BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kuantitatif yaitu
penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angkaangka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti katakata atau kalimat yang tersusun dalam angket. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dan menurut Sugiyono (2008:55) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan dalam hal ini hubungan tersebut bersifat kausal dimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Dalam Sinopsis Tuani Panggabean, Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala pengukuran. Suatu pernyataan/ pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, di mana masing-masing : sangat setuju diberi angka 5, sangat setuju 4, setuju 3, kurang setuju 2, tidak setuju dan sangat tidak setuju 1 (Sugiyono, 2002:7). Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal, standar dan bersifat mengukur (Sukmadinata,2006: 95).
35
36
3.2
Diskripsi Populasi dan Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi Menurut Sugiyono (2010:80) Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dalam penelitian ini, populasi penelitian mengacu pada masyarakat umum kota Surabaya yang merokok Diplomat Mild. Karena populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh orang yang merokok Diplomat Mild di kota Surabaya jumlahnya sangat banyak, maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini. 3.2.2
Sampel Menurut Sugiyono (2010:81) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan cara purposive sampling. Teknik purposive sampling menurut Sugiyono (2010:218), “Teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Dikarenakan responden harus memiliki syarat pernah merokok Diplomat Mild minimal 1 pack. Populasi dalam penelitian ini meliputi penduduk kota Surabaya yang pernah merokok produk rokok merek Diplomat Mild. Menurut Roscoe dalam Jibran (2010:29) dalam blog http://ravsanjani.blogspot.com/ mengusulkan aturan sebagai berikut untuk menentukan ukuran sampel :
37
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. 2. Dimana sampel dipecah kedalam sub sampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat. 3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi. 4. Untuk penelitian eksprimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat (match pris, dan sebagainya) penelitian yang sukses adalah mungkin dengan sampel ukuran kecil antara 10 hingga 20. Berdasarkan teori menurut Roscoe, maka besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan sampel sebanyak 77 orang yang diperoleh dari 11 dikalikan dengan 7 variabel.
3.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.3.1
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:38), variabel penelitian merupakan segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh
informasi
tentang
hal
tersebut,
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan enam variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu :
38
1.
Independent Variable (X) Independent variable (variabel bebas) Menurut Sugiyono (2010:33) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Ada 6 Variabel independent dalam penelitian ini yaitu : 1. Kinerja (performance) 2. Keistimewaan tambahan (Features) 3. Kesesuaian produk dengan spesifikasi (Conformance to specifications) 4. Keandalan (Reliability) 5. Daya tahan (Durability) 6. Estetika (Aesthetic)
2. Dependent Variable (Y) Dependent Variable sering disebut variabel terikat. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. 3.3.2
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1.
Variabel bebas (independent), yang terdiri dari : Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini menurut Tjiptono (2008:68) antara lain :
39
1.
Kinerja (performance) (X1)
Kinerja (performance) adalah Karakteristik operasi dasar dari suatu produk, misalnya kecepatan pengiriman paket titipan kilat, ketajaman gambar dan warna sebuah TV, serta kebersihan masakan di restoran. Jadi indikator dari kinerja (performance) yang akan diteliti untuk produk rokok Diplomat Mild adalah : a. Rokok Diplomat Mild memiliki jenis rasa yang saya sukai. b. Rokok Diplomat Mild memiliki aroma yang saya sukai. c. Hisapan rokok Diplomat Mild sesuai dengan selera saya. d. Harga rokok Diplomat Mild sebanding dengan kualitasnya. e. Rokok Diplomat Mild tersedia dimana-mana. f. Kandungan tar nikotin ringan sehingga saya merokok Diplomat Mild. 2.
Keistimewaan tambahan (Features) (X2)
Keistimewaan tambahan (Features) adalah Karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman pemakaian produk. Contohnya AC mobil dan koleksi tambahan aneka nada panggil pada telepon genggam. Jadi indikator dari keistimewaan tambahan (Features) yang akan diteliti untuk produk rokok Diplomat Mild adalah a. Kertas pembungkus rokok
Diplomat Mild bagian dalam
”Aluminium Foil” dapat melindungi rokok sehingga rasa tetap terjaga/ tidak mudah masuk angin. b. Tear Tape (Pembuka plastic kemasan) rokok mempermudah dalam membuka kemasan rokok.
Diplomat Mild
40
c. Kemasan rokok Diplomat Mild kuat/ kokoh sehingga tidak mudah penyok atau rusak. 3.
Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to specification) (X3)
Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to specification) adalah tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan. Misalnya kesesuaian antara ukuran sepatu dengan standar yang berlaku. Jadi indikator dari Kesesuaian produk dengan spesifikasi (Conformance to specification) yang akan diteliti untuk produk rokok Diplomat Mild adalah a. Harga rokok Diplomat Mild yang berlaku di pasar sesuai dengan harga yang tertera di pita cukai pada kemasan. b. Kandungan Tar Nikotin dalam rokok Diplomat Mild sesuai dengan jenis rokok Mild pada umumnya. c. Mencantumkan peringatan kesehatan akibat merokok pada kemasan rokok Diplomat Mild yang sesuai dengan peraturan pemerintah. d. Jumlah batang rokok Diplomat Mild dalam setiap kemasan sesuai dengan keterangan yang tertera pada kemasan. 4.
Keandalan (Reliability) (X4)
Keandalan (Reliability) adalah probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin andal produk bersangkutan. Jadi indikator dari Keandalan (Reliability) yang akan diteliti untuk produk rokok Diplomat Mild adalah
41
a. Konsistensi rasa rokok Diplomat Mild tetap terjaga/ tidak berubah antar batang dalam satu kemasan. b. Konsistensi rasa rokok Diplomat Mild tetap terjaga/ tidak berubah antar kemasan. 5.
Daya tahan (Durability) (X5)
Daya tahan (Durability) adalah jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan barus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk. Baterai merupakan salah satu contoh produk yang kerap kali menekankan aspek daya tahan. Jadi indikator dari daya tahan (Durability) yang akan diteliti untuk produk rokok Diplomat Mild adalah a. Daya tahan rasa atau aroma rokok Diplomat Mild antar batang tetap terjaga/ tidak berubah meskipun kemasan telah terbuka beberapa jam. b. Setiap membeli rokok saya selalu mendapatkan rokok Diplomat Mild dalam keadaan baru (tidak terdapat bercak pada batang rokok, warna kemasan tidak kusam, dan rasa tidak hambar). 6.
Estetika (Aesthetic) (X6)
Estetika (Aesthetic) adalah menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera. Jadi indikator dari estetika (Aesthetic) yang akan diteliti untuk produk rokok Diplomat Mild adalah a. Kombinasi warna pada kemasan rokok Diplomat Mild pas atau sesuai. b. Bentuk Logo atau tulisan Diplomat Mild bagus atau menarik.
42
c. Tulisan ”Diplomat Mild” pada kemasan rokok timbul sehingga menarik. d. Design kemasan rokok Diplomat Mild secara keseluruhan menarik. 2.
Variabel terikat (dependent) (Y) Yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Menurut Philip Kotler (2007:223) Keputusan Pembelian yaitu : “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”. Jadi indikator Keputusan pembelian yang akan diteliti untuk produk rokok Diplomat Mild adalah a. Rokok Diplomat Mild adalah produk rokok baru sehingga patut dicoba. b. Saya membeli rokok merokok Diplomat Mild karena ajakan teman saya. c. Saya membeli rokok Diplomat Mild karena harga sesuai dengan harapan saya. d. Saya membeli rokok Diplomat Mild karena kualitas sesuai dengan harapan saya. e. Saya membeli rokok Diplomat Mild karena produk baru yang perlu dicoba. f. Saya membeli rokok Diplomat Mild karena promosinya yang menarik. g. Saya membeli rokok Diplomat Mild karena design yang menarik.
43
3.3.3
Skala Pengukuran Variabel Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal, menurut
Sugiyono (2010:17) skala ordinal yaitu skala yang tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya. Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono 2010:93). Untuk menghindari jawaban bias karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah, maka hanya digunakan 4 pilihan jawaban responden dengan menghilangkan pilihan “netral” dalam kuesioner. Sehingga pilihan jawaban menjadi: 1. Untuk jawaban “STS” sangat tidak setuju diberi nilai = 1 2. Untuk jawaban “TS” tidak setuju diberi nilai = 2 3. Untuk jawaban “S” setuju diberi nilai = 3 4. Untuk jawaban “SS” sangat setuju diberi nilai = 4
44
3.4
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data serta keterangan yang diperlukan dalam
penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang relevan untuk memecahkan dan menganalisis masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Maka cara yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Study Pustaka (Library Research) Penelitian dilakukan dengan mencari data-data yang diperlukan dimana berhubungan dengan masalah dalam pembahasan skripsi ini serta bahan bacaan lainnya yang ada hubungannya dengan objek pembahasan.
2.
Study Lapangan (Field Research) Penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data primer atau informasi mengenai keadaan sebenarnya dari objek penelitian tersebut. Penelitian lapangan ini diperoleh dengan cara: a. Wawancara (interview) Mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan mengenai masalah yang dibahas dalam hal ini perokok Diplomat Mild. b. Kuesioner Kuesioner melalui sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui terkait objek penelitian. Kuesioner yang disebarkan bersifat tertutup dan merupakan kuesioner dengan skala Likert.
45
3.4.1 Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010:136) dalam web repository.upi.edu : “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini berupa lembaran kuesioner yang akan ditujukan kepada konsumen rokok Diplomat Mild. Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk mencari informasi data yang lengkap mengenai kualitas produk rokok Diplomat Mild.
3.5
Teknik Keabsahan Data
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1.1 Uji Validitas Menurut Ghozali (2005:87) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validiatas dari indikator dianalisis menggunakan df (degree of freedom) dengan rumus df = n-k, dimana n = jumlah sampel, k = jumlah variabel independen. Jadi df yang digunakan adalah 77 - 6 = 71 dengan alpha sebesar 5%, maka menghasilkan nilai r tabel (uji dua sisi) sebesar 0,230 dengan ketentuan :
46
Hasil r hitung > r tabel (0,230) = valid Hasil r hitung < r tabel (0,230) = tidak valid Jika r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item – Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid. 3.5.1.2 Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2005:87) Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapatdikatakan bahwa tidak reliabel. Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah variabel dikatakan reliabel, apabila (Ghozali,2005:88) : Hasil Alpha Cronbach > 0,60 = reliabel Hasil Alpha Cronbach < 0,60 = tidak reliable
Alpha cronbach. Suatu
47
3.6
Teknis Analisis Data
3.6.1 Uji Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005:110) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan analisis grafik normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.6.1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas
yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama
dengan nol (0). Multikolonieritas dideteksi dengan menggunakan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
48
tolerance
yang rendah sama dengan nilai
VIF
yang tinggi
(karena
VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2005: 92). 3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Gujarati dalam Imam Ghozali, (2005:108) “Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas”. Jika p value ≥ 0,05 tidak signifikan berarti tidak terjadi heteroskedastisitas artinya model regresi lolos uji heteroskedastisitas. 3.6.2
Analisis Regresi Linear Berganda
3.6.2.1 Persamaan Regresi Linear Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas yang akan mempengaruhi variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat enam variabel bebas (dependent) dan satu variabel terikat (independent), maka alat analisis yang dipakai adalah analisis regresi berganda dengan rumus matematis (Sugiyono,2008:277) adalah sebagai berikut:
49
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Dimana : Y
: Keputusan pembelian
a
: Konstanta
b1,b2,b3,b4,b5 dan b6
: Koefisien regresi
X1
: Kinerja (performance)
X2
: Keistimewaan tambahan (Features)
X3
: Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to specifications)
X4
: Keandalan (Reliability),
X5
: Daya tahan (Durability),
X6
: Estetika (Aesthetic)
e
: stadart error
3.6.2.2 Analisis Koefisien Determinasi Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya pengaruh untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R²). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Selanjutnya nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependent (Ghozali, 2005:250). Sedangkan untuk besar pengaruh secara parsial dapat terlihat dari nilai r² dari masing- masing variabel bebasnya.
50
3.6.3 Uji Hipotesis 3.6.3.1 Uji Pengaruh Simultan (Uji F) Menurut Sugiyono (2005:250), uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan α = 0,05 ,maka cara yang dilakukan adalah : a.
Bila (P-Value) < 0,05 Artinya variabel independent secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependent.
b.
Bila (P-Value) > 0,05 Artinya variabel independent secara simultan (bersama-sama) tidak mempengaruhi variabel dependent.
3.6.3.2
Uji Pengaruh Parsial (Uji t) Menurut Sugiyono (2005:223), uji t digunakan untuk mengetahui
masing - masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing – masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan α = 0,05, maka cara yang dilakukan adalah : Bila (P-Value) < 0,05 Artinya variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent. Bila (P-Value) > 0,05 Artinya variabel independent secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependent.