BAB II SEJARAH PT. INDONESIA STANLEY ELECTRIC 1.1
Sejarah Perusahaan PT. Indonesia Stanley Electric atau sering disingkat PT. ISE berdiri
pada September 2001, dengan luas tanah 40.000 m , luas bangunan 10.000 m2, dengan jumlah awal karyawan 480 orang dan berlokasi di Kawasan Industri Cikupamas Jl. Bhumimas I no 17 Desa Talaga, Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang,
+
40 KM dari Jakarta Barat, didirikan berdasarkan
Akte Notaris Eviana Natalia, SH. No 10, tertanggal 21 September 2001. PT. ISE adalah perusahaan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan alat penerangan kendaraan roda 2 dan roda 4. PT. ISE memulai industry moulding dan lampu yang diutamakan pada alat-alat penerangan kedaraan bermotor, dan pada tahap berikutnya adalah perencanaan penbuatan komponoen elektronik kendaraan bermotor tersebut. Perusahaan Stanley berpusat di negara Jepang sampai saat ini Stanley memiliki 34 cabang perusahaan di beberapa Negara diluar Jepang. Perusahaan Stanley yang ada di Indonesia merupakan anak cabang yang ke 24, yang diberi nama PT. Indonesia Stanley Electric (PT. ISE). Beberapa anak cabang PT. Stanley diantaranya adalah di Jerman, Prancis, Inggris, Hongaria, China, India, Taiwan, Vietnam, Thailand, Singapura, Australia, Amerika.
6
Dalam memproduksi lampu kendaraan PT. ISE tidak menjual lampu kendaraan tersebut secara eceran, karena bisa dikatakan PT. ISE merupakan subkontrak dari perusahaan-perusahaan seperti Astra Honda Motor. Honda Prospect Motor, Toyota Astra Motor, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Mitstubishi, dan perusahaan asal Negara Jepang yang bergerak dibidang otomitif. Sehingga PT. ISE memproduksi hanya sesuai permintaan pelanggannya tersebut.
1.2
Visi dan Misi Perusahaan
1.2.1 Visi PT. Indonesia Stanley Electric 1. Menjadi perusahaan terbaik di Asia. 2. Berpegang teguh pada kualitas, cost, pengiriman. 3. Inovasi bisnis memaksimalkan kemampuan yang kami miliki sebagai produsen.
1.2.2 Misi PT. Indonesia Stanley Electric 1. Menghilangkan pemborosan secara keseluruhan. 2. Menegakkan sistem produksi yang dapat mengikuti kemauan pasar. 3. Investasi mesin seminimal mungkin.
7
4. Menghapuskan “ng / not good” dengan cara memperbaharui kesadaran karyawan membina sumber daya manusia dan mematuhi peraturan. 1.3
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
1.3.1 Struktur Organisasi Utama PT. Indonesia Stanley Electric
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Utama PT. Indonesia Stanley Electric
Organisasi yang memiliki manajemen yang baik merupakan suatu kesatuan yang mutlak yang harus ada dalam penyelenggaraan kegiatan usaha, agar tujuan dari bidang usaha tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan. Tanpa adanya manajemen dan organisasi yang baik dan tepat maka tujuan yang telah direncanakan akan mengalami kesulitan.
8
Pengorganisasian dapat diartikan sebagi proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk berkerjasama dan terstruktur dalam mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. PT. Indonesia Stanley Electric merupakan sebuah perusahaan modal asing memliki lebih dari 900 karyawan saat ini, dapat diartikan sebagai sebuah organisasi cukup besar. Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
bidang
usaha
yang
bersangkutan.
Dengan
adanya
pengorganisasian yang baik diharapkan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam organisasi sehingga akan tercipta kondisi kerja yang nyaman. 1.3.2 Struktur organisasi yang baik harus berpedoman kepada : 1.
Pembagian Tugas Membagi tugas, kegiatan atau tanggung jawab sebaiknya diberikan sesuai keahlian dan ketramplian dari pegawai tersebut, dengan maksud pegawai tersebut mengetahui pekerjaan sesuai tanggung jawab yang diberikan.
2.
Adanya rumusan tujuan organisasi yang jelas Setiap melakukan tindakan sebaiknya diketahui atau dipahami dengan jelas apa yang menjadi tujuan, demikian juga dalam usaha harus jelas apa yang menjadi tujuan dari usaha tersebut.
3.
Tingkat-tingkat pengawasan
9
Prinsip ini menjelaskan bahwa tingkat-tingkat pimpinan janganlah terlalu banyak melainkan diusahakan sekecil mungkin, untuk memudahkan dalam komunikasi informasi dan mendorong pegawai untuk mencapai tingkat tertinggi dalam oragnisasi. 4.
Rentang kekuasaan Hal ini dimaksudkan bahwa jumlah bawahan seseorang atasan haruslah sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing, sehingga atasan benar-benar memperhatikan, membimbing dan mengawasi secara efekif.
5.
Delegasi kewenangan Pemberian kuasa kepada bawahan untuk melaksanakan tugas yang didelegasikan dengan sebaik-baiknya, menyangkut keputusan yang harus diambil dan bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang didelegasiakan.
10
Bagan 2.2 Struktur Organisasi General Maintenance 1.3.3 Uraian Tugas General Maintenance A.
Manager Tugasnya : 1. Memimpin dan mengerahkan perusahaan dengan mengacu pada kualitas produk. 2. Menentukan misi dan visi perusahaan. 3. Bertanggung jawab terhadap manajemen dan operasi secara keseluruhan
dan menyetujui kebijakan tertinggi
perusahaan.
11
4. Menunjuk dan mengangkat semua personil untuk tugas atau jabatan sesuai dengan struktur perusahaan. 5. Menandatangani sertifikat mutu.
B.
Ass. Manager Tugasnya : 1. Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional perusahaan. 2. Mengawasi dan mengontrol terhadap bahan baku dan kebutuhan. 3. Bahan baku yang digunakan produksi. 4. Mengawasi pembuatan item baru dan pengembangan sumber daya
C.
Head Section Tugasnya : 1. Membuat rencana kerja untuk operator atau karyawan. 2. Memperbaiki
layanan
perawatan
perlengkapan
dan
peralatan di perusahaan. 3. Membuat laporan perawatan dan perbaikan yang disahkan oleh Ass. manager department terkait. 4. Mengawasi jalannya alur perawatan dan perbaikan.
12
D.
Leader Tugasnya : 1. Mengatur operator sesuai dengan proses perawatan dan atau perbaikan serta mengkoordinasi surat perinta kerja (SPK) dari department yang membutuhkan. 2. Membuat laporan harian perawatan dan perbaikan. 3. Meminta kepada purchasing mendatangkan bahan baku yang baru apabila stok bahan baku minim.
E.
Operator Tugasnya : 1. Mengerjakan tugas sesuai perintah Leader. 2. Merapihkan dan menyiapkan bahan baku agar siap digunakan dalam perawatan dan atau perbaikan. 3. Melaporkan stok bahan baku kepada Leader.
1.3.4 Tugas Pembuatan Mesin Produksi Berawal dari sebuah kebijakan manajemen yang menekan biaya pengeluaran, PT. ISE mencari cara bagaimana mengembangkan hasil produksi tanpa melambungkan nilai investasi yang tinggi. Divisi Engineering yang semula harus membeli mesin import dengan biaya yang cukup tinggi, kini dapat menurunkan pengeluaran tersebut setelah Divisi
13
General Maintenance mengambil kebijakan untuk membuat mesin produksi dengan cara menduplikasi mesin yang sudah ada. Dengan panduan buku operasional mesin dan SDM yang ada di Divisi General Maintenance, PT. ISE mampu menduplikasi mesin produksi sesuai dengan mesin yang didatangkan secara import.
14