BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri A Surakarta yang merupakan salah satu sekolah favorit dengan berbagai pencapaian prestasi akademik maupun non akademik terbaik di Surakarta. SMA ini terdiri dari 11 kelas X, 11 kelas XI, 11 kelas XII, dan 3 kelas Akselerasi. Kelas X terdiri dari 9 kelas MIA dan 2 kelas IIS. Kelas XI dan XII masing-masing terdiri dari 8 kelas MIA dan 3 kelas IIS. Jumlah seluruh siswa sebanyak 1068 siswa, dengan sarana dan prasarana sekolah yang lengkap dan mendukung pembelajaran. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Secara garis besar pelaksanaannya dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Adapun urutan pelaksanaan kegiatan penelitian ini sebagai berikut: a) Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian berupa RPP, asesment, dan lembar observasi, seminar proposal, perijinan penelitian. Perincian tahap persiapan disajikan pada Gambar 3.1 b) Tahap pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan penelitian meliputi seluruh kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu penerapan perlakuan, pengambilan data dan pengolahan data. Perincian tahap pelaksanaan disajikan pada Gambar 3.1 c) Tahap penyelesaian Tahap penyelesaian meliputi kegiatan analisis data dan penyusunan laporan. Perincian tahap penyelesaian disajikan pada Gambar 3.1
37
38 Kegiatan Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Pengajuan judul skripsi b. Penyusunan draf proposal c. Penyusunan Instrumen Penelitian d. Seminar Proposal e. Perijinan penelitian dan melengkapi instrumen 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Pelaksanaan Pretest b. Pelaksanaan eksperimen c. Pelaksaanaan Posttest d. Analisis data hasil eksperimen 3. Tahap Penyelesaian a. Pengolahn data dan penyusunan laporan b. Ujian Skripsi
Sept
2015 Okto Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2016 Aprl
Mei
Juni
Juli
Gambar 3.1. Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian B. Desain Penelitian Penelitian experimental
ini
research)
merupakan dengan
penelitian
eksperimen
menggunakan
desain
semu
(quasi
pretest-posttest
nonequivalent control group design. Desain ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas pertama sebagai kelas kontrol yang melaksanakan pembelajaran seperti biasanya, yaitu pembelajaran konvensional dengan diskusi ceramah sederhana dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu dengan AfL. Kedua kelas
39 selanjutnya diberikan pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan berargumentasi siswa. Desain penelitian pretest-posttest nonequivalent control groups disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest-Posttest with Nonequivalent Control Groups Kelas
Pretest
Treatment
Posttest
Kontrol
O1
Eksperimen
X1 X2
O2
O1
O2
Keterangan: O1
: Tes awal (sebelum perlakuan) yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen
X1 : Perlakuan pada kelas kontrol, yaitu penerapan model pembelajaran konvensional dengan diskusi ceramah sederhana X2 : Perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu penerapan desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu AfL O2
: Tes akhir (setelah perlakuan) yang diberikan kepada kelas control dan kelas eksperimen Penelitian ini dilakukan dengan memberikan Pretest terlebih dahulu di
awal penelitian kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan soal yang sama. Pretest yang diberikan berupa soal pilihan ganda berjumlah 6 butir soal yang mencakup seluruh materi Plantae. Soal dibuat sesuai dengan rubrik penilaian argumentasi oleh Mc.Neill dan Krajcik (2011), yang mencakup aspek claim, evidence, dan reasoning dengan rentang skor 0,1, dan 2 pada setiap aspeknya. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan yang berbeda antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol melaksanakan pembelajaran konvensional seperti biasanya dengan diskusi ceramah sederhana, sementara kelas eksperimen diberi perlakukan dengan menggunakan desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu dengan AfL. Desain pembelajaran disusun menjadi 5 kali pertemuan dengan urutan sub materi Plantae
40 meliputi Byophyta, Peteridophyta, Monokotil, Dikotil dan Gymnospermae. Soal AfL diberikan disetiap akhir pertemuan berupa tes tertulis dengan jumlah 5 butir soal yang terdiri dari 3 soal pilihan ganda dan 2 soal uraian. Soal AfL dibuat mencakup aspek claim, evidence dan reasoning sesuai rubrik penilaian argumentasi oleh Mc.Neill dan Krajcik (2011), setelah soal AfL dikerjakan oleh siswa kemudian guru memberikan feedback dan konfirmasi pada pertemuan selanjutnya. Di akhir penelitian, siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan soal Posttest yang komponennya sama dengan soal Pretest sebelumnya untuk mengukur kemampuan berargumentasi siswa. Paradigma penelitian ini secara sederhana dapat disajikan pada Gambar 3.2.
X1
Y1
X2
Y2
X
Gambar 3.2. Paradigma Penelitian
Keterangan: X
: Model Pembelajaran
X1 : Pembelajaran konvensional dengan diskusi ceramah sederhana X2 : Desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu AfL Y1
: Kemampuan argumentasi kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan diskusi ceramah sederhana
Y2
: Kemampuan argumentasi kelompok eksperimen yang menggunakan desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu AfL
41 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri A Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 9 kelas dengan jumlah 304 siswa. Populasi terdiri dari 111 siswa laki-laki dan 193 siswa perempuan, dengan karakteristik siswa berusia antara 15-16 tahun. 2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelompok atau kelas yang ada di SMA Negeri A Surakarta yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelas kontrol dan X MIA 3 sebagai kelas eksperimen yang seluruhnya berjumlah 68 siswa. Kelas X MIA 1 berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 perempuan. Kelas X MIA 3 berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 12 siswa lakilaki dan 22 perempuan. Siswa berusia antara 15-16 tahun dan sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menegah keatas. Sugiyono (2013) menambahkan bahwa sampel yang diambil dari populasi harus bersifat representatif agar penarikan kesimpulan dapat diberlakukan untuk populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan karena keterbatasan dalam penelitian meliputi keterbatasan waktu dan tenaga dari pihak peneliti.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara cluster sampling pada kelas-kelas yang homogen. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari sembilan kelas pada kelas X MIA di SMA Negeri A Surakarta. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas yang akan diperlakukan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum pengambilan sampel, terlebih dahulu dilakukan pengujian (uji normalitas dan uji homogenitas) untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan memiliki karakteristik yang sama. Data sekunder berupa dokumen hasil belajar ranah kognitif dari nilai asli Ujian Akhir Semester Ganjil sebagai bahan acuan untuk menguji apakah tiap kelas dari populasi tersebut memiliki distribusi yang normal setelah diuji dengan Uji Kolmogorov-Smirnov (α=0,05). Kelas-kelas dalam populasi juga diuji dengan
42 Uji Levene’s (α=0,05) untuk mengetahui apakah populasi bersifat homogen. Hasil uji normalitas dokumen kemampuan awal siswa disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Hasil Uji Normalitas Dokumen Kemampuan Awal Siswa Kolmogorov-Smirnov Statistic df sig. 0,163 34 0,326 0,174 34 0,254 0,129 34 0,625 0,127 33 0,659 0,141 34 0,508 0,096 34 0,911 0,114 34 0,772 0,151 34 0,423 0,105 32 0,872
Kelas X MIA 1 X MIA 2 X MIA 3 X MIA 4 X MIA 5 X MIA 6 X MIA 7 X MIA 8 X MIA 9
Hasil sig.>0,05 sig.>0,05 sig.>0,05 sig.>0,05 sig.>0,05 sig.>0,05 sig.>0,05 sig.>0,05 sig.>0,05
Keputusan H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal H0 diterima, Normal
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa nilai sig.> 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut normal. Data kemudian diuji kembali homogenitasnya dengan uji Levene’s dengan SPSS 21 untuk mengetahui apakah populasi bersifat homogen. H0 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi yang sama (homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelas tidak memiliki variansi yang sama (berbeda). Keputusan uji dinyatakan jika nilai sig.> 0,05, maka H0 diterima. Hasil uji homogenitas dokumen kemampuan awal siswa disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Hasil Uji Homogenitas Dokumen Kemampuan Awal Siswa Sumber
df1 df2
Nilai Awal
8
294
Levene’s Statistic
Ftabel (0,05;8;294)
sig.
Hasil
Keputusan
1,254
2,459
0,267
sig. > 0,05
Ho diterima, Homogen
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa nilai sig.> 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan antarkelas dalam populasi memiliki variansi yang homogen. Data sekunder yang telah diuji ternyata sudah menunjukkan kenormalan dan kehomogenan, sehingga kemampuan awal siswa dalam populasi memiliki kesamaan. Kesamaan kemampuan awal siswa dapat dijadikan pedoman bahwa jika nantinya sampel yang terpilih dapat mewakili dan menggambarkan populasi.
43 Hasil uji normalitas dokumen kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Uji Normalitas Dokumen Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas
KolmogorovSmirnov
N
sig.
Hasil
Keputusan
Kontrol
0,951
34
0,326
sig. > 0,05
H0 diterima Normal
Eksperimen
0,751
34
0,625
sig. > 0,05
H0 diterima Normal
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai sig. > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut normal. Data kemudian diuji kembali homogenitasnya dengan uji Levene’s dengan SPSS 21 untuk mengetahui apakah sampel bersifat homogen. H0 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi yang sama (homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi yang tidak sama (berbeda). Keputusan uji dinyatakan jika sig.> 0,05 maka H0 diterima. Hasil uji homoentias dokumen kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Homogenitas Dokumen Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Sumber Nilai Awal
df1 df2 1
66
Levene’s Statistic
Ftabel (0,05;1;66)
sig.
Hasil
Keputusan
1,459
3,99
0,231
sig. > 0,05
Ho diterima, Homogen
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai sig.> 0,05, sehingga H0 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki variansi yang sama (homogen).
44 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: a. Variabel bebas Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang dipilih oleh peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah desain pembelajaran berbasis Inquiry Learning dipadu AfL. b. Variabel terikat Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akbat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berargumentasi siswa kelas X SMA pada materi Plantae. 2. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan teknik non tes. a. Teknik Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berargumentasi siswa melalui pemberian tes tertulis berupa pretest-posttest dan tes AfL. Pretest diberikan diawal penelitian sedangkan posttest diberikan di akhir penelitian, sementara untuk tes AfL diberikan setiap akhir pertemuan selama 5 kali berturut-turut. Soal pretestposttest merupakan soal yang sama berjumlah 6 butir soal pilihan ganda, sementara soal AfL berjumlah 5 soal terdiri dari 3 soal pilihan ganda dan 2 soal uraian yang mencakup aspek argumentasi meliputi claim, evidence, dan reasoning. b. Teknik Non Tes 1) Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen data nilai Ujian Semester Ganjil siswa kelas X MIA SMA Negeri A
45 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 mata pelajaran Biologi sebagai data awal yang digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas. Dokumentasi
lain
dilakukan
melalui
kegiatan
merekam
proses
pembelajaran dengan menggunakan media alat perekam (camera digital) sehingga kegiatan tanya jawab guru dan siswa terekam dengan baik dalam video rekaman. 2) Teknik Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar
berargumentasi
siswa
observasi saat
untuk
mengetahui
aktivitas
pembelajaran.
Pengamatan
dilakukan
mencakup seluruh proses kegiatan belajar mengajar di kelas meliputi tanya jawab guru dengan siswa dan antar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator kemampuan berargumentasi yang diamati adalah kemampuan siswa dalam menyatakan klaim (claim), alasan (reasoning), dan bukti (evidence) dari pernyataan siswa. Lembar observasi juga digunakan untuk melihat keterlaksanaan desain pembelajran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu AfL yang diterapkan di kelas yang diawasi oleh observer, selain itu juga digunakan untuk menilai aspek afektif dan psikomotorik siswa.
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengukuran kemampuan berargumentasi menggunakan bentuk tes pilihan ganda. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana populasi diambil (Sugiyono, 2013). Instrument tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji sebagai berikut: 1. Uji Validitas Validasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk dan validitas isi. Instrumen yang akan diuji validitasnya adalah RPP, LO, dan soal tes.
46 a. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi merupakan suatu bentuk validasi untuk mengetahui keterwakilan alat pengukur terhadap keseluruhan materi yang akan diukur (Arikunto,2009). Validasi isi yang dimaksud adalah kesejajaran tes terhadap isi materi pelajaran yang diajarkan dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran. Validasi isi dapat dikontrol dengan cara: (1) mengidentifikasi konsep-konsep pada pokok bahasan materi yang akan diujikan; (2) menyusun kisi-kisi dari materi yang akan diujikan; (3) menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi kemudian membuat kunci jawaban penilaian sebelum soal dicetak (Budiyono, 2003). b. Validitas Konstruk (Construct Validity) Uji validitas konstruk instrumen dilakukan dengan menguji kesesuaian instrumen dengan aspek dari variabel yang diukur. Uji validitas konstruk instrumen dapat diukur melalui pendapat dari para ahli (judgment experts) kemudian diteruskan dengan uji coba instrumen pada sejumlah individu di luar sampel tetapi masih dalam populasi (Sugiyono,2013). Uji coba instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur validitas instrumen yang berbentuk tes kemampuan berargumentasi. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian validitas instrumen penelitian tes kemampuan berargumentasi dengan rumus Alpha Cronbach dibantu dengan program SPSS 21. Butir soal dikatakan valid apabila angka yang tertera pada Corrected Item Total Correlation> 0,2 (Nisfiannoor, 2009). Hasil uji validitas uji coba (tryout) tes kemampuan berargumentasi dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Uji CobaTes Kemampuan Berargumentasi Instrumen Penelitian
Jumlah Butir Soal
Tes Kemampuan Berargumentasi
6
Keputusan Uji Validitas Valid Invalid 4
2
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas tes kemampuan berargumentasi menunjukkan bahwa dari 6 butir
47 soal yang diberikan terdapat 4 butir soal yang valid dan 2 butir soal invalid. Soal-soal invalid kemudian di tes ulang (retest) setelah melalui peninjauan ulang dari ahli. Hasil dari tes ulang menunjukan bahwa 2 soal valid. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian merupakan ketetapan atau keajegan suatu alat dalam menilai apa yang dinilainya. Hal ini memiliki makna bahwa kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Analisis uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach pada penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 21. Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal dilihat dari nilai r menurut Riduwan (2005) adalah: 0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,6 – 0,799 : Tinggi (T) 0,4 – 0,599 : Cukup (C) 0,2 – 0,399 : Rendah (R) 0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR) Hasil uji reliabilitas tes kemampuan berargumentasi disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Tes Kemampuan Berargumentasi Instrumen Penelitian
Jumlah item
Nilai r Alpha Cronbach
Kriteria Reliabilitas
Tes Kemampuan Berargumentasi
6
0,442
Cukup
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kemampuan berargumentasi menggunakan rumus Alpha Cronbach diperoleh r = 0,442 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kemampuan berargumentasi memiliki kriteria cukup.
48 G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat a. Uji Homogienitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kedua kelompok mempunyai varians yang homogen atau tidak. Data yang diharapkan adalah data yang homogen. Data homogen mempunyai standar deviasi kecil sehingga kebenaran penelitian lebih terjamin. Perhitungan uji homogenitas menggunakan Uji Levene’s dengan bantuan SPSS 21. Acuan homogen atau tidak homogen suatu data adalah sebagai berikut: 1) Data homogen
: Nilai signifikansi (p) >0,05
2) Data tidak homogen : Nilai signifikansi (p) <0,05 H0 dinyatakan bahwa setiap kelas memiliki variansi yang sama (Homogen). H1 dinyatakan bahwa setiap kelas tidak memiliki variansi yang sama. Jika nilai sig. dari uji homogenitas lebih besar dari α (sig.> α), maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen b. Uji Normalitas Perhitungan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan
bantuan SPSS 21. Acuan normal atau tidak normal suatu data
adalah sebagai berikut: 1) Data normal
: Nilai signifikansi (p) >0,05
2) Data tidak normal
: Nilai signifikansi (p) <0,05
H0 dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig. dari uji normalitas lebih besar dari α (sig >0,050), maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal. 2. Uji Hipotesis Hipotesis nol (H0) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu AfL terhadap kemampuan berargumentasi siswa SMA, sedangkan H1 menyebutkan ada pengaruh desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu AfL terhadap kemampuan berargumentasi siswa SMA.
49 Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan dua perlakuan dengan uji-t, untuk menguji signifikasi perbedaan rata-rata atau mean dengan menggunakan SPSS 21. Adapun yang diperbandingkan dalam uji hipotesis ini adalah selisih skor pretest dan posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol baik secara keseluruhan maupun setiap aspek. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α): 0.05. H0 ditolak jika signifikasi probabilitas (sig) < α (0.05). Hal ini berarti jika signifikasi probabilitas (sig) <0.05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan sebaliknya jika signifikasi probabilitas (sig) > 0.05 maka hipotesis nol (H0) diterima.
H. Prosedur Penelitian Sesuai dengan rancangan penelitian pretest-posttest nonequivalent control group design, dapat disusun prosedur operasional penelitian, yaitu perencanaan, perlakuan, dan analisis data. Secara terperinci prosedur penelitian disajikan pada Tabel 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8. Prosedur Penelitian Tahap Perencanaan
Langkah-langkah Penyusunan proposal Pembuatan RPP Penyusunan instrument dan validasinya
Perlakuan
Pretest Penerapan Desain pembelajaran Plantae berbasis Inquiry Learning dipadu AfL
Posttest
Prosedur operasional Tahap ini dilakukan penyusunan perangkat ajar yang digunakan dalam tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi penyusunan proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan LKS yang mengimplementasikan pembelajaran Inquiry Learning dipadu AfL, serta mempersiapkan instrument berupa perangkat pengumpulan data. Tahap perlakuan merupakan tahap pemberian perlakuan (treatment) terhadap subjek penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanyak-banyaknya dari subjek penelitian. Tahap ini meliputi pengadaan kegiatan belajar mengajar di kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajaran Inquiry Learning dipadu AfL dan penerapan pembelajaran konvensional dengan diskusi, ceramah sederhana pada kelas kontrol. Pada pada awal pembelajaran diadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Saat pembelajaran berlangsung, terdapat lima orang observer di dalam kelas yang membantu dalam mencatat percakapan siswa selama kegiatan
50 pembelajaran berlangsung dan mencatat keterlaksanaan sintaks pembelajaran Inquiry Learning. Setelah itu diadakan posttest untuk mendapatkan nilai posttest yang digunakan dalam analisis data. Analisis data
Organisasi data Analisis data Kesimpulan dan pelaporan
Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21. Tahap ini dilakukan sampai dengan penyusunan laporan.