BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan
Cimahi Tengah, Kota Cimahi yang ditujukan pada peserta didik yang mengikuti kursus bahasa inggris di lembaga PQEC Institute. Penelitian ini menjelaskan tentang efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta didik di PQEC Institute. 2.
Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 115) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Dalam penelitian ini populasi adalah peserta kursus tingkat mahir yaitu first elementary, second elementary dan intermediate di PQEC Institute jalan raya cimindi no.263. A Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Peserta didik tingkat mahir di Kursus PQEC Institute first elementary sebanyak 23, second elementary sebanyak 19 orang, dan intermediate sebanyak 15 orang. Jumlah populasi yaitu 57 orang peserta kursus tingkat mahir. 39 Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
3.
Sampel Sampel menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel akan tetapi mengambil sebagian dari populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm. 117) mengatakan“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”. Memerlukan teknik sampling atau metode tertentu, dalam penarikan sampel.Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan suumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Peneliti menentukan teknik sampling yaitu menggunakan proportionate random sampling. Proportionate random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi yang mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. a.
Sampel Peserta Didik Pengambilan sampel peserta didik yang dilakukan dengan menggunakan
teknik proportionate random sampling. Penentuan jumlah sampel lulusan dilakukan dengan perhitungan dari Bungin (2010, hlm. 105) sebagai berikut :
Dimana
n = jumlah sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan Sumber: Bungin (2010, hlm. 105)
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
Hasil dari perhitungan :
Dari perhitungan diatas, menghasilkan bahwa ukuran sampel minimal dalam penelitian adalah
dibulatkan menjadi 50. Maka peneliti pun akan mengambil
sampel minimal sebanyak 50 peserta didik. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 50 peserta didik. Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel pada masing-masing angkatan adalah sebagai berikut :
Sumber: Bungin (2010, hlm. 106) Keterangan : N
= ukuran sampel
Ni = ukuran populasi stratum ke 1 N
= ukuran sampel keseluruhan
ni
= ukuran sampel Penarikan sampel siswa secara proporsional dilihat sebagai berikut :
n peserta E1
= 23 / 57 x 50 = 20,17 dibulatkan menjadi 20
n peserta E2
= 19 / 57 x 50 = 16,66 dibulatkan menjadi 17
n peserta I
= 15 / 57 x 50 = 13,15 dibulatkan menjadi 13
Sehingga pengambilan sampel responden dari masing-masing tingkatan dirincikan dalam tabel berikut ini:
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Peserta Didik Tahun 2014 Tingkat
Jumlah Peserta
Jumlah Sampel
First elementary
23
20
Second elementary
19
17
Intermediate
15
13
Jumlah
57
50
Sumber: Catatan Lembaga Kursus PQEC Institute, 2014
B. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Umar (2004, hlm. 6) adalah satu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan periset, mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir. Desain merupakan rancangan dalam penelitian yang timbul karena adanya permasalahan ataupun ganjalan yang merupakan kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Penelitian ini menghubungkan antara variabel bebas yaitu metode pembelajaran CLT dengan variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi bahasa inggris.
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Efektivitas Metode Pembelajaran CLT Dalam Meningkatakan Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta Didik
Variabel (X) Metode Pembelajaran CLT :
Variabel (Y)
- Proses pembelajaran
Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris :
- Efektivitas - Persepsi - Faktor Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Sumber: Diolah Peneliti (2014) Pada variabel X menjelaskan tentang metode pembelajaran CLT. Sedangkan pada variabel Y menjelaskan bagaimana meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta. Sehingga penelitian ini akan mengungkapkan berapa besar efektivitas metode CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta di PQEC Institute. C. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) bahwa secara umum metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan antara penggunaan Metode Pembelajaran CLT dengan Kemampuan berbahasa inggris peserta didik di Kursus Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
PQEC Institute. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan metode penelitian yang sesuai untuk memudahan pengumpulan data sesuai dengan ketentuan dalam melakukan kegiatan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan penggunaan metode deskriptif adalah untuk memecahkan
masalah
atapun
menjawab
permasalahan
yang
sedang
dihadapi.Sedangkan tujuan penggunaan pendekatan kantitatif adalah untk mengetahui besarnya efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta. Tahapan yang pertama yaitu pengumpulan data, yang kedua disusun, yang ketiga dijelaskan, dan yang keempat dianalisa sehingga dapat peneliti ambil kesimpulan dengan menyebarkan angket atau kuesioner dan cara penggolahannya melalui perhitungan persentase. Tahapan-tahapan yang dilakukan dengan pengumpulan, klasifikasi dan pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu situasi.Dengan menggunakan metode deskriptif penulis dapat mendeskripsikan hasil dari penilitian dengan permasalahan yang ada dengan memusatkan pada kondisi yang faktual dengan sesuai pada saat penelitian dilaksanakan. D. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menggunakan istilah yang ada dalam judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai landasan konseptual pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994, hlm. 16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.” 2. Metode Pembelajaran CLT Metode pembelajaran CLT menekankan pada situasi, misalnya dalam situasi yang bagaimana suatu tuturan diucapkan.Dalam CLT terdapat berbagai kemampuan berbahasa yang terintegrasi (integrated skills) yang mencakup kemampuan reading, writing, listening, speaking, vocabulary dan grammar. Jadi melalui CLT ini para pembelajar bahasa asing diharapkan dapat menguasai atau terampil berbahasa, tidak hanya menulis tetapi juga berbicara dan tentunya dengan tata bahasa yang benar. Dalam pembelajaran peserta diajak secara komunikatif, apabila terdapat kesulitan maka akan dibantu oleh tutor. CLT merupakan metode yang mampu membawa peserta didik secara tidak langsung memahami struktur bahasa yang dipelajarinya, karena pembiasaanpembiasaan mengekspresikan bahasa. Jadi Communicative Language Teaching mempunyai tujuan akhir pada communicative competence (kemampuan komunikasi dengan
bahasa)
melalui
proses
pendekatan
komunikatif.
Peserta
dapat
mengaplikasikan metode CLT dalam kebutuhan sehari-hari karena lebih bebas dalam menyampaikan maksud dalam percakapan, karena dalam berkomunikasi secara lisan, aturan-aturan tata bahasa diabaikan. 3. Kemampuan Bahasa Inggris Menurut
Mohammda
Zain
dalam
Milman
Yusdi
(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html?m=1.) mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertianAdila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
kemampuan.html?m=1.)mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Peningkatan kemampuan adalah dimana peserta belajar dapat bercakap-cakap menggunakan bahasa inggris serta dapat menyusun kalimat dengan benar. Kemampuan disini adalah kemampuan speaking (berbicara)berbahasa inggris, khususnya dalam berkomunikasi. Mengukur kemampuan bicara didasarkan pada tersampaikan atau tidaknya pesan atau makna dari penutur kepada pendengar. Cara mengukur kemampuan berbicara adalah : 1) Pengucapan, seberapa baik siswa dalam mengucapkan satu kata atau kalimat , 2) Tata bahasa, seberapa baik siswa menjaga aturan tata bahasa dalam berbicara, 3) kosa kata, seberapa banyak perbendaharaan kosa kata yang dimiliki dan digunakan siswa dalam berbicara, 4) Kefasihan, seberapa baik tingkat kefasihan siswa dalam berbicara, dan 5) Pemahaman, seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap komunikasi bahasa yang digunakan. Jadi, yang dimaksud kemampuan komunikasi berbahasa inggris dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam berkomunikasi yang dapat dilihat dari aktifnya peserta berbicara, struktur grammar yang digunakan, dapat menanggapi maksud dari percakapan. E. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian disusun berdasarkan pada pokok permasalahan yang terdapat dalam kegiatan penelitian, selanjutnya dikembangkan dalam bentuk pernyataan. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 194)kuesioner adalah sejumlah Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Bentuk angket yang digunaan dalam penelitian ini angket terstruktur yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Alasan peneliti menggunakan angket, karena angket memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) Dalam menyebarkan angket tidak memerlukan hadirnya peneliti (2) Dalam menyebarkan angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden (3) Dalam menyebarkan angket dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden (4) Dalam menyebarkan angket dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab (5) Dalam menyebarkan angket dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benarbenar sama. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuesioner atau angket check list. Peserta kursus tinggal membubuhhkan tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan. Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Dalam Sugiyono (2013, hlm. 133), dinyatakan bahwa : “Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif” Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator-indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Untuk keperluan analisis kuantitatif, skor setiap jawaban pertanyaan maupun pernyataan pada kuesioner (angket) sebagai berikut : a. Sangat Setuju, diberi skor 5 b. Setuju, diberi skor 4 c. Ragu-ragu, diberi skor 3 d. Tidak Setuju, diberi skor 2 e. Sangat tidak setuju, diberi skor 1 Adapun uji coba instrumen dilakukan terhadap 20 orang responden yang mengikuti kursus bahasa inggris di PQEC Institute. F. Proses Pengembangan Instrumen 1.
Pengujian Validitas Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 211) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel.Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator baru memuaskan butir-butir pertanyaannya, peneliti sudah bertindak hati-hati.
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Untuk menguji tingkat validitas sebuah instrumen penelitian digunakan rumus korelasi pearson product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson dalam Sugiyono (2013, hlm. 255) sebagai berikut: n (∑ xy) – (∑x) (∑y) rxy =
{|n(∑x2) - (∑x)2|n(∑y2) - (∑y)2} Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 255)
Keterangan: r
= Koefisien validitas item yang dicari
X
= Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y
= Skor total
X Y X Y
= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y 2
2
n
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y = Jumlah responden
Dengan menggunakan taraf signifikan α=0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden. Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung ≤ r 0,05.tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya. Antara 0,800 – 1,000
: sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799
: tinggi
Antara 0,400 – 0,599
: cukup tinggi
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Antara 0,200 – 0,399
: rendah
Antara 0,000 – 0,199
: sangat rendah (tidak valid)
(Riduwan, 2009, hlm. 98) Tabel 3.2 Uji Validitas Kuesioner Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
r hitung 0.620974 0.46043 0.665595 0.561788 0.633117 0.655605 0.510831 0.571304 0.588389 0.554069 0.615658 0.533578 0.528172 0.489071 0.539921 0.556073 0.471456 0.601185 0.477945 0.485493 0.620473 0.473719 0.657759 0.485869 0.631567 0.505466 0.464103 0.544188 0.556066 0.478952 0.465606 0.465233
r tabel 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
33 0.588513 0,4438 Valid 34 0.462079 0,4438 Valid 35 0.472046 0,4438 Valid 36 0.489252 0,4438 Valid 37 0.580306 0,4438 Valid 38 0.519164 0,4438 Valid 39 0.534391 0,4438 Valid 40 0.591922 0,4438 Valid 41 0.628423 0,4438 Valid 42 0.552711 0,4438 Valid 43 0.669878 0,4438 Valid 44 0.763424 0,4438 Valid 45 0.797632 0,4438 Valid 46 0.451862 0,4438 Valid 47 0.491635 0,4438 Valid 48 0.511329 0,4438 Valid 49 0.56521 0,4438 Valid 50 0.663643 0,4438 Valid 51 0.591753 0,4438 Valid 52 0.681024 0,4438 Valid 53 0.649051 0,4438 Valid 54 0.484195 0,4438 Valid Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 for windows (2014)
Dari hasil perhitungan validitas variabel metode pembelajaran CLT, diketahui nilai rtabel dengan tingkat kesalahan 5% dan dk = 20 – 2 = 18 diperoleh rtabel sebesar 0,443. Maka hasil perhitungan dari 60 item yang dinyatakan valid sebanyak 54 item dan item yang dinyatakan tidak valid ada 6 item, kemudian item yang tidak valid tersebut dibuang sehingga pada variabel metode pembelajaran CLT didapatkan 54 item pertanyaan. 2.
Pengujian Reliabilitas Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 221) reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 121) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. (Arikunto, 2013, hlm. 225) Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearmen Brown, yaitu:
ri
2rb 1 rb
Sumber: Sugiyono, 2013, hlm. 185 Keterangan:
ri = Reliabilitas seluruh instrumen rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua Pengujian reliabilitas tersebut menurut Sugiyono (2013, hlm. 190) diilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan instrumen genap.
2.
Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jikakoefisian internal seluruh item (ri)rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
2. Jika koefisian internal seluruh item (ri)
Tabel 3.3 Nilai Koefisien Reliabilitas Interval Tingkat Reliabilitas Koefisien 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 257)
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian No.
Interval Soal
r hitung
r tabel
Keterangan
1
Interval Soal 1-27
0.876429
0,4438
Reliabel
2
Interval Soal 28-54
0.934146
0,4438
Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 for windows (2014)
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Berdasarkan perhitungan reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 18.0 for windows, diperoleh hasil pengujian bahwa rhitung> rtabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data reliabel. G. Teknik Pengumpulan data Teknik Pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan permasalahan pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penyusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Observasi Observasi
menurut
Sutrisno
Hadi
(dalam
Sugiyono,
2013,
hlm.
203)merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah prosesproses pengamatan dan ingatan.Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalagejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 2.
Wawancara Wawancara menurut Sugiyono (2013, hlm. 194), digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahulan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. 3.
Angket Menurut Sugiyono (2013, hlm. 199), angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik yang pengumpulam data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. 4.
Studi Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
penelaahan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian, untuk memperoleh informasi yang sesuai. H. Pengolahan dan Analisis Data 1.
Teknik Pengolahan Data Kegiatan yang penting dalam suatu penelitian adalah mengolah data. Mengolah
data ini bertujuan untuk mengambil kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti berdasar pada data yang terkumpul. Langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus : SK = ST x JB x JR Keterangan : SK = skor kriterium ST = skor tertinggi JB = jumlah bulir JR = jumlah responden b. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil kuesioner dengan rumus :
xi = x1+ x2+ x3 + …. + xn Keterangan :
xi
=jumlah skor hasil kuesioner variabel X
x1- xn =jumlah skor kuesioner masing-masing reponden Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan, contohnya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Menentukan kontinum tertinggi dan terendah. Tinggi : SK = ST x JB x JR Rendah:SK = SR x JB x JR Keterangan : ST = skor tertinggi SR = skor terendah JB = jumlah bulir JR = jumlah responden Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus :
d. Membuat garis kontinum dan menentukan daerah letak skor hasil penelitian. Menentukan persentase letak skor hasil penelitian (rating scale) dalam garis kontinum (S/Skor maksimal x 100%). Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 3.2 Contoh Garis Kontinum Penelitian e. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas untuk memperoleh gambaran variabel Metode Pembelajaran CLT(X) dan variabel Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris (Y). 2.
Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas Data Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
Pada penelitian yang menggunakan statistik parametris seperti yang digunakan pada penelitian ini, harus didasarkan pada asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Bila tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah non parametris. Oleh karena itu kenormalan harus di uji terlebih dahulu. Pengujian normalitas pada penelitian ini akan dilakukan pada variabel X (metode pembelajaran CLT) dan variabel Y (kemampuan komunikasi berbahasa inggris). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas Kolmogrov Smirnov Tes dengan menggunakan SPSS Versi 18.0. b. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval Melalui MSI Suatu penelitian yang menggunakan analisis parametrik memiliki syarat yang salah satunya ialah data harus berskala interval. Sedangkan dalam penelitian ini terdapat dua macam data yaitu berskala interval dan berskala ordinal, maka dari itu perlu untuk mengubahnya ke dalam bentuk interval. Adapun teknik transformasi yang paling sederhana yaitu dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval menurut (Riduwan dan Kuncoro, 2012, hlm. 30) sebagai berikut : 1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebar. 2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5. 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. 4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor. 5. Gunakan Tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. 6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh. 7. Tentukan nilai skala. 8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y = NS + ⦋ 1+ (NSmin) Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
3. Teknik Analisis Data a. Analisis Korelasi Sederhana Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1 ≤ r ≥ 1), artinya jika: r= 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif) r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif) r= 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson’s product moment. Teknik korelasi Pearson’s product moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio. Rumus koefisien korelasi Pearson’s product moment :
∑ √[ ∑
∑ ∑
][ ∑
∑ ∑
]
Sumber: Suharsimi Arikunto(2013, hlm. 213)
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Untuk mengetahui tingkat hubungan kedua variabel tersebut, maka dapat dilihat pada tabel Guilford sebagai berikut: Tabel 3.5 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 184) b. Analisis Regresi Sederhana Menurut Riduwan (2003, hlm. 244), analisis regresi sederhana merupakan prosedur dimana dengan melalui formulasi persamaan matematis, hendak diamalkan nilai variabel random kontinyu berdasarkan nilai variabel kuantitatif lainnya yang diketahui. Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) metode pembelajaran CLT (X) terhadap kemampuan komunikasi berbahasa inggris (Y). Persamaan regresi linier sederhana:
Sumber: Riduwan (2003, hlm. 244) Keterangan: Y =
Kemampuan komunikasi berbahasa inggris
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
X =
Metode Pembelajaran CLT
a =
harga Y apabila X = 0 (harga konstan)
b =
koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.
c. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah alat statistik untuk mengetahui besarnya presentase pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan asumsi 0 ≤ r2 ≥ 1, maka dari itu digunakan koefisien determinasi sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 231) Keterangan : KD = koefisien determinasi r
= koefisien korelasi Sebelum nilai r2 digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu harus
diuji apakah nilai-nilai r2ini terletak dalam daerah penerimaan atau penolakan. 4.
Uji Hipotesis Analisis terakhir dalam penelitian ini adalah uji hipotesis. Uji hipotesis dalam
penelitian ini Uji t. √
t=√
Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 184) Keterangan: Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
r
= Koefisien korelasi product moment
t
= Distribusi student dengan derajat kebabasan (db) = n-2
n
= banyaknya sampel Uji t berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa terdapat hubungan atau
tidak antara kedua variabel Metode pembelajaran CLT (X) dan kemampuan komunikasi berbahasa inggris (Y), maka nilai dengan nilai
selanjutnya dibandingkan
untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) = n-
2, sehingga pengambilan kesimpulan menggunakan perbandingan
dengan
kriteria sebagai berikut : -
Jika
>
-
Jika
≤
Ho ditolak : Ha diterima Ho diterima : Ha ditolak
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu