BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di Desa Luhu Kecamatan
Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai bulan Juni 2012.
B.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah padi varietas Inpari 13,
pupuk NPK Phonska & pupuk Urea. Alat yang digunakan antara lain cangkul, parang, traktor, handsprayer, ember, timbangan analitik, meteran, lup, tali, patok, termometer, hygrometer, miskroskop, kamera digital dan alat tulis-menulis.
C.
Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan split plot pola RAK terdiri
dari tiga blok dengan dua perlakuan yaitu sistem tanam dan pemupukan. Dalam setiap blok terdapat 3 petak utama dengan perlakuan yang terdiri dari : -
L1 = Legowo 2 : 1
-
L2 = Legowo 3 : 1
-
L3 = Legowo 4 : 1 Dan pada setiap petak utama terbagi menjadi 3 anak petak dengan perlakuan
yang terdiri dari : -
P1 = Phonska 180 Kg/Ha + Urea 190 Kg/ha (rekomendasi BPTP)
-
P2 = Phonska 300 Kg/Ha + Urea 225 Kg/ha,
-
P3 = Phonska 325 Kg/Ha + Urea 275 Kg/ha,
D.
Prosedur Penelitian
1.
Persiapan Lahan Pengolahan tanah dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama sebelum
persemaian yang dilakukan akhir bulan Februari dan tahap kedua setelah persemaian dan dilaksanakan pada akhir bulan Maret. Pengolahan tanah menggunakan traktor pada lahan seluas 11,5 x 28,5 m. Selanjutnya benih padi dikecambahkan dengan cara direndam dalam air selama 1x24 jam. Benih yang sudah berkecambah ditebarkan pada lahan persemaian yang sudah disiapkan. Kemudian pembuatan plot dilakukan dengan membuat 3 blok. Masing-masing blok dibagi menjadi 3 petak utama. Setiap petak utama dibagi menjadi 3 anak petak dengan ukuran 2,5 x 2,5 m, jarak antara blok 1 m, jarak antar petak utama 1 m, dan jarak antar anak petak 0,5 m. Dalam satu anak petak pada setiap blok terdapat 2 faktor yang diacak yaitu sistem jarak tanam dan pemupukan. Jadi jumlah keseluruhan anak petak dalam 3 blok sebanyak 27 anak petak .
2.
Penanaman Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : memindahkan bibit
dan menanam. Memindahkan bibit dipersemaian yang telah berumur 21 hari ke lahan yang telah disiapkan. Selanjutnya menanam padi diawali dengan menggaris tanah/menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Bibit ditanam dua tanaman perlubang dengan sistem tanam jajar legowo masing-masing. Adapun sistem jarak tanam yang digunakan yaitu sebagai berikut : L1 = Legowo 2 : 1 yaitu dua baris tanaman per unit legowo dengan jarak antar tanaman dalam barisan 12,5 cm, jarak antar baris 25 cm dan jarak lorong 50 cm.
L2 = Legowo 3 : 1 yaitu : tiga baris tanaman per unit legowo dengan jarak antar tanaman dalam barisan pinggir 12,5 cm, jarak antar tanaman dalam barisan tengah 25 cm, jarak antar baris 25 cm, dan jarak lorong 50 cm. L3 = Legowo 4 : 1 yaitu empat baris tanaman per unit legowo dengan jarak antar tanaman dalam barisan pinggir 12,5 cm, jarak antar tanaman dalam barisan tengah 25 cm, jarak antar baris 25 cm, dan jarak lorong 50 cm.
3.
Perlakuan pupuk Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk phonska dan urea
dengan pemberian dosis pupuk phonska yang berbeda pada setiap perlakuan sistem tanam. Pemupukan diberikan 3 kali yaitu saat tanam, saat umur 21 HST, dan umur 45 HST. Dimana Dosis pupuk ditunjukkan pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Perlakuan dan Dosis Pupuk (kg/ha) Jenis dan Dosis pupuk Perlakuan
NPK Phonska (Kg/Ha)
Urea (Kg/Ha)
P1
180
190
P2
300
225
P3
325
275
Tabel 1. Menunjukkan dosis pemberian pupuk dalam luasan lahan untuk setiap hektar (ha). Pada perlakuan P1 dosis pupuk berdasarkan rekomendasi dari BPTP provinsi Gorontalo. Perlakuan P2 didasarkan atas penggunaan petani di sekitar lokasi penelitian. Dan perlakuan P3 merupakan dosis pupuk yang akan diuji oleh peneliti.
Tabel 2. Pemberian Dosis Pupuk (Kg/Ha) Jenis, Dosis Pupuk dan Waktu Pemupukan NPK Phonska (Kg/Ha) Perlakuan
Urea (Kg/Ha)
Saat
21
Saat
Tanam
HST
45 HST
Tanam
21 HST
45 HST
P1
90
90
-
-
63
127
P2
150
150
-
-
75
150
P3
200
125
-
-
92
183
Tabel 2. Menjelaskan tentang penggunaan dosis pupuk dan pembagiannya berdasarkan umur tanaman padi tersebut terhadap kebutuhan unsur hara yang akan diserap dan dalam luasan lahan untuk setiap hektar (ha). Pemberian pupuk sebanyak 3 kali yaitu pemupukan saat tanam dilakukan sebelum penanaman untuk merangsang pertumbuhan anakan produktif, pemupukan pada umur 21 HST agar merangsang perkembangan mikroba untuk merombak bahan organik dalam tanah, dan pemupukan pada umur 45 HST diberikan pada saat primordia (45 HST).
Tabel 3. Pemberian Dosis Pupuk (gr/Petak) Jenis, Dosis Pupuk, dan Waktu Pemupukan NPK Phonska (g/petak) Perlakuan
Saat Tanam
21 HST
45 HST
Urea (g/petak) Saat Tanam
21 HST
45 HST
P1
56,25
56,25
-
-
39,38
79,38
P2
93,75
93,75
-
-
46,88
93,75
P3
125
78,13
-
-
57,5
114,38
Pada tabel 3. diatas ini terlihat bahwa pemberian dosis pupuk yang berbeda– beda untuk setiap petak yang berukuran 2,5 x 2,5 m. Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, dimana terdiri dari pemberian pupuk saat tanam dengan menggunakan pupuk NPK phonska, pada umur 21 HST mengkombinasikan pupuk NPK Phonska dan pupuk urea. Dan umur 45 HST hanya menggunakan pupuk Urea.
4.
Parameter Pengamatan Adapun pengamatan pada setiap anak petak dilakukan dengan metode
diagonal
(Direktorat
Perlindungan
Tanaman,
2000).
Metode
diagonal
ini
menggunakan tiga titik pengamatan. Setiap titik yang diamati berukuran 0,5 x 0,5 m. Pengamatan serangan penyakit dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama dilakukan mulai dari padi berumur 1 HST dan diamati setiap hari selama 2 minggu berturut turut. Tahap kedua dilakukan satu kali dalam seminggu setelah 14 HST.
2 1 3 Gambar 3. Bagan pengambilan sampel tanaman pada setiap anak petak.Sumber : Direktorat Perlindungan Tanaman. (2000)
Pengamatan meliputi pengukuran sebagai berikut : a.
Jumlah seluruh daun Pertambahan jumlah daun diamati setiap minggu sebanyak 11 kali
pengamatan dan dinyatakan dalam jumlah helai pada setiap rumpun. b.
Jumlah daun terserang penyakit hawar daun bakteri
Diamati setiap minggu dalam 11 kali pengamatan dan dinyatakan dalam jumlah helai terserang penyakit pada setiap rumpun.
c.
Bobot gabah Bobot gabah yang diperoleh dalam setiap anak petak ditimbang kemudian
dinyatakan dengan satuan kg (kilogram)/petak dan dikonversi ke Ton/Ha. d.
Iklim Mikro Untuk iklim mikro berupa suhu dan kelembaban mikro diperoleh dari
pengamatan setiap minggu selama 10 kali di lahan percobaan menggunakan alat termometer dan higrometer.
E.
Analisis Data
1.
Intensitas Serangan Penyakit Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan dimasukkan dalam rumus
untuk mengetahui intensitas serangan. Adapun rumus untuk mengetahui intensitas serangan yaitu : Dilakukan pengamatan intensitas serangan penyakit pada setiap anak petak. Penilaian intensitas serangan dihitung dengan rumus : Intensitas Serangan ( I )
(nixvi) x100% ZxN
Ket : I
= Intensitas Serangan (%)
ni = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh dengan skala kerusakan vi
= Nilai skala kerusakan dari tiap kategori serangan
N
= Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati
Z
= Nilai skala kerusakan tertinggi
Kategori Tingkat Ketahanan Penyakit Hawar Daun Bakteri (Silitonga et al., 2003). Tabel 4. Kategori Tingkat Ketahanan Penyakit Hawar Daun Bakteri Skor
Skala Kerusakan
Reaksi
0
Tidak ada serangan / infeksi
Sangat Tahan
1
Luas gejala > 1 – ≤ 5 %
Tahan
3
Luas gejala > 5 – ≤ 25 %
Agak Tahan
5
Luas gejala > 25 – ≤ 50 %
Sedang
7
Luas gejala > 50 – ≤ 75 %
Agak Rentan
9
Luas gejala > 75 – 100 %
Sangat Rentan
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis of variance (ANOVA) dan jika berbeda nyata maka diuji lanjut dengan BNT pada taraf nyata 5%.
2.
Hubungan Intensitas Serangan dengan Hasil Produksi Hubungan intensitas serangan HDB dengan hasil produksi padi dianalisis
menggunakan regresi linier dan digambarkan pada persamaan sebagai berikut : Y bx a
dengan:
bx a
= Kelandaian (slope) kurva garis lurus = Perpotongan (intercept) kurva dengan ‘ordinat’atau sumbu tegak