BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aA), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben pa (Brataco), akuadestilata. 3.1.2. Alat Peralatan yang digunakan adalah beaker glass (Pyrex), corong, kaca arloji, kertas Whatman 41, labu volumetrik(Pyrex), seperangkat alat spektrofotometri UV/Vis double beam (Shimadzu UV-1800), timbangan analitik (Mettler Toledo XS205 DualRange), ultrasonic bath (Branson 5510).
3.2. Cara Penelitian 3.2.1. Pembuatan Lautan Baku 0,1 M HCl Di pipet 4,2 ml larutan HCl pekat 37% kedalam gelas ukur 10 ml. Kemudian di masukan kedalam 500 ml labu volumetrik dan di tambahkan dengan akuadestilata hingga tanda batas. Pengambilan dan pembuatan larutan baku 0,1 M HCl dilakukan dalam lemari asam. 3.2.2. Penyiapan Larutan Stok 100 ppm Ditimbang kurang lebih 10 mg metil paraben dimasukan ke dalam 100 ml labu volumetrik dilarutkan dan diencerkan dengan 0,1 M HCl sebagai pelarut hingga 50 ml, diultrasonifikasi selama 20 menit. Kemudian ditambahkan larutan 0,1 M HCl hingga tanda batas. Dari larutan ini, dipipet 5,0 ml dipindahkan ke 10 ml labu ukur dan diencerkan sampai tanda batas. Ditimbang kurang lebih 10 mg propil paraben dimasukan ke dalam 100 ml labu volumetrik dilarutkan dan diencerkan dengan 0,1 M HCl sebagai pelarut hingga 50 ml,
19
20
diultrasonifikasi selama 20 menit. Kemudian ditambahkan 0,1 M HCl hingga tanda batas. Dari larutan ini, dipipet 5,0 ml dipindahkan ke 10 ml labu ukur dan diencerkan sampai tanda batas. Masing-masing larutan tersebut dipindai (scan) untuk menentukan λmax dari metil paraben dan propil paraben .
3.2.3. Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben Dari larutan stok 100 ppm metil paraben dan propil paraben, masing-masing di pipet 1 ml dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan diencerkan dengan 0,1 M HCl sampai tanda batas. Larutan tersebut dipindai (scan) untuk menentukan panjang gelombang (λmax) dari metil paraben dan propil paraben, di dapatkan panjang gelombang 255,4 nm untuk metil paraben dan 255,6 nm untuk propil paraben. Kemudian spektrum dari masing-masing panjang gelombang diderivatif dengan sistem perangkat lunak komputer, hasil pembacaan diperoleh panjang gelombang derivatif 242,4 nm untuk metil paraben dan 242,6 nm untuk propil paraben. 3.2.4. Kurva Kalibrasi Dari larutan stok 100 ppm dibuat seri kadar 1; 2; 3; 4; 5 ppm untuk metil paraben dan 20; 30; 40; 50; 60 ppm untuk propil paraben dalam 10 ml labu ukur volumetrik. Kemudian ditambahkan dengan 0,1 M HCl sampai tanda batas. 3.2.5. Metode Validasi 3.2.5.1.
Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan melihat nialai r yang diperoleh dari persamaan kurva baku ya= bx+a. Nilai r tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai r yang baik yaitu > 0,99. Linearitas untuk metil paraben dan propil paraben ditentukan mulai dari 1; 2; 3; 4; 5 ppm untuk metil paraben serta 20; 30; 40; 50; 60 ppm untuk propil paraben. Masing-masing dipipet 0,1 ml, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 5 ml untuk metil paraben dari larutan baku 100 ppm. Dipipet 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, dan 6 ml dari larutan baku 100 ppm untuk propil paraben ke dalam 10 ml labu ukur. Kemudian ditambahkan 0,1 M HCl sampai tanda batas.
21
3.2.5.2.
Penetapan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitatif (LOQ)
LOD dan LOQ ditentukan melalui kurva baku yang didapat. Nilai LOD setara dengan 3,3 (SD/S) sedangkan nilai LOQ setara dengan 10 (SD/S). Presisi
3.2.5.3.
Uji presisi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara hasil uji yang dilakukan secara berulang. Pengujian dilakukan dengan metode repitabilitas (keterulangan). Presisi untuk metil paraben dan propil paraben diambil dari kadar 3 ppm untuk metil paraben dan 40 ppm untuk propil paraben dari larutan standar. Di pipet 0,3 ml metil paraben di masukan kedalam 10 ml labu ukur volumetrik dan ditambahkan dengan 0,1 M HCl sampai tanda batas. Di pipet 4 ml propil paraben di masukan kedalam 10 ml labu ukur volumetrik, ditambahkan dengan 0,1 M HCl sampai tanda batas. Kemudian direplikasi sebanyak 6 kali dan dihitung % RSD. 3.2.5.4.
Akurasi
Akurasi ditentukan oleh studi recovery. Studi recovery ditentukan dengan penambahan standar pada 80%, 100%, dan 120%. 1) Akurasi 80% Ditimbang kurang lebih sampel krim 1 g, metil paraben 0,16 mg, dan propil paraben 0,8 mg dimasukkan ke dalam 50 ml labu ukur. Ditambahkan 0,1 M HCl sebanyak 20 ml dan diultrasonifikasi selama 20 menit. Larutan didinginkan pada wadah yang berisi es batu, kemudian ditambahkan dengan 0,1 M HCl sampai tanda batas. Larutan disaring menggunakan corong dan kertas saring Whatman 41. Kemudian di pipet 5 ml dipindahkan ke 10 ml labu volumetrik dan diencerkan sampai tanda batas. 2) Akurasi 100% Ditimbang kurang lebih sampel krim 1 g, metil paraben 0,2 mg, dan propil paraben 1 mg dimasukkan ke dalam 50 ml labu ukur. Ditambahkan 0,1 M HCl sebanyak 20 ml dan diultrasonifikasi selama 20 menit. Larutan didinginkan pada wadah yang berisi es batu, kemudian ditambahkan dengan 0,1
22
M HCl sampai tanda batas. Larutan disaring menggunakan corong dan kertas saring Whatman 41. Kemudian di pipet 5 ml dipindahkan ke 10 ml labu volumetrik dan diencerkan sampai tanda batas. 3) Akurasi 120%. Ditimbang kurang lebih sampel krim 1 g, metil paraben 0,24 mg, dan propil paraben 1,2 mg dimasukkan ke dalam 50 ml labu ukur. Ditambahkan 0,1 M HCl sebanyak 20 ml dan diultrasonifikasi selama 20 menit. Larutan didinginkan pada wadah yang berisi es batu, kemudian ditambahkan dengan 0,1 M HCl sampai tanda batas. Larutan disaring menggunakan corong dan kertas saring Whatman 41. Kemudian di pipet 5 ml dipindahkan ke 10 ml labu volumetrik dan diencerkan sampai tanda batas. Larutan dibaca pada panjang gelombang 242,4 dan 242,6 nm. 3.2.6. Penetapan kadar metil paraben dan propil paraben pada produk kosmetika krim. 3.2.5.1 Teknik pengambilan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan mempertimbangkan produk yang ada dipasaran. Purposive sampling merupakan bagian dari teknik sampling non-random atau tidak acak dengan pengambilan sampel berdasarkan elemen sampel yang datanya memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 90%, dengan relative satandard deviation (RSD) 3% dan relative sampling error 3%. Kategori pengambilan sampel didasarkan dengan tidak ada nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta tidak tertera metil paraben dan propil paraben di komposisi pada produk kosmetik krim wajah. Sampel yang diambil sebanyak 3 produk kosmetik krim wajah berdasarkan perhitungan: nsampel =
𝑡 2 𝑠2 𝑒2
23
Keterangan :
s
= deviasi standar relative
e
= relative sampling error
1,2822 32 32
1,8862 32 32
n sampel = 3 nsampel =
= nilai t-tabel
n sampel = 2 nsampel =
t
n sampel = ∞ nsampel =
nsampel = jumlah sampel
1,6382 32 32
n sampel = 3 nsampel =
1,6382 32 32
t(0,10; ∞)= 1,282 = 1,64 ≈ 2 t(0,2; 2)= 1,886 = 3,55 ≈ 3 t(0,2; 3)= 1,638 = 2,68 ≈ 3 t(0,2; 3)= 1,638 = 2,68 ≈ 3
3.2.5.2 Preparasi dan penetapan kadar Ditimbang kurang lebih sampel krim wajah sebanyak 1 g dimasukan kedalam labu ukur 50 ml. Ditambah 0,1 M HCl sebanyak 20 ml dan di ultrasonifikasi selama 5 menit. Larutan didinginkan pada wadah yang berisi es batu, kemudian ditambah dengan 0,1 M HCl sampai tanda batas. Larutan disaring menggunakan corong dengan kertas saring whatman no 41. Kemudian sampel di baca absorbansinya dengan larutan blanko HCl 0,1 M pada panjang gelombang 242,4 dan 242,6 nm(10).
24
3.3. Analisis Hasil Analis hasil parameter validasi metode yang telah dilakukan dibandingkan dengan nilai parameter validasi yang direkomendasikan oleh AOAC. Validasi metode yang dilakukan antara lain: linearitas dengan menghitung koefisien korelasi (r) , dikatakan baik jika nilai r> 0,99, batas deteksi dan kuantitasi, akurasi (kecermatan), dilakukan perhitungan persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan; presisi (keterulangan) yang dinyatakan dalam bentuk simpangan baku relatif (RSD). Nilai persen perolehan kembali dan RSD yang didapat, dibandingkan dengan nilai yang diterima berdasarkan kriteria AOAC. Data yang diperoleh pada penetapan kadar sampel dibandingan dengan kadar metil paraben dan propil paraben yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).