BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas III SDN Ngurenrejo Kecamatan Wedarijaksa , Kabupaten Pati yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. 3.2. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ngurenrejo yang merupakan SD di daerah pedesaan berada di bawah naungan UPT Disdikcam Kecamatan Wedarijaksa. 3.3. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan objek dalam penelitian yang dilakukan. Variabel dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar IPS dan metode pembelajaran Make A Match 3.4. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data a.
Siswa Sumber data siswa didapatkan dari hasil observasi sistematik selama pelaksanaan siklus I dan II, evaluasi dan lembar aktivitas siswa yang diamati pengamat, dan catatan lapangan.
b.
Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru yang diamati oleh pengamat dan catatan lapangan.
c.
Data Dokumen Sumber data yang diambil dari hasil belajar siswa yang telah lalu dan berupa foto kegiatan pembelajaran.
d.
Tes hasil belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS setelah dilakukan tindakan. 13
14
2. Jenis data a.
Data kuantitatif Berupa data yang menunjukkan jumlah yang dapat dihitung dan berbentuk angka, seperti nilai tes siswa. Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPS yang diperoleh siswa.
b.
Data Kualitatif Berupa data yang menunjukkan aktivitas belajar dalam pembelajaran. Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru melalui metode pembelajaran Make A Match.
3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meliputi teknik tes dan non tes. Teknik tes berupa tes tertulis dengan alat pengumpul data berupa soal. Teknik non tes berupa observasi, dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi. a.
Observasi Observasi dalam penelitian ini adalah berisi catatan yang menggambarkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran Make A Match . Observasi juga dilakukan kepada guru yang sedang mengajar IPS melalui metode pembelajaran Make A Match dengan lembar pengamatan.
b.
Tes Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dikerjakan siswa secara individual setelah mempelajari suatu materi. Tes ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada siklus I, siklus siklus II.
c.
Dokumentasi Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara kongkrit mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung.
15
3.5. Teknik Analisis Data Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran serta aktivitas guru dalam pembelajaran. 3.6. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan lebih dari 80% siswa kelas III SDN Ngurenrejo mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai ≥65 sehingga prestasi belajar IPS mencapai rata-rata 70 atau lebih setelah menggunakan metode pembelajaran Make A Match. 3.7. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun penjelasan langkah-langkah dua siklus tersebut sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Peneliti menentukan materi yang akan diajarkan pada siklus I Mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran.. 2) Menyiapkan RPP, lembar observasi, tes hasil belajar, catatan hasil belajar, kartu pertanyaan (soal), kartu jawaban dan lembar wawancara untuk guru dan siswa. 3)
Menyiapkan media pembelajaran
b. Tindakan 1)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Guru mengadakan appersepsi tetang kerjasama. 3) Guru menjelaskan langkah-langkah tentang metode pembelajaran Make A Match. 4) Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf U dan membagi siswa menjadi tiga kelompok yaitu kelompok pertanyaan, kelompok jawaban, dan kelompok penilai. Kelompok pertanyaan duduk berhadapan dengan kelompok
16
jawaban dan kelompok penilai duduk menghadap ke kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban. 5) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siap menerima pelajaran dengan metode Make A Match. 6) Guru menjelaskan materi tentang kerjasama.. 7) Guru menerapkan metode pembelajaran kooperatif Make A Match yaitu membentuk kelompok pertanyaan, kelompok jawaban , dan kelompok penilai. 8) Guru memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban pada dua kelompok, setiap siswa memahami kartu yang dipegang dan memprediksi jawaban kartu yang dipegang. 9) Guru membunyikan peluit pertanda siswa mulai mencari pasangan kartu yang dipegangnya. Jika siswa sudah menemukan pasangannya, kemudian berdiskusi tentang kartunya dan menuju kelompok penilai. 10) Kelompok penilai mendiskusikan jawaban yang sudah diserahkan, setiap pasangan yang dinyatakan cocok antara kartu soal dan kartu jawaban membacakan hasilnya di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain. 11) Guru membimbing siswa membuat rangkuman/kesimpulan dari hasil kegiatan kelompok. 12) Siswa mengerjakan soal-soal pos tes secara individu. 13) Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi. 14) Guru memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut: sebutkan nama-nama suku bangsa yang ada di Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan beserta nama rumah adatnya! c. Observasi Observasi yang dilakukan di sini adalah pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan siswa selama penelitian berlangsung, dan juga untuk mengetahui hasil belajar siswa. d. Refleksi Setelah selesai pembelajaran siklus I, refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil yang diperoleh pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Jika hasil perolehan nilai tes formatif belum mencapai nilai ketuntasan maka
17
peneliti merasa perlu melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu siklus II. 2. Siklus II a.
Perencanaan 1)
Peneliti menentukan materi yang akan diajarkan pada siklus II
2)
Mengondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran.
3)
Menyiapkan RPP, lembar observasi, tes hasil belajar, catatan hasil belajar, kartu pertanyaan ( soal), kartu jawaban.
4)
Menyiapkan media pembelajaran: peluit, alat tulis, kertas,dan gambargambar yang relevan dengan materi kerjasama.
b.
Tindakan 1)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2)
Guru mengadakan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang bentuk bentuk kerjasama?
3)
Guru menjelaskan langkah-langkah tentang metode pembelajaran Make A Match .
4)
Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf U dan membagi siswa menjadi tiga kelompok yaitu kelompok pertanyaan, kelompok jawaban, dan kelompok penilai. Kelompok pertanyaan duduk berhadapan dengan kelompok jawaban dan kelompok penilai duduk menghadap ke kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban.
5)
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siap menerima pelajaran dengan metode Make A Match.
6)
Guru menjelaskan materi tentang bentukbentuk kerjasama.
7)
Guru menerapkan metode pembelajaran kooperatif Make A Match yaitu membentuk kelompok pertanyaan, kelompok jawaban , dan kelompok penilai.
8)
Guru memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban pada dua kelompok, setiap siswa memahami kartu yang dipegang dan memprediksi jawaban kartu yang dipegang.
18
9)
Guru membunyikan peluit pertanda siswa mulai mencari pasangan kartu yang dipegangnya. Jika siswa sudah menemukan pasangannya, kemudian berdiskusi tentang kartunya dan menuju kelompok penilai.
10) Kelompok penilai mendiskusikan jawaban yang sudah diserahkan, setiap pasangan yang dinyatakan cocok antara kartu soal dan kartu jawaban membacakan hasilnya di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain. 11) Guru membimbing siswa membuat rangkuman / kesimpulan dari hasil kegiatan kelompok. 12) Siswa mengerjakan soal-soal pos tes secara individu. 13) Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi. 14) Guru memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut: c.
Observasi Pengamatan dilakukan selam tindakan berlangsung yang mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan menggunakan lembar pengamatan. Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan pembelajaran, apakah telah sesuai dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru.
d. Refleksi Diskusi bersamaguru dan pengamat tentang pelaksanaan pembelajaran. Apakah pelaksanaan telah membawa hasil peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Ngurenrejo. Dan masih adakah kekeurangan dari peleksanaan siklus ini? Jika di rasa sudah tidak ada kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa telah memenuhi indikator kenerhasilan maka tindakan berakhir. Namun jika masih ada kekeurangna dalam pelaksanaan pembelajaran dan belum ada peningkatan aktivitas belajar siswa maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya dan langkah-langkahnya seperti siklus sebelumya.