BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktikum mengenai kandungan urin manusia merupakan salah satu bagian pada materi sistem ekskresi yang dilakukan pada saat penelitian dengan satu kali pertemuan. Kandungan urin manusia yang diuji meliputi memeriksa kandungan pH, membuktikan kandungan amonia, membuktikan kandungan klorida dan memeriksa kandungan glukosa. 2. Profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yaitu gambaran kemampuan siswa dalam melakukan berkomunikasi dan interpretasi secara tulisan yang diketahui dari jumlah skor seluruh siswa dan dibuat dalam bentuk persentase yang dijaring dengan sebelas pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. 3. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan berkomunikasi siswa secara tulisan dengan indikator memberikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel pengamatan, mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, menjelaskan hasil pengamatan dan membaca gambar proses pembentukan urin. Keterampilan berkomunikasi ini dijaring melalui enam pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. 4. Keterampilan interpretasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
interpretasi
siswa
secara
tulisan
dengan
indikator
menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan. Keterampilan interpretasi Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
26
ini dijaring melalui lima pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. B. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian weak experimental (the one shot case study). Penelitian weak experimental (the one shot case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan hanya menggunakan satu kelompok perlakuan yang dikenakan dan langsung diberi posttest tanpa pretest. Pada penelitian ini tidak terdapat kelas kontrol. Semua kelas yang menjadi subjek penelitian diberi perlakuan yang sama, baik dalam metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ataupun tes yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah kelas sebanyak 6 kelas.
2. Subjek Pengambilan sampel penelitian ditentukan guru mata pelajaran Biologi. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA.4 dan XI.IPA.5 SMA Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013, dengan alasan sekolah SMA Negeri 5 Cimahi memiliki laboratorium, alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.
D. Instrumen Penelitian Untuk menjaring data yang diperlukan, instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pertanyaan Keterampilan Proses Sains (KPS)
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
Pertanyaan
KPS
digunakan
untuk
menggambarkan
keterampilan
berkomunikasi siswa dengan indikator berkomunikasi (1) memberikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, (2) mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, (3) menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan dan (4) membaca gambar proses pembentukkan urin. Pertanyaan KPS digunakan untuk menggambarkan keterampilan interpretasi siswa dengan indikator (1) menghubungkan hasil-hasil pengamatan, (2) menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan (3) menyimpulkan hasil pengamatan. Ketrampilan komunikasi dan interpretasi siswa dijaring melalui 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian yang diberikan setelah siswa selesai melakuan praktikum uji urin. Kisi-kisi pertanyaan keterampilan berkomunikasi akan disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Kisi-kisi Keterampilan Berkomunikasi No. 1. 2. 3. 4.
Indikator Keterampilan Berkomunikasi Membuat tabel hasil pengamatan uji urin (pH, amonia, klorida dan glukosa) Membuat grafik hasil pengamatan kandungan pH dan glukosa dalam urin Menjelaskan hasil pengamatan kandungan amonia dan klorida Membaca gambar proses pembentukan urin
Nomor Soal 1 2 3,4 10,8
Kisi-kisi pertanyaan keterampilan interpretasi akan disajikan pada Tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Interpretasi No. 1. 2. 3.
Indikator Keterampilan Interpretasi Menghubung-hubungkan hasil pengamatan uji glukosa dan amonia dengan kesehatan. Menemukan pola (pada gambar proses pembentukan urin ) dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji
Nomor Soal 5,6 9 7,11
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
urin dan proses pembentukan urin 2. Angket Faisal dan Waseso (1982: 178) menyatakan angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket jenis tertutup atau angket terbatas. Angket yang demikian biasanya meminta jawaban dengan pola “ya” atau “tidak”. Angket ini digunakan bertujuan untuk menunjang data utama dan mengetahui tanggapan siswa tentang kegiatan praktikum uji urin dan pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin serta identifikasi kesulitan yang dihadapi siswa dan menggali pengalaman siswa sebelumnya. Angket diberikan setelah selesai kegiatan praktikum uji urin dilakukan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk respon “ya” atau“tidak”. Kisi-kisi angket akan disajikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut : Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Pertanyaan No. Pertanyaan Pengalaman membuat tabel hasil pengamatan 1,8 Pengalaman membuat grafik tabel hasil pengamatan 2,9 Pengalaman menjelaskan hasil pengamatan 3 Guru mata pelajaran biologi mengadakan kegiatan 10 pembelajaran dengan praktikum Pengalaman membuat kesimpulan 4 Tanggapan siswa mengenai pertanyaan pada LKS 5 praktikum uji urin Tanggapan siswa tentang praktikum uji urin 6 Tanggapan siswa tentang materi sistem ekskresi 7
E. Uji Coba Instrumen Analisis instrumen ditujukan untuk mengidentifikasi instrumen tersebut layak digunakan atau tidak. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yang sebelumnya di uji coba terlebih dahulu kepada kelas non sampel untuk mengetahui kelayakan dari instrument
tersebut. Pertanyaan KPS
yang
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
diujicobakan sebanyak 11 pertanyaaan dan dilakukan analisis pertanyaan meliputi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7.
1. Menghitung Reliabilitas Tes Instrumen penelitian dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg (Arikunto, 2009). Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut : 𝑛 r11 = 𝑛−1
𝑠 2 − pq 𝑠2
Keterangan: r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi item yang menjawab dengan salah pq : Jumlah perkalian p dan q n : Banyaknya item S2 : Standar deviasi tes Tabel 3.4 Tafsiran Tingkat Reabilitas Indeks Reabilitas Kriteria Tingkat Reabilitas 0,80- 1,00 Sangat Tinggi 0,60- 0,79 Tinggi 0,20- 0,59 Rendah 0,00- 0,19 Sangat Rendah (Arikunto, 2009) 2. Menghitung Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan instrumen penelitian (tes). Suatu tes yang digunakan harus bisa mengukur apa yang hendak di ukur. Tes yang valid yaitu merupakan tes yang mampu mengukur apa yang
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
telah dipelajari secara akurat. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang ditentukan (Arikunto, 2009). Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson dengan formula sebagai berikut: Rxy
N XY ( X )( Y )
{( N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan : rxy = Koefesien relasi antar variabel x dan y yang dikorelasikan (validitas item) X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa N = Jumlah total seluruh siswa X = jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes tersebut Tabel 3.5 Tafsiran Skor Tingkat Validitas Harga Koefesien Korelasi Kriteria Tingkat Validitas 0,80 – 01,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi 0,40 – 0,59 Cukup 0,20 – 0,39 Rendah 0,00 – 0,19 Sangat Rendah (Arikunto, 2009) 3. Menghitung Tingkat Kesukaran Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian sebaiknya memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda dengan tujuan mengukur kemampuan siswa. Instrumen diklasifikasikan menjadi kategori mudah, sedang dan sukar. Klasifikasi dilakukan dengan merujuk pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Tafsiran Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria Kesukaran 0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah (Arikunto, 2009)
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
Tingkat kesukaran instrumen berupa tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P=
B Js
Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta test 4. Menghitung Daya Pembeda Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kualitas instrument dalam membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Rentang daya pembeda adalah dari -1 sampai +1. Daya pembeda yang baik adalah yang memiliki nilai mendekati +1, hal itu berarti soal mampu membedakan anak berkemampuan tinggi dengan anak berkemampuan rendah. Apabila soal mendekati -1, maka soal tersebut memiliki daya pembeda yang jelek karena siswa yang berkemampuan tinggi dianggap tidak pintar (berkemampuan rendah) dan sebaliknya siswa berkemampuan rendah dianggap pintar (berkemampuan tinggi). Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan pada Tabel 3.7. Perhitungan daya pembeda dapat dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:
BA D=
BB -
JA
JB
Keterangan: D : Daya pembeda BA : Banyak jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar JA : Banyak jumlah peserta kelompok atas BB : Banyak jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB : Banyak jumpah peserta kelompok bawah PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Tabel 3.7 Tafsiran Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali (Arikunto, 2009) Berdasarkan analisis uji coba instrumen dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7 meperoleh hasil sebagai berikut : Kategori Uji Coba Instrumen
Reliabilitas
Validitas Instrumen Kategori Uji Coba Instrumen Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda
Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Instrumen Kriteria Nomor Pertanyaan
Jumlah Pertanyaan
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Kriteria
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 4 1 2,3,5,7,8,9,11 6,10 Nomor Pertanyaan
11 1 1 7 2 Jumlah Pertanyaan
Sangat mudah Mudah Sedang Sukar Sangat baik Baik Cukup Buruk Sangat buruk
9,11 3,4,5,6,8,10 1,2,7 2,3,5,6,7,8,9,10 1,11 4
2 6 3 8 2 1
Instrumen yang diujicobakan berupa 11 pertanyaan yang terdapat dalam LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian, untuk pertanyaan yang memiliki validitas „‟rendah‟‟ dan „‟sangat rendah‟‟, daya pembeda „‟sangat Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
buruk‟‟ dan pertanyaan yang memiliki tingkat kesukaran „‟sedang‟‟ direvisi dan digunakan kembali untuk menjaring keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa. Perhitungan analisis uji coba instrumen yang telah diujicobakan selengkapnya terlampir pada Lampiran B.1.
F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi dan situasi laboratorium, alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian serta jadwal belajar mengajar di SMA Negeri 5 Cimahi. b. Merundingkan jadwal, kelas, laboratorium, alat dan bahan yang akan digunakan saat kegiatan penelitian dilakuan dengan pihak sekolah. c. Menentukan kelas XI.IPA yang akan menjadi sampel penelitian dengan guru Biologi SMA Negeri 5 Cimahi. d. Menentukan waktu untuk melakukan penelitian dengan guru Biologi kelas XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi. e. Mengkonsultasikan persiapan mengajar, RPP, media, LKS, pertanyaan dan angket penelitian yang akan dilaksanakan dengan dosen pembimbing. f. Merundingkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan guru Biologi XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi. g. Melakukan permohonan izin meminjam alat laboratorium kepada laboran sekolah
2. Tahap Pelaksanaan a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan dua jam pelajaran (80 menit) materi sistem ekskresi dengan melaksanakan praktikum uji kandungan urin manusia pada pertemuan ketiga yang sebelumnya mengajar tentang struktur, fungsi dan proses dalam sistem ekskresi manusia.
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
b. Peneliti memberikan 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. Pertanyaan KPS tersebut sebelumnya telah diujicobakan pada kelas non-sampel. c. Peneliti memberikan angket kepada siswa setalah melakukan praktikum uji urin. d. Peneliti mengevaluasi kegiatan praktikum uji urin.
3. Tahap Akhir a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh dari penelitian yang sudah dilakukan. b. Mengolah data yang sudah dikumpulkan. c. Menganalisis dan membahas data yang sudah diolah. d. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang sudah diolah. e. Menyusun laporan penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan secara tertulis oleh siswa sampel dengan mengisi LKS praktikum uji urin dan angket penelitian setelah kegiatan praktikum dilaksanakan. Data utama yang dikumpulkan berupa hasil skor jawaban siswa pada 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. Data pendukung pada penelitian ini adalah angket untuk menunjang data utama. Jawaban siswa pada angket akan diolah dalam bentuk presentase dijaring melalui angket siswa dalam bentuk presentase. Kriteria presentase jawaban angket dapat dilihat pada Tabel 3.10.
2. Pengolahan Data a. Tes Keterampilan Berkomunikasi dan Interpretasi 1) Pemberian Skor Nilai Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
Pemberian skor jawaban siswa disesuaikan dengan rubrik penilaian. Pemberian skor dilakukan dengan membandingkan jawaban soal siswa dengan rubrik penilaian yang sudah ditentukan. Penskoran jawaban siswa menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7. Tabel 3.9 Rubrik Skor Penilaian Kemampuan Berkomunikasi Dan Interpretasi No. Soal 1
2
No. Soal 3,4
Indikator
Kriteria
Skor
Memberikan data empiris hasil pengamatan praktikum uji kandungan (pH, ammonia, glukosa dan klorida) pada urin dengan tabel
Memberi judul tabel Terdapat kolom dan baris Memberi judul kolom Memberi keterangan satuan
1 2 1 1
Mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam dalam bentuk grafik pada hasil pengamatan praktikum uji pH dan uji glukosa pada urin
Memberi judul grafik yang menunjukkan hubungan variabel X dan Y Membuat kerangka sumbu X dan Y Terdapat nama kategori yang akan dibuat grafiknya sepanjang sumbu X dan Y. Terdapat skala sepanjang sumbu x dan y disertai dengan penulisan angka-angka yang berinterval sama dan memenuhi kisaran data yang dikumpulkan. Terdapat titik potong / menghubungkan titik-titik koordinat antara data pada sumbu X dengan data pada sumbu Y.
2
Indikator
Kriteria
Skor
Menjelaskan hasil pengamatan praktikum uji amonia dan uji klorida pada urin
Penjelasan kurang sesuai dengan hasil pengamatan. Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan tetapi tidak lengkap.
1
Skor Maksimal 5
7
1 2 1
1
Skor Maksimal 3
2
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
8,10
5,6
9
7,11
Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan dan lengkap.
3
Membaca gambar Penjelasan kurang sesuai proses dengan gambar. pembentukan urin Penjelasan sesuai dengan gambar, tetapi tidak lengkap. Penjelasan sesuai dengan gambar dan lengkap.
1
Menghubunghubungkan hasil pengamatan praktikum uji glukosa dan uji ammonia pada urin dengan kesehatan.
Penjelasan kurang sesuai dengan hasil pengamatan. Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan tetapi tidak lengkap.
1
Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan dan lengkap.
3
Menemukan pola (pada gambar proses pembentukan urin) dalam suatu seri pengamatan.
Penjelasan sama sekali tidak sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar. Penjelasan kurang sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar. Penjelasan sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar.
1
Menyimpulkan Menunjukkan hubungan hasil pengamatan antara variabel bebas dan praktikum uji urin terikat dan proses pembentukkan urin.
2
3
2
3
3
2
3
2
3
Jumlah Skor Maksimal Jumlah Soal
2
37 11
2) Pengolahan Data
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
Purwanto (1984: 102) Pengolahan data mentah menjadi angka persentase. Rumusnya adalah sebagai berikut :
NP =
R X 100 SM
Keterangan
:
NP
: nilai persen yang dicari atau diharapkan
R
: skor mentah yang diperoleh siswa
SM
: skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100
: bilangan tetap
3) Pengkategorian Presentase penguasaan KPS menurut Purwanto (2006) sebagai berikut : Tabel 3.10 Tingkat Penguasaan Siswa Penguasaan KPS 86-100 % 76-85 % 60-75 % 55-59 % <54 %
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Presentase penguasaan KPS pada Tabel 3.9 digunakan untuk mengetahui tingkat penguasan KPS siswa pada setiap indikator KPS berkomunikasi dan interpretasi yang diperoleh dari jumlah skor seluruh siswa dalam bentuk persentase. Persentase yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan Tabel 3.9.
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
b. Angket Angket digunakan sebagai penunjang data utama. Jawaban siswa pada angket akan diolah dengan rumus : %=
Jumlah jawaban siswa X 100% Jumlah seluruh siswa
Keterangan
:
%
: nilai presentase
Data hasil pengolahan angket diinterpretasikan sebagai berikut :
Tabel 3.11 Kriteria Presentase Jawaban Angket Rentang (%) Keterangan 0 Tidak ada 0,1 – 30 Sebagian kecil 31 – 49 Hampir setengahnya 50 Setengahnya 51 – 80 Sebagian besar 81 – 99 Pada umumnya 100 Seluruhnya (Purwanto, 2006)
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
H. Alur Penelitian
Tahap Persiapan
Merumuskan masalah
Observasi awal ke sekolah
Penyusunan instrumen penelitian berupa RPP, LKS, pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi serta angket
Menentukan sampel penelitian
Validasi instrumen penelitian dengan dosen pembimbing
Uji coba instrumen
Revisi instrumen
Tahap Pelaksanaan
Mengolah data uji coba instrumen
Melaksanakan praktikum uji urin
Pemberian pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi dan angket penelitian
Tahap Akhir
Analisis data dan pembahasan data
Penarikan kesimpulan
Penulisan laporan penelitian Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu