35
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian : A. Obyek Penelitian Obyek penelitian tesis ini adalah satuan kerja pada Kementerian Sosial khususnya yang berada di
Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Penelitian akan dititikberatkan pada pelaksana yang berada pada bagian keuangan dimana khususnya staf yang sehari-harinya melaksanakan tugas dalam
mempertanggungjawaban
keuangan
dan
menyusun
laporan
keuangan. B. Metode Analisa Data Metode analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Multiple Regression. Metode ini digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara partipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan Pendidikan dan Pelatihan dengan kinerja dari Sistem Akuntansi Instansi. Adapun multiple regression adalah sebagai berikut :
Y = a + β1χ1+ β 2χ2 + β3χ3 + ε Keterangan : Y
= Implementasi Sistem Akuntansi Instansi
36
X1
= Partisipasi pemakai dalam pengembangan Sistem
X2
= Dukungan Manajemen Puncak
X3
= Pendidikan dan Pelatihan
a
= konstanta
β
= koefisien
ε
=
Error term
Penelitian ini didesain dengan mementingkan keluasan dan bukan kedalaman, yang biasa disebut dengan studi statistik. Studi ini untuk lebih mengetahui
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terhadap
Implementasi Sistem Akuntansi Instansi. Konseptualisasi proses tersebut kemudian mengambil sampel dari suatu populasi terhadap pelaksana pada bagian
keuangan
yang
sehari-harinya
melaksanakan
tugas
dalam
mempertanggungjawaban keuangan dan menyusun laporan keuangan. Penelitian ini didesain dengan berdasarkan kondisi lapangan atau kondisi aktual di lapangan (Coopers & Emory,1999,h.129), yaitu pendapat aktual para aplikator/pemakai Sistem Akuntansi Instansi terhadap pelaksanaan pengalaman kinerjanya. Berdasarkan perspektif dimensi analisis atau tingkat perumusan masalah, desain penelitian ini adalah bersifat pengujian hipotesis (Coopers & Emory,1999,h.123), yaitu ingin menguji hipotesis tentang adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terhadap pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi di Kementerian Sosial RI.
37
Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian ini bersifat non kausal yaitu ingin mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dalam melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi. C. Variabel Penelitian Variabel dan Dimensi
Indikator
Kinerja Implementasi Sistem
•
Kepuasan pengguna
Akuntansi Instansi
•
Penggunaan lebih efektif dan efisien
Partisipasi pemakai
•
Partisipasi dalam pengembangan Sistem Akuntansi Instansi
•
Pengaruh dalam Pengembangan Sistem Akuntansi Instansi
Pendidikan dan Pelatihan
•
Manfaat pelatihan
•
Pengalaman dalam melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi
Dukungan Manajemen Puncak
•
Perhatian manajemen puncak
•
Harapan Manajemen Puncak
D. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari jawaban responden atas pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi Sistem Akuntansi Instansi. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengirim kuesioner ke responden secara langsung.
38
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari para responden yaitu pegawai pada bagian keuangan di Kementerian Sosial 2. Data sekunder yaitu literatur-literatur laporan-laporan dan dokumendokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. E. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek, responden yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004:90). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan aparatur
pemerintahan
di
Bagian
Keuangan
yang
bertugas
pada
Kementerian Sosial RI yang letak geografisnya berada di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan jumlah 105 orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai representasi atau wakil populasi yang bersangkutan. Dikarenakan dalam pengambilan sampel berdasarkan letak geografis yaitu satuan kerja (satker) Kementerian Sosial RI yang berada di provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat maka dalam penelitian ini jumlah sampel dengan menggunakan teknik sampling acak. Dengan rumus sebagai berikut : n =
N N.d 2 + 1
39
=
=
105 105 = 2 105.(0,1) + 1 105 (0,01) + 1 105 = 51,21 responden 2,05
Berdasarkan hasil di tes dari jumlah populasi sebanyak 105 orang tersebut, yang akan diambil dijadikan sampel adalah 51 orang responden.
F. Pengukuran Variabel Variabel-variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
kepuasan pemakai Sistem Akuntansi Instansi, Pemakai Sistem Akuntansi Instansi, Keterlibatan Pengguna dalam Pengembangan Sistem, Dukungan Manajemen Puncak, dan Pendidikan dan Pelatihan bagi pemakai. Skala yang digunakan adalah skala likert 1-5 kecuali untuk variabel kapasitas personal sistem Akuntansi Instansi menggunakan pembobotan sebagai berikut : -
Skor 1 berarti sangat tidak setuju
-
Skor 2 berarti tidak setuju
-
Skor 3 berarti netral
-
Skor 4 berarti setuju
-
Skor 5 berarti sangat setuju
Variabel kapasitas personal Sistem Akuntansi Instansi menggunakan pertanyaan yang menyatakan kapasitas dari personal tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel tersebut diambil dari
40
literatur yang ada yang telah digunakan secara luas oleh peneliti sebelumnya dengan pengembangan dan modifikasi.
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Pengujian Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur sesuatu yang diukur. Dengan alat ukur maka data yang diperoleh akan valid juga. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa cermat suatu test melakukan fungsinya. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil sehingga data yang terkumpul merupakan data yang terpercaya. Variabel yang akan diuji adalah semua variable dependen dan indenpenden
yaitu
Pengembangan
variable
Sistem,
Keterlibatan
Dukungan
Pengguna
Manajemen
Puncak,
dalam dan
Pendidikan dan Pelatihan bagi pemakai. Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dengan taraf signifikansi dalam penelitian adalah 5%. 2. Pengujian reliabilitas Pengujian
reliabilitas
dimaksudkan
untuk
mengetahui
konsistensi jawaban responden sehingga kesungguhan jawaban dapat dipercaya. Dengan demikian reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Untuk melihat
41
reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan dihitung koefisien Cronbach Alpha instrument masing-masing variable. Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki Cronbach Alpha lebih besar 0,50 (Nunnaly,1967 dan Nazaruddin, 1998)
H. Pengujian Asumsi untuk Memenuhi Syarat Regresi Ada empat asumsi yang terpenting sebagai syarat penggunaan metode regresi (Gujarati,1991). Asumsi tersebut adalah normalitas, dan tidak terjadi multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Pengujian diperlukan karena adanya konsekuensi yang mungkin terjadi jika asumsi tersebut tidak bisa dipenuhi. 1. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada ά sebesar 5%. 2. Pengujian Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu kondisi adanya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Konsekuensi yang ditimbulkan adanya multikolinearitas adalah hasil regresi hanya valid pada waktu, sample, variabel, dan penelitian tersebut, probabilitas untuk menerima yang salah meningkat, dan memungkinkan peneliti untuk R² yang tinggi tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir signifikan secara statistik.
42
Pengujian
multikolinearitas
dilakukan
untuk
mengetahui
kemungkinan adanya hubungan antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Diasumsikan bahwa masingmasing variabel independen tidak saling berkorelasi linear. 3. Pengujian Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu. Konsekuensi dari autokorelasi adalah nilai t dan F tidak lagi sah dan
jika
diterapkan
akan
memberikan
kesimpulan
lain
yang
menyesatkan secara serius mengenai arti statistik dari koefisien regresi yang ditaksir. Uji untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi dilakukan dengan tes statistik Durbin Watson. Dari Durbin Watson akan didapatkan nilai dL dan dU. -
Jika hipotesis tidak terdapat autokorelasi positif, maka d< dL, berarti menolak Ho, dL berarti pengujian tidak menyakinkan
-
Jika hipotesis Ho tidak terdapat autokorelasi negatif, maka d>4-dL, berarti menolak Ho, sedangkan jika d<4-du berarti tidak menolak Ho, dan jika 4 –du< d<4-dl, berarti tidak meyakinkan.
-
Jika Ho adalah dua ujung m yaitu tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif, maka d
4-dL berarti menolak Ho: d< 4-du berarti tidak menolak Ho; dl
43
4. Pengujian Heteroskedastisitas Suatu asumsi penting dari model linear adalah bahwa gangguan
yang
muncul
dari
fungsi
regresi
populasi
adalah
homoskedastik, yaitu semua gangguan yang memiliki varian yang sama (Gujarati, 1991). Permasalahan heteroskedastisitas muncul ketika varian dari distribusi probabilitas gangguan tidak konstan untuk seluruh pengamatan atas variabel independen. Permasalahan yang timbul sebagai akibat tidak terdapatnya heteroskedastisitas adalah peneliti dapat mengambil kesimpulan sama sekali salah karena pengujian t dan F sangat mungkin membesarkan signifikansi dari parameter yang ditaksir. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah Spearman Rank Correlation. Tingkat signifikansi dari rs (hasil dari uji Rank Spearman Correlation) diuji dengan pengujian. Jika t hitung lebih besar dari t tabel, berarti terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya. I. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah tingkat hubungan antara variabel-variabel tersebut signifikan atau tidak, digunakan pengujian koefisien korelasi melalui uji test. Apabila syarat model regresi telah terpenuhi semua, maka langkah selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan :
44
1. Uji t (parsial) Uji t dilakukan untuk untuk menguji hipotesis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap implementasi SAI (Partisipasi Pemakai =X1, Dukungan Manajemen Puncak =X2, dan Pendidikan dan Pelatihan =X3). Pengujian dengan taraf signifikansi 0,05.
- Jika t hitung < t table maka H0 diterima. - Jika t hitung > t table maka H0 ditolak. 2. Uji F (uji secara bersama-sama/simultan) Uji F untuk melihat pengaruh Partisipasi Pemakai dan Dukungan Manajemen Puncak dan Pendidikan dan Pelatihan terhadap Implementasi Sistem Akuntansi Instansi secara simultan dengan menggunakan model ANOVA. Pengujian dilakukan membandingkan besarnya angka F hitung dengan F tabel. Taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator: jumlah variabel – 1, dan denumerator: jumlah sampel – 4 (Sarwono, 2006). Jika F hitung > F tabel maka HO ditolak dan H1 diterima. Jika F hitung < F tabel maka HO diterima dan H1 ditolak.