BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pada umumnya menggunakan suatu metode yang sesuai dengan permasalahan penelitian itu sendiri. Dimana metode merupakan suatu cara untuk mengimpelementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Sanjaya (2006:7). Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan, mengungkapkan permasalahan yang terjadi pada saat sekarang khususnya dibidang pendidikan. Masalah ini difokuskan pada gambaran perbandingan kinerja guru yang sudah lulus sertifikasi dan yang belum disertifikasi dalam pembelejaran pendidikan jasmani di SMP Negeri Kabupaten Bandung. Maka dari itu, dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif Sugiama (2008:37) mengemukakan bahwa :“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau masa sekarang”. Berdasarkan pemaparan diatas mengenai pengertian metode deskriptif, maka metode deskriptif merupakan suatu cara untuk menggambarkan, mengungkapkan suatu kejadian atau permasalahan pada masa sekarang. Pada tahap penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, akan tetapi data yang sudah terkumpul kemudian disusun dan dianalisis. Sehingga memperoleh gambaran mengenai perbandingan kinerja guru yang sudah lulus sertifikasi dan yang belum disertifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri Kabupaten Bandung.
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
B. Populasi dan Sampel Dalam suatu penelitian diperlukan narasumber atau sumber data dan pada umumnya disebut dengan istilah populasi dan sampel. Populasi dan sampel diperlukan karena dalam suatu penelitian memerlukan data dan sumber untuk memperoleh data tersebut melalui populasi dan sampel. Dalam hal ini Abduljabar dan Jajat (2010:35) mengemukakan bahwa populasi adalah “Sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah para guru pendidikan jasmani di SMP Negeri Kabupaten Bandung. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang betul-betul bisa mewakili populasi, apabila populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi.Lebih lanjut menurut Sugiyono (2011:118) mengemukakan bahwa :”Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam menentukan jumlah sampel tidak ada patokan yang standar untuk dijadikan acuan dalam menentukan sampel dalam sebuah penelitian, akan tetapi dalam menentukan sampel terlebih dahulu mengetahui sifat atau karakteristik dari populasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 41 terdiri dari 28 orang guru yang sudah lulus sertifikasi dan 13 orang guru yang belum disertifikasi dari 13 Sekolah SMP Negeri di Wilayah III Kabupaten Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Mengenai dengan hal ini Arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa : “Purposive sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh”.
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
Berdasarkan pemaparan di atas, maka alasan pengambilan sampel tersebut, karena dari observasi di lapangan bahwa sekolah-sekolah tersebut masuk kedalam kriteria yang akan diteliti, dimana para guru pendidikan jasmani yang mengajar di SMP Negeri Kabupaten Bandung menjadi narasumber atau sampel dalam penelitian ini. Dimana keberadaan serta kompetensinya telah teruji sehingga mewakili para guru pendidikan jasmani SMP Negeri di Kabupaten Bandung yang memiliki kompetensi sebagai guru yang profesional dalam melaksanakan proses belajar mengajar. C. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat melakukan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Wilayah III Kabupaten Bandung, waktu dalam pelaksanaan observasi ini terhitung mulai dari tanggal 25 januari s/d 19 Februari 2013. Di bawah ini pada tabel 3.1 disebutkan tempat dan materi pembelajaran yang diamati yaitu, sebagai berikut :
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
Tabel 3.1 Tempat dan pelaksanaan observasi kinerja guru di Wilayah III Kabupaten Bandung Sekolah
SMP N 1 Majalaya
SMP N 1 Solokan Jeruk
SMP N 1 Cikancung SMP N 2 Cikancung SMP N 3 Cikancung
Materi Pembelajaran Atletik Bola Basket Bola Voli Bola Voli Bola Basket Bola Basket Senam Lantai Sepak bola Bola Voli Bola Basket Bola Voli Bola Basket Bola Basket Sepak Bola Bola Basket
SMP N 1 Cicalengka
Bola Voli Bola Voli Sepak Bola
SMP N 2 Cicalengka
Senam Lantai
SMP N 1 Nagreg
Bola Voli Atletik
SMP N 1 Rancaekek
SMP N 2 Rancaekek
Bola Basket Bola Basket Atletik Senam Lantai Sepak Bola Bola Voli Bola Voli
SMP N 4 Rancaekek
Bola Basket
SMP N 1 Paseh
Bola Basket Bola Basket Atletik
SMP N 1 Ibun
Atletik Sepak Bola
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
D. Alat Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data sampel penelitian diperlukan alat yang disebut Instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi, sejalan dengan itu Sukmadinata (2010:220) mengemukakan bahwa : “ Observasi( observation ) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb.”.
Pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila, penelitian yang berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian yang diobservasi menurut Spradley dalam Sugiyono (metode penelitian, 2011:314) dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas 3 komponen yaitu Place (tempat), Actor (pelaku), Activities (aktivitas). Place : dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung, misalnya diruang kelas atau lapangan. Actor : pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu seperti Guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua murid. Aktivities : kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung seperti proses belajar mengajar. Selain itu juga, pada pedoman observasi disusun dalam bentuk skala. Untuk tiap butir kegiatan atau perilaku yang diamati telah disiapkan rentang skala. Skala dalam lembar observasi berbentuk skala deskriptif seperti (Selalu-Kadang-kadang-Tidak Pernah). Setelah itu butir-butir kegiatan atau perilaku dalam lembar observasi yang menggunakan ceklis atau skala diberi angka dengan tujuan agar hasil dari pengamatan dapat dianalisis secara kuantitatif menggunakan analisis statistik. Dalam menyusun format pengamatan atau lembar observasi penulis membuat kisi-kisi pengamatan Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
seorang guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) indikator penilaian seorang guru terdiri dari beberapa komponen yaitu pra pembelajaran, membuka pembelajaran, penguasaan materi, pendekatan/strategipembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, Penilaian proses dan hasil belajar, Penutup. Berikut ini pada tabel 3.2 dijelaskan kisi-kisi pengamatan guru Pendidikan Jasmani dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pengamatan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Komponen Proses
belajar
mengajar
Sub Komponen a. Pra Pembelajaran
pendidikan jasmani
Indikator 1. Memeriksa kesiapan ruang, media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa.
b. Membuka Pembelajaran.
1. Melakukan kegiatan apersepsi. 2. Menyampaikan
Kompetensi
yang akan dicapai dan rencana kegiatan. c. Penguasaan materi pembelajaran.
1. Mengaitkan
materi
dengan
pengetahuan lain yang relevan. 2. Mengaitkan
materi
dengan
kehidupan nyata 3. Menggunakan
bahasa
yang
baku d. Pendekatan/strategi pembelajaran.
1. Melaksanakan sesuai
pembelajaran
dengan
kompetensi
yang akan dicapai. 2. Melakukan sesuai
pembelajaran dengan
tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa. 3. Melaksanakan
pembelajaran
secara runtut. 4. Menguasai pengelolaan kelas. 5. Melaksanakan
pembelajaran
yang bersifat kontekstual. 6. Melaksanakan
pembelajaran
sesuai dengan waktu yang dialokasikan.
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
7. Melaksanakan
pembelajaran
bersifat mendidik e. Pemanfaatan media pembelajaran.
1. Menghasilkan
pesan
yang
menarik. 2. Memanfaatkan sumber belajar dalam
melakukan
proses
pembelajaran. 3. Menunjukan/mempraktikan keterampilan
dalam
penggunaan sumber belajar. f. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa.
1. Merespon positif partisipasi siswa. 2. Menunjukan
sikap
terbuka
terhadap respon siswa. 3. Menciptakan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar.
4. Menumbuhkan
siswa
aktif
dalam proses belajar mengajar. g. Penilaian proses dan hasil belajar.
1. Melakukan bahan
evaluasi koreksi
untuk dengan
kompetensi. h. Penutup
1. Melakukan
refleksi
atau
membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. 2. Berdo.a dopimpin oleh guru pendidikan jasmani.
(Sumber: Departemen Pendidikan Nasional:2008)
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
E. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum dilakukan analisis data hasil penelitian, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dalam rangka menguji instrumen yang digunakan. Pengujian validitas dan reliabilitas diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan keliru dapat diminimalkan. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa validitas dan reliabilitas adalah tempat kedudukan untuk menilai kualitas alat ukur penelitian. Hasil analisis instrumen yang dilakukan terhadap 41 orang responden adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini.
a.
Uji Validitas Formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini
adalah product moment coefficient dari Karl Pearson.
N XY ( X )( Y ) r
xy
=
[ N X 2 ( X ) 2 ][ N Y 2 ( Y ) 2 ]
Berdasarkan bantuan Microsoft excel diperoleh uji validitas item instrumen penelitian untuk variabel kinerja guru adalah sebagaimana tampak dalam tabel 3.3:
Tabel 3.3 Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
Hasil Uji Validitas Item
ttabel
No.
No.
Koef.
Item
thitung
Ket.
Koef.
Item
Korelasi
thitung
Ket.
Korelasi
1,70
1
0,500
3,602
Valid
14
0,481
3,425
Valid
1,70
2
0,466
3,286
Valid
15
0,464
3,269
Valid
1,70
3
0,446
3,113
Valid
16
0,458
3,216
Valid
1,70
4
0,435
3,019
Valid
17
0,471
3,334
Valid
1,70
5
0,405
2,764
Valid
18
0,346
2,305
Valid
1,70
6
0,343
2,280
Valid
19
0,422
2,906
Valid
1,70
7
0,571
4,340
Valid
20
0,546
4,066
Valid
1,70
8
0,427
2,953
Valid
21
0,350
2,331
Valid
1,70
9
0,443
3,082
Valid
22
0,548
4,087
Valid
1,70
10
0,452
3,165
Valid
23
0,376
2,531
Valid
1,70
11
0,619
4,917
Valid
24
0,475
3,368
Valid
1,70
12
0,404
2,755
Valid
25
0,316
2,079
Valid
1,70 13 0,556 4,178 (Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Valid
26
0,392
2,658
Valid
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian validitas terhadap 26 item yang ditujukan untuk mengukur variabel kinerja guru, tampak bahwa semua item dinyatakan valid. Dengan demikian, semua item dalam instrumen penelitian variabel kinerja guru dapat digunakan semuanya untuk analisis lebih lanjut.
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
b. Uji Reliabilitas Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai berikut: 2 k i r11 = 1 t2 k 1
Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item
∑n2
= jumlah varian butir
t2
= varians total Berdasarkan bantuan Microsoft excel diperoleh hasil uji reliabilitas atas instrumen
penelitian kinerja guru dihasilkan nilai r sebesar 0,84. Nilai rhitungtersebut lebih besar bila dibandingkan dengan nilai rtabel dengan jumlah n = 41 yakni sebesar 0,308. Dengan demikian, maka instrument penelitian kinerja guru dapat dinyatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan unsur yang paling penting, karena tujuan penelitian adalah memperoleh data dari narasumber. Apabila dalam penelitian tidak mengetahui teknik pengumpulan data maka tidak akan memperoleh data yang memenuhi kriteria data yang telah ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dibagi menjadi : pengamatan
(observasi),
interview
(wawancara),
kuesioner
(angket),
dokumentasi.yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan (observasi). Pengumpulan data dengan observasi yaitu penelitian dilakukan dengan cara melihat langsung narasumber dalam melakukan pembelajaran pendidikan jasmani Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data Setelah data didapat, maka dilakukan pengolahan terhadap data-data yang telah di dapat dan dilakukan analisis datamenggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan bantuan metode statistik agar diperoleh suatu hasil akhir atau kesimpulan yang benar. Kemudian data yang telah dianalisis disimpulkan berdasarkan hasil analisis. Apabila setelah di analisis data tidak sesuai atau tidak bisa menjawab tentang masalah dalam penelitian, maka dilakukan pengumpulan data yang masih belum memenuhi dan dilakukan analisa serta pengolahan data ulang. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil tes atau observasi dikutip dari buku “ Metoda Statistika” (2005) yang disusun oleh Sudjana. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data ini sebagai berikut: 1.
Mencari Rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus :
µ= Keterangan :
2.
µ
= Rata-rata yang dicari
∑x
= Jumlah Seluruh Skor
n
= Jumlah Sampel
Menghitung Simpangan Baku √ Keterangan : = Simpangan Baku yang dicari Jumlah sampel dikali jumlah skor kuadrat dikurangi jumlah skor yang dikuadratkan. Jumlah sampel dikurangi satu.
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
3.
Persentase Hasil Penelitian
Keterangan P
:
: Prosentase : Jumlah skor aktual atau pengamatan : Jumlah skor ideal atau pengharapan
100 % : Bilangan tetap
Parameter yang digunakan sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Nurhasan dan Cholil (2007:429) dengan menafsirkan penilaian persentase sebagai berikut : Tabel 3.4 Kriteria Frekuensi Persentase Rentang Nilai
Kriteria
81-100%
Baik Sekali
66-79%
Baik
56-65%
Cukup
41-55%
Kurang
<40%
Kurang Sekali
(sumber: Nurhasan dan Cholil,2007:429):
4. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji data tersebut memiliki sebaran
normal atau tidak. Kenormalan data dalam penelitian ini diuji dengan Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
menggunakan uji Liliefors. Langkah-langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut: 1) Pengamatan Xi, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku Zi, Z2, …, Zn dengan menggunakan rumus : ̅
2) Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, 3) kemudian dihitung F (Zi) = P (Z
Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menilai apakah data hasil penelitian dari
dua kelompok yang diteliti memiliki varians yang sama atau tidak. Jika data memiliki varians yang cenderung sama (homogen), maka bisa dikatakan bahwa sampel-sampel dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama/seragam. Dalam hal ini, pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut;
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
F=
Vb 2 Vk 2
dimana
F
= Nilai homogenitas varians
Vb2 = Varians terbesar Vk2 = Varians terkecil
Jika Fhitung< Ftabel maka data homogen, dan demikian sebaliknya. c.
Uji Hipotesis Menggunakan Ujit Sampel Bebas (Independent Sample T Test) Uji t ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang berarti
(signifikan) atas kinerja guru antara kelompok yang telah lulus sertifikasi melakukan dengan guru yang belum lulus sertifikasi. Adapun rumus uji t ( Sudjana, 2005:242) adalah sebagai berikut:
̅
̅
√
Keterangan : t’
= nilai t yang dicari (t hitung)
̅
= nilai rata-rata kelompok 1
̅
= nilai rata-rata kelompok 2 = banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 = variansi kelompok 1 = variansi kelompok 2
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
jika t > – α dan tolak
Kriteria pengujian yang berlaku ialah terima
jika
t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah ( – 2) dengan peluang ( 1-α ). Tolak hipotesis
+
jika
>
Dan terima α), (
- 1 ) dan
jika terjadi sebaliknya, dengan =
– α), (
=
/
,
=
/
,
- 1 ) dan (
- 1 ).
d. Uji Lanjut ( Uji Tukey ) Jumlah Kuadrat Total ( ) =∑ –( Jumlah Kuadrat Variabel B ( = -( Jumlah Kuadrat Dalam ( = -
=
–
- 1 ). Peluang untuk penggunaan distribusi t ialah ( 1-
α) sedangkan dk-nya masing-masing (
RJKD =
=
:(
)
) –2)
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √
Kriteria Pengujian Hipotesis : -Tolak H0 (terima H1) jika Qh > Qt -Terima H0 (tolak H1) jika Qh < Qt
Fidmawan Hadriastika Dedi, 2013 Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Smp Negeri Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu