BAB III METODE PENELITIAN
A.
Deskripsi Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian 1.1 Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen Penelitian telah dilakukan di Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Dengan alasan bahwa Kecamatan Pejagoan dikenal sebagai tempat pertama kali didirikan pabrik genteng yang menjadi cikal bakal berdirinya industri genteng di Kabupaten Kebumen, yakni di Desa Sokka. Kecamatan Pejagoan juga dikenal sebagai daerah penghasil genteng terbesar di Kabupaten Kebumen. Selain itu, beberapa desa di kecamatan Pejagoan yang juga menjadi sentra produksi genteng antara lain Desa Logede, Desa Kuwayuhan, Desa Kedawung, Desa Aditirto dan Desa Kebulusan. Lokasi penelitian dipilih pada wilayah RT 01 dan RT 02 dengan dasar pemilihan 2 wilayah di Desa Kebulusan mayoritas penduduknya bekerja atau membuka usaha sentra industri genteng, pembuatan gerabah dari tanah liat, dan bata merah, dimana proses industrinya tidak bisa lepas dari keberadaan lahan pertanian yang ada di sekitarnya. Lokasi penelitian juga banyak berdiri pabrik genteng sehingga akan memudahkan penelitian. Berbeda dengan wilayah lainnya di Desa Kebulusan,
wilayah RT 01
dan RT 02
masih didukung oleh
ketersediaan jumlah tanah liat sehingga industri genteng menjamur pada kedua wilayah ini. 1.2 BAPERMADES Kabupaten Kebumen Lokasi penelitian kedua dilakukan di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BAPERMADES) Kabupaten Kebumen yang berlokasi di Jalan HM Sarbini 22 Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pemilihan tempat penelitian ditentukan dengan pertimbangan bahwa 38
39 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kebumen merupakan salah satu instansi pemerintahan di Kabupaten Kebumen yang seringkali dijadikan instansi percontohan oleh kabupaten lain karena telah berhasil melaksanakan program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kebumen. Hal ini dibuktikan dengan terus berkurangnya angka
kemiskinan
pengentasan
di
kemiskinan
Kabupaten yang
Kebumen
memiliki
dengan
konsep
program
pemberdayaan
masyarakat, dengan salah satu programnya pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat desa yang sedang dijalankan dan menjadi fokus penelitian. BAPERMADES Kabupaten Kebumen juga melakukan kegiatan pemberdayaan di Desa Kebulusan dan dilaksanakan setiap tahunnya dalam bentuk
pemberian bantuan pemugaran rumah. Bantuan ini
dilaksanakan secara partisipatif bersama warga sekitar. Sehingga lokasi ini sesuai dengan tujuan penelitian. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 5 bulan terhitung dari bulan Desember 2015 hingga April 2016. Waktu penelitian terhitung sejak
penyusunan proposal penelitian sampai penyusunan laporan
penelitian. Penelitian ini diawali dengan tahap penyusunan proposal penelitian, penyusunan desain penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penulisan laporan penelitian.
No.
Kegiatan
1.
Penulisan Proposal Penelitian
2.
penyusunan desain penelitian
3.
Pengumpulan Data
4.
Analisis Data
5.
Penulisan Laporan Penelitian
Waktu Pelaksanaan Des
Jan
Feb
Mar
Apr
40 B.
Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
kualitatif dengan
metode studi kasus. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Lexy Moleong, 2002: 9). Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, pendapat, persepsi, atau kepercayaan orang yang diteliti, kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat penelitian yang utama. Oleh karena itu, penelitian kualitatif memiliki karakteristik alami sebagai sumber data langsung, deskriptif, dan proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dimana peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi buruh dalam kegiatan pemberdayaan dan mengapa dilakukan kegiatan pemberdayaan
oleh
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
Desa
(BAPERMADES) Kabupaten Kebumen melalui kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi buruh desa di Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian studi kasus yang menjadi fokus studi kasus adalah spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu potret kehidupan. Lebih lanjut Creswell (John W Creswell, 1998: 36-37) mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu studi kasus yaitu 1.
Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi
2.
Kasus merupakan sebuah sistem yang terikat oleh waktu dan tempat
3.
Studi
kasus
menggunakan
berbagai
sumber
informasi
dalam
pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respons dari suatu peristiwa 4.
Menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan menghabiskan waktu dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus.
41 C.
Teknik Penentuan Informan Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Untuk
memperoleh
penelitian,
maka
diperlukan
data
mendalam sesuai dengan tujuan
informan
kunci
yang
memahami
mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.
dan
Teknik
penentuan Informan dilakukan dengan teknik purposive. Yaitu suatu pengambilan
sampel didasarkan
atas
berbagai pertimbangan
tertentu,
dimana informan dipilih berdasarkan klasifikasi usia (usia tua dan dewasa), kepengurusan dalam pemerintahan desa sebagai motor pengerak partisipasi warga (perangkat desa dan warga), dan status sosial (buruh genteng dan pengusaha genteng). Peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Informan yang diambil dengan kriteria variasi maksimum yang meliputi: 1.
Perangkat Desa Kebulusan dengan maksud menarasikan sejarah perkembangan dan kehidupan buruh Genteng Desa Kebulusan.
2.
Masyarakat Desa Kebulusan sebagai pemilik usaha Industri Genteng dengan maksud memberikan gambaran sejarah industri genteng di Desa Kebulusan dan menceritakan kehidupan buruh genteng.
3.
Masyarakat Desa Kebulusan yang bekerja sebagai buruh genteng, baik laki-laki maupun perempuan dengan maksud memberikan gambaran mengenai kehidupan buruh genteng dan permasalahan yang dialami, serta keterlibatan buruh dalam kegiatan pemberdayaan.
4.
Kepala Sub Bidang I Pemberdayaan Masyarakat di BAPERMADES Kabupaten Kebumen sebagai pelaksana kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi
buruh
memberikan
dari
lingkup
pemerintahan
dengan
maksud
gambaran keberjalanan program pemberdayaan dan
tahap pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan program.
42 D.
Data Dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini berupa kata-kata, tindakan, dan data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain. Data penelitian ini dapat diperoleh dari berbagai sumber sebagai berikut: 1.
Sumber Data Primer Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah warga Desa Kebulusan sebagai pemilik usaha Industri Genteng dan buruh Industri genteng yang menjadi salah satu penerima bantuan ekonomi sosial kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Selain itu pihak BAPERMADES Kabupaten Kebumen sebagai instansi pemerintah yang
melaksanakan
program
kegiatan
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat desa. Data diperoleh melalui wawancara dengan informan dan observasi peneliti di lapangan. 2.
Sumber Data Sekunder Data
sekunder
dalam
penelitian
ini berupa
dokumentasi.
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala bentuk catatan tentang berbagai macam peristiwa atau keadaan yang memiliki nilai atau arti penting dan dapat berfungsi sebagai data penunjang. Dokumentasi yang dimaksud berupa foto-foto, catatan wawancara, penelitian.
dan rekaman yang digunakan sewaktu mengadakan Dalam penelitian
ini juga
menggunakan
arsip,
data
demografi Kecamatan Pejagoan, Data Demografi Desa Kebulusan, data BPS Kecamatan Pejagoan, data BPS Kabupaten Kebumen, dan buku-buku pedoman yang berkenaan dengan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Kebumen dan dokumen lainnya yang terkait dengan penelitian.
43 E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini dengan cara: 1. Wawancara mendalam (indepth interview) Wawancara Percakapan
itu
(interviewer)
adalah
dilakukan yang
percakapan oleh
dua
mengajukan
dengan pihak,
petanyaan
maksud
tertentu.
yaitu
pewawancara
dan
terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2006:135). Dalam mengumpulkan data, digunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan untuk mengungkap permasalahan yang ada, alat perekam dan blocknote. Teknik
wawancara
adalah
cara
yang
dipakai untuk
memperoleh
informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan obyek yang
diteliti (informan).
Di dalam interaksi itu peneliti berusaha
mengungkap gejala yang sedang diteliti melalui kegiatan kegiatan tanya jawab. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, yakni peneliti mengajukan pertanyaan secara meloncatloncat dari suatu waktu ke waktu lain atau dari topik satu ke topik lain. Responden terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan (Lexy Moleong, 2006:139) 2. Observasi Menurut
Burhan
(Burhan,
2007:115)
observasi
adalah
kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra
mata
serta
dibantu
dengan
pancaindra
lainnya.
Observasi dapat dikatakan pula sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat nonverbal. Sekalipun dasar utama daripada metode obsevasi adalah penggunaan indra visual, tetapi dapat juga melibatkan inderaindera lain, seperti pendengaran, perabaan, penciuman.
44 Observasi memiliki dua tipe, yaitu observasi berpartisipasi dan observasi tidak berpartisipasi. Dalam observasi berpartisipasi, peneliti memiliki peran yang ganda, yaitu sebagai peneliti dan pelaku kegiatan. Sedangkan observasi tidak bepartisipasi adalah kegiatan pengumpulan data yang bersifat non verbal dimana peneliti tidak berperan ganda. Peneliti berperan sebagai pengamat belaka. Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebagai peneliti belaka dan tidak memiliki peran ganda maka penelitian ini menggunakan tipe observasi tidak berpartisipasi dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara. 3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan dokumen. Dokumen disini adalah baik berupa tulisan, ataupun foto-foto yang diambil melalui kamera yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2014: 82) studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. F.
Validitas Data Dalam penelitian ini validitas atau keabsahan data diperiksa dengan metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy Moleong, 2006: 330). Triangulasi bukan sekedar mengecek kebenaran data dan bukan untuk mengumpulkan pelbagai ragam data, melainkan suatu usaha untuk melihat dengan lebih tajam hubungan antar pelbagai data agar mencegah kesalahan dalam analisis data. Selain itu dalam triangulasi dapat ditemukan perbedaan informasi yang dapat merangsang pemikiran lebih mendalam.
45 Penelitian ini variasi teknik yang digunakan adalah triangulasi model sumber. Triangulasi sumber dalam penelitian ini dipilih karena teknik ini memanfaatkan jenis sumber data yang sejenis dan tekanannya pada perbedaan sumber data, bukanlah pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Peneliti bisa memperoleh data dari informan yang beragam dari berbagai klasifikasi tertentu dengan teknik wawancara mendalam, sehingga informasi dari informan yang satu dapat dibandingkan dengan informasi dari informan yang lainnya. Kemudian, data dalam penelitian ini dapat dikonfrontirkan dengan data lain yang ada, baik dalam literasi lain sesuai dengan fokus penelitian. Dalam hal ini, data yang diperoleh dibandingkan dan dicek kembali derajat kepercayaannya melalui waktu dan alat yang berbeda, yang diperoleh dengan jalan: 1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
G.
Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif (Interactive Model of Analysis). Menurut Miles dan Huberman (Lexy Moleong, 2002: 178) dalam model ini tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif dan melakukan reduksi data. Hal ini dilakukan karena hasil wawancara dan pengamatan pada masyarakat akan diperoleh data yang banyak sehingga perlu dipilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih
46 tajam
untuk
menggambarkan
hasil
penelitian
yang
didapatkan
dari
lapangan. Ketiga kegiatan dalam analisis model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Reduksi data (data reduction) Reduksi
data
merupakan
proses
seleksi,
pemfokusan,
penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan (fieldnote). Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian (Sutopo, 2006: 113). Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Dalam proses ini, peneliti mulai untuk mengumpulkan data-data yang dianggap penting yang kemudian dipilah berdasarkan tipe-tipe tertentu seperti data tentang monografi penduduk Desa Kebulusan, data
tentang
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Desa
(BAPERMADES) Kabupaten Kebumen, dan juga foto-foto atau dokumen yang dirasa membantu dalam penelitian. 2.
Penyajian data (data display) Sebagai komponen analisis kedua, sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk dilakukan.
selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat Sajian data ini disusun berdasarkan pokok-pokok yang
terdapat dalam reduksi data, dan disajikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bisa mudah dipahami (Sutopo, 2006: 115). Dalam proses penyajian data, peneliti menampilkan narasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan sehingga lebih mudah dibaca. Foto-foto
pendukung dan juga tabel yang dirasa penting dan
47 berhubungan dengan penelitian juga ditampilkan agar data yang dibaca semakin lengkap, sehingga pembaca langsung bisa melihat gambaran umum dari penelitian. 3.
Penarikan kesimpulan (conclusion drawing) Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan,
pola-pola,
pernyataan-pertanyaan,
konfigurasi,
arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi. Simpulan dan verifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan (Sutopo, 2006: 116). Kesimpulan yang diambil akan ditangani secara longgar dan tetap
terbuka
sehingga
kesimpulan
yang
semula
belum jelas,
kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan
maksud-maksud
menguji
kebenaran,
kecocokannya yang merupakan validitasnya.
kekokohan,
dan
48
H.
Profil Informan Adapun profil informan dalam penelitian ini yang memuat relevansi para informan dipilih sesuai dengan fokus penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Ahmad Ruslani (46 Tahun), seorang Kepala Desa Kebulusan yang tinggal di wilayah RT 2 Desa Kebulusan. Beliau sudah lama menetap di wilayah Desa Kebulusan sehingga beliau bisa menceritakan kehidupan warga Desa Kebulusan semasa beliau kecil. Hubungan dengan warganya sangatlah baik, oleh karenanya Beliau sangat dikenal dan merupakan tokoh panutan di Desa Kebulusan. Sebagai seorang Kepala Desa, beliau sering diundang dalam berbagai kegiatan di Kabupaten Kebumen. Hubungan Beliau dengan BAPERMADES Kabupaten Kebumen sangatlah baik. Setiap satu bulan sekali, beliau rutin
melaporkan
BAPERMADES
kegiatan
pemberdayaan
Kabupaten
Kebumen
yang di
dilakukan
Desa
oleh
Kebulusan.
Berdasarkan relevansi inilah maka Beliau dipilih sebagai informan karena dapat memberikan informasi mengenai sejarah dan kehidupan masyarakat di industri genteng Desa Kebulusan. 2.
Ahmad Awalludin (48 Tahun), seorang Sekretaris Desa Kebulusan yang tinggal di wilayah RT 1 Desa Kebulusan. Beliau adalah penduduk asli Desa Kebulusan. Beliau aktif sebagai pendukung kegiatan
pemberdayaan
di
Desa
Kebulusan,
baik
kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan oleh Desa maupun oleh pemerintah Kabupaten informan
Kebumen. dengan
Oleh
maksud
karenanya, dapat
Beliau
dipilih
menggambarkan
sebagai
keberjalanan
program pemberdayaan di Desa Kebulusan dan dapat mengetahui keaktifan warga di Desa Kebulusan dalam mengikuti program pemberdayaan.
49 3.
Deni (32 tahun), seorang Ketua RT 2 di Desa Kebulusan yang merupakan warga asli Desa Kebulusan. Sejak kecil sudah tinggal di Desa Kebulusan hingga sekarang sudah berkeluarga. Beliau baru saja diberi amanah sebagai Ketua RT 2 pada bulan Juli 2015. Sebagian besar warga di wilayah RT 02 bekerja sebagai buruh genteng, oleh karena itu pemilihan beliau sebagai informan dimaksudkan untuk menggambarkan kehidupan masyarakat di RT 02 yang sebagian besar bekerja sebagai buruh genteng dan menggambarkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan, karena mengingat perannya sebagai motor pengerak partisipasi masyarakat.
4.
Fajari (51 tahun), seorang Ketua RT 01 di Desa Kebulusan yang tinggal di Desa Kebulusan. Beliau termasuk orang yang disegani di wilayah
RT
01
dikarenakan
Beliau
menjabat
sebagai
Kaur
Pemerintahan. Sebagian besar warga RT 01 bekerja sebagai buruh genteng,
oleh
karena
itu
pemilihan
Beliau
sebagai
informan
dimaksudkan untuk menggambarkan kehidupan masyarakat di RT 01 yang
sebagian
menggambarkan
besar
bekerja
keterlibatan
sebagai masyarakat
buruh
genteng
dalam
dan
kegiatan
pemberdayaan yang dilaksanakan, karena mengingat Beliau yang disegani oleh masyarakat sekitar. 5.
Fatoni (51 tahun), seorang pemilik usaha genteng “Adi HM Sokka” yang berada di wilayah RT 1 RW 1 Desa Kebulusan yang merupakan warga asli Desa Kebulusan. Beliau meneruskan usaha genteng yang sudah dirintis kedua orang tuanya dahulu. Usaha tersebut masih dijalankannya hingga sekarang. Sehingga akan ada perbedaan antara kondisi pabrik dahulu dan sekarang. Di pabrik, Beliau mempunyai tenaga pekerja sebanyak 7 orang. Oleh karena itu, dipilih sebagai informan untuk menggambarkan sejarah berdirinya industri genteng di Desa Kebulusan dan menggambarkan kehidupan pekerja yang bekerja di pabriknya. Selain itu juga untuk melihat keterlibatan pemilik usaha
50 genteng
dalam
rangka
ikut
bekerja
sama
menurunkan
angka
kemiskinan di Desa Kebulusan. 6.
Noor (30 tahun), seorang buruh pabrik genteng yang bekerja di Adi HM Sokka yang berada di wilayah RT 01 RW 01 Desa Kebulusan. Beliau adalah warga asli Desa Kebulusan yang lahir dan tinggal di Desa Kebulusan sampai sekarang. Beliau belum berkeluarga dan sudah ada 8 tahun bekerja sebagai buruh pabrik di Adi Sokka. Setiap harinya bekerja sebagai pekerja yang bertugas untuk menata atau menjemur genteng yang sudah dicetak di halaman pabrik. Beliau dipilih sebagai informan karena bekerja sebagai buruh dan sayangnya belum pernah mengikuti program pemberdayaan yang dilaksanakan di Desa
Kebulusan karena
memberikan
alasan
lelah
bekerja.
Sehingga
akan
informasi mengenai faktor penghambat keberjalanan
program pemberdayaan di Desa Kebulusan dari faktor intern dan ekstern yang berasal dari masyarakat. 7.
Sardikno (45 tahun), seorang buruh genteng yang berada di wilayah RT 02 RW 01, Beliau adalah warga asli Desa Kebulusan yang sejak kecil sampai berkeluarga tinggal di Desa Kebulusan. Beliau sudah menjadi buruh sejak 7 tahun yang lalu. Beliau pernah mengikuti kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Desa Kebulusan. Pada tahun 2015, mengikuti program pelatihan pengelolaan ikan dalam terpal. Pelatihan tersebut memanfaatkan lubang bekas galian tanah liat yang memang banyak ditemukan di Desa Kebulusan. Kebetulan di belakang rumah ada. Sehingga informan sesuai untuk dipilih karena dapat memberikan informasi mengenai kehidupan pekerja genteng dan dapat memberikan informasi mengenai praktek pelaksanaan program pemberdayaan, khususnya program pelatihan pemanfaatan lubang bekas galian di Desa Kebulusan.
51 8.
Wastiningsih (31 tahun), seorang buruh genteng yang sudah 2 tahun bekerja di Pabrik Genteng Jayadi HM Sokka yang berada di wilayah RT 02. Setiap harinya bekerja di pabrik sebagai tenaga di bagian penjemuran genteng. Kira-kira sudah tinggal di Desa Kebulusan selama hampir 8 tahun. Sekarang ini, Beliau dan suaminya sama-sama bekerja sebagai buruh genteng di pabrik yang berbeda. Keluarga pernah mendapatkan bantuan yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Kebumen
berupa
bantuan
pemugaran
rumah
Kabupaten Kebumen, melalui BAPERMADES.
dari
Pemerintah
Selain itu, juga
pernah mengikuti kegiatan pelatihan usaha dalam bentuk pembuatan makanan dan sudah berhasil dipraktekkan. Sehingga, dipilih menjadi informan untuk memberikan informasi mengenai kehidupan buruh genteng di Desa Kebulusan. Selain itu, juga dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan program bantuan P2MKM atau Pemugaran
rumah
BAPERMADES
tidak
layak
Kabupaten
huni
Kebumen.
yang
diberikan
Informasi
melalui mengenai
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah Desa Kebulusan melalui kegiatan PKK juga dapat diketahui. 9.
Sri Ningsih (32 tahun), seorang buruh genteng yang sudah 7 tahun bekerja di pabrik genteng Restu HM Sokka yang berada di wilayah RT 02 RW 01 Desa Kebulusan. Beliau bekerja sebagai tenaga penjemuran dan pengangkutan dari tempat penjemuran ke dalam pabrik. Beliau memiliki 2 orang anak yang masih kecil, dikarenakan memiliki tanggungan
keluarga,
oleh karena itu tidak
mengikuti
kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Desa. Sehingga, pemilihan sebagai informan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kehidupan buruh dan memberikan penjelasan terkait faktor penghambat program pemberdayaan di Desa Kebulusan.
52 10.
Bawono Andi Widodo (30 tahun), adalah Kepala Sub Bidang II Pengembangan Sosial Budaya dan Peran Serta Masyarakat di BAPERMADES Kabupaten Kebumen. Bidang ini masih menjadi tanggung jawab Bidang I Pemberdayaan Masyarakat. Beliau adalah pegawai yang bisa dibilang paling muda di Bidang I Pemberdayaan Masyarakat.
Beliau mulai membantu kegiatan pemberdayaan di
BAPERMADES Kabupaten Kebumen sejak tahun 2010. Beliau menangani berbagai program pemberdayaan masyarakat, P2MKM adalah salah satunya. Sehingga dasar pemilihan sebagai informan adalah
memberikan
informasi
mengenai
latar
belakang
BAPERMADES, Program P2MKM, dan kaitannya terhadap usaha pengentasan
kemiskinan
yang
dilaksanakan
oleh
Pemerintah
Kabupaten Kebumen. 11.
Munir (56 tahun), seorang pegawai pemerintahan di lingkup Instansi Kabupaten Kebumen dan bekerja di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BAPERMADES) Kabupaten Kebumen sejak tahun 2007. Beliau bekerja pada Bidang I Pemberdayaan Masyarakat dengan Sub Bidang Pengembangan Sosial, Budaya dan Peran Serta Masyarakat yang
secara
bertujuan
khusus melaksanakan program pembangunan yang
untuk
mengurangi
penduduk
miskin
di
Kabupaten
Kebumen. Salah satu program yang secara rutin ditangani Bidang 1 adalah program P2MKM atau Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu. Menurut informasi yang diterima peneliti, Beliau adalah seorang yang sudah senior dan mengerti seluk beluk program P2MKM yang sedang diteliti oleh peneliti. Oleh karenanya, dasar pemilihan menjadi salah satu informan adalah untuk menggambarkan keberjalanan program P2MKM di lapangan dan untuk mengetahui seluk beluk permasalahan P2MKM.
53
Matriks 3.1. Profil Informan No.
Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan Kepala Desa
Pendidikan Tearkhir
1.
Ahmad R
46 tahun
RT 01 RW 01
2.
Ahmad A
48 tahun
RT 01 RW 01
Sekretaris Desa
3.
Deni
32 tahun
RT 02 RW 01
Ketua RT 02
SMA
4.
Fajari
51 tahun
RT 01 RW 01
Ketua RT 01
D3
5.
Fatoni
51 tahun
RT 01 RW 01
Pemilik Usaha
SMA
6.
Noor
30 tahun
RT 01 RW 01
Buruh Pabrik
SMP
7.
Sardi
45 tahun
RT 02 RW 01
Buruh Pabrik
SD
8.
Wasti
31 tahun
RT 02 RW 01
Buruh Pabrik
SD
9.
Sri Ningsih
32 tahun
RT 02 RW 01
Buruh Pabrik
SD
10.
B Andi
30 tahun
Kec. Kebumen Kepala SubBid I
SI
11.
Munir
48 tahun
Kec. Kebumen Staff SubBid 1
D3
Pemilik Usaha
SI D3
Sumber: Data Hasil Penelitian, April, 2016
54 Matriks 3.2. Relevansi Informan No. Nama 1. Ahmad R
2.
Ahmad A
3.
Deni
4.
Fajari
5.
Fatoni
6.
Noor
Sumber Data Mengambarkan sejarah Desa Kebulusan, kehidupan warga dalam aspek sosial, ekonomi, dam politik, pandangan mengenai angka kemiskinan di Desa Kebulusan, permasalahan yang dialami warga meliputi aspek sosial, ekonomi, dan politik, pelaksanaan program pemberdayaan, tahap pelibatan masyarakat, kehidupan buruh di Desa Kebulusan dan perkembangan usaha genteng. Mengambarkan sejarah Desa Kebulusan, kehidupan warga dalam aspek sosial, ekonomi, dam politik, pelaksanaan program pemberdayaan di Desa Kebulusan Mengambarkan sejarah Desa Kebulusan, kehidupan warga dalam aspek sosial, ekonomi, dam politik, pelaksanaan program pemberdayaan di Desa Kebulusan, pelibatan warga dalam kegiatan lingkup RT, Peran RT dalam melibatkan warga Mengambarkan sejarah Desa Kebulusan, kehidupan warga dalam aspek sosial, ekonomi, dam politik, pelaksanaan program pemberdayaan di Desa Kebulusan, pelibatan warga dalam kegiatan lingkup RT, Peran RT dalam melibatkan warga, penggunaan tokoh masyarakat sebagai pengerak warga Mengambarkan kehidupan pekerja di pabrik genteng, pembagian tugas di pabrik genteng, sistem kerja dan pembagian upah buruh pabrik, upaya ikut mendukung usaha pengentasan kemiskinan Mengambarkan kehidupan pekerja di pabrik, hubungan sosial pekerja, kehidupan ekonomi dan kesejahteraan buruh, pola kerja di pabrik, keterlibatan daam program pemberdayaan, alasan mengikuti program, harapan mengenai kegiatan pemberdayaan.
Sumber: Data Hasil Penelitian, April, 2016
55
Matriks 3.2 (Lanjutan...) 7.
Sardi
Mengambarkan kehidupan pekerja di pabrik, hubungan sosial pekerja, kehidupan ekonomi dan kesejahteraan buruh, pola kerja di pabrik, keterlibatan dalam program pemberdayaan, alasan mengikuti program, harapan mengenai kegiatan pemberdayaan.
8.
Wasti
Mengambarkan kehidupan pekerja pabrik dari segi perempuan, hubungan sosial pekerja, kehidupan ekonomi dan kesejahteraan buruh, pola kerja di pabrik, keterlibatan dalam program pemberdayaan, alasan mengikuti program, harapan mengenai kegiatan pemberdayaan.
9.
Sri Ningsih
Mengambarkan kehidupan pekerja pabrik dari segi perempuan, hubungan sosial pekerja, kehidupan ekonomi dan kesejahteraan buruh, pola kerja di pabrik, belum terlibatnya dalam program pemberdayaan, alasan tidak mengikuti, harapan mengenai kegiatan pemberdayaan.
10.
B Andi
Menggambarkan latar belakang, tujuan, visi misi, dan program BAPERMADES Kabupaten Kebumen. Pelaksanaan program P2MKM, Evaluasi kebermanfaatan P2MKM di masyarakat
11.
Munir
Menggambarkan latar belakang, tujuan, visi misi, dan program P2MKM yang dilaksanakan oleh BAPERMADES Kabupaten Kebumen. Pelaksanaan program P2MKM, Evaluasi kebermanfaatan P2MKM di masyarakat
Sumber: Data Hasil Penelitian, April, 2016