43
BAB III METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan suatu metode. Metode ini merupakan cara atau jalan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian yaitu mengambarkan dan menyimpulkan data dengan maksud untuk memecahkan suatu masalah. Menurut (Sukmadinata, 2012, hlm. 52) adalah, “Rangkaian cara atau kegiatan pelaksaan peneliatian didasari oleh asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Banyak sekali metode-metode penelitian yang dapat digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh atau sebab dan akibat dari suatu perlakuan. Mengenai metode eksperimen ini menurut Sugiyono (2013, hlm. 72) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dalam metode ini kita melakukan suatu perlakuan (treatment) sehingga mendapatkan hasil penelitian. Berdasarkan kutipan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa dalam kondisi dimanapun atau beberapa variabel dapat dikontrol dan dicobakan untuk mengetahui hasil percobaan tersebut. Dalam peneliti ini variabel yang dicobakan yaitu bentuk latihan batting-T drills dan toss drills kelompok untuk mengetahui pengaruh dari kedua bentuk latihan tersebut terhadap produktifitas hasil pukulan dalam olahraga baseball. Oleh sebab itu peneliti menggunakan metode eksperimen.
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
44
B. DESAIN PENELITIAN Desain atau rancangan yang digunakan adalah pre test-post test desain, mengenai hal ini Arikunto (2006, hlm. 86) menjelaskan, seperti yang terlihat di Gambar 3.1 berikut.
Kelompok A
01
𝑋1
Kelompok B
01
𝑋2
02 02
Gambar 3.1 Desain penelitian Arikunto (2010, hlm. 125) Keterangan: Kelompok A Kelompok B 01 𝑋1 𝑋2 02
: Kelompok batting-T drills : Kelompok toss drills : Tes awal : Treatment memukul menggunakan bentuk latihan batting-T drills : Treatment memukul menggunakan bentuk latihan toss drills : Test Akhir
Dari desain penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa tes yang akan dilakukan yaitu dua tes keterampilan kelompok dengan batting-T drills dan toss drills. Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja, dengan adanya gambaran langkah penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah penelitian seperti disajikan pada Gambar 3.2.
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
45
POPULASI SAMPEL TEST AWAL
KELOMPOK A
KELOMPOK B
BATTING-T DRILLS
TOSS DRILLS
TREATMENT/ PERLAKUAN TEST AKHIR ANALISIS DATA KESIMPULAN Gambar 3.2 Alur penelitian Skema tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut : 1. Langkah pertama menentukan populasi yang akan digunakan untuk melakukan penelitian; 2. Kemudian, menentukan populasi. Dari populasi itu diambil sempel dengan teknik sempling jenuh;
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
46
3. Setelah sempel terpilih selanjutnya diberikan tes awal, lalu hasil tersebut disusun dari hasil tertinggi sampai yang terendah. 4. Setelah pengambilan data awal subjek dan mengetahui hasilnya, sampel dibagi menjadi 2 kelompok yang ditentukan menurut hasil tes awal tersebut; 5. Setelah pengambilan data dan pembagian kelompok subjek menjalani kegiatan eksperimen dengan memberikan treatment bagi kelompok A yang berlatih dengan bentuk latihan batting-T drills dan kelompok B yang berlatih dengan bentuk latihan toss drills; 6. Setelah subjek menjalani kegiatan eksperimen dengan diberikan treatment selama 18 kali pertemuan, kemudian dilakukan pengambilan data dengan melakukan tes akhir; 7. Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka dilakukan pengolahan dan analisis data sehingga hasilnya dapat dijabarkan; 8. Sebagai langkah akhir yaitu dengan membuat kesimpulan yang didasarkan hasil pengolahan data.
C. POPULASI Untuk mendapatkan data yang diperlukan, yang harus dilakukan ialah penentuan populasi dan sampel. Dalam hal ini Arikunto (2006, hlm.130) menjelaskan sebagai berikut: ‘‘Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, objek peneliti yang dimaksud adalah kelompok yang lebih besar dimana hasil peneliti digeneralisasi’’. Sedangkan menurut Rusli Lutan (2007, hlm.82) menjelaskan bahwa: ‘‘Sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan penelitiannya’’. Populasi dalam peneliti ini adalah atlet baseball Kabupaten Bandung.
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
47
D. SAMPEL Setelah
menentukan
populasi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
menentukan sampel untuk mendapatkan data yang diperlukan. Menurut Arikunto (2006, hlm. 131) menyatakan bahwa: ‘‘Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti’’. Dengan kata lain sampel merupakan kelompok yang digunakan dalam peneliti untuk memperoleh data. Adapun cara dalam penentuan sampel penulis menggunakan cara sampling jenuh atau seluruh dari populasi yang ada, mengenai hal ini Sugiyono (2010, hlm.124) menjelaskan pengertian sampling jenuh: Sampling jenuh yaitu penentuan sampel bila semua populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Pertama peneliti melakukan tes awal setelah itu peneliti membagi 2 kelompok yaitu 8 atlet kelompok batting-T drills dan 8 atlet kelompok tosss drills berdasarkan dengan metode ABBA, sehingga terdapat dua kelompok subjek yang keterampilan dan kemampuan setara. Penentuan sempel ini dimaksudkan untuk memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.
E. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 1.
Waktu Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu atau 18 x pertemuan dan
jadwal latihan sebanyak 3 kali dalam seminggu seperti yang diungkapkan oleh Harsono (1998, hlm. 194) menjelaskan bahwa: ‘‘Latihan sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu dengan diselingi waktu istirahat’’. Selanjutnya menurut Harsono (1998, hlm. 106) menyatakan bahwa: ‘‘Meso cycle lamanya antara 3-6 ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
48
minggu, dan micro cycle kurang dari 3 minggu, bisa 1 atau 2 minggu’’. Hal ini bertujuan untuk memberikan istirahat bagian organ-organ tubuh supaya kembali siap untuk menerima tugas gerak yang baru bertujuan mendapatkan hasil yang optimal dari latihan. Selain itu menurut Delorme dan Waktin yang dikutip oleh Sajoto (1988, hlm. 119) mengenai program latihan adalah sebagai berikut: Program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu selama 6 minggu cukup efektif. Namun rupa-rupanya pelatih cenderung melaksanakan program 3 kali dalam seminggu untuk menghindari terjadinya kelelahan atau kronik. Dengan lama latihan yang dilakukan adalah selama 6 minggu atau lebih. Penelitian ini dilaksanakan sesuai jadwal latihan baseball Kabupaten Bandung, mulai pukul 15.00 WIB, dari tanggal 29 Oktober – 10 Desember 2014.
2.
Tempat Penelitian Lokasi untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan bentuk latihan
memukul batting-T drills dan dengan toss drills terhadap produktifitas hasil pukulan dalam permainan baseball adalah bertempat di lapangan Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung dan lapangan softball – baseball Bumi Siliwangi UPI Bandung. Yang dijadikan objek penelitian adalah atlet baseball Kabupaten Bandung.
F. INSTRUMEN PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010, hlm.102) menjelaskan bahwa: ‘‘Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan menggunakan fenomena alam maupun sosial yang diamati’’. Pada dasarnya dalam suatu penyusunan suatu tes keterampilan olahraga harus berdasarkan aktifitas gerak cabang olahraga yang bersangkutan. Sesuai penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrument penelitian adalah suatu alat untuk fasilitas yang digunakan peneliti
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
49
untuk pengumpulan data agar dapat mencapai hasil yang lebih baik. Penulis menggunakan tes sebagai alat pengumpul data. Sesuai konsep penelitian yaitu ‘‘Perbandingan bentuk latihan memukul batting-T drills dengan toss drills terhadap produktifitas hasil pukulan dalam permainan baseball’’, maka penulis memakai instrumen tes dengan
pitching
machine. Alat ini digunakan untuk mengukur keterampilan memukul atau produktifitas
memukul
dalam
permainan
baseball
menurut
komtek
PB.PERBASASI (1989). Pitching machine adalah suatu alat pelontar yang bergerak secara AC – DC. Alat ini berbentuk sederhana dan dapat dibongkar pasang, serta dapat diatur kecepatan bolanya sesuai dengan yang diinginkan. Satuan dari pitching machine ini adalah
mil
/jam, serta bola yang dihasilkan adalah
straight. 1.
Peralatan yang digunakan Alat-alat yang digunakan dalam tes ini adalah: a. Cap baseball; b. Pitching machine; c. Bola karet baseball; d. Bat; e. Pita pengukur; f. Formulir pengisian skor.
2.
Tester atau pengetes berjumlah 5 orang terdiri dari: a. Tiga orang pengetes b. Satu orang pencatat skor c. Satu orang pengumpan bola pada pitching machine
3.
Testi berjumlah 16 orang yang terdiri dari: a. Satu orang berdiri di batter’ box untuk memukul; b. Satu orang berdiri di circle ondek untuk menunggu giliran memukul
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
50
c. Sisanya mengambil hasil pukulan
4.
Pelaksanaan tes Orang/pemain coba masuk dalam batter’s box atau kotak pemukul, lalu
pemukul bola yang dilontarkan dari pitching machine. Setiap orang/pemain diberi kesempatan memukul sebanyak 10 kali. Jumlah skor dari 10 kali kesempatan memukul merupakan skor yang diperoleh naracoba.
G. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA 1.
Tes Awal Tes awal ini dilakukan selama satu hari pada tanggal 29 Oktober 2014 di
lapangan baseball Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung sesuai dengan jadwal latihan yaitu di siang hingga sore hari. Mengenai pelaksanaan dijelaskan dibawah ini: a) Tes yang digunakan adalah tes produktifitas hitting; b) Sebelum dilaksanakan tes penulis mempersiapkan terlebih dahulu lapangan yang akan dipakai; c) Jarak dari base ke base 27,05 meter, jarak batter box dengan pitching machine adalah 18,3 m. d) Setelah lapangan siap, selanjutnya penulis menjelaskan mengenai pelaksanaan tes, yaitu testi masuk ke batter box kemudian memukul bola yang dilontarkan pitching machine.
Mengenai cara penilainnya dapat dilihat pada tabel dan gambar lapangan dan bentuk tes produktivitas hitting seperti yang dilihat pada Gambar 3.3 dan Tabel 3.1.
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
51
Gambar 3.3 Lapangan bentuk tes produktivitas hitting (sumber: Komtek PB. PERBASASI) Keterangan: 1. X1 : Daerah foulball 2. X2 : Daerah infield dengan jarak dari base ke base sepanjang 27,432 meter 3. X3 : Daerah outfield dihitung dari home plate ke pagar tengah lapangan dengan jarak sepanjang 120,2 m 4. PM : Pitching machine yang diletakkan dengan jarak 18,3 m dari home plate 5. BB : Batter box atau ruang pemukul Tabel 3.1 Tes Produktivitas Hitting Keterangan
Nilai
a. Swing foulball (ground/fly) ke arah backstop 1
b. Swing foulball (ground/fly) ke arah dug out tim atau dug out lawan
2
a. Swing foulball (ground/fly) tidak jauh dari dug out b. Hit popfly di daerah infield (fair/foul)
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
52
Nilai 3
Keterangan a. Swing and foulball jauh dari foul line b. Hit fly ball di daerah outfield (fair) a. Swing and hit fair ground ball (lemah)
4
b. Hit humpback line drive (agak melengkung) ke fair teritory di depan outfield a. Swing and hit ground ball-fair (keras)
5
b. Hit long fly ball (cukup keras) c. Hit line drive foul ball yang jatuh dekat foul line a. Swing and hit line drive (baik menyusur di tanah maupun di
6
udara) b. Hit home run (over fence)
Catatan: Setiap batter melakukan swing (menghasilkan hit atau tidak) dimulai dengan skala 0-6. Pelaksanaan eksperimen ini berlangsung selama 18 kali pertemuan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal latihan perkumpulan Atlet Baseball Kabupaten Bandung, mulai pukul 15.00 wib hingga 18.00 wib. Pada setiap latihan masingmasing atlet memukul sebanyak 60 bola yang dibagi kedalam 3 set latihan. Sebelum latihan terlebih dahulu melakukan pemanasan statis dan dinamis yang kemudian dilanjutkan dengan peregangan otot-otot dengan menggunakan bat dari setiap gerakan, otot-otot yang diregangkan yanitu bagian pinggang, kaki, dan pergelangan tangan. Setelah melakukan peregangan, kemudian dilanjutkan dengan latihan inti, untuk kelompok A melakukan bentuk latihan batting-T drills dan kelompok B melakukan bentuk latihan toss drills. Banyaknya pukulan bagi setiap kelompok adalah 20 repetisi kali 3 set, yaitu sebanyak 60 kali pukulan dalam setiap babak diselingi waktu istirahat. Adapun pembagian babak ini berdasarkan pada pendapat Harsono (1998, hlm.121-122) sebagai berikut: ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
53
“Waktu latihan sebaiknya adalah pendek akan tetapi berisi padat. Suatu keuntungan dari latihan-latihan yang pendek adalah bahwa hal ini akan terus membawa atlet dalam alam berpikir tentang latihannya, artinya dalam latihan tadi akan dapat terus berdengung dalam alam pikirnya”. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan latihan yang singkat namun memiliki beban latihan yang berisi dan padat dapat mengimplementasikan dan memvisualisasikan setiap gerakan memukul kedalam pertandingan yang sebenarnya.
2.
Tes Akhir Setelah pelaksanaan eksperimen atau perlakuan berakhir, maka dilakukan
kembali pengambilan data yang terakhir pada tanggal 10 Desember 2014. Lalu setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data dan analisis data agar memperoleh penafsiran yang tepat sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
H. ANALISIS DATA Data yang didapat dari hasil tes awal dan akhir masih merupakan data mentah sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukannya. Data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu temuan tentang penelitian yang dilaksanakan melalui data-data tersebut. Setelah data yang penulis perlukan dalam penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus secermat mungkin, sehingga nanti diperoleh jawaban diterima atau ditolaknya hipotesis sesuai taraf yang diajukan. Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
54
1. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut:
̅= 𝒙
∑ 𝒙𝒊 𝒏
Keterangan : 𝑋̅ = nilai rata-rata yang dicari ∑ = jumlah dari X = skor mentah n = jumlah sampel 2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
S
x1 x n 1
2
Keterangan: S x1 x n
= Simpangan baku yang dicari = Jumlah dari = Nilai data mentah = Nilai rata-rata = Jumlah sample
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji Liliefors.
Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut : a. Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan mempergunakan rumus : Z1
x1 x ( x dan S merupakan S
rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes). ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
55
b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi ) c. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka: S Z1
BanyaknyaZ1 , Z 2 ........Z n n
d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo). f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata = 0.05.
Kriterianya adalah: tolak
hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji Liliefors. Dalam hal ini hipotesis diterima. 4. Menguji homogenitas dengan menggunakan rumus : F=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Terima Ho jika Fhitung ≤ Ftabel Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel 5. Uji t dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 𝐵̅
t = 𝑆𝐵
⁄ √𝑛
Keterangan rumus: t : Nilai kritis untuk uji signifikasi beda ̅ 𝐵 : Rata-rata beda SB : Simpangan baku beda n : Jumlah responden ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
56
t hitung < t tabel : Ho diterima t hitung > t tabel : Ho ditolak 6. Uji kesamaan dua rata-rata satu pihak dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Ho : µ1 ≤ µ2 H1 : µ1 > µ2 Pendekatan statistika 𝑡=
𝑆𝑔𝑎𝑏 =
̅̅̅ x1 − ̅̅̅ x2 1 1 Sgab√n + n
√(𝑛1 − 1)𝑆12 + (n2 − 1)S22 n1 + n2 − 2
Keterangan: ̅̅̅ x1 = nilai rata − rata ̅̅̅ x2 = nilai rata − rata N1= nilai sampel N2= nilai sampel S1= simpangan baku S2= simpangan baku
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II