BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subjek, Waktu, dan Tempat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang berkembang apaadanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek (Sugiyono, 2010). Subjek penelitian ini adalah siswa yang berada di kelas VIII C yang ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yakni suatu pengambilan sampel sebagai sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Pertimbangan pengambilan subjek tersebut berdasarkan banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan soal pengurangan pecahan bentuk aljabar pada salah tiap indikator soal. Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII C SMP Pangudi Luhur Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro No 90, Kota Salatiga Telepon (0298) 325390 Kode Pos 50712 dengan materi pecahan bentuk aljabar. Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2013/2014. B. Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. Tahap pertama yaitu studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan peneliti waktu PPL pada 9 September - 9 Desember 2013, kegiatan yang dilakukan adalah mencari permasalahan pembelajaran di sekolah terkait, kemudian dilanjutkan dengan wawancara dengan guru kelas dan observasi ketika kegiatan belajar mengajar untuk mengidentifikasi masalah. Setelah permasalahan ditemukan, kemudian menentukan judul penelitian. Tahap kedua adalah perencanaan, kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi penyusunan instrumen pendukung penelitian yang akan digunakan dan penyusunan kisi-kisi wawancara. Instrumen pendukung dalam penelitian ini berupa soal pengurangan pecahan bentuk aljabar sebanyak 20 soal berbentuk essay. Selanjutnya melakukan validitas instrumen, instrumen soal yang telah dibuat sebelumnya kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan validitas konstruksi melalui expert judgement. Tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu mengadakan tes, mengoreksi dan menganalisis hasil tes, menentukan jenis-jenis kesalahan, menentukan subjek penelitian, dan menyusun rancangan tindakan, yaitu rencana membantu 17
18 subjek dengan scaffolding berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek. Kegiatan selanjutnya adalah pemberian scaffolding kepada subjek penelitian. Selain itu, pada tahap ini berisi tentang pengumpulan data penelitian dengan menggunakan teknik triangulasi yang merupakan gabungan dari observasi partisipatif, wawancara klinis, dan dokumentasi sekaligus. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Data yang diperoleh selama penelitian, kemudian dianalisis menggunakan 4 tahap yaitu data collection, data reduction, data display, dan conclution drawing/ verification. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah tahap kegiatan penulisan laporan berisi tentang simpulan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dan tingkatan scaffolding untuk masing-masing subjek penelitian. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi partisipatif, wawancara klinis, dan dokumentasi (Sugiyono, 2010). 1. Observasi Partisipatif Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi partisipatif. Observasi ini dimaksudkan agar mendapatkan data yang seakurat mungkin. Observasi dilakukan selama siswa mengerjakan soal instrumen yang diberikan, serta ketika siswa menjawab setiap pertanyaan dalam wawancara. Hasil observasi kemudian didokumentasikan dan untuk beberapa hal yang penting terkait penelitian dicatat untuk menambah keakuratan penelitian. 2. Wawancara Klinis Wawancara klinis menurut Heirdsfield memiliki beberapa kelebihan antara lain menyediakan metode yang sangat efektif untuk mengumpulkan informasi mengenai pemikiran matematika siswa (Ika, 2012). Penelitian ini akan menggunakan wawancara klinis berbasis scaffolding. Wawancara klinis berbasis scaffolding dilaksanakan di sekolah dan setelah siswa mengerjakan soal pecahan bentuk aljabar. Pada saat melakukan wawancara klinis berbasis scaffolding, pewawancara tidak memberi tekanan apakah soal yang diberikan dijawab dengan betul atau tidak, tetapi lebih melihat bagaimana subjek mempunyai pemikiran atas soal yang diberikan tersebut sehingga memperoleh jawabannya.
19 Wawancara klinis berbasis scaffolding bertujuan untuk menelusuri kesalahan siswa lebih mendalam dalam menyelesaikan soal tes pecahan bentuk aljabar serta membantu siswa menyelesaikan soal tes tersebut dengan scaffolding berdasarkan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Peneliti memberikan soal tambahan kepada subjek apabila dalam proses pengerjaan terdapat kesulitan dan peneliti memberikan scaffolding lagi. Apabila tidak ada kesalahan lagi maka proses scaffolding dianggap sudah selesai. Tabel 4 Kisi-Kisi Wawancara Klinis Fokus Penelitian Praktik scaffolding pada soal penguranagan pecahan bentuk aljabar
Ruang Lingkup Penelitian Pemahaman siswa dalam mengerjakan soal pengurangan pecahan bentuk aljabar
Aspek yang Diteliti
Indikator
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi pengurangan pecahan bentuk aljabar.
Menyelesaikan operasi kurang pecahan bentuk aljabar.
3. Dokumentasi Data hasil kegiatan tes pengurangan pecahan bentuk aljabar didokumentasikan dengan menggunakan kamera foto, sedangkan wawancara klinis didokumentasikan dengan menggunakan kamera video dan kamera foto untuk mendukung kredibilitas data yang telah diperoleh. Transkrip rekaman video wawancara klinis merupakan data mentah yang penting dalam penelitian ini. Transkrip tersebut meliputi hasil wawancara dan pemberian scaffolding yang diberikan masing-masing subjek penelitian. D. Instrumen Penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Peneliti sebagai instrumen (Sugiyono, 2010) Peneliti bertindak sebagai pengumpul data yang menembangkan soal tes pecahan bentuk aljabar serta melakukan wawancara berbasis scaffolding terhadap subjek penelitian. 2. Tes pecahan bentuk aljabar Tes pecahan bentuk aljabar merupakan tes yang dirancang untuk keperluan mengidentifikasi bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa
20 dalam menyelesaikan soal tes pecahan bentuk aljabar. Berdasarkan hasil tes tersebut dapat diidentifikasi bentuk-bentuk dan letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Kisi-kisi instrumen soal tes pecahan bentuk aljabar dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus : 1.4 Menyelesaikan operasi pecahan bentuk aljabar : pengurangan pecahan aljabar
Indikator Soal Mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan biasa
Bentuk Soal
Nomor Soal 1 2 3 4
Mengurangkan dua pecahan dengan penyebut bervariabel sama
5 6 7 8
Mengurangkan dua pecahan dengan pembilang bervariabel sama
9 10 11 12
Mengurangkan pecahan dengan pembilang dan penyebut bervariabel sama
13 14 15 16
21 Indikator Soal Mengurangkan pecahan dengan pembilang dan penyebut bervariabel berbeda
Bentuk Soal
Nomor Soal 17 18 19 20
E. Teknik Validitas Intrumen Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruksi yang diperoleh melalui expert judgement atau melalui pendapat para ahli (Sugiyono, 2011). Setelah instrumen penelitian dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun dan para ahli akan memberi keputusan apakah instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Dosen dan guru kelas dijadikan sebagai expert judgement. Uji validitas konstruksi dilakukan oleh 3 orang ahli yaitu professor, dosen, dan guru. Hasil dari uji validitas konstruksi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Nama Prof. Dr. Sutriyono, M.sc (profesor)
Yustinus, M.pd (dosen)
Komentar 1. Telah sesuai dengan kompetensi dasar 2. Indikator-indikator pada setiap standar kompetensi telah sesuai 3. Petunjuk pengerjaan instrument singkat dan jelas 4. Jumlah soal terlalu banyak 5. Materi soal pada instrument sudah beragam 6. Kunci jawaban sudah sesuai 1. Belum karena hanya satu kompetensi dasar 2. Hanya sebagian indikator pada standar kompetensi telah sesuai kompetensi dasar 1.4.
Keterangan Pengurangan dengan salah satu penyebutnya berberbentuk variabel belum ada
Jika yang disasar hanya sebagian dari SK maka sudah cukup
22 Nama Yustinus, M.pd (dosen)
MG. Fitri Ana M, S.pd (guru)
Komentar 3. Petunjuk pengerjaan instrument singkat dan jelas Jumlah soal dan alokasi waktu sesuai @ 3 menit 4. Materi soal pada instrument sudah beragam dan urut dari mudah kesulit 5. Kunci jawaban ada 1 yang salah pada nomor 19 1. Telah sesuai dengan silabus 2. Indikator-indikator pada setiap standar kompetensi telah sesuai 3. Petunjuk pengerjaan instrument singkat dan jelas 4. Jumlah soal dan alokasi waktu sesuai 5. Materi soal pada instrument sudah beragam dan urut dari mudah ke soal yang lebih sulit 6. Kunci jawaban sudah sesuai
Keterangan
Kisi-kisi telah disusun dengan baik, demikian juga instrument tes dibuat dengan benar dan pengetikan yang menarik
F. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 4 tahap, yaitu data collection, data reduction, data display, dan conclution drawing/ verification (Sugiyono, 2010). Pada tahap data collection yaitu mengumpulkan semua video hasil wawancara dan pemberian scaffolding pada masing-masing subjek penelitian. Hasil data collection kemudian direduksi untuk dipilih hal-hal yang penting dan pokok dan untuk memfokuskan pada hal-hal yang diteliti yaitu menganalisis letak kesalahan siswa dan tingkatan scaffolding yang diberikan. Tahap berikutnya adalah data display yaitu hasil data reduksi disajikan berupa bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan tipe kesalahan dan tingkatan scaffolding yang diberikan pada masing-masing subjek penelitian. Tahap terakhir yaitu conclution drawing/ verification.