dilakukan sebagai berikut:
38 1) Data Kualitatif Data kualitatif yang berupa saran dari hasil pengisian angket terbuka oleh validator satu, validator dua, praktisi, dan siswa dihimpun kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif yang digunakan yaitu model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013:337) mengungkapkan aktivitas dalam analisis data meliputi data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan). Data yang diperoleh pada tahap reduksi data, dicatat dan dirangkum dengan memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk tujuan penelitian. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk uraian singkat kemudian diakhiri dengan penarikan kesimpulan. 2) Data Penilaian Kelayakan Bahan Ajar Data kuantitatif berupa penilaian validator, praktisi, dan siswa dianalisis dengan deskriptif kuantitatif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif presentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase dari masing-masing subjek sebagai berikut: 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =
∑𝑥 × 100% 𝑆𝑀𝐼
Keterangan: ∑𝑥
= jumlah skor
𝑆𝑀𝐼 = Skor Maksimal Ideal Presentase keseluruhan subjek dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =
𝑓 𝑁
Keterangan: 𝑓 = jumlah presentase keseluruhan subjek 𝑁 = banyak subjek Hasil presentase tersebut menjadi dasar penilaian kelayakan bahan ajar, seperti ditunjukkan pada tabel 3.1.
39 Tabel 3.1. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 No Tingkat Kualifikasi Keterangan Pencapaian 1. 90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi 2. 75% - 89% Baik Direvisi seperlunya 3. 65% - 74% Cukup Cukup banyak direvisi 4. 55% - 64% Kurang Banyak direvisi 5. 0 – 54% Sangat Kurang Direvisi total (Tegeh dan Jampel, 2014:83)
3) Data Nilai Tes Prestasi Data kuantitatif berupa nilai posttest antara kelompok eksperimen dan kontrol digunakan untuk mengetahui keefektifan bahan ajar yang dikembangkan. Uji keefektifan dilakukan pada tahap uji coba skala lebih besar. Statistik yang digunakan yaitu analisis komparatif dua sampel yang saling bebas (independen). Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Analisis dua sampel yang digunakan yaitu independent samples t-test. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Perhitungan menggunakan bantuan software SPSS 23. Risiko kesalahan atau taraf signifikansi (α) yang ditetapkan = 0,05. Hipotesis untuk uji statistik independent samples t-test sebagai berikut: Ho : Tidak ada perbedaan nilai rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen. Ha : Ada perbedaan nilai rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen. Kriteria pengujian diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas (sig) > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas (sig) < 0,05, maka Ho ditolak Dilakukan uji prasyarat sebelum menggunakan analisis independent samples t-test, yaitu uji normalitas dan homogenitas.
40 a) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap serangkaian data untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Siregar, 2014:153). Metode yang digunakan yaitu metode Kolmogorov-Smirnov sekaligus menampilkan uji Shapiro Wilk dengan perhitungan SPSS 23. Risiko kesalahan atau taraf signifikansi (α) yang ditetapkan = 0,05. Hipotesis untuk uji normalitas sebagai berikut: Ho
: Data berdistribusi normal
Ha
: Data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian diambil berdasarkan nilai probabilitas (p) Jika probabilitas (sig) > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas (sig) < 0,05, maka Ho ditolak b) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama (Siregar, 2014:167). Risiko kesalahan atau taraf signifikansi (α) yang ditetapkan = 0,05. Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut: Ho
: Data mempunyai varian yang sama
Ha
: Data tidak mempunyai varian yang sama
Kriteria pengujian diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas (sig) > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas (sig) < 0,05, maka Ho ditolak 5. Revisi Produk Tahap berikutnya adalah revisi produk. Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan berdasarkan rekap instrumen yang sudah diisi oleh pengguna. 6. Evaluasi dan Penyempurnaan Tahap ini diberikan deskripsi evaluasi dan penyempurnaan yang dilakukan terhadap produk sampai menjadi model hipotetik.
41 32 7. Model Hipotetik (Model Akhir Hasil Revisi pada Tahap Pengembangan Model) Model akhir hasil revisi pada tahap pengembangan model ditunjukkan dalam gambar 3.2.
Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Adobe Flash untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Melakukan analisis potensi dan permasalahan dalam pembelajaran Merumuskan tujuan pengembangan
Melakukan analisis Kompetensi Dasar materi yang akan dikembangkan
Merumuskan hasil analisis sebagai dasar pelaksanaan pengembangan
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran Jurnal dan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Mengembangkan bahan ajar berbasis Adobe Flash
Pretest Pelaksanaan tes awal untuk menilai kondisi prestasi awal siswa
Gambar 3.2. Model Hipotetik (Model Akhir Hasil Revisi pada Tahap Pengembangan Model)
Merancang dan melaksanakan Posttest
42 Tahap III : Tahap Evaluasi/Pengujian Model Tahap ini menguji keefektifan bahan ajar apakah bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan prestasi belajar atau tidak. Pengujian dilakukan dengan metode eksperimen model pretest-posttest control group design. Design ini terdapat dua kelompok yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan rancangan seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Desain Eksperimen Penerapan Bahan Ajar Berbasis Adobe Flash pada Pembelajaran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas Pretest Treatment (Produk Posttest Bahan Ajar) Eksperimen Ya Ya Ya Kontrol Ya Tidak Ya Pretest dan posttest control group design, diawali dengan pemberian tes sebagai tes awal (pretest) kepada tiga kelas yaitu kelas XI AK-1, AK-2, dan AK-3. Ketiga kelas tersebut diambil dua kelas yang berdistribusi normal dan homogen. Tahap selanjutnya yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis Adobe Flash terhadap kelompok eksperimen, sedangkan kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan metode biasa. Di akhir pembelajaran, diberikan tes sebagai tes akhir (posttest) kepada kedua kelompok tersebut. Skor posttest kelas eksperimen dan kontrol selanjutnya dianalisis dengan independent samples t-test. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS 23.