42
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu : Variabel Tergantung
: Kualitas Hidup
Variabel Bebas
: Koping Religius
B. Definisi Operasional 1. Kualitas Hidup Kualitas hidup secara operasional adalah skor yang didapatkan dari alat uktuk World Healt Organization Huality Of Life (WHOQOL-BREF), terdiri dari 26 item. Mencakup empat domain, yaitu kesehatan fisik, keadaan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Sehingga saat seorang individu keempat aspek tersebut tercukupi maka kualitas hidupnya akan lebih baik tingkat kualitas hidup pada warga dapat dilihat dari total skor yang didapat, dimana skor yang tinggi menunjukan kualitas hidup yang baik, sedangkan skor yang rendah menunjukan kualitas hidup individu yang buruk.
2. Koping Religius Koping religius secara operasional adalah skor yang didapatkan dari skala Iranian Religious Coping Scale, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berjumlah 22 item. Yang meliputi lima aspek yaitu
43
religius practice, negative felling toward God, benelovent reappraisal, passive, dan active. Koping religius yang dimiliki warga akan terlihat dari hasil yang didapat, semakin tinggi kping religius yang dimiliki maka koping yang dimiliki individu tersebut baik, sebaliknya ketika koping yang dimiliki rendah maka koping yang dimiliki individu tersebut buruk.
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah warga penyintas erupsi Gunung Merapi tahun 2010 yang berusia diatas 16 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Subjek adalah Warga yang tinggal di Hunian Tetap yang tersebar di kecamatan Cangkringan.
D. Metode pengumpulan data Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif, metode yang digunakan dalam pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan skala, yaitu skala kualitas hidup dan koping religius. Subjek diminta untuk mengisi sejumlah pernyataan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan yang akan diteliti, dengan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan subjek. 1.
Skala Kualitas Hidup. Skala yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup adalah skala WHOQOL (world health organization quality of life ) yang diciptakan oleh WHO (1997). Skala tersebut akan diadaptasi kedalam bahasa
44
indonesia. Skala tersebut memiliki 26 item pertanyaan dengan alternatif jawaban lima pilihan. Item dalam skala tersebut adalah sebagai berikut. Tabel. 1 Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup (Sebelum Uji Coba) No Aspek Butir Favorable Butir Unfaforable Nomor Butir 1. 2. 3. 4. 5.
Kesehatan Fisik Psikologis Hubungan Sosial Lingkungan Kualitas Hidup
Jumlah Aitem 10, 15, 16, 17, 6 18, 2 5, 6, 7, 11, 19 5 20, 21, 22
Nomor Jumlah Butir Aitem 3, 4 2 26
1
3
8, 9, 12, 13, 14, 8 23, 24, 25 1 1
Jumlah
23
3
2. Skala Koping Religius Skala koping religsius diadopsi dari alat ukur Iranian Religious Coping Scale, yang akan diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Item yang digunakan dari skala tersebut berjumlah 22 item, yang didalamnya mengukur aspek-aspek sebagai berikut :
45
No
Tabel 2. Distribusi Aitem Koping Religius (Sebelum Uji Coba) Aspek Koping Positif Koping Negatif
1
Religious Practice
2
Negative Felling Toward God
3
Benevolent Reappraisal
4
Passive
5
Active
Nomor Jumlah Butir 11, 6 2,7, 14, 20, 17
13, 1, 18, 6, 22, 16
10, 15, 5 Jumlah
Nomor Butir
Jumlah
8, 12, 21, 3
4
19, 9, 4
3
6
3
15
7
E. Validitas dan Realibilitas Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Kountur, 2007). Hal ini jika peneliti ingin mengukur tingkat regulasi diri dalam belajar siswa, maka instrumen yang digunakan haruslah benar-benar dapat mengukur regulasi diri dalam belajar, dengan demikian instrumen tersebut disebut
46
valid. Tujuan dilakukan validitas pada penelitian ini adalah agar data yang diperoleh dapat relevan dengan tujuan diadakan penelitian ini. Validitas skala kualitas hidup dalam belajar dan tes kemampuan bahasa Indonesia diuji dengan teknik validitas isi. Teknis validitas isi, yakni validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aitem dalam isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2013). 2. Realibilitas Alat Ukur Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Hal ini yang menyebabkan pengertian reliabilitas terkadang diartikan dapat dipercaya (Kountur, 2007). Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability artinya sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas juga menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur pengukur yang sama. hasil pengukuran dapat dikatan dipercaya apabila hasilnya dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok individu yang sama diperoleh hasil
47
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri individu belum berubah. Relatif sama artinya tetap adanya toleransi terhadap perbedaan kecil di antara beberapa hasil pengukuran. Bila perbedaan tersebut sangat besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel (Azwar, 2013).
F. Metode Analisis Data Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik korelasi Product Moment dari Pearson. Perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer pada program SPSS release 22.0 for windows sebagai alat bantuan analisis secara statistik.