BAB III ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN
Bagian dari pembahasan ini adalah untuk mendapatkan rencana pengembangan program bangunan dan lingkungan yang didasarkan pada analisis kemampuan daya dukung fisik dan ekologi lingkungan serta keterkaitan dengan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. A. Analisis Sosial Pada analisis ini dibahas tentang tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah keluaraga, karakteristik penduduk, kegiatan sosial penduduk, dan perkembangan kultural masyarakat. Kelurahan Karatuang memiliki luas wilayah ± 485,2 Ha dengan jumlah penduduk 2629 jiwa. Penduduk yang berada di kawasan prioritas terdiri dari 361 KK dengan total jumlah penduduk yaitu 1213 jiwa yang terdiri dari 585 jiwa laki-laki dan 628 jiwa perempuan. Jumlah rata-rata penduduk dalam satu keluarga adalah 3 jiwa/KK. Angka ratio jenis kelamin pada kawasan prioritas yaitu 93,15 yang artinya jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dari perempuan dimana setiap 100 jiwa penduduk perempuan, terdapat 93 jiwa penduduk laki-laki. Masyarakat di Kelurahan Karatuang secara umum merupakan masyarakat suku asli Makassar. Karena letaknya yang berada di area pinggiran dan karakteristik wilayah yang masih bercirikan pedesaaan, masyarakat di keluarahan ini masih memegang teguh nilai-nilai budaya dan tradisi yang ada. Selain itu ikatan kekerabatan dan gotong royong masih terlihat cukup kuat dan memiliki ikatan sosial yang kuat.
34
Mayoritas masyarakat berasal dari suku Makassar dan beragama Islam dengan kekerabatan yg sangta kuat
Luas Wilayah : 59 Ha Jumlah rumah: 324 unit Jumlah Keluarga:361 KK Jumlah Penduduk:1213 jiwa
Proyeksi Penduduk Kawasan Prioritas Penduduk 2013
Rasio Pertumbuhan Penduduk
Penduduk 2018
1213 jiwa
0.02
1339 jiwa
Sumber: Hasil Analisis 2013
Peta 19 Kawasan Prioritas Kelurahan Karatuang 35
Tabel 24. Analisis Kependudukan Kawasan Prioritas Kelurahan Karatuang Kriteria
Kependudukan Internal Kekuatan
Zona
Prospek/ kesempatan
Kelemahan
Kekerabatan masyarakat yang masih kuat. Ikatan sosial dan gotong royong masih terlihat. Masyarakat yang umumnya berasal dari suku Makassar.
Kawasan Prioritas
Eksternal
Kekerabatan sangat kuat, mendorong tumbuhnya permukiman di sepanjang jalan utama dengan pola yang tidak teratur.
Kendala/ Hambatan Belum ada organisasi/ pengaturan terhadap permukiman yang sehat. Kurang pengawasan dan pengendalian terhadap pertumbuhan bangunan (permukiman) yang tidak teratur.
Tabel 25. Analisis Sosial-Perilaku Kawasan Prioritas Kelurahan Karatuang Kriteria
Perilaku Internal Kekuatan
Zona
Kelompok etnis kuat, selalu kumpul/cengrama keluarga . Kekerabatan dan hubungan sosial masih sangat kuat. Kebiasaan musyawarah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan kelurahan.
Kawasan Prioritas
36
Eksternal Kelemahan
Tidak terdapat prasarana persampahan yg memadai. Kurangnya kesadaran warga akan sanitasi yang baik. Perilaku dan pola hidup yg tidak sehat. Kurangnya partisipasi warga dalam rembug.
Prospek/ kesempatan Kebiasaan rembug masyarakat dapat digunakan untuk menyepakati kebijakan pembangunan dan perbaikan kualitas lingkungan permukiman. Adanya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kawasan, khususnya kawasan wisata.
Kendala/ Hambatan Kurangnya alokasi dana daalm pembangunan/ perbaikan kawasan permukimana.
B. 1.
Analisis Permukiman
Pola dan Tata Letak Permukiman Pola permukiman pada kawasan prioritas ada dua macam, yaitu: a. Pola linier yaitu pola sederhana dimana unit-unit permukiman berada di sepanjang jalan. Pola ini terlihat di RW I, RW II, dan RW IV. b. Pola clustered (mengelompok) yaitu pola yang berkembang dengan adanya kebutuhan lahan dan unit-unit permukiman yang mengelompok pada suatu simpul kegiatan misalnya pusat kegiatan perdagangan maupun pusat pemerintahan. Pola ini terlihat di permukiman yang terdapat di RW II Batu Ruyung RT 2 dan 3 serta di RW III Batu Kanreang. Unit-unit bangunan secara umum di Kelurahan Karatuang masih kurang teratur. Hal ini
disebabkan karena kurangnya panduan ataupun kesepakatan dalam pembangunan suatu kawasan permukiman serta kurangnya keasadaran warga untuk menjaga lingkungan tempat tinggal mereka. 2.
Ketersediaan Jamban Pribadi Salah satu syarat hunian yang layak dan sehat yaitu memiliki jamban serta septictank
dan saluran pembuangan air limbah. Saat ini di kawasan prioritas masih banyak rumah warga yang tidak memiliki jamban pribadi sehingga masyarakat menggunakan MCK umum dan aliran sungai untuk mandi, cuci, dan buang air besar. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran warga terhadap pentingnya sanitasi permukiman maupun juga karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu
Gambar 6. Mencuci pada aliran drainase
untuk membangun jamban pribadi. Oleh karena itu diperlukan perencanaan pengadaan jamban pribadi serta peningkatan kesadaran warga mengenai sanitasi permukiman. Tabel 26. Kepemilikan pada Kawasan Prioritas Lokasi Kawasan Prioritas
37
Kepemilikan Jamban Memiliki
Tidak Memiliki
128
177
3.
Kebutuhan Pengembangan Permukiman Perkembangan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya tentunya kebutuhan
akan sarana dan lahan untuk permukiman juga bertambah. Saat ini di kawasan prioritas masih terdapat 43 rumah tangga yang belum memiliki rumah atau masih tinggal menumpang dengan keluarga/kerabatnya. Oleh karena itu diperlukan rencana pengembangan permukiman. Tabel 27. Kebutuhan Pembangunan Permukiman pada Kawasan Prioritas 2013 Jumlah penduduk
Jumlah Bangunan
1213 jiwa
317
Standar Bangunan permukiman 1 rumah untuk 4 jiwa
2018 Jumlah penduduk
Jumlah bangunan
1339 jiwa
334
Ket.
+17 unit
Hasil analisis 2013
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018 dibutuhkan sekitar 334 unit bangunan rumah sesuai dengan standar kebutuhan penduduk akan permukiman. Hal ini menunjukkan perlu adanya penambahan ±17 unit bagunan rumah sehingga diperlukan perencanaan lokasi pengembangan permukiman agar pembangunan permukiman lebih terarah dan sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan. Pemilihan lokasi pengembangan permukiman harus memperhatikan beberapa hal diantaranya topografi relative datar, aksesibilitas, keamanan dari bencana alam, serta dapat mejangkau air bersih dengan mudah. Luas lahan permukiman di Kelurahan Karatuang pada tahun 2013 yaitu 16,14 Ha. Menurut SNI 03-1733-2004, luas kavling minimum untuk suatu keluarga yaitu 100 m2, sehingga untuk 17 unit bangunan dibutuhkan lahan minimal 1700 m2 atau 0,17 Ha.
C
Analisis Perekonomian Analisis ini membahas tentang sektor pendorong perkembangan ekonomi, kegiatan
usaha, produktivitas kawasan, dan perkembangan penggunaan lahan. Mata pencaharian masyarakat di kawasan prioritas secara umum adalah petani dan buruh tani. Komoditas pertanian yang ada yaitu padi, jagung, coklat, jambu mete, dan kapuk.
38
Kegiatan produksi hingga pemasaran dilakukan sendiri oleh masyarakat. Hal yang menjadi kekurangan warga yaitu belum dimaksimalkannya kegiatan pengolahan hasil pertanian, sehingga yang dijual/dipasarkan merupakan bahan mentah hasil pertanian sehingga nilainya tidak terlalu tinggi. Hal ini tentunya berdampak langsung terhadap pendapatan dan tingkat kesejahteraan warga. Jika dilihat dari tingkat kesejahteraan warga di kawasan prioritas dimana 70% masih tergolong miskin. Selain sektor pertanian, masyarakat di kawasan prioritas juga memiliki mata pencaharian di bidang peternakan dan perdagangan dan jasa. Sektor peternakan memiliki potensi yang cukup besar karena masih terdapat masyarakat yang memiliki ternak seperti sapi, kambing, dan ayam. Selain itu juga terdapat kegiatan budidaya perikanan darat walaupun masih dalam skala kecil dan hanya dilakukan oleh beberapa warga. Potensi lain yang dimiliki kawasan ini untuk pengembangan kegiatan ekonomi yaitu potensi pada sektor wisata/rekreasi dan potensi
Gambar 7 . Pternakan Ayam pada kawasan prioritas
di bidang industry rumah tangga. Di kawasan prioritas terdapat beberapa objek yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Untuk memudahkan identifikasi dan analisis program maka pembahasan dibedakan per Zona sesuai dengan fungsi ruang/ kawasan dengan menggunakan metode analisis program secara SWOT.
Pada kawasan prioritas terdapat chekdam yang dapat dijadikan sebagai kawasan budidaya ikan dan wisata memancing
Gambar 8 . Kawsan Chekdam
39
Segmen 3
Segmen 2
Segmen 1
40
Peta 20 Pembagian Segmen Pada Kawasan Prioritas
Tabel 28. Analisis Prospek Kegiatan Ekonomi Kawasan Prioritas (Internal: Kekuatan-Kelemahan) Kriteria
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Internal
Segmen
Kekuatan
Pendorong perekonomian bersumber dari sektor pertanian, perdagangan dan jasa, serta peternakan. Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Kegiatan usaha yang ada terbatas berupa warung/kios, penjual bensin ecera, pulsa, Segmen bengkel,dll. 1 Terdapat sungai yang menjadi sumber pencaharian bagi buruh tambang batuan. Sebagaian besar masyarakat masih berada pada kategori miskin. Terdapat rumah kompos. Terdapat kelompokkelompok tani. Terdapat usaha pembuatan kue. Kegiatan ekonomi bersumber dari sektor pertanian, perdagangan dan jasa, serta pertambangan. Kegiatan usaha penduduk yaitu warung makan, warung rumahan, bengkel, tukang kayu, penjahit. Segmen Terdapat budidaya 2 perikanan. Cekdam dimanfaatkan sebagai kawasan rekreasi pada sore hari. RTH dapat meningkatkan kualitas lingkungan
41
Eksternal Kelemahan
Kegiatan pendorong sektor perekonomian masih kurang disebabkan kurangnya keahlian dan modal usaha. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengolah hasil pertanian. Pengelolaan rumah kompos kurang maksimal. Kurangnya inovasi dalam pemasarana hasil produk dan pemasaran. Saluran irigasi yang belum permanen. Kurangnya inovasi dalam kreasi produk dan pemasaran hasil industri rumah tangga.
Prospek/ kesempatan Kebijakan dalam peningkatan produksi pertanian. Produktivitas hasil pertanian berupa padi, jagung, dan coklat. Usaha peternakan ayam petelur. Lokasi kawasan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Bantaeng.
Belum ada pengamanan Adanya kebijakan danau. pemerintah dalam pengembangan Belum ada penataan kawasan cekdam kawasan cekdam sebagai kawasan sebagai kawasan wisata/rekreasi. wisata/rekreasi. Belum ada pengendalian Kebijakan budidaya perikanan darat. terhadap kegiatan pertambangan batuan di Pengembangan sungai. kawasan dapat Tempat permandian di tepi menjadi image / landmark Kelurahan sungai tidak terawat dan Karatuang. tidak bersih. Kurangnya modal usaha. Kurangnya keahlian masyarakat dan pemberdayaan perempuan.
Kendala/ Hambatan Keterlambatan penyediaan bibit Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sektor pertanian seperti jalan tani. Produktivitas hasil pertanian selain padi masih belum dioptimalkan. RTH dan jalur hijau masih perlu penataan.
Kurangnya sarana pendukung pengembangan industri rumah tangga. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung pengembangan kawasan wisata. Ketersediaan prasarana pendukung sektor perdagangan antara lain; perparkiran, jalur pejalan kaki/ pedestrain ways, dan PKL belum memadai. Kurangnya pengawasan dan
Kriteria
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Internal
Segmen
Kekuatan
Kelemahan
Kegiatan ekonomi bersumber dari sektor pertanian, perdagangan dan jasa, pertambangan, dan peternakan. Terdapat kegiatan usaha rumah tangga alam pembuatan makanan Segmen ringan (kripik) dari hasil 3 pertanian. RTH dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
D.
Eksternal Prospek/ kesempatan
Belum ada kegiatan pengembangan produk hasil usaha rumah tangga. Belum ada pengendalian terhadap kegiatan pertambangan Kurangnya modal usaha. Kurangnya keahlian dan inovasi masyarakat dalam pengembangan usaha. Kurangnya pengembangan usaha peternakan
Kendala/ Hambatan aturan terhadap dampak dari kegiatan eksplorasi tambang batuan. RTH dan jalur hijau masih perlu penataan.
Produktivitas hasil Produktivitas lahan pertanian berupa masih kurang jagung, coklat. optimal, karena lahan yang ada sebagian Usaha bengkel, besar berupa lahan meubel, dan penjahit. kosong yang belum Produksi hasil usaha dimanfaatkan. rumah tangga berupa kripik wortel, kentang, Pengembangan produktivitas sektor ubi, dll. peternakan masih Adanya kebijakan kurang. pemerintah dalam peningkatan produksi Kurangnya pengawasan dan pertanian dapat aturan terhadap mendukung kegiatan dampak dari kegiatan ekonomi masyarakat eksplorasi tambang batuan.
Analisis Daya Dukung Fisik dan Lingkungan Kawasan
Analisis daya dukung fisik dan lingkungan mencakup analisis kondisi tata guna lahan, kondisi bentang alam kawasan, lokasi geografis, status nilai tanah, izin lokasi dan kerawanan kawasan terhadap bencana alam. Fungsi lahan utama dalam kawasan prioritas PLPBK di Kelurahan Karatuang adalah lahan pertanian yang terdiri dari sawah dan kebun, permukiman, dan ruang terbuka hijau.
Gambar 9. Fungsi lahan utama di kawasan prioritas 42
Fungsi lahan utama adalh pertanian (sawah dan kebun) Potensi pengembangan pariwisata/rekreasi
Geografis Berada di ketinggian….. Terdapat beberapa aliran sungai yg menjadi sumber air bersih dan penggairan RTH yg cukup memadai
Status lahan bangunan hanya menumpang (bukan milik pribadi). Kepadatan bangunan tinggi Bentuk rumah didominasi panggung Tidak ada kebijakan tata bangunan
Peta 21 Analisis Daya Dukung Fisik dan Lingkungan Pada Kawasan Prioritas 43
Tabel 29. Analisis Daya Dukung Fisik dan lingkungan Kawasan Prioritas (Internal: Kekuatan-Kelemahan) Kriteria Segmen
Segmen 1
Segmen 2
44
Fungsi lahan Kekuatan Fungsi utama lahan adalah pertanian Permukiman berada di sepanjang jalan poros (kolektor primer). Bentuk bangunan didominasi oleh rumah panggung dengan orientasi bangunan menghadap jalan. Kepadatan bangunan rendah. Terletak di kecamatan kota dan dilalui jalan kolektor sekunder. Fungsi utama lahan yakni permukiman. Permukiman mengelompok. Bentuk bangunan didominasi rumah panggung dengan orientasi bangunan ke jalan namun pola tidak teratur. Kepadatan bangunan tinggi. Danau cekdam dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, tempat memancing dan budidaya ikan, RTH sangat luas dan dapat
Status Lahan Kelemahan
Kekuatan
Kawasan permukiman polanya Lahan milik tidak teratur dan tidak ada pemerintah aturan bangunan dan Prospek lingkungan. dikembangkan Masih ada rumah yang tidak sesuai memiliki jamban pribadi. perencanaan Prasarana air bersih belum memadai. Drainase belum berfungsi maksimal, terjadi sedimentasi tanah dan sampah Rumah kompos belum di manfaatkan secara maksimal. Kawasan permukiman polanya Lahan tidak teratur dan tidak ada pengembangan aturan bangunan dan sarana pendidikan lingkungan dan kawasan wisata milik Masih ada rumah yang tidak pemerintah. memiliki jamban pribadi. Kawasan wisata/rekreasi belum mempunyai konsep penataan, belum terjangkau prasarana, seperti air bersih dan MCK, membutuhkan program pengembangan sebagai kawasan perdagangan
Kelemahan Belum ada arahan perencanaan
Bencana Alam Kekuatan
Kelemahan
Sungai telah bertanggul.
Belum ada arahan mitigasi bencana
Sebagian warga Cekdam di RW II tidak sebagai memiliki hak milik penampung terhadap lahan air dan bangunan atau pengendali warga hanya banjir. menumpang mendirikan bangunan. Belum ada arahan perencanaan.
Belum ada arahan mitigasi bencana
Kriteria Segmen
Fungsi lahan Kekuatan
Kelemahan
dikembangkan.
Segmen 3
Fungsi lahan sebagai kawasan permukiman dan pertanian. Permukiman ada yang mengelompok dan ada pula yang linier di sepanjang jalan. Bentuk bangunan didominasi oleh rumah panggung dengan orientais bangunan meghadap ke jalan. Sebagian besar lahan merupakan kebun jagung, coklat, dan ruang terbuka hijau.
Status Lahan
dan rekreasi aktif, dilengkapi fasilitas penunjang, dan pembentukan citra kawasan Kegiatan ekslorasi tambang batuan di tepi sungai dapat berdampak pada kelestarian sungai. Drainase belum berfungsi maksimal, terjadi sedimentasi tanah dan sampah. Pemanfaatan dan penataan RTH kurang maksimal. Kawasan permukiman polanya tidak teratur dan tidak ada aturan bangunan dan lingkungan Masih ada rumah yang tidak memiliki jamban pribadi. Kegiatan ekslorasi tambang batuan di tepi sungai dapat berdampak pada kelestarian sungai. Drainase belum berfungsi maksimal, terjadi sedimentasi tanah dan sampah.
Kekuatan
Lahan milik pemerintah.
Kelemahan
Belum ada arahan perencanaan Lahan rencana pembuatan jalan bukan milik pemerintah sehingga perlu konsolidasi lahan.
Bencana Alam Kekuatan
Danau buatan Belum ada sebagai area arahan penampungan mitigasi air. bencana.
Tabel 5. Analisis Daya Dukung Fisik dan lingkungan Kawasan Prioritas (Eksternal: Kesempatan-Kendala)
45
Kelemahan
Kriteria Segmen
Segmen 1
Segmen 2
Segmen 3
46
Fungsi lahan Kesempatan/ Prospek Tersedia lahan untuk pembangunan sarana kesehatan Sudah terdapat saluran irigasi dan drainase hanya perlu perbaikan. Tersedia lahan untuk pembangunan sarana kesehatan dan pendidikan Tersedia lahan untuk pembangunan drainase dan jalan setapak Sudah terdapat saluran irigasi dan drainase hanya perlu perbaikan Tersedia lahan untuk pembangunan jalan setapak dan drainase. Terdapat kanal, masih perlu penimbunan
Kendala/ Hambatan
Status Lahan Kesempatan/ Prospek
Kondisi lingkungan Dukungan pemerintah dalam tergolong rendah. pengoptimalan fungsi Kesadaran akan kawasan sebagai kawasan kebersihan produksi pertanian. lingkungan masyarakat tergolong rendah. Kondisi lingkungan Dukungan pemerintah dalam tergolong rendah. pengoptimalan fungsi Kesadaran akan kawasan sebagai kawasan kebersihan rekreasi dan pusat kegiatan di lingkungan kelurahana. masyarakat tergolong Lahan sarana umum milik rendah. pemerintah sehingga mudah dalam penerapan kebijakan Kondisi lingkungan Dukungan pemerintah dalam tergolong sedang. pengoptimalan fungsi Kesadaran akan kawasan sebagai ruang publik kebersihan dan pendudukan kota. lingkungan Lahan milik pemerintah, masyarakat sudah mudah menerapkan kebijakan cukup baik wala tata bangunan kurang prasarana.
Bencana Alam Kendala/ Hambatan Belum ada arahan perencanaan
Kesempatan/ Prospek Adanya dukungan pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana dan pelestarian lingkungan. Belum ada arahan Adanya dukungan perencanaan pemerintah dalam Lahan milik satu upaya orang, sehingga sulit penanggulangan menerapkan bencana dan kebijakan tata pelestarian bangunan lingkungan.
Belum ada arahan perencanaan
Adanya dukungan pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana dan pelestarian lingkungan.
Kendala/ Hambatan Tidak terdapat informasi dan sosialisasi tentang evakuasi bencana
Tidak terdapat informas dan sosialisasi tentang evakuasi bencana
Tidak terdapat informasi dan sosialisasi tentang evakuasi bencana
F. Analisis Sarana Dan Prasarana Lingkungan Prasarana dasar yang dibutuhkan untuk mendukung kawasan perencanaan adalah jalan, listrik, air bersih, drainase, dan persampahan. Untuk memudahkan identifikasi dan analisis program maka pembahasan dibedakan per Segmen sesuai dengan fungsi ruang/ kawasan dengan menggunakan metode analisis program secara SWOT. Analisis tentang daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan ini dapat dibaca dalam tabel analisis secara transek dan gambar foto. Analisis prasarana jalan ditinjau terhadap ketersediaan akses jalan, jalur pedestrian untuk pejalan kaki dan jalur hijau. Secara menyeluruh hanya pada jalan-jalan tertentu saja seperti pada jalan kolektor primer sudah terdapat jalur pedestrian namun hanya pada satu sisi jalan. Pembahasan sanitasi lingkungan mencakup saluran pembuangan/drainase untuk air hujan, air bekas cucian, limbah pasar, MCK (mandi, cuci dan kakus), 1.
Sarana
a.
Kesehatan Sarana kesehatan yang terdapat pada kawasan
prioritas telah terpenuhi jika ditinjau dari kebutuhan berdasarkan jumlah penduduk hingga tahun 2018, dimana terdapat 3 (tiga) unit posyandu dan 1 (unit) Pustu. Namun yang menjadi permasalahan yaitu terdapat dua unit Posyandu yang tidak memiliki bangunan sendiri, sehingga menumpang di rumah warga. Oleh karena itu, dibutuhkan pembangunan 2 (dua) unit posyandu
Gambar 10. Sarana kesehatan di Kawsan prioritas
sehingga pelayanan sarana kesehatan kepada masyarakat dapat lebih optimal. b.
Pendidikan Sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Karatuang masih belum memenuhi
kebutuhan jika ditinjau dari jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Karatuang.
Sarana
pendidikan masih dibutuhkan penambahan berupa 1 (satu) unit TK (Taman Kanak-kanak). c.
Perdagangan Kegiatan ekonomi yang terdapat di kawasan prioritas didominasi oleh usaha kecil yang
secara garis besar terdiri dari:
47
a. Perdagangan:
meliputi
usaha
warung/kios
rumahan, warung makan, kios pulsa, penjual bensin eceran. b. Jasa : bengkel, funriture, tukang jahit, pembuat kasur. Gamabar 11. Sarana perdagangan berupa Warung /kios
2.
Prasarana Prasarana dasar yang dibutuhkan untuk mendukung kawasan perencanaan adalah; jalan,
listrik, air bersih, drainase, MCK dan sampah. Pembahasan setiap Segmen dibedakan blok yang dibagi berdasarkan fungsi ruang/ kawasan serta proyeksi kebutuhan penduduk. a.
Jaringan Jalan Kondisi jaringan jalan yang terdapat pada kawasan prioritas dapat dilihat pada tabel berikut
ini: Tabel 30. Analisis Kondisi Jaringan Jalan di Kawasan Prioritas No
Lebar (m)
Foto
1
3,70
Jalan Poros Karatuang
2
1,25
Jalan setapak 1 Allu
48
Analisis Merupakan jalan kolektor sekunder. Jalan poros ini memiliki material aspal dengan kondisi baik. Panjang jalan poros 1.530 m. Terdapat drainase di sisi kiri kanan jalan. Jalur hijau di tepi jalan kurang terawat. Tidak terdapat sarana persampahan sehingga ada tumpukan sampah di tepi jalan. Kondisi jalan cukup baik. Tidak terdapat drainase di salah satu sisi jalan. Terdapat sampah dan sedimen di saluran drainase Panjang jalan 113 m.
Kondisi jalan cukup baik. Terdapat drainase Panjang jalan 155 m. 3
1,50
Jalan Setapak 2 Allu
4
3
Permukaan jalan masih berupa perkerasan. Jalur hijau di tepi jalan kurang tertata. Panjang jalan 250 m.
Jalan ke bendungan (RW 2)
5
2
Permukaan jalan berupa rabat beton. Kondisi drainase buruk (terdapat sampah dan sedimentasi) Jalur hijau di tepi jalan tidak tertata. Panjang jalan 245 m.
Jalan setapak 1 (RW 2)
6
2
Permukaan jalan berupa rabat beton. Kondisi drainase buruk (terdapat sampah dan sedimentasi) Panjang jalan 30 m.
Jalan setapak 2 (RW 2)
7
4
Jalan ke Tala-tala 3 (RW 2)
49
Permukaan jalan berupa aspal. Kondisi drainase buruk (terdapat sampah dan sedimentasi) Panjang jalan 340 m.
8
4
Permukaan jalan berupa aspal. Terdapat saluran pembuangan (drainase) Panjang jalan 280 m. Jalur hijau cukup tertata. Tidak ada jalur pedestrian.
Merupakan jalan lokal. Permukaan jalan berupa aspal. Terdapat saluran pembuangan (drainase) Panjang jalan 435 m.
Permukaan jalan berupa rabat beton. Kondisi jalan: cukup baik. (sedang) Kondisi drainase cukup baik. Panjang jalan 125 m.
Jalan cekdam (RW 2)
9
4
Jalan ke Bt.Pakke (RW 3)
10
3
Jalan Setapak 1 (RW 3)
11
2
Permukaan jalan berupa rabat beton Kondisi jalan: rusak. Kondisi drainase buruk (terputus, tersumbat dan terdapat sedimen) Panjang jalan 90 m.
Jalan Setapak 2 (RW 3)
12
2
Jalan Setapak 1 (RW 5)
50
Permukaan jalan berupa rabat beton Kondisi jalan: baik Terdapat drainase. Panjang jalan 70 m.
13
2
Permukaan jalan berupa rabat beton Kondisi jalan: baik Tidak terdapat drainase. Panjang jalan 85 m.
Jalan Setapak 2 (RW 5)
b.
Jaringan Air Bersih Air Bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk keperluan kehidupan dan
rumah tangga. Secara umum, masyarakat di Kelurahan Karatuang menggunakan air bersih yang bersumber dari mata air, sungai, sumur terlindung, sumur bor, serta ledeng eceran. Masyarakat menggunakan perpipaan yang menghubungkan mata air ke rumah mereka. Namun, masih terdapat rumah yang belum memiliki perpipaan sehingga menggunakan sumur dan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemenuhan air bersih pada kawasan prioritas bersumber dari perpipaan yang berasal dari mata air di Batu Pakke dan Ballangang. Saat ini belum semua warga
Gambar . Bak Penampungan Air
menikmati pelayanan air bersih hal ini
Tabel 31. Analisis kebutuhan Air Bersih pada Kawasan Prioritas Tahun 2018 Kebutuhan Standar (Liter/hari)
Jumlah tahun 2013
Permukiman
60 ltr/jiwa/hari
1213 jiwa
72.780
1339 jiwa
80.340
Pendidikan (TK)
10 ltr/org/hari
50 siswa
500
50 siswa
500
Pendidikan (SD)* Kesehatan (Posyandu)*
10 ltr/orang/hari
240 siswa
2.400
240 siswa
2.400
3500 ltr/unit/hari
3 unit
10.500
3 unit
10.500
Fasilitas
51
Kebutuhan air Bersih Tahun 2013 (liter)
Jumlah tahun 2018
Kebutuhan air Bersih Tahun 2018 (liter/hari)
Peribadatan (Mesjid )*
Mesjid 3.500 ltr/unit/hari
3 unit
10.500
3unit
10.500
Kantor Desa*
1.000 ltr/unit/hari
1 unit
1.000
1 unit
1.000
Jumlah Kebutuhan Air Bersih (liter)
d.
97.680
105.240
Jaringan drainase dan SPAL Suatu lingkungan permukiman harus dilengkapi dengan jaringan air limbah dan drainase. Air
limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik domestic (rumah tangga) maupun industri. Sementara drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan kelebihan air yang tidak diinginkan. Berdasarkan kondisi eksisting di Kelurahan Karatuang, prasarana pembuangan air limbah dan drainase masih belum memadai. Untuk limbah rumah tangga, masih banyak masyarakat yang membuang limbah rumah tangga langsung di kebun/pekarangan dikarenakan tingkat kesadaran dan pengetahuan yang masih kurang dalam pengolahan air limbah. Sementara untuk drainase sudah cukup memadai dimana namun masih ada yang tidak berfungsi dengan baik (tersumbat, terputus, dll). Tabel 32. Analisis Produksi Air Limbah pada Kawasan Prioritas Tahun 2018 Standar Air Limbah (Liter/hari)
Fasilitas Permukiman Pendidikan (TK) Pendidikan (SD) Kesehatan (Posyandu) Peribadatan (Mesjid )
60 % dari kebutuhan air bersih*
Kebutuhan air Bersih Tahun 2013 (L) 72.780 500 2.400
Kantor Desa Jumlah air Limbah (liter)
e.
43.664 300 1.440
Kebutuhan air Bersih Tahun 2018 (L) 80.340 500 2.400
∑ Air Limbah Tahun 2018 (L) 48.204 300 1.440
10.500
6.300
10.500
6.300
10.500
6.300
10.500
6.300
1.000
600 58.604
1.000
600 63.144
∑ Air Limbah Tahun 2013 (L)
Persampahan Sampah merupakan sisa dari kegiatan manusia baik yang berasal dari permukiman,
perdagangan, pertanian, pendidikan, dan perkantoran. Seiring dengan peningkatan penduduk dan aktivitas di Kelurahan Karatuang, maka jumlah timbulan sampah juga meningkat. Berikut ini merupakan analisis timbulan sampah di Kelurahan Karatuang pada, dengan asumsi timbulan sampah 2 liter/hari/orang, yaitu:
52
Tabel 53. Analisis Timbulan Smapah pada Kawasan Prioritas 2013 Jumlah Penduduk 1213
2018
Timbulan sampah (liter) 2426
Jumlah Penduduk 1339
Timbulan sampah (liter) 2678
Berdasarkan hasil analisis di atas, timbulan sampah di Kelurahan Karatuang pada tahun 2013 adalah 5258 liter/hari, sedangkan jumlah timbulan sampah pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 5804 liter/hari. Untuk menangani jumlah timbulan sampah tersebut, maka perlu perencanaan fasilitas tempat pembuangan sampah serta sistem pengangkutannya. Berikut ini merupakan analisis kebutuhan prasarana persampahan di Kelurahan Karatuang:
Tabel 54. Analisis Kebutuhan Perasarana persampahan pada Kawasan Prioritas Prasarana Lingkup
Sarana Pelengkap
Status
Rumah
Tong sampah
Pribadi
RW
Bak Sampah Kecil
TPS
Kelurahan
Mobil Sampah Bak Sampah besar
53
TPS
2013 Timbulan Jumlah Sampah Sarana
2426
6 1 2
2018 Timbulan Jumlah Sampah Sarana
2678
6 1 2