BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini bertempat di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu. Pemeriksaan air limbah dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado. Waktu penelitian dilakukan pada bulan 12 Oktober – 29 Novenber Tahun 2012. 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observational dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan menggambarkan kandungan air limbah yang dihasilkan oleh Industri tahu di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, dan pemeriksaan Laboratorium di Laboratorium Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado. 1.3. Variabel Penelitian Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah kandungan air limbah yang di tinjau dari parameter BOD, parameter COD dan parameter pH. 1.4.
Definisi Operasional dan Kerangka Objektif
a. BOD singkatan dari Biochemical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam air oleh mikroorganisme. Semakin tinggi nilai BOD maka akan mengakibatkan
oksigen terlarut (DO) berkurang, karena oksigen yang terlarut akan digunakan oleh bakteri, sehingga menyebebkan biota-biota yang ada didalam air akan kekurangan oksigen (Pratama, 2010). Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008 baku mutu untuk nilai BOD adalah 150 mg/L. b. COD singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air. COD merupakan kandungan bahan pencemar berupa senyawa kimia yang menyerap oksigen terlarut (DO) dalam air. Semakin besar bahan kimia didalam air akan lebih banyak menyerap oksigen terlarut (DO) sehingga dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air (Pratama, 2010). Untuk nilai COD dikatakan memenuhi baku mutu yaitu 300 mg/L, nilai ini berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008 baku mutu untuk nilai COD. c. pH (konsentrasi ion hydrogen) adalah ukuran kualitas dari air maupun dari air limbah. Air limbah dengan konsentrasi air limbah yang tidak netral akan
menyulitkan
proses
biologis,
sehingga
menggangu
proses
penjernihannya. Semakin kecil nilai pHnya , maka akan menyebabkan air tersebut berupa asam (Sugiharto, 1987: 31). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2010 baku mutu untuk nilai pH yaitu 6,0-9,0.
1.5. Tahap- Tahap Penenelitian 1.5.1. Cara Pengambilan Sampel Sampel diambil di tiga lokasi industri yang berbeda, yaitu industri tahu Pak Darwoto (industri I), industri tahu Pak Subani (industri II), dan industri tahu Rhina (industri III) dengan memperhatikan jenis limbah yang dihasilkan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sesaat (grab sample) yaitu air limbah yang diambil sesaat pada satu lokasi tertentu, dengan volume yang sama dan pengambilan sampel dilakukan selama 2 (dua) hari. 1.5.2. Penelitian di Laboratorium 1.5.3. Cara Kerja 1. Pengukuran BOD Alat : 1. Digital Oxygen Meter 2. Botol Winkler 3. Pipet 4. Gelas kimia Bahan : 1. Air limbah 2. Aquades Prosedur Kerja : 1. Langkah pertama, mengambil sampel air limbah sebanyak 150 ml. 2. Mengambil 100 ml dituang kedalam gelas kimia kemudian dinginkan. 3. Alat Digital Oxygen Meter dikalibrasi terlebih dahulu.
4. Alat Digital Oxygen Meter yang telah di kalibrasi di celupkan kedalam air limbah yang telah didinginkan. 5. Hasil pemeriksaan dapat dilihat langsung didalm monitor alat Digital Oxygen Meter. 2. Pengukuran COD Alat : 1. Spektrofotometer sinar tampak 2. kuvet 3. tabung pencerna 4. pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung 5. mikroburet 6. labu ukur 7. Pipet 8. Gelas piala, dan 9. Timbangan analitik Bahan : 1. Air limbah 2. Aquades 3. Reagent kit Prosedur kerja : 1. Dinginkan perlahan-lahan contoh yang telah direfluks sampai suhu ruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekali tutup contoh dibuka untuk mrncegah adanya tekanan gas.
2. Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benarbenar jernih. 3. Ukur cotoh dan larutan standar pada panjang gelombang yang telah ditentukan (450 nm atau 600 nm). 4. Pada panjang gelombang 600 nm, gunakan blanko yang telah direfluks sebagai larutan referensi. 5. Jika konsentrasi KOK lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L, lakukan pengukuran pada panjang gelombang 420 nm, gunakan pereaksi air sebagai larutan referensi. 6. Ukur absorsi blanko yang tidak direfluks yang mengandung dikromat, dengan pereaksi air sebagai pengganti contoh uji, akan memberikan absorsi dikromat awal. 7. Perbedaan absorbansi antara blanko yang direfluks dan absorbansi larutan standar. 8. Lakukan analisa duplo. 3. Pengukuran pH Alat : 1. pH meter 2. Gelas kimia Bahan : 1. Air limbah 2. Aquades
Prosedur kerja : 1. Diambil sampel air limbah. 2. Mengambil 100 ml dituang kedalam gelas kimia kemudian dinginkan. 3. Alat pH Meter dikalibrasi terlebih dahulu. 4. Alat pH Meter yang telah di kalibrasi di celupkan kedalam air limbah yang telah didinginkan. 5. Hasil pemeriksaan dapat dilihat langsung didalm monitor alat Digital Oxygen Meter. 3.6. Teknik Pengumpulan Data 1.
Data Primer Data primer diperoleh dengan melakukan pengambilan sampel dan uji laboratorium, untuk mengetahui kandungan air limbah.
2.
Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari pihak industri yang berhubungan dengan lokasi industri dan pengoprasian.
3.7. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung pada lokasi penelitian, serta melakukan pemeriksaan menggunakan parameter BOD, parameter COD dan parameter pH pada limbah cair di laboratorium. 3.8. Teknik Analisis Data Pemeriksaan kandungan limbah cair mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil pemeriksaan sampel air limbah selanjutnya akan
dibandingkan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai.