41
BAB III METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pendekatan pembelajaran MEAs terhadap peningkatan literasi matematis siswa. Berdasarkan pertimbangan bahwa kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya, maka tidak memungkinkan untuk mengambil sampel secara acak. Dengan demikian, peneliti hanya mengambil sampel yang telah dikelompokkan berdasarkan kelas yang telah terbentuk. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan studi quasi experimental. Ruseffendi (2005: 52) mengungkapkan bahwa pada studi ini subjek tidak diacak tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Adapun desain yang digunakan adalah pretest and post-test control group design. Penelitian ini terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan (X), yaitu pembelajaran dengan pendekatan ModelEliciting Activities. Sedangkan pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Desain kuasi eksperimen yang digunakan adalah desain kelompok kontrol non ekivalen (Ruseffendi, 2005: 52) sebagai berikut, Kelas Eksperimen
:
O
Kelas Kontrol
:
O
X
O O
Keterangan: O
: pretest dan postest kemampuan
X
: Pembelajaran Model-Eliciting Activities
---- : subjek tidak dikelompokkan secara acak
B. POPULASI DAN SAMPEL Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung. SMPN 9 termasuk ke dalam SMP Negeri cluster 2 di Kota Bandung. Dengan demikian, secara deskriptif dapat dijelaskan bahwa siswa SMP Negeri 9 Bandung memiliki rataIntan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
rata kemampuan menengah. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014. Sampel penelitian diambil sebanyak dua kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
teknik
pengambilan
sampel
berdasarkan
Pertimbangan tersebut berdasarkan informasi dari
pertimbangan
tertentu.
guru kelas VIII yang
menyatakan bahwa kedua kelas yang diambil tersebut memiliki kemampuan yang sama. Kedua kelas yang dimaksud yaitu kelas VIII.8 sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 siswa dan kelas VIII.10 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 siswa.
C. VARIABEL PENELITIAN Penelitian ini melibatkan tiga jenis variabel yang terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Adapun yang merupakan variabel bebas adalah pembelajaran yang digunakan, yaitu pembelajaran MEAs, variabel terikat adalah literasi matematis, serta variabel kontrolnya merupakan kemampuan awal matematis siwa (tinggi, sedang, rendah). Keterkaitan antara ketiga variabel tersebut disajikan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Keterkaitan Variabel Literasi Matematis, Pembelajaran MEAs dan KAM Kategori KAM Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (R) Total
Literasi Matematis PM (A) PK (B) LMAT LMBT LMAS LMBS LMAR LMBR LMA LMB
Keterangan: PM (A) : Pembelajaran Model-Eliciting Activities PK (B) : Pembelajaran konvensional
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
D. INSTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan awal matematis, tes literasi matematis dan lembar observasi. 1. Tes Kemampuan Awal Matematis (KAM) KAM adalah kemampuan matematis yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan. KAM ini digunakan sebagai kriteria penempatan siswa berdasarkan kemampuan awal matematisnya. Tes ini mencakup materi yang sudah dipelajari sebagai materi prasyarat sebelum proses pembelajaran berlangsung. Tes KAM berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 15 butir soal dengan empat alternatif jawaban. Berdasarkan hasil tes KAM tersebut, siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dikelompokkan ke dalam tiga kategori kemampuan awal, yaitu kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Kriteria pengelompokkan berdasarkan rata-rata dan simpangan baku, yaitu: KAM
siswa kelompok tinggi KAM
siswa kelompok sedang
KAM
siswa kelompok rendah
(Arikunto, 2009: 264).
Dari hasil perhitungan data tes KAM siswa, diperoleh
= 5,86 dan
=
1,3. Dengan demikian diperoleh kriteria pengelompokkan sebagai berikut: KAM ≥ 7,16
siswa kelompok tinggi
4,56 ≤ KAM < 7,16
siswa kelompok sedang
KAM < 4,56
siswa kelompok rendah
Tabel 3.2 berikut menyajikan jumlah siswa pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah pada masing-masing kelas eksperimen dan kontrol.
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori KAM Kelompok Tinggi Sedang
Pembelajaran MEAs Konvensional 9 9 18 18
Total 18 36
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Rendah Total
6 33
6 33
12 66
Perangkat tes KAM sebelumnya diujicobakan kepada siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 9 Bandung dengan tujuan untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Data yang diperoleh dari hasil uji coba tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007. a. Uji Validitas Butir Tes Perhitungan validitas butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sundayana, 2010): 1) Menghitung nilai korelasi setiap butir tes menggunakan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut,
rXY =
n XY X Y
n X
2
X n Y 2 Y 2
2
Keterangan : rXY
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X
= Skor item butir soal
Y
= Skor total testi
n
= Jumlah testi
2) Melakukan perhitungan uji-t untuk mengetahui keabsahan butir soal tersebut. t hitung
r n2 1 r 2
Keterangan : r = Koefisien korelasi 3) Mencari nilai ttabel ttabel = tα (dk = n-2) 4) Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut: Jika thitung > ttabel, maka butir soal valid Jika thitung ≤ ttabel, maka butir soal tidak valid Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
b. Uji Reliabilitas Tes Untuk mengetahui koefisien reliabilitas perangkat tes bentuk uraian, digunakan rumus Alpha Cronbach’s sebagai berikut (Suherman, 2003: 154), 2 n s i 1 r11 = st 2 n 1
Keterangan : Reliabilitas tes secara keseluruhan
r11
:
n
: Banyak butir soal (item)
s
2 i
s2 t
:
Jumlah varians skor tiap item
:
Varians skor total
dengan rumusan varian sebagai berikut:
x x n
2
2
s2
n
c. Uji Daya Pembeda Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah (Suherman, 2003:160), DP
JB A JB B JS A
DP
JB A JB B JS B
atau
Keterangan: DP
: Daya pembeda
JBA
:
Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas
JBB
: Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah
JSA
: Jumlah siswa kelompok atas
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
JSB
: Jumlah siswa kelompok bawah
d. Uji Tingkat Kesukaran Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan indeks kesukaran (Difficulty Index) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Suherman, 2003: 170), IK
JB A JB B JS A JS B
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil uji coba tersebut, rekapitulasi hasil uji coba tes KAM disajikan pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes KAM Validitas Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Reliabilitas
Tinggi
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
DP Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
IK Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang
Setelah dilakukan uji coba dan berdasarkan analisis data tes KAM, maka keseluruhan soal yang diujicobakan tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian, karena telah memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian. Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
2. Tes Literasi Matematis Tes literasi matematis dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal literasi. Tes ini diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol. Sebelum digunakan untuk pretes dan postes, perangkat tes ini terlebih dahulu diuji validitas isi dan validitas muka oleh dosen pembimbing. Selanjutnya perangkat tes diujicobakan kepada siswa kelas IX.5 SMPN 9 Bandung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari perangkat tes tersebut. Data yang diperoleh dari hasil uji coba tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007. Adapun kriteria pemberian skor tes literasi matematis ini berpedoman pada penskoran yang diadaptasi dari Quasar General Rubric (Aini, 2013: 32) yang disajikan pada Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Literasi Matematis Siswa Kemampuan yang Diujikan pada Komponen Proses Mampu Mampu Menggunakan Konsep, Menafsirkan (Interpret) Merumuskan Fakta, Prosedur dan Panalaran Matematika untuk Masalah dalam Matematika Memecahkan Masalah Skor Secara Matematis Respon siswa Tidak Tidak ada jawaban, kalaupun ada Salah sama sekali/tidak 0 menjawab menunjukkan tidak memahami menjawab sama sekali konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa Salah Menggunakan informasi yang tidak Memberikan hasil akhir 1 merumuskan relevan, gagal mengidentifikasi tetapi tidak memberikan masalah bagian yang penting, strategi yang alasan/penjelasan sama secara digunakan tidak tepat, fakta yang sekali matematis diberikan tidak lengkap, susah diidentifikasi atau tidak sistematis Benar dalam Mengidentifikasi beberapa bagian penting Memberikan ilustrasi melalui 2 merumuskan secara matematis tetapi tidak
dalam permasalahan tetapi hanya menunjukkan sedikit pemahaman akan hubungan kedua bagian tersebut, menunjukkan fakta dari proses
model/ mengetahui fakta/ mengetahui sifat serta hubungan-hubungan dari fakta-fakta yang ada, dan
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
lengkap
perhitungan tetapi kurang lengkap dan tidak sistematis
dapat menafsirkan lemah argumennya
tetapi
Kemampuan yang Diujikan pada Komponen Proses Mampu Mampu Menggunakan Konsep, Menafsirkan (Interpret) Merumuskan Fakta, Prosedur dan Panalaran Matematika untuk Masalah dalam Matematika Memecahkan Masalah Skor Secara Matematis Respon siswa Benar Menggunakan informasi yang Memberikan ilustrasi 3 merumuskan relevan, mengidentifikasi beberapa melalui model/ masalah bagian dan menunjukkan secara mengetahui fakta/ secara general hubungan antara bagian- mengetahui sifat serta matematis bagian tersebut, memberikan fakta- hubungan-hubungan dari fakta yang jelas dalam proses fakta-fakta yang ada, dan perhitungan dan sistematis, memberikan argumen jawaban mendekati benar yang kuat untuk menarik suatu kesimpulan Menggunakan informasi yang 4 relevan, mengidentifikasi semua bagian yang penting dan menunjukkan secara general hubungan antara bagian-bagian tersebut, memberikan fakta-fakta yang jelas dalam proses perhitungan, sisematis dan jawaban benar Maksimal 3 Maksimal 4 Maksimal 3 a. Uji Validitas Butir Tes Suatu alat evaluasi dikatakan valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu (Suherman, 2003: 103). Adapun validitas butir tes yaitu menentukan keabsahan tes berdasarkan tiap butir yang terdapat dalam tes tersebut. Perhitungan validitas butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sundayana, 2010): 1) Menghitung nilai korelasi setiap butir tes menggunakan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut,
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
rXY =
n XY X Y
n X
2
X n Y 2 Y 2
2
Keterangan : rXY
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X
= Skor item butir soal
Y
= Skor total testi
n
= Jumlah testi
2) Melakukan perhitungan uji-t untuk mengetahui keabsahan butir soal tersebut. t hitung
r n2 1 r 2
Keterangan : r = Koefisien korelasi 3) Mencari nilai ttabel ttabel = tα (dk = n-2) 4) Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut: Jika thitung > ttabel, maka butir soal valid Jika thitung ≤ ttabel, maka butir soal tidak valid Peneliti juga mempertimbangkan klasifikasi koefisien validitas butir soal sebagai penentu dipakai atau tidaknya butir soal tesebut. Sebagai kriteria klasifikasi dalam menginterprestasikan derajat validitas digunakan kriteria menurut Guilford (Suherman, 2003: 113). Dalam hal ini rxy diartikan sebagai koefisien validitas. Tabel 3.5 berikut menyajikan klasifikasi koefisien validitas secara lengkap. Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisian Validitas Koefisien Validitas
Interpretasi
0,90 < rxy ≤ 1,00
Sangat tinggi
0,70 < rxy ≤ 0,90
Tinggi
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
0,40 < rxy ≤ 0,70
Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40
Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20
Sangat rendah
Jika koefisien validitas butir soal tersebut rendah atau sangat rendah, maka soal
tersebut tidak dipakai dalam penelitian. Rekapitulasi hasil uji validitas
butir tes literasi matematis disajikan dalam Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Data Hasil Uji Validitas Butir Tes Literasi Matematis Nomor Koefisien t Hitung t Tabel Kriteria Soal (rxy)
Klasifikasi
1
0,48
3,05
2,04
Valid
Cukup
2 3 4
0,68 0,60 0,58
5,13 4,17 3,89
2,04 2,04 2,04
Valid Valid Valid
Cukup Cukup Cukup
5
0,68
5,16
2,04
Valid
Cukup
6a 6b 7
0,57 0,79 0,76
3,82 7,23 6,38
2,04 2,04 2,04
Valid Valid Valid
Cukup Tinggi Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa semua soal literasi matematis telah memenuhi kriteria yang memadai untuk digunakan dalam penelitian.
b. Uji Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah derajat konsistensi atau keajegan suatu instrumen. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas perangkat tes bentuk uraian, digunakan rumus Alpha Cronbach’s sebagai berikut (Suherman, 2003: 154),
n s i 1 r11 = n 1 st 2
2
Keterangan : Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
r11
n
Reliabilitas tes secara keseluruhan
:
: Banyak butir soal (item)
s s2 t
2 i
:
Jumlah varians skor tiap item
:
Varians skor total
dengan rumusan varian si 2 sebagai berikut:
x x n
2
2
s2
n
Sebagai kriteria klasifikasi dalam menginterprestasikan derajat reliabilitas digunakan kriteria menurut Guilford (Suherman, 2003: 139). Dalam hal ini r11 diartikan sebagai koefisien reliabilitas. Tabel 3.7 berikut menyajikan
klasifikasi koefisien reliabilitas secara lengkap.
Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas
Interpretasi
r11 ≤ 0,20
Sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40
Rendah
0,40 < r11 ≤ 0,70
Sedang
0,70 < r11 ≤ 0,90
Tinggi
0,90 < r11 ≤ 1,00
Sangat tinggi
Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tes literasi matematis siswa tersaji pada Tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8 Data Hasil Uji Reliabilitas Tes Literasi Matematis rhitung
Kriteria
Kategori
0,80
Reliabel
Tinggi
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
Berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa soal literasi matematis telah memenuhi kriteria yang memadai untuk digunakan dalam penelitian.
c. Uji Daya Pembeda Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut dalam membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suherman, 2003 : 159). Daya pembeda dihitung dengan membagi siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas untuk siswa yang berkemampuan tinggi dan kelompok bawah untuk siswa yang berkemampuan rendah. Jika n > 30, maka pembagiannya 27% untuk kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah. Sedangkan jika n ≤ 30, maka pembagiannya 50% untuk kelompok atas dan 50% untuk kelompok bawah (Sundayana, 2010: 79). Berikut rumus untuk menentukan daya pembeda. DP
x A xB IA
(Purnomo, 2011:24)
Keterangan: DP
: Daya pembeda : Rerata skor kelompok atas : Rerata skor kelompok bawah : Jumlah skor ideal butir soal salah satu kelompok Interprestasi hasil perhitungan daya pembeda berdasarkan klasifikasi yang
dikemukakan Suherman (2001: 161).. Tabel 3.9 berikut menyajikan klasifikasi koefisien daya pembeda secara lengkap.
Tabel 3.9 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda Daya Pembeda
Interpretasi
DP ≤ 0,00
Sangat Jelek
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
0,00 < DP ≤ 0,20
Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
Baik
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat Baik
Rekapitulasi hasil uji daya pembeda tes literasi matematis tersaji pada Tabel 3.10 berikut. Tabel 3.10 Data Hasil Uji Daya Pembeda Tes Literasi Matematis Nomor Soal
Koefisien Daya Pembeda
Interpretasi
1 2 3 4 5 6a 6b 7
0,44 0,36 0,47 0,47 0,44 0,67 0,50 0,64
Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik
d. Uji Tingkat Kesukaran Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan indeks kesukaran (Difficulty Index) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, TK
x SMI
(Suparlan, 2005: 36)
Keterangan: TK
: tingkat kesukaran : rerata skor (mean)
SMI
: Skor maksimum ideal
Untuk menginterprestasi koefisien indeks kesukaran digunakan klasifikasi berikut (Suherman, 2001: 171). Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Tabel 3.11 Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran
Kategori
IK < 0,3
Sukar
0,3 ≤ IK ≤ 0,7
Sedang
IK > 0,7
Mudah
Rekapitulasi hasil uji tingkat kesukaran tes literasi matematis tersaji pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Literasi Matematis Nomor Soal
Koefisien Indeks Kesukaran
Interpretasi
1 2 3 4 5 6a 6b 7
0,55 0,29 0,59 0,51 0,67 0,66 0,38 0,40
Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil uji coba soal literasi matematis tersebut, rekapitulasi hasil analisis data uji coba tes literasi matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Tes Literasi Matematis Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Validitas Cukup Cukup
3 Nomor Soal 4 5 6a 6b 7
Cukup Validitas Cukup Cukup Cukup Tinggi Tinggi
Reliabilitas Tinggi
Reliabilitas
Tinggi
Nomor Soal 1 2
DP Baik Cukup
IK Sedang Sukar
Kesimpulan Dipakai Dipakai
Baik
Sedang
Dipakai
DP Baik Baik Baik Baik Baik
IK Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Kesimpulan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Setelah dilakukan uji coba dan berdasarkan analisis data tes literasi, maka keseluruhan soal yang diujicobakan digunakan sebagai instrumen penelitian, karena telah memenuhi kriteria untuk dijadikan alat ukur dalam penelitian.
3. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama berlangsungnya proses pembelajaran. Observasi ditujukan untuk kelas dengan pembelajaran MEAs. Observasi tehadap siswa dilakukan oleh peneliti, sedangkan observasi terhadap guru dilakukan oleh guru matematika disekolah tersebut.
4. Bahan Ajar Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku di lapangan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bahan ajar disusun dalam bentuk Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang memuat materi dari kelas VIII semester 2, yaitu bangun ruang sisi datar. Isi dari LAS disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran MEAs yang diarahkan untuk meningkatkan literasi matematis siswa. Setiap pertemuan memuat satu pokok bahasan yang dilengkapi dengan lembar aktivitas siswa (LAS).
E. PROSEDUR PENELITIAN Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Secara garis besar, pelaksanaan penelitian ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1.
Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan studi kepustakaan tentang literasi matematis dan pendekatan pembelajaran Model-Eliciting Activities. b. Melakukan observasi pembelajaran di sekolah dan berkonsultasi dengan guru matematika untuk menentukan waktu dan teknis pelaksanaan penelitian. c. Menyusun instrumen penelitian (tes KAM, tes literasi matematis, serta lembar observasi aktivitas guru dan siswa), dan perangkat pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Aktivitas Siswa). d. Melakukan validasi instrumen dengan dosen pembimbing dan pakar yang kompeten, kemudian melakukan uji coba instrumen tes KAM dan tes literasi matematis serta menganalisis hasil uji coba tersebut.
2.
Tahap Pelaksanaan Tahap ini diawali dengan pemberian tes Kemampuan Awal Matematis
(KAM) kepada kedua kelas dengan tujuan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan awal matematis yang dimilikinya sebelum pembelajaran dilaksanakan. Berikutnya dilanjutkan dengan pelaksanaan pretes (tes awal) di kedua kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan literasi matematis siswa sebelum pembelajaran berlangsung. Setelah pelaksanaan pretes, tahap berikutnya adalah pelaksanaan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran MEAs, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Tahapan pelaksanaan ini diakhiri dengan pemberian postes (tes akhir) pada kelas eksperiman dan kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan literasi matematis siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
F. TEKNIK PENGOLAHAN DATA Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS 20. Data berupa hasil tes kemampuan dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah skor pretes, postes dan normalized gain (N-Gain). Rumus dari normalized gain (gain ternormalisasi) disajikan sebagai berikut.
(Meltzer, 2002). Hasil
perhitungan
gain
ternormalisasi
diinterpretasikan
dengan
menggunakan kriteria menurut Hake (1999) sebagai berikut.
Tabel 3.14 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor N-Gain
Interpretasi
g > 0,70
Tinggi
0,3 < g ≤ 0,70
Sedang
g ≤ 0,30
Rendah
Setelah diperoleh gain ternormalisasi, langkah selanjutnya adalah melakukan uji statistik untuk mengetahui perbedaan peningkatan literasi matematis antara kelas eksperimen dan kontrol. Sebelum melakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi statistik, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas varians.
1. Uji Asumsi Statistik a.
Uji Normalitas Pengujian normalitas data pretes, postes dan N-gain literasi matematis
siswa dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesisnya adalah: H0: Data berdistribusi normal Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
H1: Data tidak berdistribusi normal Perhitungan
uji
normalitas
dilakukan
dengan
menggunakan
uji
kolmogorov smirnov-z. Dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak. Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima. b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas varians data pretes, postes dan N-gain antara kelas eksperimen dan kontrol dilakukan untuk mengetahui apakah varians data kedua kelompok sama atau berbeda. Adapun rumusan hipotesisnya adalah: H0 : Varians data kedua kelas homogen H1 : Varians data kedua kelas tidak homogen Keterangan: : varians kelas eksperimen : varians kelas kontrol Perhitungan uji homogenitas varians data pretes, postes dan N-gain menggunakan uji statistik levene test. Dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak. Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima.
2. Uji Hipotesis a. Uji Perbedaan Rata-rata Pretest Jika data pretest berdistribusi normal dan homogen, maka uji perbedaan rata-rata data pretest menggunakan uji-t (independent sample t-test). Namun jika data pretest berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka perhitungannya menggunakan uji-t’
atau dalam output SPSS yang
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
diperhatikan adalah equal varians not assumed. Sedangkan jika data pretest tidak berdistribusi normal, maka perhitungan uji dua rata-rata menggunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji Man-Whitney U. Rumusan hipotesisnya adalah: H0 : Rata-rata skor pretest kedua kelas tidak berbeda H1 : Rata-rata skor pretest kedua kelas berbeda Keterangan:
: Rata-rata skor pretes kelas eksperimen : Rata-rata skor pretes kelas kontrol
Adapun langkah-langkah perhitungan uji perbedaan rata-rata skor pretest menggunakan uji-t sebagai berikut, Dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak. Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima. b. Uji Perbedaan Rata-rata N-Gain Untuk menguji hipotesis penelitian yang pertama, yaitu “Peningkatan literasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional,“ dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut: H0 : H1 : Keterangan: : Rata-rata peningkatan literasi matematis siswa kelas eksperimen : Rata-rata peningkatan literasi matematis siswa kelas kontrol Dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak. Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima. c. Uji Perbedaan Rata-rata N-gain Berdasarkan KAM Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Uji ini dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata peningkatan literasi matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kategori KAM. Untuk menguji hipotesis penelitian yang kedua ini, yaitu “Peningkatan literasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik dibandingkan
dengan
siswa
yang
pembelajarannya
menggunakan
pembelajaran konvensional bila ditinjau dari kategori KAM siswa (tinggi, sedang, dan rendah),“ dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut: H0 : H1 : Keterangan: : Rata-rata peningkatan literasi matematis siswa kelas eksperimen : Rata-rata peningkatan literasi matematis siswa kelas kontrol i = 1, 2, 3 (KAM) Dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak. Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima. d. Uji Anova Dua Jalur Uji anova dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata peningkatan literasi matematis siswa berdasarkan kategori KAM pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis penelitian yang ketiga, yaitu “Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan KAM siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan literasi matematis siswa,“ dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut: H0
: Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan KAM siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan literasi matematis.
H1
:
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan KAM siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan literasi matematis. Keterangan: i = 1, 2 (model pembelajaran) j = 1, 2, 3 (KAM) Dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak. Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima. Untuk menjawab hipotesis ketiga tersebut, informasi yang digunakan dari tabel anova dua jalur adalah data dari baris source kelas*KAM. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi (Sig) dengan nilai α.
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Intan Nela Nurhayati, 2014 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu