BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam perencanaan terhadap segala kegiatan, ada suatu cara atau metode yang akan digunakan agar hasil yang diinginkan, dapat dicapai dengan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran. Dengan menggunakan metode yang tepat, maka setiap kegiatan akan menjadi lebih terencana terutama dalam penggunaan waktu, tenaga, dan biaya. Penelitian ini dimulai dengan pendalaman literatur yang akan digunakan sebagai panduan dalam penelitian dan dilanjutkan dengan pemilihan lokasi. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya melakukan tinjauan awal terhadap kondisi lokasi daerah studi yang akan dipilih untuk menghindari ketidaksesuaian antara tujuan awal dengan kondisi kenyataan yang terjadi di lapangan. Selanjutnya dilakukan perencanaan yang tepat untuk dapat menentukan hal-hal apa saja yang diperlukan dalam penelitian, seperti misalnya proses pengambilan data sampai penyusunan laporan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian Pengambilan sampel dilakukan pada satu titik sepanjang rute Car Free Day yaitu pada ruas Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar. Titik yang dipilih sebagai tempat untuk melakukan survei pencemaran udara maupun kebisingan adalah di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi
77
78
Denpasar. Lokasi survei selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1 Lampiran A. Titik ini dipilih sebagai lokasi pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1. Jalan ini dilewati oleh berbagai jenis kendaraan mulai dari sepeda motor, kendaraan ringan, maupun kendaraan berat. 2. Ruas jalan ini memiliki arus lalu lintas yang lancar dan memiliki volume lalu lintas yang padat 3. Merupakan ruas jalan dimana terdapat pusat pemerintahan Provinsi Bali dan disamping itu merupakan jalan penghubung dari pusat Kota Denpasar dan kawasan wisata Sanur yang juga merupakan akses menuju perumahan penduduk yang padat di wilayah Kelurahan Renon. 3.2.2
Waktu penelitian Pengambilan data pada lokasi pengambilan sampel udara dan pengukuran
kebisingan dilakukan selama rentang waktu pelaksanaan Car Free Day pada titik yang telah ditentukan dan pada satu hari kerja selama 12 jam dan pada rentang waktu pelaksanaan Car Free Day untuk membandingkan hasil yang didapat. Pengambilan data dilakukan selama 4 jam mulai dari pukul 06.00 WITA sampai pukul 10.00 WITA. Waktu pelaksanaan survei adalah Tanggal 8 Mei 2011 untuk survei pada saat Car Free Day dan Tanggal 9 Mei 2011 untuk survei yang mewakilli hari kerja. Menurut Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup, untuk pengambilan sampel pencemar udara, ada waktu-waktu yang disarankan dalam pengambilan sampel untuk masing-masing parameter yaitu sebagai berikut:
79
1. Untuk parameter CO, waktu pengukuran selama 8 jam dengan interval waktu 2 jam. Pengambilan sampel dianjurkan dimulai pada pukul 08.00 pagi. 2. Untuk parameter SO2, waktu pengukuran selama 24 jam dengan interval waktu 6 jam dan masing-masing interval diambil sampel selama 30 menit. 3. Untuk parameter NO2, waktu pengukuran sama dengan parameter SO2 yaitu selama 24 jam dengan interval waktu selama 6 jam dan masingmasing interval diambil sampel selama 30 menit. 4. Untuk parameter O3, pengambilan sampel dilakukan selama 1 jam dan dianjurkan sampel diambil antara jam 12.00 sampai 14.00 selama 30 menit. 5. Untuk parameter partikulat, pengambilan sampel dapat dilakukan selama 24 jam dengan interval 6 jam dengan masing-masing interval pengambilan sampel dilakukan selama 30 menit 3.3
Metode Pengumpulan Data Ada dua macam data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data
sekunder dan data primer. Data sekunder didapat dari literatur-literatur yang menunjang penelitian ini. Sedangkan untuk data primer didapat dari survei yang dilakukan dilapangan dan pengolahan data di laboratorium. Untuk mendapatkan data primer ini maka diperlukan sampel untuk data primer pencemar udara. Berikut adalah tata cara pengambilan sampel untuk parameter pencemar udara.
80
3.3.1
Pengumpulan data pencemar udara Ada dua survei yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran
udara yaitu pengambilan udara ambien pada lokasi pelaksanaan survei dan uji emisi gas buang kendaraan bermotor. Uji emisi gas buang kendaraan ini dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar. 3.3.1.1 Pengambilan Sampel Pencemar Udara Pada Lokasi Survei Pengambilan sampel dilakukan selama 1 jam yaitu dari jam 07.00 WITA sampai jam 08.00 WITA selama rentang waktu pelaksanaan Car Free Day. Hasil pengukuran yang bersifat kontinyu menggunakan nilai rata-rata tertinggi selama waktu pengukuran. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pompa isap yang diletakkan pada jarak satu sampai lima meter dari tepi jalan raya dengan ketinggian satu sampai dua meter dari permukaan jalan. Selanjutnya sampel diolah di laboratorium. Pengukuran partikulat dapat diukur setiap 24 jam, untuk SO2 dapat diukur setiap 24 jam, untuk CO dapat diukur setiap 8 jam, untuk O3 dan NO2 dapat diukur setiap 1 jam (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997). Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemasangan peralatan yang akan dipergunakan dalam pengambilan sampel udara antara lain: 1. Peralatan hendaknya dipasang sedemikian rupa sehingga contoh yang terambil menggambarkan keadaan yang sebenarnya 2. Disarankan inlet peralatan dengan ketinggian 150 cm dari permukaan pengukuran
81
3. Genset hendaknya diletakkan 25 m dari lokasi pengambilan contoh dengan melihat arah angin Pengambilan sampel ini dilakukan terhadap parameter sebagai berikut: a. Pengumpulan sampel Karbon Monoksida
Menurut aturan, pengukuran kandungan karbon monoksida dilakukan selama 8 jam dengan interval waktu 2 jam. Karbon monoksida di udara ditangkap dengan pompa isap selama 1 jam. Alat pengukur diletakkan pada jarak 1 sampai 5 meter dari tepi jalan raya dengan ketinggian 1 sampai 2 meter dari permukaan jalan. Udara yang dihisap akan melewati tabung kaca yang berisi cairan yodium pentaoksida (IO5) yang diuapkan dengan cara meletakkan pada air yang panas, uap pada tabung pertama yang sudah mengikat karbon monoksida akan ditampung pada tabung kedua dan tabung ketiga. Pada tabung ketiga karbon monoksida akan diendapkan, semakin banyak kadar karbon monoksida yang tertangkap maka warna cairan yodium pentaoksida pada tabung ketiga akan berubah menjadi agak kecoklatan. Udara yang telah tertangkap dibawa ke laboratorium untuk dianalisis menggunakan metode analisa titrimetrik untuk mengetahui kadar karbon monoksida yang telah ditangkap di lokasi penelitian. Pengambilan sampel dan analisa di laboratorium dibantu oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bali. b. Pengumpulan sampel sulfur dioksida (SO2)
Menurut aturan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997 tentang ISPU, SO2 diukur selama 1 hari dengan interval waktu 6 jam
82
dengan masing-masing interval diambil selama 30 menit. Sebaiknya pengambilan sampel dilakukan pertama kali pada jam puncak dan selanjutnya sesuai dengan interval yang telah ditentukan. Pengambilan contoh SO2 ini memerlukan beberapa pereaksi yaitu HgCl2
sebanyak
10,86 gram; KCL sebanyak 5,96 gram atau NaCl sebanyak 4,68 gram dan EDTA sebanyak 0,066 gram kedalam 1 liter aquades. Disini diatur PH agar nilainya berkisar 5 (dengan penambahan KOH atau KCL). Pereaksi penyerap diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam midget impinger 30 ml yang kemudian dihubungkan dengan pompa hisap. Serap udara selama 30 menit dengan laju alir udara 2 liter/menit. Setelah pengambilan sampel selesai, sampel harus dimasukkan kedalam termos es. Sketsa rangkaian alat adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Rangkaian alat midget impinger untuk pengambilan sampel SO2,oksidan, H2S dan NH3 Sumber: Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991
83
c. Pengambilan sampel Oksida Nitrogen (NO2) Pengambilan sampel NO2 ini juga memerlukan pereaksi penyerap berupa 5 gram asam sulfanilat anhidrida atau 5,5 gram asam sulfanilat monohidrat yang dilarutkan kedalam 150 ml aquabidest. Kemudian ditambahkan dengan 140 ml asam cuka glasiol dan dipanaskan perlahan-lahan sampai semuanya larut. Setelah itu, larutan pereaksi ini didinginkan. Apabila telah dingin, tambahkan 20 ml 0,1 % n (1 Naftil) Etilendiamin dihidro Klorida dan 10 ml aseton kemudian diencerkan sampai menjadi 1 liter. Larutan ini kemudian disimpan dalam botol coklat dan dimasukkan kedalam lemari es. Dalam
pengambilan
sampel
NO2
ini
juga
memerlukan
larutan
pengoksidasi yang terdiri dari 2,5 gram KMnO4 yang dimasukkan kedalam 100 ml campuran asam pekat yang di encerkan dengan aquabides menjadi 100 ml dan ditambahkan dengan 10 ml asam sulfat (H2SO4) pekat. d. Pengambilan sampel O3 Pengambilan sampel O3 ini menggunakan pereaksi penyerap yang terdiri dari 13,61 gram KH2PO4 yang ditambah dengan 14,2 gram Na2HPO4 atau 35,82 gram NaHPO4, 12 H2O ditambah 10 gram KI. Campurkan bahan pereaksi penyerap dan larutkan dengan aquades sampai 1 liter. Atur PH menjadi 6,8 0,2 dengan menambahkan NaOH atau K2HPO4. Masukkan pereaksi penyerap kedalam midget impinger 30 ml yang telah dibungkus dengan menggunakan kertas karbon (larutan pereaksi penyerap ini tidak boleh terkena sinar matahari langsung). Kemudian rangkaikan dengan pompa hisap, hisap udara dengan laju alir 2 liter/menit selama 30
84
menit. Ilustrasi rangkaian alat sama seperti rangkaian pada pengambilan sampel SO2. e. Pengambilan sampel partikulat Bahan yang diperlukan berupa filter fiber glass dengan pori-pori kurang dari 10 mikron. Dua buah filter fiber glass dimasukkan kedalam desikator dengan pinset selama 24 jam. Timbang filter sampai diperoleh bobot yang tetap kemudian simpan dalam kaset penyimpan filter. Pasang filter uji pada high volume air sampler dengan laju alir udara disesuaikan. Hisap udara selama 30 menit. Setelah selesai ambil filter dengan pinset dan masukkan kedalam kaset penyimpan filter. Masukkan ke dalam desikator selama 24 jam (Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991). f. Dokumentasi pengambilan sampel pencemaran udara dapat dilihat pada Gambar 6 Lampiran A 3.3.1.2 Prosedur uji emisi gas buang kendaraan (Spot Check) Uji emisi dilakukan untuk tiga kategori kendaraan yaitu uji emisi terhadap gas CO dan HC untuk kendaraan bernotor kategori M,N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle, uji kadar opasitas asap untuk kendaraan kategori M,N, dan O berpenggerak penyalaan kompresi pada kondisi akselerasi bebas dan uji emisi gas CO dan HC untuk kendaraan bermotor kategori L pada kondisi idle. Prosedur pengujian emisi gas buang untuk masing-masing jenis kendaraan adalah sebagai berikut:
85
A. Cara Uji Kendaraan Bermotor Kategori M,N, dan O Berpenggerak Penyalaan Cetus Api Pada Kondisi Idle Pada prinsipnya, pengujian idle dilakukan dengan cara menghisap gas buang kendaraan bermotor dengan alat uji gas analyzer kemudian diukur kandungan CO dan HC . Selama proses pengambilan data ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain: 1. Persiapan kendaraan uji, yang terdiri dari: a. Kendaraan yang akan diuji komposisi gas buang harus diparkir pada tempat yang datar b. Pipa gas buang (knalpot) tidak bocor c. Temperatur mesin normal antara 60ºC sampai 70ºC atau sesuai dengan rekomendasi manufaktur d. Sistem aksesoris seperti AC dan lampu dalam kondisi dimatikan e. Kondisi temperatur di tempat mengadakan uji petik berkisar antara 20ºC sampai 35ºC 2. Persiapan peralatan uji yang terdiri dari: a. Pastikan bahwa gas analyzer telah dalam kondisi terkalibrasi b. Hidupkan
sesuai
prosedur
pengoperasian
(sesuai
dengan
rekomendasi manufaktur alat uji) 3. Pengukuran dan pencatatan a. Naikkan akselerasi (putaran mesin) hingga 2.900 rpm sampai 3.100 rpm kemudian tahan selama 60 detik dan selanjutnya dikembalikan pada posisi idle
86
b. Selanjutnya lakukan pengukuran pada kondisi idle dengan putaran mesin 600 rpm sampai dengan 1000 rpm atau sesuai rekomendasi manufaktur c. Masukkan probe alat uji ke pipa gas buang sedalam 30 cm, bila kedalaman pipa gas buang kurang dari 30 cm maka pasang pipa tambahan d. Tunggu 20 detik dan lakukan pengambilan data kadar konsentrasi gas buang CO dalam satuan persen dan HC dalam satuan ppm yang terukur pada alat uji B. Cara Uji Kendaraan Bermotor Kategori M,N, dan O Berpenggerak Penyalaan Kompresi Pada Kondisi Akselerasi Bebas Pada prinsipnya, pengujian akselerasi bebas dilakukan dengan cara melewatkan gas buang kendaraan bermotor kedalam suatu tabung asap pada alat smoke opacimeter kemudian nilai opasitas asap dibaca pada alat dengan metode penyerapan cahaya (light absorption). Dalam pelaksanaan uji asap untuk kendaraan dengan bahan bakar solar ini ada langkahlangkah yang harus dilakukan antara lain: 1. Persiapan kendaraan uji, yang terdiri dari: a. Kendaraan yang akan diuji komposisi gas buang harus diparkir pada tempat yang datar b. Pipa gas buang (knalpot) tidak bocor c. Temperatur mesin normal antara 60ºC sampai 70ºC atau sesuai dengan rekomendasi manufaktur
87
d. Sistem aksesoris seperti AC dan lampu dalam kondisi dimatikan e. Kondisi temperatur di tempat mengadakan uji petik berkisar antara 20ºC sampai 35ºC 2. Persiapan peralatan uji yang terdiri dari: a. Pastikan bahwa gas analyzer telah dalam kondisi terkalibrasi b. Hidupkan
sesuai
prosedur
pengoperasian
(sesuai
dengan
rekomendasi manufaktur alat uji) 3. Pengukuran dan pencatatan a. Naikkan akselerasi (putaran mesin) hingga 2.900 rpm sampai 3.100 rpm kemudian tahan selama 60 detik dan selanjutnya dikembalikan pada posisi idle b. Masukkan probe alat uji ke pipa gas buang sedalam 30 cm, bila kedalaman pipa gas buang kurang dari 30 cm maka pasang pipa tambahan c. Injak pedal gas maksimum (full throttle) secepatnya hingga mencapai putaran mesin maksimum, selanjutnya tahan 1 detik hingga 4 detik. Lepas pedal gas dan tunggu hingga putaran mesin kembali stationer. Catat nilai opasitas asap d. Ulangi proses pada butir c tersebut minimal 3 kali e. Catat nilai prosentase rata-rata opasitas asap dari hasil pengujian yang telah dilakukan dalam satuan persen yang terukur pada alat uji
88
C. Cara Uji Kendaraan Bermotor Kategori L Pada Kondisi Idle Pengujian idle dilakukan dengan cara menghisap gas buang kendaraan bermotor kedalam alat uji gas analyzer kemudian diukur kandungan gas karbonmonoksida
(CO)
dan
hidrokarbon
(HC)
yang terkandung
didalamnya. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian gas buang sepeda motor ini antara lain: 1. Persiapan kendaraan uji, yang terdiri dari: a. Kendaraan yang akan diuji komposisi gas buang harus diparkir pada tempat yang datar b. Pipa gas buang (knalpot) tidak bocor c. Temperatur mesin normal antara 60ºC sampai 70ºC atau sesuai dengan rekomendasi manufaktur d. Sistem aksesoris seperti AC dan lampu dalam kondisi dimatikan e. Kondisi temperatur di tempat mengadakan uji petik berkisar antara 20ºC sampai 35ºC 2. Persiapan peralatan uji yang terdiri dari: a. Pastikan bahwa gas analyzer telah dalam kondisi terkalibrasi b. Hidupkan
sesuai
prosedur
pengoperasian
(sesuai
dengan
rekomendasi manufaktur alat uji) 3. Pengukuran dan pencatatan a. Naikkan akselerasi (putaran mesin) hingga 2.900 rpm sampai 3.100 rpm kemudian tahan selama 60 detik dan selanjutnya dikembalikan pada posisi idle
89
b. Selanjutnya lakukan pengukuran pada kondisi idle dengan putaran mesin 800 rpm sampai dengan 1.400 rpm atau sesuai dengan rekomendasi manufaktur c. Masukkan probe alat uji ke pipa gas buang sedalam 30 cm, bila kedalaman pipa gas buang kurang dari 30 cm maka pasang pipa tambahan d. Tunggu 20 detik dan lakukan pengambilan data konsentrasi gas CO dalam satuan persen dan konsentrasi gas HC dalam satuan ppm yang terukur pada alat uji D. Dokumentasi uji petik dapat dilihat pada Gambar 7 Lampiran A 3.3.2
Metode pengumpulan data kebisingan Metode pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan cara sederhana
yaitu dengan menggunakan sebuah sound level meter diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama sepuluh (10) menit untuk tiap pengukuran dan pembacaan dilakukan tiap lima (5) detik. Hal ini mengacu pada metode pengukuran sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Pengukuran tingkat kebisingan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menghadapkan mikrofon yang terdapat pada Sound Level Meter kepada sumber bunyi dengan posisi tegak lurus sumber bunyi 2. Ketinggian mikrofon 1,2 meter sampai 1,5 meter dari permukaan tanah
90
3. Sound Level Meter diletakkan cukup jauh dari bangunan atau tembok yang dapat memantulkan suara 4. Kamera video diletakkan diletakkan berhadapan dengan Sound Level Meter sehingga dapat terbaca tingkat kebisingan yang terjadi 5. Hasil perhitungan disimpan dalam komputer dan pengolahan data menggunakan program Sony Vegas 7.0 6. Data hasil survei selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sampai Tabel 64 Lampiran C dan dokumentasi survey kebisingan dapat dilihat pada Gambar 5 Lampiran A. 3.3.3 Metode pelaksanaan survei lalu lintas Survei lalu lintas yang akan dilaksanakan meliputi survei volume dan kecepatan sesaat. Kedua survei ini akan digunakan untuk mengetahui kinerja ruas jalan pada segmen jalan tempat dilaksanakannya Car Free Day. 3.3.3.1 Metode Pelaksanaan Survei Volume Lalu Lintas Ruas jalan Niti Mandala Renon Denpasar pada tempat pelaksanaan Car Free Day ini merupakan jalan satu arah tanpa median. Survei volume ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan lalu lintas pada ruas jalan berdasarkan volume lalu lintas terklasifikasi, arah arus lalu lintas, jenis kendaraan dalam satuan waktu tertentu yang dilakukan dengan pengamatan dan pencacahan langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada titik yang berjarak minimal 50 meter dari persimpangan pertama dan 50 meter dari persimpangan berikutnya. Data yang harus diamati adalah arus lalu lintas, jumlah lajur per arah dan jumlah dan jenis/klasifikasi jenis kendaraan untuk setiap arah. Data yang diperlukan
91
adalah volume jam puncak, sehingga survei dilakukan pada waktu perkiraan dimana terjadi arus kendaraan dalam jumlah terbanyak dalam satu hari kerja. Pengamat hendaknya menempati tempat-tempat dimana pandangan untuk melihat kedatangan kendaraan tidak terganggu dan dapat mencatat kendaraan yang melewati segmen jalan tersebut sesuai dengan klasifikasinya. Setiap pengamat menghitung kendaraan dengan interval pencatatan 15 menit sepanjang waktu pengumpulan data dan hasil pengamatan ditulis dalam formulir survei yang telah disediakan. Metode survei yang akan digunakan adalah menggunakan video kamera. Ada 3 tahap pengambilan data yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengambilan data. Penjelasan untuk tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan a. Mempersiapkan alat yang akan digunakan, yaitu tripod, video kamera, laptop, isolasi, dan payung. b. Pemasangan tanda awal dan akhir pada titik pengamatan secara melintang dengan menggunakan isolasi selebar badan jalan. c. Penempatan video kamera diletakkan pada ketinggian tertentu di tepi jalan, dengan tujuan agar mendapatkan pandangan yang jelas mengenai kendaraan pada titik yang diamati. 2. Tahap pelaksanaan Beberapa hal yang akan dilakukan selama proses perekaman lalu lintas yang terjadi, antara lain:
92
a. Teknisi/surveyor ditempatkan untuk mengoperasikan video kamera. Jumlah surveyor yang bertugas mengoperasikan video kamera maupun laptop sebanyak 2 orang . b. Kaset video dimasukkan ke dalam kamera video untuk merekam hasil survei yang dilakukan. c. Tenaga batere sebelum merekam harus terisi penuh. d. Waktu dan tanggal pada video kamera diperlihatkan pada layar tampilan video kamera tersebut. e. Waktu pertama mulai merekam dimulai 15 menit lebih awal, dimulai dari jam 05.45 WITA. f. Setelah pengambilan gambar di lapangan selesai maka langkah selanjutnya adalah mengolah data. 3. Tahap pengumpulan data a. Pemasangan kabel RCA ke laptop, agar hasil rekaman dari video kamera dapat di tampilkan di layar monitor laptop. b. Memutar ulang hasil rekaman video kamera pada layar komputer menggunakan program Ulead Video Studio, kemudian data yang diperoleh dicatat setiap interval 15 menit. 3.3.3.2 Metode survei kecepatan sesaat (Kecepatan Rata-rata Ruang) Maksud pengumpulan data kecepatan sesaat adalah untuk mengukur kecepatan tiap kendaraan pada titik tertentu di ruas jalan, yang dapat menggambarkan distribusi kecepatan dari arus lalu lintas. Data ini merupakan parameter yang sangat penting dalam penentuan:
93
a. Kebutuhan alat pengendali lalu lintas dan rambu lalu lintas, marka dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) b. Evaluasi efektivitas dan perbaikan lalu lintas c. Acuan untuk keperluan desain dan rancang bangun jalan baru ataupun untuk peningkatan d. Analisis
ekonomi,
terutama
dampak
kecepatan
terhadap
peningkatan/penurunan manfaat ekonomi e. Analisis data kecelakaan f. Pola kecenderungan kecepatan g. Tingkat pelayanan Dalam satu kali pengamatan, dilakukan minimal untuk 50 kendaraan dan dianjurkan 100 kendaraan. Pelaksanaan survei sebaiknya dilakukan pada kondisi cuaca yang baik dan pada kondisi lalu lintas normal. Beri tanda pada titik awal ataupun titik akhir pengamatan sebagai batas awal dan akhir perhitungan waktu tempuh kendaraan. Panjang lintasan yang dianjurkan sebagai jarak pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Panjang lintasan pengamatan yang dianjurkan Kecepatan rata-rata arus lalu lintas (km/jam)
Panjang lintasan (m)
Di bawah 40
25 - 30
40 – 65
50 – 60
Di atas 65
75 – 90
Sumber: Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Darat, 1999
94
Langkah-langkah pelaksanaan pengamatan adalah sebagai berikut: a. Pengamat menempati posisi pada ujung-ujung lintasan di titik pengamatan yang telah ditentukan b. Pengamat ke-1 memberi isyarat baik menggunakan tangan atau bendera, pada saat roda depan atau bagian depan kendaraan yang akan diukur waktu tempuhnya melintasi garis atau titik awal pengamatan c. Isyarat yang diberikan oleh pengamat ke-1 merupakan tanda bagi pengamat ke-2 untuk segera menjalankan stop watch d. Pengamat kedua mematikan stop watch pada saat roda depan/bagian depan kendaraan yang diamati melintasi garis atau titik akhir pengamatan e. Pengamat ke-2 mencatat hasil pengamatan pada formulir pengamatan f. Hasil survei kecepatan lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 1 sampai Tabel 3 Lampiran B. 3.4 Instrumen Penelitian Sebelum pengambilan sampel dilakukan maka harus dipersiapkan dulu instrumen yang akan digunakan agar pengambilan sampel dapat dilakukan dengan lancar dan sampel yang diperoleh mampu memberikan hasil yang maksimal mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan. 3.4.1 Instrumen pengambilan sampel udara 1. Meja sampling atau tripod 2. Pompa hisap (vacuum pump) 3. Alat pengukur laju alir udara (Air Flow Meter)
Ukuran kecil
: 0-2 liter/menit
95
Ukuran sedang
: 2-17 liter/menit
Ukuran besar
: 17-40 liter/menit
4. Midget Impinger
Ukuran 30 ml
Ukuran 100 ml
5. Botol contoh gelas (gelas atau plastik) yang dilengkapi dengan 2 buah keran dengan ukuran 250 ml 6. Botol aspirator ≥ 500 ml 7. Sumber arus AC atau genset lengkap dengan kabel 8. Selang plastik 9.
Termos es
10. Barometer 11. Anemometer 12. Psychrometer dilengkapi dengan Psychrochart 13. High Volume Air Sampler 14. Kompas 15. Kasa Steel 16. Pencatat waktu 17. Tabung pasif sampling untuk NO2 (Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991) 3.4.2 Instrumen pengambilan sampel kebisingan 1.
Rol meter untuk mengukur jarak penempatan instrumen penelitian
2.
Sound Level Meter
96
3.
Blanko formulir penelitian
4.
Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran
5.
Stopwatch untuk mengukur interval waktu pengukuran (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996)
Sound Level Meter yang digunakan memiliki kemampuan untuk mencatat setiap perubahan nilai kebisingan tiap detiknya. Sound Level Meter yang dipinjamkan oleh Hiperkes ini bermerk Krisbow memiliki 2 rentang nilai yaitu low dan high. Untuk rentang low, pengukuran mulai dari 35 dB(A) sampai 100 dB(A) sedangkan untuk high berkisar antara 65 dB(A) sampai 136 dB(A). Sound Level Meter ini memiliki dimensi 251 x 63.8 x 40 mm dengan berat 250 gr. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran A. 3.5 Analisis Data Secara umum, analisis data dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Metode Deskriptif Merupakan cara pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis, sehingga diperoleh suatu kesimpulan umum. Yang termasuk analisis deskriptif adalah penyajian data dengan tabel atau grafik. b. Metode Analisis Untuk mendapatkan perolehan hasil dari tabulasi data yang sudah dikerjakan, dilakukan tahap analisis yang merupakan suatu cara menganalisis data dengan mempergunakan suatu teknik analisis tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan. Dalam hal ini digunakan analisis regresi, yaitu analisis linier berganda dengan metode stepwise.
97
Dalam penelitian ini persamaan yang akan dicari yaitu persamaan regresi untuk mencari hubungan antara kebisingan dengan volume dan kecepatan lalu lintas. Persamaan regresi untuk kebisingan: Y1
= a1 + b1X1 + b2X2………………………+ bnXn
Dimana: Y
= kebisingan pada segmen jalan yang ditinjau
X1
= volume sepeda motor/kecepatan sepeda motor
X2
= volume kendaraan ringan/kecepatan kendaraan ringan
X3
= volume kendaraan berat/kecepatan kendaraan berat
3.6 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Leq Dari survei yang dilakukan, akan diperoleh nilai kebisingan per detik yang kemudian diolah untuk mendapatkan nilai Leq per lima belas menit. Langkahlangkah perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Data dikelompokkan setiap lima belas menit sehingga didapat 900 data. Data ini kemudian diurutkan dari nilai terkecil sampai nilai terbesar. 2. Hitung rentang (R) dengan mengurangi data tertinggi dan data terendah. 3. Hitung jumlah kelas (K) dengan menggunakan rumus Sturges yaitu K = 1 + 3.3 log n…………………………………….…………(2.7) 4. Hitung panjang kelas interval (P) ………………………………….………..(2.8) 5. Cari nilai tengah tiap rentang 6. Hitung frekuensi data untuk masing-masing rentang
98
7. Hitung frekuensi komulatif data 8. Lakukan proses perhitungan berdasarkan Rumus 2.5 untuk mendapat nilai Leq Langkah-langkah ini dilakukan untuk setiap data per lima belas menit sehingga pada akhirnya akan didapatkan nilai Leq sebanyak 64 buah sebagai nilai Leq yang terdiri dari 16 buah nilai Leq untuk survei kebisingan pada hari pertama dan 48 buah nilai Leq untuk survei hari kedua. Nilai Leq hari kedua akan digunakan sebagai dependent variable dalam analisis regresi. 3.7 Langkah-Langkah Analisis Regresi Dengan Metode Stepwise Pada Program SPSS 17.0 For Windows Langkah-langkah kerja dengan metode stepwise pada program SPSS 17.0 for windows, sebagai berikut: a. Pemasukan data Langkah kerja: 1. Buka lembar kerja baru Dari menu File, pilih menu New. Kemudian klik Data. SPSS siap membuat variabel baru yang diperlukan. 2. Menamai variabel dan properti yang diperlukan Langkah berikutnya dalah membuat nama untuk setiap variabel baru, jenis data dan sebagainya. Untuk itu klik tab sheet Variable View yang ada dibagian kiri bawah, atau langsung tekan CTRL+T. b. Mengisi data Letakkan pointer pada baris pertama variabel yang telah dimasukkan. Kemudian isi data sesuai kasus, kemudian simpan data. c. Pengolahan data dengan metode Stepwise 1. Buka lembar kerja baru sesuai dengan kasus. 2. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyse, kemudian pilih submenu Regression.
99
3. Dari serangkaian pilihan test untuk regresi, sesuai kasus pilih Linier. Klik pilihan tersebut. 4. Pengisian a. Pada Dependent atau variabel tergantung, pilih variabel terikat yang dicari. Dalam studi ini, variabel terikat yang diambil adalah tingkat kebisingan. Pada Independent(s) atau variabel bebas, pilih variabel-variabel bebasnya. Dalam studi ini variabel bebas yang akan digunakan adalah volume lalu lintas, yang terdiri dari volume kendaraan berat, volume kendaraan ringan, volume sepeda motor dan kecepatan kendaraan baik itu kecepatan kendaraan berat, kecepatan kendaraan ringan dan kecepatan sepeda motor. b. Pilih kolom Option dengan mengklik pilihan tersebut. Pengisian: - Untuk Stepping Method Criteria, digunakan uji F yang mengambil standar angka probablitas sebesar 5%. Oleh karena itu angka Entry 0.5 atau 5% dipilih. - Pilihan
default
Include
Constant
Inequation
atau
menyertakan konstanta tetap dipilih. - Penanganan Missing Value atau data yang hilang, digunakan default dari SPSS, yaitu Exclude cases listwise. Klik continue untuk meneruskan. c. Pilih kolom statistic. - Regression Coefficient atau perlakuan koefisien regresi, pilih default atau Estimate. - Klik pilihan Descritive atau Collinearity Diagnostics pada kolom sebelah kanan, selain pilihan Model Fit. - Pilihan Residuals dikosongkan saja. d. Pilih kolom plot atau berhubungan dengan gambar/grafik untuk regresi. Rencanakan semua kemungkinan plots. Untuk itu, ketik pada pilihan Produce all partial plots.
100
Klik Continue untuk meneruskan. Klik OK untuk mengakhiri pengisian
prosedur
analisis.
Terlihat
SPSS
melakukan
pekerjaan analisis dan terlihat pada Output SPSS. Simpan Output. 3.8 Prosedur Penelitian Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan studi pendahuluan mengenai topik yang akan dibahas. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi di lapangan selama pelaksanaan Car Free Day di Kota Denpasar. Selanjutnya adalah mencari literatur-literatur dan data-data yang mendukung topik sehingga topik yang ada dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Melalui pengamatan langsung dilapangan dan dikaitkan dengan literatur yang menunjang maka permasalahan yang timbul dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan ilmiah yang tidak hanya berdasarkan pada pengamatan langsung tapi juga ditunjang oleh literatur mendukung. Setelah latar belakang diketahui maka permasalahan yang ada dapat dirumuskan sesuai dengan data-data yang telah diperoleh. Setelah dibuat rumusan permasalahan maka dapat ditentukan tujuan penelitian. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data primer. Dalam tulisan ini, data primer yang dicari antara lain: 1. Volume lalu lintas 2. Kecepatan sesaat kendaraan 3. Tingkat kebisingan pada saat pelaksanaan Car Free Day 4. Tingkat kebisingan pada hari kerja 5. Tingkat pencemaran udara pada saat pelaksanaan Car Free Day 6. Tingkat pencemaran udara pada hari kerja
101
Setelah data-data tersebut diperoleh, maka selanjutnya adalah pengolahan data. Volume lalu lintas dan kecepatan sesaat akan digunakan untuk mencari kinerja ruas jalan. Data primer lain yang dicari adalah tingkat kebisingan dengan menggunakan alat ukur berupa Sound Level Meter. Data dicari setiap 1 detik untuk 2 kondisi yaitu pada saat pelaksanaan Car Free Day dan pada hari biasa di waktu yang sama dengan pelaksanaan Car Free Day yaitu mulai pukul 06.00 WITA sampai dengan pukul 10.00 WITA. Dari data kebisingan yang didapat per 1 detik, kemudian akan diolah menggunakan SPSS sehingga akan diketahui hubungan antara tingkat kebisingan yang terjadi dengan volume dan kecepatan lalu lintas. Data kadar masing-masing parameter pencemar udara juga dicari pada 2 kondisi yaitu pencemaran udara pada saat pelaksanaan Car Free Day dan kadar pencemaran udara pada hari biasa pada rentang waktu yang sama dengan pelaksanaan Car Free Day yaitu mulai dari pukul 06.00 WITA sampai dengan pukul 10.00 WITA dengan lama waktu pengambilan sampel 1 jam. Dari sampel yang telah didapat kemudian diolah di laboratorium untuk mendapatkan kadar masing-masing pencemar. Data ini kemudian diinterpolasi kedalam satuan SI sehingga menjadi data laporan tingkat pencemaran udara seperti yang tersaji dalam ISPU. Setelah itu dilakukan perbandingan antara tingkat kebisingan dan tingkat pencemaran udara pada hari kerja dan pada saat pelaksanaan Car Free Day untuk masing-masing parameter. Dari semua data yang telah diperoleh, dapat dibuat suatu kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan sumbang saran bagi pihak-pihak yang terkait sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
102
Untuk mendapatkan data primer yang selanjutnya akan diolah untuk dapat menjawab tujuan penulisan tesis ini, telah dilakukan survei selama dua hari yaitu pada segmen jalan sepanjang 90 meter pada ruas Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar tepatnya di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi Denpasar. Untuk lebih tepatnya dapat dilihat pada Lampiran A. Survei dilakukan selama 16 jam yaitu selama 4 jam pada hari pertama, mulai pukul 06.00 WITA sampai 10.00 WITA bersamaan dengan pelaksanaan program Car Free Day. Survei pada hari pertama ini mencatat tingkat kebisingan dengan menggunakan Sound Level Meter dan mencatat tingkat pencemaran udara yang terjadi selama pelaksanaan Car Free Day. Sedangkan untuk survei hari kedua, survei dilakukan selama 12 jam, selain untuk mencatat tingkat kebisingan dan tingkat pencemaran udara, tetapi juga dilakukan pencatatan terhadap volume kendaraan dengan klasifikasi sepeda motor, kendaraan ringan, dan kendaraan berat, serta kecepatan rata-rata ruang kendaraan (space mean speed). Proses survei menggunakan video kamera sehingga tidak melibatkan banyak surveyor. Langkah selengkapnya mengenai prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut:
103
Gambar 3.2 Prosedur penelitian
104
105