BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wijaya Kusuma Surakarta yang beralamat di jalan Raya Kutai RT 007/07 Sumber, Banjarsari, Surakarta. Kelas yang digunakan penelitian adalah kelas X Administrasi Perkantoran. Alasan pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut : a. Terdapat data yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian. b. Terdapat masalah yang sesuai dengan penelitian yaitu peserta didik kurang berperan aktif dalam proses mata pelajaran Melakukan prosedur administrasi perkantoran kelas X Administrasi Perkantoran SMK Wijaya Kusuma Surakarta. c. Belum terdapat penelitian sejenis di lokasi penelitian. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk kegiatan penelitian ini adalah pada bulan Juli 2015 sampai Maret 2016. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan penelitian sampai analisis data dan pelaporan. Dengan matrik waktu penelitian terlampir.
32
33
B. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Wijaya Kusuma Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 orang dan guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Perkantoran.
C. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data penelitian diambil dari informasi tentang keadaan peserta didik yang dilihat dari data kuantitatif dan kualitatif a. Data Kuantitatif Data ini diperoleh dari jumlah, rata-rata, dan persentase keaktifan. Data kuantitatif ini memberikan hasil akhir tentang perbandingan tingkat keaktifan antar siklus penelitian, yang diambil di akhir siklus. b. Data Kualitatif Data ini diambil dari pengamatan yang dikelola dari lembar observasi. Data kualitatif ini memberikan penjelasan tentang perbandingan data pada setiap siklus penelitian. 2. Sumber data Sumber data penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber yaitu peserta didik, guru, dan dokumen yang berhubungan dengan masalah. Adapun sumber data yang dimaksud sebagai berikut: a. Peserta didik Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Wijaya Kusuma Surakarta, yang terdiri dari 30 peserta didik. b. Guru Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Perkantoran SMK Wijaya Kusuma Surakarta. c. Dokumen atau arsip berupa silabus, RPP, data peserta didik berupa nilai yang diperoleh dari dokumen sekolah dan gambar atau foto.
34
D. Pengumpulan data Mustafa (2009:92) mengemukakan bahwa, “metode pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian karena terhadap data itulah pengujian atau analisis akan dilakukan.” Adapun beberapa metode pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah suatu metode pengukuran data untuk mendapatkan data primer, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung secara seksama dan sistematis, dengan menggunakan alat indra (indra mata, telinga, hidung, tangan, pikiran). Mustafa (2009) menjelaskan beberapa prinsip yang yang harus dipenuhi dalam kegiatan observasi adalah: a. Dapat diukur melalui pengamatan (tanpa berinteraksi langsung dengan subjek penelitian. b. Peristiwa atau kejadian hanya terjadi pada periode tertentu dan dapat diamati berulang-ulang. c. Kapan dan bagaimana pengamatan dilakukan. d. Berapa lama pengamatan harus dilakukan. 2. Wawancara Mustafa (2009:96-99) menjelaskan bahwa wawancara (interview) merupakan metode untuk mendapatkan data primer dengan cara komunikasi dua arah. Wawancara dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) dan wawancara terstruktur (structure Interview). Wawancara akan mudah dilakukan apabila tersedia instrument yang memadai. Instrument itu sebagian berada pada pewawancara, yaitu indra manusia, dan sebagian berada di luar pewawancara, diantaranya adalah alat perekam suara (voice recorder), alat perekam gambar (video recorder) baik untuk video maupun foto dan alat-alat lain yang diperlukan.
35
3. Analisis dokumen Mustafa (2009:114-115) menjelaskan bahwa analisis dokumen adalah kegiatan mencari data dari arsip dokumen atau data sekunder. Data sekunder dapat dipergunakan sebagai sarana pendukung memahami dan menjelaskan masalah yang diteliti agar lebih operasional dan memberi solusi permasalahan yang ada. Meskipun data sekunder secara fisik sudah tersedia, namun dalam mencari data tersebut tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Pelu diperhatikan kecocokan jenis data dengan tujuan penelitian, dan sumber data yang relevan.
E. Uji Validitas Data Uji Validitas dilakukan dengan triangulasi, triangulasi merupakan cara pemeriksaan validitas data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun beberapa jenis triangulasi menurut Patton (dalam Sutopo, 2006: 92-98) sebagai berikut: 1. Triangulasi Data Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. 2. Triangulasi Peneliti Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh
peneliti
lain.
Triangulasi
peneliti
dapat
dilakukan
dengan
menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi. 3. Triangulasi Metodologis Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda.
36
4. Triangulasi Teoretis Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami
teori-teori
yang
digunakan
dan
keterkaitannya
dengan
permasalahan yang diteliti sehingga mampu menghasilkan simpulan yang baik. Triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi data dan triangulasi metodologis. Triangulasi data dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat semua data dalam kegiatan penelitian. Data yang sejenis dikumpulkan melalui beberapa sumber yang berbeda dan kemudian membandingkan data dari sumber yang berbeda-beda tersebut untuk menguji kebenaranya, yaitu hasil wawancara dengan guru dibandingkan hasil wawancara dengan peserta didik untuk memastikan kebenaran hasil kinerja guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan triangulasi metodologis dilakukan dengan mengumpulkan data menggunakan beberapa metode. Data yang sejenis dikumpulkan melalui beberapa metode yang berbeda untuk menguji kebenaran dari data tersebut, antara lain dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil wawancara dengan guru dan peserta didik dibandingkan dengan hasil observasi peneliti untuk memastikan kebenaran data keaktifan belajar peserta didik.
F. Analisis Data Muhadi (2011:140) menjelaskan bahwa “analisis data adalah kegiatan mencermati, menguraikan dan mengaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran”. Ada dua jenis data yang diolah dalam penelitian tindakan kelas yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sugiyono (2003:14) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar.
37
Data kuantitatif berupa data hasil belajar peserta didik yang diperoleh data keaktifan dari lembar observasi keaktifan peserta didik. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif sederhana yang berupa perhitungan nilai jumlah, rata-rata, dan persentase jumlah peserta didik yang mencapai batas ketuntasan. Data kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan lengkap selama proses penelitian berlangsung atau keterangan dari kegiatan refleksi diakhir siklus dari tiap-tiap siklus maupun keterangan dari olah hasil analisis data kuantitatif. Berikut beberapa teknik analisis yang digunakan oleh peneliti : 1. Analisis Deskriptif Komparatif Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Teknik komparatif dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian pada pra-siklus, siklus pertama, dan siklus kedua penelitian. Hasil komparasi tersebut digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus. 2. Analisis Kritis Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja peserta didik dan guru pada proses pembelajaran. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya (Suwandi, 2009: 61).
G. Indikator Kinerja Penelitian Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Proses pencapaian tersebut dapat ditempuh
melalui
upaya
membelajarkan
peserta
didik
dengan
tujuan
meningkatkan keaktifan dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Indikator kinerja atau keberhasilan penelitian adalah indicator ketercapaian keaktifan peserta didik yang dapat dinyatakan dalam bentuk presentase. Presentase indikator target keberhasilan keaktifan peserta didik adalah 75%
38
sehingga tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator tersebut.
Tabel 3.1 Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang diukur Persentase ketercapaian Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang ditunjukkan dengan : 1) Meningkatnya Oral activities seperti bertanya, mengeluarkan pendapat, dan diskusi 2) Meningkatnya visual activities seperti membaca 75% dan memperhatikan materi 3) Meningkatnya writing activities seperti menulis surat menyurat 4) Meningkatnya mental activities seperti menanggapi dan menganalisis hasil kerja kelompok lain
Cara pengukuran Diamati selama proses pembelajaran berlangsung dengan lembar observasi. Dihitung dari perbandingan jumlah peserta didik yang aktif selama pembelajaran
Hal tersebut menjadi pedoman bagi peneliti untuk menentukan besar kecilnya indikator pencapaian penelitian. Pada aspek keaktifan peserta didik peneliti menargetkan 75% peserta didik dapat aktif dalam pembelajaran, yang diambil dalam lembar observasi keaktifan siswa pada setiap siklusnya.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus tindakannya ada empat tahapan yaitu persiapan/perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berikut secara rinci gambaran prosedur penelitian yang dilakukan :
39
Perencanaan Siklus I Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan Gambar 3.1 Prosedur penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2010:17)
1. Siklus I Berikut beberapa deskripsi tahapan dari siklus I a. Perencanaan Tahap ini diawali dengan kegiatan observasi awal yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi masalah. Dari permasalahan tersebut direncanakan upaya perbaikan. Adapun intrumen yang perlu di persiapkan yang disusun pada kegiatan ini meliputi : 1) Membantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Membuat lembar observasi keaktifan peserta didik. 3) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi metode pembelajaran drill dan diskusi.
40
b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun melalui kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini bersama guru telah menerapkan kolaborasi metode pembelajaran drill dan diskusi, sebagaimana yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Pengamatan Dalam tahap ini peran peneliti hanya bertugas untuk memonitoring proses pembelajaran. pengamatan dilakukan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terhadap proses pembelajaran. yang diamati adalah proses tindakan, pengaruh tindakan, kendala dalam implementasi tindakan, identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang mungkin timbul. d. Refleksi Dalam melakukan refleksi, peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan pembelajaran Siklus I dan kemudian memberikan rancangan perbaikan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap seluruh hasil penilaian baik yang menyangkut penilaian proses (Hasil observasi kegiatan guru dan peserta didik) maupun hasil (tugas) serta permasalahan yang menghambat dalam melakukan tindakan di kelas. Hasil penilaian tersebut digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi. Analisis hasil refleksi digunakan sebagai pedoman untuk menyusun rencana pada siklus II. 2. Siklus II Perlakuan pada siklus ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran dari siklus I, urutan kegiatannya adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tahap ini merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi dari siklus I. Dari data yang ada disusun perencanaan yang lebih matang dan perbaikan dari setiap tahapan yang memiliki kelemahan. Seperti pada siklus sebelumnya berikut beberapa intrumen yang perlu di persiapkan:
41
1) Membantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Membuat lembar observasi keaktifan peserta didik. 3) Membantu guru mempersiapkan materi yang akan diberikan. b. Pelaksanaan Tahap Pelasanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun memalui kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini guru melakukan tindakan seperti pada siklus I, sebagaimana yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diikuti dengan perbaikan yang sudah ditemukan dalam kegiatan refleksi siklus I. c. Pengamatan Dalam tahap ini peran peneliti hanya bertugas untuk memonitoring proses pembelajaran. pengamatan dilakukan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terhadap proses pembelajaran. yang diamati adalah proses tindakan, pengaruh tindakan, kendala dalam implementasi tindakan, identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang mungkin timbul. d. Refleksi Dalam melakukan refleksi, peneliti berdiskusi dengan guru untuk membahas kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap seluruh hasil penilaian baik yang menyangkut penilaian proses (Hasil observasi kegiatan guru dan siswa) maupun hasil (tugas) serta permasalahan yang menghambat dalam melakukan tindakan di kelas. Hasil penilaian tersebut digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi. Tahap refleksi di siklus ini diharapkan sudah mampu mencapai indikator pencapaian tujuan penelitian.