BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Karangrejo 01 Kecamatan Juwana Kebupaten Pati pada siswa kelas 3 dengan mata pelajaran IPA indikator menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar 3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian Dari jumlah siswa 40 yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan mempunyai pribadi atau karakter siswa yang tidak sama ada anak yang nakal tidak mau memperhatikan penjelasan guru, bicara sendiri bahkan ada yang bermain di kelas. sebagai guru kita juga harus mengubah sifat pribadi siswa yang demikian, Selain nakal ada juga anak yang merasa minder atau takut terhadap guru, sehingga anak itu tidak pernah mengemukakan pendapat karena takut salah. dengan perbedaan pribadi siswa yang demikian ini mempengaruhi juga hasil belajar. sebagian anak yang nakal dan takut, mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Siswa SD Negeri Karangrejo 01 kebanyakan dari masyarakat yang bermatapencaharian petani dan buruh yang tingkat ekonominya sangat kurang. 3.2. Variabel Penelitian Ada dua hal yang menjadi objek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu variabel bebas dan terikat. a.
Variabel terikat (dependent), adalah variabel yang tergantung dan sebagai variabel akibat. Dalam skripsi ini variabel terikatnya adalah peningkatan hasil belajar IPA di kelas 3 SD Negeri Karangrejo 01.
b.
Variabel bebas (Independent), adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel sebab. Dalam skripsi ini variabel bebasnya adalah penggunaan metode eksperimen dengan model pembelajaran kontekstual.
16
17
3.3. Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.3 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 16) 3.3.1. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuan tahapan sebagai berikut : a. Perencanaan. 1).Membuat rencana pembelajaran IPA materi menjaga kesehatan lingkungan sekitar dengan indikator menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar. 2).Mengembangkan scenario pembelajaran 3).Menyusun LKS 4).Menyiapkan sumber belajar 5).Simulasi pembelajaran berdasarkan desai rencana pembelajaran 6).Revisi rencana pembelajaran setelah ada masukan dari simulasi
18
7).Menyusun instrument/alat tes yang akan digunakan pada akhir pembelajaran 8).Mengembangkan format observasi pembelajaran b. Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu kegiatan awal yang diawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi pada siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memberikan informasi singkat tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti yang didalamnya dilaksanakan kegiatan yang sesuai dengan yang direncanakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan model pembelajaran kontektual dengan pembagian kelompok secara bhiterogen dan tahap akhir dengan pemberian tes kepada siswa c. Observasi Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan, guru peneliti sebagai penyampai materi. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan siswa diamati oleh observer yaitu peneliti dan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi. d. Refleksi Tahap ini berisi diskusi dari peneliti dan teman sejawat sebagai observer.dalam tahap ini juga diadakan data untuk mengetahui sejauh mana tujuan yng telah ditetapkan sehingga dapat ditentukan apakah siklus berikutnya atau tidak. 3.3.2. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit a. Perencanaan. Berdasarkan hasil tindakan perbaikan pembelajaran pada saat siklus I yang belum memuaskan, rencana tindakan pada siklus II difokuskan pada tingkat keberhasilan penguasaan materi pada siswa. b. Tindakan Tindakan pada siklus II dilakukan sesuai dengan rancangan pembelajaran yaitu pada rencana mengajar harian, seperti yang dilakukan pada siklus I melakukan eksperimen dengan model pembelajaran Contextual Teacing and Learning (CTL). Tetapi pada siklus II
19
akan dilakukan perbaikan agar hasil belajar meningkat dengan pembagian kelompok eksperimen sesuai dengan kecerdasan siswa. c. Observasi Observasi dilakukan pada setiap perubahan perilaku yang dialami oleh siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dan sebagaimana siklus I pengamatan dilakukan pula terhadap proses mengajar dengan menggunakan pedoman pengamatan d. Refleksi Tujuan refleksi pada siklus yang ke dua ini adalah untuk mengetahui pengingkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal IPA, khususnya materi menjaga kesehatan lingkungan sekitar dengan indikator menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar. 3.4. Data dan Cara Pengumpulan Data 3.4.1.Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara tes dan nontes. Teknik tes dilaksanakan dengan menggunakan soal yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Teknik nontes dilakukan dengan observasi atau pengamatan. Teknik pengumpulan data pada kondisi awal diperoleh dari dokumentasi hasil belajar IPA. Sedangkan teknik pengumpulan data pada siklus I diperoleh dari data hasil belajar IPA diperoleh dari hasil tes secara tertulis. Jika hasil belajar IPA pada siklus I masih rendah atau belum mencapai target maka perlu ditindak lanjuti untuk perbaikan dan perubahan pada siklus II. Data siklus II diperoleh dari data hasil belajar IPA diperoleh dari hasil tes secara tertulis pada siklus II. Teknik tes tertulis, digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA melalui ulangan harian. Data yang diperoleh dicatat dalam dokumen penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar IPA. Teknik observasi untuk mengetahui persiapan dan kondisi anak dan guru pada saat proses pembelajaran. Hasil didokumentasikan agar dapat diketahui hasil belajar IPA dengan menggunakan metode eksperimen dengan model pembelajaran kontekstual. 3.4.2.Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: hasil belajar IPA diukur dengan menggunakan butir soal berupa 15 butir soal pilihan
20
ganda, 10 butir soal isian dan 5 butir soal uraian. Soal-soal tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya dan akan digunakan sebagai standar pembuatan soal Ulangan Akhir Semester. Aktivitas guru dalam pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi tentang penerapan metode eksperimen dengan model pembelajaran kontekstual. Sedangkan aktivitas siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi tentang respon siswa terhadap penerapan metode eksperimen dengan model pembelajaran kontekstual. 3.5. Indikator Kinerja Penelitian ini dinyatakan berhasil bila pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dengan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan jumlah siswa yang menguasai dan memahami konsep-konsep IPA lebih baik. Target peningkatan yang hendak dicapai sebagaimana ditunjukkan oleh indikator berikut ini, 1) 2)
Sekurang-kurangnya nilai ulangan harian IPA mencapai 85% dari siswa kelas 3 telah mendapat nilai ≥ 70 (KKM IPA kelas 3 SD Negeri Karangrejo 01 adalah 70)
Nilai rata-rata tugas individu dan nilai rata-rata kelompok minimal 80 atau memiliki kriteria tinggi
3)
Peningkatan aktivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru minimal 85% atau dengan kriteria sangat baik.
3.6. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah: 3.6.1. Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata, median, modus, skor tertinggi, skor terendah. Jika penilaian menggunakan skor tertinggi (maksimal) 100, maka dapat diketahui rumus untuk menentukan skor pada siswa. Menurut Poerwanti (2008:6-15) skala 100 berangkat dari persentase yang mengartikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Adapun langkah-langkah PAP sebagai berikut: a.
Menentukan nilai berdasarkan skor teoritis dengan rumus
21
N= (Poerwanti:2008) Keterangan : N
= nilai
B
= skor yang diperoleh
ST
= skor teoritis
b. Menghitung ketuntasan belajar secara klasikal dan penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk prosentase. Adapun rumusnya adalah : F=
å
x 100%
Keterangan : F = persentase frekuensi fi = jumlah frekuensi yang muncul f = jumlah frekuensi seluruhnya 1) Menghitung mean/rerata dengan rumus : (Aqib, 2010:40) Keterangan : x
= Nilai rata-rata
∑X
= Jumlah semua nilai siswa
∑N
= Jumlah siswa
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut : Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
Klasikal
Individual
≥ 80%
≥ 75
Tuntas
< 80%
< 75
Tidak Tuntas
22
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria penilaian kualitatif yang dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang sebagai berikut: Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%) Pencapaian Tujuan
Kualifikasi
Pembelajaran
Tingkat Keberhasilan Pembelajaran
85-100%
Sangat Baik (SB)
Berhasil
75-84%
Baik (B)
Berhasil
60-74%
Cukup (C)
Berhasil
0-59%
Kurang (K)
Tidak Berhasil (Aqib, 2009:161)
3.6.2. Data Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan lapangan dan angket dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Poerwanti (2007:6.9) dalam mengolah data skor dapat dilakukan langkah sebagai berikut: a. Menentukan skor terendah b. Menentukan skor tertinggi c. Mencari median d. Membagi rentang nilai menjadi 4 katagori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang) Kemudian setelah langkah kita tentukan kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai berikut : R = skor terendah T = skor tertinggi n = banyaknya skor = ( T- R) + 1 Q2= median Letak Q2 = ( n+1 ) untuk data ganjil atau genap Q1 = kuartil pertama
23
Letak Q1 =
( n +2 ) untuk data genap atau Q1 =
( n +1 ) untuk data ganjil.
Q3 = kuartil ketiga Letak Q3 = (3n +2 ) untuk data genap atau Q3 =
(n + 1) untuk data ganjil
Q4 = kuartil keempat = T Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif. Kriteria Ketuntasan
Skala Penilaian
Kualifikasi
Q3 ≤ skor ≤ T
Sangat Baik
Tuntas
Q2 ≤ skor < Q3
Baik
Tuntas
Q1 ≤ skor < Q2
Cukup
Tidak Tuntas
R ≤ skor < Q1
Kurang
Tidak Tuntas
Setelah data terkumpul, penulis menganalisis data menggunakan analisis deskriptif dengan cara membandingkan hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri Karangrejo 01 pada kondisi awal dengan hasil belajar IPA pada siklus I dan dibandingkan dengan hasil belajar IPA pada siklus II serta dilanjutkan dengan refleksi.