BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1. Tinggi Fundus Uteri (TFU) a. Perubahan Uterus di Masa Kehamilan Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus memunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2009; h. 175). Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar.
Kerja sama tersebut akan
meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulanbulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan menipis. Pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1.5 cm bahkan kurang. Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron. Hal ini dapat
8
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
9
dilihat dengan perubahan uterus pada awal kehamilan mirip dengan kehamian ektopik.
Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu
penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi.
Pada awal kehamilan, tuba fallopii, ovarium, dan
ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus.
Posisi plasenta juga memegaruhi penebalan
sel-sel otot uterus, di mana bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda Piscaseck. Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilannya, daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
Panjang
uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong usus ke samping dan ke atas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati (Prawirohardjo, 2009; h. 175).
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
10
b. Fungsi Pengukuran Tunggi Fundus Uteri Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simfisis pubis digunakan sebagai
salah
satu
indikator
untuk
menentukan
kemajuan
pertumbuhan janin dan dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. (Mufdlilah, 2009; h. 44). c. Teknik Pengukuran Tunggi Fundus Uteri 1) Teknik Mc Donald a) Definisi Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald Pengukuran
tinggi
fundus
uteri
dengan
teknik
Mc Donald adalah cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan alat ukur panjang mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai fundus uteri atau sebaliknya (Mandriwati, 2007; h. 83). b) Waktu Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald Pemeriksaan pemeriksaan
dilaksanakan
inspeksi
pada
setelah
abdomen
dan
melakukan jika
umur
kehamilan ibu sudah mencapai 22 minggu (Mandriwati, 2007; h. 84). c) Cara Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald Berikut tata cara pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan teknik Mc Donald: (1) Menyiapkan alat: (a) Alat ukur yang tidak elastis. (b) Kalender kehamilan.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
11
(c) Alat – alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat
mempersiapkan
alat
untuk
pemeriksaan
inspeksi. (2) Menyiapkan
ibu
(dilaksanakan
bersamaan
dengan
persiapan inspeksi): (a) Menjelaskan tujuan pemeriksaan. (b) Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan mengganjal bantal di bagian punggung bawah untuk kenyamanan ibu dan kedua kaki diluruskan. (3) Melaksanakan pemeriksaan (a) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu. (b) Meteran didekatkan sehingga mudah mengambil waktu pemeriksaan. (c) Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uteri dan memosisikan supaya fundus uteri berada tepat di tengah abdomen. (d) Setelah fundus uteri diposisikan tepat di tengah abdomen, tangan kiri menahan fundus uteri, tangan kanan menempelkan meteran yang dibalik tepat di tengah, mulai dari fundus uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis sampai fundus uteri. (e) Mengangkat
meteran dan
membalik,
kemudian
membaca hasil pengukuran.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
12
(f) Menggulung
pita
meteran
dengan
rapi
dan
menempatkan pada tempatnya. (g) Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu. 2) Teknik palpasi abdominal a) Definisi Palpasi Abdominal Palpasi abdominal adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian perut dengan menggunakan jari atau tangan. b) Fungsi Palpasi Abdominal Palpasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk, konsistensi dan ukuran. c) Waktu Palpasi Abdominal Pemeriksaan leopold dilakukan pada kehamilan cukup bulan, setelah pembesaran uterus yang dapat membedakan bagian-bagian janin (Mufdlilah, 2009; h. 45). d) Cara Palpasi Abdominal Tangan bidan harus bersih dan hangat, tangan yang dingin tidak memiliki kepekaan sentuhan yang dibutuhkan, tangan ini cenderung mengakibatkan kontraksi abdomen dan otot uterus dan ibu merasakan palpasi ini tidak nyaman. Teknik pelaksanaan palpasi menurut Leopold ada 4 tahap: (1) Leopold I Tujuan Pemeriksaan dari pemeriksaan Leopold I : (a) Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan TFU.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
13
(b) Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri. Cara Pemeriksaan Leopold I: (a) Kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak fundus uteri. (b) Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan. (c) Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong). (2) Leopold II Tujuan Pemeriksaan dari pemeriksaan Leopold II: (a) Menentukan batas samping uterus. (b) Menentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala. Cara Pemeriksaan Leopold II: (a) Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri dan kanan umbilikus. (b) Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya. (c) Tentukan bagian-bagian kecil janin. (3) Leopold III Tujuan Pemeriksaan dari pemeriksaan Leopold III: (a) Menentukan bagian apa yang berada di uterus sebelah bawah.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
14
(b) Mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu. Cara Pemeriksaan Leopold III: (a) Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. (b) Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan
tentukan
apakah
sudah
mengalami
enggagement atau belum. (4) Leopold IV Tujuan Pemeriksaan dari pemeriksaan Leopold IV: (a) Menentukan bagian janin mana yang terletak di bawah. (b) Menentukan berapa bagian dari kepala janin yang telah masuk dalam pintu atas panggul. Cara Pemeriksaan Leopold IV: (a) Pemeriksa
mengubah
posisinya
sehingga
menghadap ke arah kiri pasien. (b) Kedua telapak tangan ditempatkan di sisi kiri dan kanan bagian terendah janin. d. Tujuan Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri menggunakan teknik Mc Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu, hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil anamnesis hari
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
15
pertama haid terakhir (HPHT), dan kapan gerakan janin mulai dirasakan (Mandriwati, 2007; h. 83-84). Rumus Mc Donald adalah sebagai berikut: 1) Usia kehamilan (hitungan bulan) = tinggi fundus uteri (dalam cm) x 2/7. 2) Usia kehamilan (hitungan minggu) = tinggi fundus uteri (dalam cm) x 8/7 (Mufdlilah, 2009; h. 45). e. Hal yang Memengaruhi Tinggi Fundus Uteri (TFU) Banyak peneliti telah menyebutkan berbagai hal yang dapat memengaruhi besar kecilnya Tinggi Fundus Uteri (TFU), diantaranya adalah: 1) Menurut Gardosi J dan Francis A (2012; p. 309) (a) Tinggi ibu (b) Kenaikan berat badan Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0.4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0.5 kg dan 0.3 kg.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
16
Tabel 2.1 Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan Jaringan dan
10 minggu
20 minggu
30 minggu
40 minggu
Janin
5
300
1500
3400
Plasenta
20
170
430
650
Cairan amnion
30
350
750
800
Uterus
140
320
600
970
Mammae
45
180
360
405
Darah
100
600
1300
1450
0
30
80
1480
Lemak
310
2050
3480
3345
Total
650
4000
8500
12500
cairan
Cairan ekstraselular
Sumber : Prawirohardjo (2009; h. 180).
(c) Paritas (d) Kelompok / Etnis (e) Kebiasaan Merokok 2) Menurut Mongelli et all (1999) dalam Titisari HI (2012; h. 7) (a) Ukuran ibu Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Diperkirakan
selama kehamilan berat badan akan bertambah 12.5 kg.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
17
Tabel 2.2 Rekomendasi
Penambahan
Berat
Badan
Selama
Kehamilan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh. Kategori
IMT
Rekomendasi (kg)
Rendah
< 19.8
12.5 – 18
Normal
19.8 – 26
11.5 – 16
Tinggi
7 – 11.5
26 – 29
Obesitas
> 29
≥7
Gemeli
16 – 20.5
Sumber : Prawirohardjo (2009; h. 180).
(b) Paritas (c) Etnis / Ras (d) Jenis kelamin bayi f.
Prinsip Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengukur tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald adalah: 1) Alat ukur panjang (meteran) yang digunakan tidak boleh elastis. 2) Saat melakukan pengukuran tinggi fundus uteri, kandung kemih ibu harus dikosongkan. 3) Posisi ibu saat diukur setengah duduk untuk menghindarkan terjadinya gangguan peredaran darah baik pada ibu maupun pada janin.
g. Sikap Pemeriksa Aspek
sikap
yang
mendukung
dalam
melaksanakan
pengukuran tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald:
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
18
1) Cermat sehingga mendapat hasil pengukuran yang akurat. 2) Teliti sehingga bisa membaca dan mencatat hasil pengukuran dengan benar.
2. Taksiran Berat Janin (TBJ) a. Fungsi Taksiran Berat Janin Taksiran berat badan janin merupakan pemantauan terhadap pertumbuhan janin apakah normal atau tidak. b. Periode Pertumbuhan Janin Pertumbuhan janin dibagi menjadi 3 fase pertumbuhan sel yang berurutan: 1) Fase awal hyperplasia terjadi selama 16 minggu pertama dan ditandai oleh peningkatan jumlah sel secara cepat.
Laju
pertumbuhan janin pada fase ini adalah 5 gram/hari. 2) Fase hyperplasia dan hipertropisel berlangsung sampai minggu ke 32.
Laju pertumbuhan janin pada fase ini adalah 15-20
gram/hari. 3) Fase ketiga berlangsung melalui hipertropisel dan pada fase inilah sebagian besar deposisi lemak dan glikogen terjadi.
Laju
pertumbuhan janin pada fase ini adalah 30-35 gram/hari (Cuningham, dkk, 2005). c. Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Janin Pertumbuhan janin selama kehamilan dipengaruhi oleh: 1) Faktor intrinsik
(faktor genetik) yang menentukan potensi
pertumbuhan janin. Potensi pertumbuhan janin akan terganggu
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
19
misalnya oleh kelainan genetik/kromosom, infeksi (rubela), radiasi, dan obat-obatan. 2) Faktor lingkungan yang dapat mengganggu pertumbuhan janin misalnya kondisi geografi, status sosial-ekonomi, penyakit dan kebiasaan ibu (hipertensi, malnutrisi, merokok, alkoholik, dan sebagainya), penyakit pada janin, dan gangguan uteroplasenta. Gangguan pertumbuhan janin akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan pada jangka panjang akan menyebabkan defek neurologik (Prawirohardjo, 2009; h. 259). d. Pemeriksaan untuk Menilai Kesejahteraan Janin Menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan (Prawirohardjo, 2009;h. 285). Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah: 1) Pengukuran TFU terutama > 20 minggu yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. 2) Gerakan janin (a) Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam). (b) Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal. 3) Denyut jantung janin (DJJ). Saifuddin, dkk (2002; h. N-3) menyatakan DJJ normal adalah 120-160 denyut/menit.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
20
4) Ultrasonografi. Ultrasonografi
dipakai
untuk
mengobservasi
dan
mengevaluasi gerakan, gerak pernapasan, kekencangan otot bayi, dan jumlah cairan amniotik yang ada (Connie, 2000; h. 116). 5) NST (Non Stres Test) NST adalah suatu uji untuk sistem saraf pusat bayi, secara tidak langsung uji ini menunjukan fungsi plasenta. Pemeriksaan tersebut melibatkan bagaimana frekuensi jantung janin (FHR) dihubungkan dengan gerakan janin (Hamilton, 2005; h. 117). e. Rumus Taksiran Berat Janin Penentuan taksiran berat janin berdasarkan TFU adalah pemeriksaan yang sederhana dan mudah serta dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang belum tersedia pemeriksaan ultrasonografi. Berikut rumus untuk menentukan TBJ: 1) Rumus Risanto Rumus berdasarkan
Risanto penelitian
adalah yang
rumus
yang
dilakukan
diformulasikan pada
populasi
masyarakat Indonesia tetapi rumus tersebut tidak digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan (Titisari HI, 2012; h. 3). Rumus Risanto ditemukan oleh Risanto Siswosudarmo pada tahun 1990 berdasarkan tinggi fundus uteri berupa persamaan garis regresi linier. Rumus Risanto tersebut adalah:
Y = 127.6x – 931,5
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
21
Y = Taksiran Berat Janin (gram) X = Tinggi Fundus Uteri (cm) 2) Rumus Johnson Hanifah Intan Titisari melihat bahwa Rumus Johnson yang luas digunakan di Indonesia memiliki variasi yang besar karena rumus tersebut berasal dari negara lain pada populasi yang secara antropometri berbeda dengan populasi di Indonesia. Rumus Johnson adalah sebagai berikut:
TBJ = (TFU – N) x 155 N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika. N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika. 3) Rumus Niswander
TBJ = TFU -13 x 453,6 3
f.
33
Tahapan Perkembangan Janin
Tabel 2.3 Tahapan perkembangan berat dan panjang janin sesuai kehamilan Usia Kehamilan (Minggu) 4 8 12 16 20
Panjang Janin (centi meter)
Berat Badan Janin
0,4-0,5 2,5-3 6-9 11,5-13,5 16-18,5 23 27 31 35
0,4
usia
(gram)
2 19 100 300
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
22
24
40
600 1100
28
1800-2100
30-31
2900
36
3200
40
Sumber : Bobak, dkk (2004; h. 205).
g. Taksiran Berat Janin yang Abnormal Apabila TBJ tidak sesuai dengan apa yang seharusnya maka ada beberapa kemungkinan: TBJ yang salah atau janin yang terlalu kecil karena mengalami keterlambatan pertumbuhan intrauterin (intrauterin growth retardation/IUGR), atau janin lebih besar dari seharusnya seperti pada penderita diabetes (Siswosudarmo R dan Emilia, 2008; h. 37). Berikut merupakan beberapa dampak yang mungkin terjadi pada ibu maupun bayi akibat ketidaksesuaian antara perhitungan TBJ dengan berat lahir bayi: 1) Kehamilan dengan hidramnion Menurut Sofian Amru (2011; h. 175-177) hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal.
Pada janin, prognosanya agak buruk
(mortalitas ± 50%), terutama karena: a)
Konginetal anomali
b)
Prematuritas
c)
Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang atau talipusat menumbung.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
23
d)
Eritroblastosis
e)
Diabetes melitus
f)
Solusio plasenta, kalau ketuban pecah tiba-tiba.
2) Gemeli (kehamilan ganda) Gemeli adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Beberapa pengaruh terhadap janin adalah: a)
Usia kehamilan bertambah singkat (partus preterm).
b)
Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi kedua tinggi.
c)
Kesalahan letak janin (Sofian Amru, 2011; h. 179-182).
3) Makrosomia Makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >4000 gram (Kosim, dkk, 2009; h. 12). kehamilan
cukup
bulan
adalah
suatu
Makrosomia pada keadaan
yang
berhubungan dengan peningkatan morbiditas meternal dan neonatal,
termasuk
peningkatan
kemungkinan
persalinan
dengan bedah caesar dan distosia bahu. 4) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gram tanpa memandang usia gestasi (Kosim, dkk, 2009; h. 12). Masalah yang seringkali terjadi pada BBLR yaitu: a)
Masalah jangka pendek (1) Gangguan metabolik (2) Gangguan imunitas
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
24
(3) Gangguan pernafasan (4) Gangguan sistem peredaran darah (5) Gangguan cairan dan elektrolit b)
Masalah jangka panjang (1) Masalah psikis meliputi gangguan perkembangan dan pertumbuhan, gangguan
gangguan neurologi
bicara dan
dan
komunikasi,
kognisi,
gangguan
belajar/masalah pendidikan, dan gangguan atensi dan hiperaktif. (2) Masalah fisik meliputi penyakit paru kronis, gangguan penglihatan
dan
pendengaran,
kelainan
bawaan
(kelainan konginetal). 5) IUGR (Intra Uterin Growth Retardation) Setiap BBL (premature, matur dan postmatur) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. intensitas
Gambaran kliniknya tergantung dari lamanya, dan
timbulnya
gangguan
pertumbuhan
yang
memengaruhi bayi tersebut (Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010; h. 243). Menurut Renfield (1975) dalam Rukiyah (2010) dikatakan ada dua bentuk IUGR: a)
Proportinate IUGR Janin
menderita
distress
yang
lama,
gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulanbulan sebelum bayi lahir.
Sehingga berat, panjang dan
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
25
lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih di bawah masa gestasi yang sebenarnya. b)
Disproportinate IUGR Terjadi akibat distress sub akut.
Gangguan terjadi
beberapa minggu-beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran normal, akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering, keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
3. Berat Lahir Bayi a. Pengertian Berat Lahir Bayi Berat lahir bayi baru lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Pengukuran ini dilakukan di fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Polindes, dll), sedangkan bayi yang lahir di rumah waktu pengukuran berat badan dapat dilakukan dalam waktu 24 jam. Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. b. Faktor yang Memengaruhi Berat Lahir Bayi 1) Usia ibu Umur adalah usia individu yang terhitung mulai dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. Pada umur ibu kurang dari 20 tahun pertumbuhan organ reproduksi dan fisiologinya belum
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
26
optimal, sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun organ reproduksi sudah tidak dapat berfungsi dengan sempurna. 2) Paritas Menurut Zaenab dan Joeharno (2008) menyatakan bahwa paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah berhubungan dengan kejadian BBLR. 3) Lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hamil Menurut penelitian Nus (2004) terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar lengan atas, dimana ibu dengan LILA < 23,5 cm melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dibanding ibu dengan LILA 23,5 cm, tetapi tidak selalu BBLR. 4) Jarak Kahamilan Jarak kahamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu belum dapat memulihkan kondisinya, sehingga mengganggu pertumbuhan janin. c. Cara Mengukur Berat Lahir Bayi Menurut pendapat Sudarti dan Khoirunnisa (2010; h. 82) cara mengukur berat badan bayi baru lahir adalah: 1) Gunakan alat ukur yang tepat dan akurat dengan ketepatan 5-10 gram, dibuat khusus untuk menimbag bayi.
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
27
2) Alat timbangan harus ditera sesuai petunjuk. Bila buku petunjuk tidak ada, lakukan peneraan lagi seminggu, atau setiap kali alat dipindahkan tempatnya. 3) Beri alas kain atau kertas yang bersih di atas papan alat timbang. 4) Atur skalanya sampai angka nol dengan kain/kertas di atas papan. 5) Letakkan bayi dalam keadaan telanjang dengan hati-hati di atas kain/kertas. 6) Tunggu sampai bayi tenang untuk ditimbang. 7) Baca skala berat badan sampai atau 10 gram terdekat. 8) Catat berat badannya dan masukkan ke grafik berat badan atau KMS. Sedangkan menurut Depkes RI (2008; h. 129) melakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. d. Klasifikasi Berat Lahir Bayi 1) Menurut hubungan berat lahir/umur kehamilan, berat BBL dapat dikelompokan menjadi: a)
Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
b)
Kecil Masa Kehamilan (KMK)
c)
Besar Masa Kehamilan (BMK)
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
28
2) Menurut Umur Kehamilan Menurut Kosim, dkk (2009; h. 13) berdasarkan umur kehamilan bayi-bayi dapat digolongkan menjadi: a) Bayi kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi <37 minggu (<259 hari). b) Bayi cukup bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 3742 minggu (259-293 hari). c) Bayi lebih bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu (294 hari).
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015
29
B. KERANGKA TEORI Tinggi Fundus Uteri
Taksiran Berat Janin (TBJ)
(TFU)
Rumus Risanto
Berat Lahir Bayi 1. Paritas
(BLB)
2. Kelompok / Etnis
1. Usia Ibu 2. Paritas 3. LILA saat hamil 4. Jarak Kehamilan
Gambar 2.1 Kerangka Teori Studi Taksiran Berat Janin Rumus Risanto dengan Kebenaran Pengukuran Berat Lahir Bayi di Puskesmas Patikraja Kabupaten Banyumas. Keterangan:
Diteliti Tidak diteliti
Sumber :
Gardosi J dan Francis A (2012), Gayatri D dan Afiyanti Y (2006), Titisari HI (2012), Mufdlilah (2009), Prawirohardjo (2009), Zaenab dan Joeharno (2008), Nus (2004).
Studi Taksiran Berat..., Dwi Arum Ambarwati, Kebidanan DIII UMP, 2015