perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang).
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2015. 2. Tempat Penelitian Tempat dilakukan penelitian adalah di Sekolah Dasar Panggang Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Anak Sekolah Dasar Panggang beserta orang tua anak tersebut. 2. Sampel Pengambilan sampel dengan teknik total sampling, yaitu semua anak kelas IV dan V sebanyak 63 anak beserta orang tuanya (jumlah keseluruhan 126).
D. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas 1. Tingkat pendidikan orang tua 2. Pola asuh orang tua 3. Tingkat pengetahuan anak b. Variabel Terikat Tingkat kebersihan gigi dan mulut anak sekolah dasar
commit to user 24
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Definisi Operasional Variabel 1. Tingkat pendidikan orang tua Definisi: Pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh orang tua (ibu). Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran : Kategorikal (<SMA =0; >SMA =1) 2. Pola asuh orang tua Definisi: Sikap dan perilaku orang tua (ibu) dalam merawat, mendidik, membimbing, mengatur dan mengendalikan anak serta memberikan kebutuhan biologis dan fisik kepada anak. Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran : Kontinu Kuesioner untuk pengukuran pola asuh berisi 20 item pertanyaan dengan menggunakan skala Ghuttman yang terdiri dari 2 pilihan jawaban yaitu ya dan tidak. Kemudian penilaian yang diberikan untuk pertanyaan yang favorable adalah 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak. Untuk pertanyaan yang un favorable adalah 0 untuk jawaban ya dan 1 untuk jawaban tidak. 3. Tingkat pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut Definisi: Informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut yang perlu diketahui oleh anak dan diyakini kebenarannya, meliputi: menyikat gigi, mengatur pola makanan, dan pemeriksaan berkala. Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran : Kontinu Kuesioner untuk pengukuran tingkat pengetahuan berisi 20 pertanyaan tentang kesehatan gigi dan mulut. Jawaban subyek penelitian benar mendapat skor 1, dan jawaban subyek penelitian salah mendapat skor 0. 4. Tingkat kebersihan gigi dan mulut anak Definisi: Kondisi tingkat kebersihan gigi dan mulut yang terdapat pada anak saat dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan pada 6 gigi index, diukur skor debris index dan skor kalkulus index dengan penilaian 0-3 selanjutnya menjumlahkan skor debris dan kalkulus. Alat ukur
: Pemeriksaan OHI-S (Oral Hygiene Index Simplifield)
Skala pengukuran : Kontinu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
F. Instrumen Penelitian 1. Alat pemeriksaan: a. Alat oral diagnostik (kaca mulut, sonde, excavator, pinset) b. Disclosing solution/ pewarna c. Format pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) 2. Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur untuk mendapatkan informasi data primer dari subyek penelitian. Kuesioner dalam penelitian ini sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
G. Uji Instrumen 1. Uji Validitas a. Validitas isi Validitas isi dari kuesioner dinilai dengan cara memeriksa apakah itemitem pertanyaan di dalam kuesioner memang sudah sesuai dengan isi (content) dari masing-masing variabel yang diteliti, khususnya variabel-variabel tingkat pendidikan orang tua, pola asuh orang tua, dan tingkat pengetahuan. Isi masingmasing variabel tersebut dinilai kesesuaiannya dengan definisi variabel sebagai hasil sintesis dari teori-teori yang relevan, yang umumnya digunakan oleh peneliti dalam penelitian serupa sebelumnya dan pakar di bidang penelitian tersebut. Berdasarkan dari sintesis teori, penggunaan definisi variabel menurut peneliti sebelumnya dan pakar. Isi dari masing-masing variabel dijabarkan dalam sejumlah kisi-kisi, selanjutnya dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Sebuah kuesioner memiliki validitas isi yang tinggi jika semua item pertanyaan kuesioner relevan dan meliputi semua aspek isi variabel yang akan diukur. b. Validitas muka Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner, dengan memperhatikan tata-bahasa, susunan item-item pertanyaan, sehingga masing-masing item pertanyaan dapat dipahami oleh subjek penelitian dengan benar. Pada prinsipnya untuk memastikan validitas muka, peneliti mengkaji sejauh mana item-item pertanyaan dalam kuesioner telah disusun dengan kalimat yang baik, jelas, tidak commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terlalu panjang, dan setiap item pertanyaan hanya menanyakan sebuah pertanyaan.
Dengan
demikian
masing-masing
item
pertanyaan
tidak
menimbulkan multi-tafsir dan jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang sesungguhnya. c. Validitas konstruk Berdasarkan dari tinjauan sejumlah teori, penelitian ini memastikan bahwa variabel-variabel yang diteliti diukur dengan benar sesuai dengan teori yang relevan (concurrent validity), dan tidak sesuai dengan teori-teori yang tidak relevan (discriminant validity). d. Validitas kriteria Validitas
kriteria
suatu
pengukuran
sebuah
alat
ukur
dengan
membandingkannya secara kuantitatif dengan alat ukur standar emas. Karena dalam penelitian ini tidak ada standar emasnya, maka dibuatkan instrumen baru dengan cara menjadikan sintesis-sintesis dari kajian teori sebagai patokan dalam penuangan dalam pembuatan kuesioner. 2. Uji Reliabilitas Pengukuran variabel yang konsisten harus menunjukkan 2 aspek reliabilitas: (1) Konsistensi internal dan (2) Stabilitas. Aspek konsistensi internal merujuk kepada korelasi antar item-item pertanyaan yang masing-masing bertujuan untuk mengukur suatu variabel komposit yang sama. Konsistensi internal yang akan diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini dari masing-masing variabel komposit meliputi: (1) Item-Total Correlation; (2) Split-Half Reliability. a. Konsistensi Internal 1) Korelasi Item-Total Dalam penelitian ini akan dinilai korelasi item-total (item-total correlation), yaitu suatu indikator yang menunjukkan kekuatan korelasi antara masing-masing item dan total pengukuran dikurangi dengan item yang bersangkutan. Karena dikurangi dengan item yang bersangkutan, maka korelasi item-total disebut juga korelasi item-sisa (item-rest correlation). Suatu item dapat digunakan dalam alat ukur jika memiliki korelasi item-total ≥ 0.20. Item yang berkorelasi lebih rendah tidak akan digunakan, jika perlu diganti dengan membuat itemcommit baru. to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Reliabilitas Belah-Paroh Dalam penelitian ini akan dinilai reliabilitas belah-paroh (split-half reliability) yaitu penilaian konsistensi internal (homogenitas) alat ukur dengan cara membagi item-item secara random ke dalam dua bagian alat ukur, lalu mengorelasikan kedua bagian tersebut. Jika alat ukur memiliki konsistensi internal, maka kedua bagian akan berkorelasi tinggi. Reliabilitas Belah-Paroh yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah Alpha () Cronbach. Alat ukur menunjukkan konsistensi internal jika memiliki alpha Cronbach ≥ 0.60. Makin tinggi alpha Cronbach, makin baik (konsisten) alat ukur. Tetapi ada beberapa keadaan di mana alpha Cronbach tinggi tidak menunjukkan alat ukur yang baik. Pertama, nilai alpha Cronbach tergantung dari besarnya korelasi antar item dan jumlah item di dalam alat ukur. Jika jumlah item pertanyaan alat ukur banyak, alpha Cronbach akan meningkat, meskipun tidak berarti alat ukur tersebut baik. b. Stabilitas Alat ukur yang reliabel menunjukkan konsistensi internal dan stabilitas ketika digunakan untuk mengukur variabel subjek penelitian pada kondisi yang identik. Stabilitas (disebut juga reprodusibilitas) alat ukur yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah stabilitas pengukuran pada dua kesempatan yang dipisahkan oleh interval waktu yang berbeda (test-retest reliability). Stabilitas pengukuran dikatakan cukup jika hasil pengukuran dari dua waktu menghasilkan korelasi Pearson (r) ≥ 0.50.Dengan program statistik seperti SPSS dan Stata dapat dihitung korelasi item-total, alpha Cronbach, dan korelasi Pearson untuk test-retest reliability. Kisi-kisi tentang pola asuh orang tua mengacu pada penelitian Halim (2011), yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Aspek/ dimensi 1. Bimbingan 2. Tuntutan 3. Pemenuhan kebutuhan
No. Item
Total Item
Favorabel 1,4,7
Unfavorabel 11,17,20
6
2,3,8
12,16,19
6
5,6,9,10
13,14,15,18
8
Total Item
20
Kisi-kisi tentang tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut mengacu pada penelitian Lusiana (2010) dan Ariyani (2011), yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Anak Aspek/ dimensi
No. Item
Total Item
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
10
2. Mengatur pola makan
11,12,13,14,15
5
3. Pemeriksaan berkala/ kontrol
16,17,18,19,20
5
1. Menyikat gigi
Total Item
20
H. Metode Pengumpulan Data 1. Tahap persiapan a. Membuat jadwal penelitian b. Mempersiapkan alat dan bahan pemeriksaan, meliputi: alat oral diagnostik set, alkohol 70%, kapas, disclosing sulution c. Menyiapkan kuesioner dan format pemeriksaan OHI-S 2. Cara pelaksanaan a. Mengajukan surat ijin penelitian kepada Institusi Pendidikan dilanjutkan ke UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sedayu dan Sekolah Dasar Panggang Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta commit to user b. Mengajukan Ethical Clearance kepada Institusi Pendidikan
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Pencatatan identitas subyek penelitian pada format pemeriksaan d. Memberikan kuesioner tentang pendidikan dan pola asuh pada orang tua dan kuesioner tentang tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak e. Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut pada anak kelas IV dan V f. Melakukan pengolahan data
I. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data. Proses pengolahan data penelitian menurut adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Data (Editing) Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengecekan terhadap kemungkinan kesalahan dalam pengisian daftar pertanyaan atau ketidakserasian informasi dan format penilaian OHI-S b. Pemberian Kode (Coding) Data yang diperoleh dari sumber data yang sudah diperiksa kelengkapannya kemudian dilakukan pengkodean tertentu untuk memudahkan proses pengolahan data c. Pemberian Skor (Scoring) Pemberian nilai sesuai skor yang telah ditentukan kemudian menjumlahkan total nilai tersebut d. Penyusunan data (Tabulating) Penyusunan data agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. Proses tabulasi ini dilakukan dengan menggunakan tabel dan analisis dengan menggunakan program SPSS 2. Analisis Data Data akan dianalisis dengan bantuan program SPSS dengan menggunakan teknik analisis regresi linier ganda untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai dua atau lebih variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan (Gujarati, 2006). commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Persamaan regresi linier berganda:
Keterangan: Y : Variabel dependen (tingkat kebersihan gigi dan mulut anak) X : Variabel independen (tingkat pendidikan orang tua, pola asuh orang tua dan tingkat pengetahuan anak) a : Konstanta (nilai variabel Y ketika nilai variabel X= 0) b : Koefisiensi regresi (nilai variabel Y bila nilai variabel X berubah satu unit pengukuran) Agar inferensi yang dilakukan valid, maka dalam analisis regresi dianjurkan untuk mengikuti kaidah-kaidah yang dipersyaratkan. Uji prasarat analisis regresi linier
berganda
meliputi
uji
normalitas,
uji
multikolinearitas,
uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi (Gujarati, 2006). a. Uji Normalitas Residual Digunakan untuk melihat apakah nilai residual yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bukan dilakukan pada masingmasing variabel tetapi pada nilai residualnya. Pengujian normalitas uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikan 5%, sehingga kelompok data memiliki distribusi normal apabila nilai z hasil analisis < 1,96. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya hubungan linear di antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Menurut Hair et al dikutip Priyatno (2009), cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan. Prasarat yang harus dipenuhi tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Spearman rho yaitu mengkorelasikan variabel independen dengan nilai residual. Pengujian commit to user menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika korelasi antara variabel
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
independen dengan residual didapat signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain. Prasarat yang harus dipenuhi adalah tidak boleh ada autokorelasi. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Durbin Watson (D-W). Bila nilai D-W < -2 berarti ada autokorelasi positif, bila diantara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi dan bila > 2 berarti ada autokorelasi negatif. Setelah uji prasarat analisis dipenuhi maka akan dilakukan uji secara bersama-sama yang bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh variabel tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua serta tingkat pengetahuan anak terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut anak. a. Jika H0
=
b1
=
b2
=
b3
=
0, berarti semua variable bebas (X) tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel terikat (Y) b. Jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti semua variabel bebas (X) secara serempak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y) c. Jika Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol (H0) diterima, berarti semua variabel bebas (X) tidakmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) Kemudian dilakukan pengujian secara partial yang bertujuan untuk menguji taraf signifikansi masing-masing variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat. a. Jika H0 = bi = 0, berarti variabel Xi tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Y b. Jika H0 # bi # 0, berarti variabel Xi memiliki pengaruh terhadap variabel Y c. Jika thitung > ttabel, variabel bebas ke – i memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (Y) d. Jika thitung < ttabel, berarti varibel bebas ke – i tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) commit to user