BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan
cross
sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi balita dengan kejadian ISPA.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Arikunto, 1997). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang ada di Desa Wonoboyo, yang terdiri atas 3 dusun yang disetiap dusunnya terdapat 1 posyandu. Berdasarkan data dari informasi Puskesmas Wonoboyo pada bulan Mei tahun 2006 jumlah populasi (N) adalah 198 balita. 2. Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi berdasarkan kriteria inklusi (Notoatmodjo, 2002). Adapun kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah balita usia > 11 bulan sampai 59 bulan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, tidak mempunyai riwayat BBLR (Berat badan lahir > 2500 gram), memiliki KMS dan timbang berat badan 3 bulan berturut-turut dari bulan Desember 2005 sampai Februari 2006. Sedangkan kriteria eksklusi sampel meliputi responden tidak berada ditempat saat pengambilan data, responden tidak bersedia untuk dijadikan responden.
Berdasarkan data dari Puskesmas Wonoboyo, pada periode Desember 2005 sampai Februari 2006 jumlah balita yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 138 balita. Karena teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampel maka jumlah responden yang digunakan adalah 138 balita.
C. Definisi Operasional dan Variabel 1. Definisi Operasional a. Status gizi Status gizi dalam penelitian ini adalah perbandingan berat badan terhadap umur yang dilihat dari KMS balita dan dibandingkan dengan tabel berat badan menurut umur dengan standar baku WHO-NCHS dan yang digunakan adalah hasil penimbangan berat badan 3 bulan berturut-turut dari bulan Desember 2005 sampai Februari 2006 yang dilihat
di KMS
dengan kategori berat badan balita berada pada persentase yang sama minimal 2 kali dari 3 kali penimbangan. Teknik pengukurannya dengan hasil penimbangan berat badan terhadap umur yang dilihat dari KMS dan dibandingkan dengan standar baku WHO-NCHS. Status gizi dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: 1) Ketegori I (KEP nyata) bila P < 70 % terhadap baku median 2) Kategori II (KEP ringan) bila P 70 – 80 % terhadap baku median 3) Kategori III (Gizi baik) bila P > 80 – 110 % terhadap baku median
b. ISPA ISPA pada penelitian ini adalah infeksi saluran pernafasan yang ditandai oleh batuk, pilek, dan atau sesak nafas, tanpa/ disertai demam (Depkes. RI., 2002). Data diperoleh dari hasil wawancara kepada orang tua balita menggunakan kuesioner. Dinyatakan ISPA positif bila dalam waktu tiga bulan terakhir dari bulan Maret 2006 sampai Mei 2006 anak balita pernah mengalami batuk tanpa/ disertai demam, pilek tanpa/ disertai demam, dan atau sesak nafas tanpa/ disertai demam. Dan hasil negatif bila dalam tiga bulan terakhir anak tidak mengalami batuk tanpa/ disertai demam, pilek tanpa/ disertai demam, dan atau sesak nafas tanpa/ disertai demam. c. Anak Balita Anak balita adalah anak laki-laki atau perempuan yang berumur dibawah lima tahun (Depkes.RI, 1999). Anak balita dalam penelitian ini adalah anak laki-laki atau perempuan yang berusia > 11 bulan – 59 bulan dan tinggal di Desa Wonoboyo. Usia > 11 bulan sebagai batasan karena balita yang berusia 11 bulan pada saat penelitian sudah mendapat imunisasi dasar yang lengkap. 2. Variabel Penelitian a. Variabel bebas atau variabel independen adalah faktor yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen (Srikandi, 1997, yang dikutip oleh Nursalam & Pariani, 2003). Variabel bebas pada penelitian ini adalah status gizi balita yang di kategorikan dengan skala ordinal
dan pengukurannya dengan menggunakan hasil penimbangan berat badan yang dilihat di KMS dan dibandingkan dengan standar baku WHO-NCHS. b. Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen (Notoatmodjo, 2002). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian ISPA pada balita yang dikategorikan dengan skala nominal dan pengukuran dengan kuesioner.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Upaya untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti maka diperlukan alat pengumpulan data atau instrumen yang tepat.
Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti antara lain: a. Kartu Menuju Sehat (KMS) Digunakan untuk mengetahui hasil penimbangan berat badan anak balita, dan untuk menentukan status gizi balita (Minarto, 2000). b. Standart baku status gizi WHO-NCHS Digunakan untuk menentukan status gizi dalam tiga kategori yaitu kategori I (KEP nyata), kategori II (KEP ringan), kategori III (gizi baik). c. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengetahui kejadian ISPA pada anak balita yang terjadi pada 3 bulan terakhir. Kuesioner ini dibagi menjadi beberapa bagian, bagian A berisi karakteristik balita, bagian B berisi data status gizi balita yang
diperoleh dari KMS yaitu berat badan balita, bagian C berisi informasi/data kejadian ISPA. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Menurut Arikunto (1997) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 1997). Sedangkan reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik (Arikunto, 1997). Uji validitas dan reliabilitas isi kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan mengkonsultasikan kuesioner kepada 3 (tiga) orang ahli (expert) yaitu 1 orang dokter spesialis anak, 1 orang dokter umum sebagai kepala Puskesmas Wonoboyo dan 1 orang perawat anak. Uji validitas dan reliabilitas oleh expert yang dilakukan melalui lembar Format Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner, dengan 4 kriteria skor, yaitu: skor 1 jika pertanyaan tidak relevan, skor 2 jika sulit relevansi dalam pertanyaan, skor 3 jika pertanyaan relevan tetapi membutuhkan perubahan dan skor 4 jika pertanyaan sangat relevan untuk penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner oleh 3 orang expert tersebut adalah masing-masing expert memberikan skor 4 (pertanyaan sangat relevan
untuk
penelitian) untuk masing-masing pertanyaan, jadi Kuesioner dikatakan valid dan reabilitas.
3. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dengan mengkaji data tentang status gizi balita dengan cara mencatat hasil penimbangan berat badan selama 3 bulan berturut-turut dari bulan Desember 2005 sampai Februari 2006 yang dilihat di KMS balita. Dinyatakan status gizi kategori I (KEP nyata) bila persentase BB/U dari 3 kali penimbangan berat badan dalam tiga bulan, minimal berada pada persentase yang sama 2 kali yaitu berada pada persentase < 70% terhadap baku median. Status gizi kategori II (KEP ringan) bila persentase BB/U berada pada persentase 70-80% terhadap baku median, serta kategori III (gizi baik) bila persentase BB/U berada pada persentase > 80-110%. Kemudian pengumpulan data dilanjutkan dengan mengkaji kejadian ISPA pada anak balita dengan teknik wawancara kepada orang tua balita
menggunakan kuesioner.
Kejadian ISPA dinyatakan positif bila dalam periode tiga bulan terakhir dari bulan Maret 2006 sampai Mei 2006 balita pernah mengalami batuk tanpa/ disertai demam, pilek tanpa/ disertai demam, dan atau sesak nafas tanpa/ disertai demam. Dan ISPA negatif bila dalam 3 bulan terakhir balita tidak pernah mengalami batuk tanpa/ disertai demam, pilek tanpa/ disertai demam, dan atau sesak nafas tanpa/ disertai demam. E. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Prosedur Pengolahan Data Menurut Arikunto (1997) pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Editing
Editing adalah pengecekan kelengkapan data, diantaranya kelengkapan identitas lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti. b. Coding Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka untuk memudahkan pengolahan data. Angka yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0 dan 1, angka 1 untuk jawaban yang sesuai dengan ketentuan (ya) dan angka 0 untuk jawaban yang tidak memenuhi ketentuan (tidak). Dinyatakan ISPA positif bila dalam 3 bulan terakhir balita mengalami salah satu gejala: 1) Batuk, tanpa/ disertai demam; 2) Pilek, tanpa/ disertai demam; 3) Sesak nafas, tanpa/ disertai demam; 4) Batuk, pilek, tanpa/ disertai demam; 5) Batuk, pilek, sesak nafas, tanpa/ disertai demam; 6) Batuk, sesak nafas, tanpa/ disertai demam; 7) Pilek, sesak nafas, tanpa/ disertai demam; Dan dinyatakan ISPA negatif bila dalam 3 bulan terakhir balita tidak mengalami batuk, pilek dan sesak nafas, atau hanya mengalami demam saja.
c. Data entri
Data entri adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer. d. Tabulating Tabulasi adalah mengelompokkan data kedalam tabel yang dibuat sesuai maksud dan tujuan penelitian menggunakan program SPSS versi 11.0. 2. Analisis Data a. Status Gizi Untuk mengetahui status gizi dilakukan dengan menganalisa status gizi anak sesuai kategori yaitu dari tiga kali penimbangan berat badan secara teratur 3 bulan berturut-turut, minimal berada pada persentase yang sama 2 kali, yaitu: 1) Ketegori I (KEP nyata) bila P < 70 % terhadap baku median 2) Kategori II (KEP ringan) bila P 70 – 80 % terhadap baku median 3) Kategori III (Gizi baik) bila P > 80 – 110 % terhadap baku median b. Kejadian ISPA Untuk mengetahui kejadian ISPA peneliti menganalisis dari hasil wawancara kepada orang tua balita menggunakan kuesioner, kejadian ISPA positif bila dalam periode tiga bulan terakhir balita pernah mengalami batuk tanpa/disertai demam, pilek tanpa/ disertai demam, dan atau sesak nafas tanpa/ disertai demam. Dan hasil negatif bila dalam tiga bulan terakhir anak tidak mengalami batuk tanpa/ disertai demam, pilek tanpa/ disertai demam, dan atau sesak nafas tanpa/ disertai demam. c. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita
Teknik analisis yang peneliti gunakan adalah teknik analisis koefisiensi kontingensi, karena variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori atau gejala ordinal (Arikunto, 1997). Koefisien kontingensi sangat erat kaitannya dengan Chi-Kuadrat, sehingga untuk menghitung koefisiensi kontingensi terlebih dahulu dihitung nilai Chi-Kuadrat yang diberi simbol X2 (Arikunto, 1997). Dimana X2 digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Karena dalam penelitian ini variabel bebas/ independen akan dikategorikan dalam 3 kategori yaitu kategori I (KEP Nyata), kategori II (KEP Ringan), kategori III (Gizi baik). Dan variabel terikat/ dependen dikategorikan dalam 2 kategori yaitu kejadian ISPA positif dan kejadian ISPA negatif, maka rumus X2 yang digunakan adalah X2 dengan rumus:
X =∑ 2
( fo − fh)2 fh
Keterangan: X2 = Chi-Kuadrat fo = Frekuensi observasi fh = Frekuensi harapan Kemudian hasil X2 hitungan dibandingkan dengan X2 tabel dengan taraf signifikansi 5% bila hasil X2 hitung sama atau lebih besar berarti didapatkan hubungan (Arikunto, 1997). Jadi H0 diterima dan H1 ditolak. Selanjutnya menurut Arikunto (1997) untuk mengetahui derajat hubungan antara status gizi balita dengan kejadian ISPA, digunakan analisa Koefisien Kontingensi dengan rumus:
C=
X2 X2 + N
Keterangan: C = Koefisien kontingensi X2 = Chi-Kuadrat Agar harga C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat hubungan antara variabel, maka harga C ini perlu diperbandingkan dengan harga C maksimum (Sudjana, 1996). Harga Cmaks dapat dihitung dengan rumus:
Cmaks =
m −1 m
Keterangan: m = Harga minimum jumlah baris dalam kolom Interprestasi hasil makin dekat harga C kepada Cmaks maka makin besar derajat hubungan antar variabel. Dengan kata lain variabel yang satu makin berkaitan dengan variabel lain (Sudjana, 1996).
F.
Etika Penelitian Menurut Nursalam dan Pariani (2003) etika penelitian, meliputi: 1. Informed consent
Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden dengan memberikan persetujuan melalui informed consent, dengan memberikan lembar persetujuan pada responden sebelum penelitian dilaksanakan (Nursalam & Pariani, 2003). Tujuan informed consent adalah subyek mengerti maksud dan tujuan, serta mengetahui dampaknya (Nursalam & Pariani, 2003). Jika responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden. 2. Anonymity (tanpa nama) Merupakan etika dalam penelitian keperawatan dimana tidak dituliskan nama responden pada kuesioner dan hanya diberikan kode atau nomor responden (Nursalam & Pariani, 2003). 3. Contidentiality (kerahasiaan) Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti (Nursalam & Pariani, 2003).