22
BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
Dalam bagian ini akan dibahas beberapa aspek yakni pertama mengenai manajemen keperawatan di lahan praktik khususnya manajemen ruangan di Ruang Rawat Inap Terpadu (RA4 Neuro) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang meliputi fungsi manajemen Man, Methode, Material, dan Money. Bagian kedua mengenai Manajemen Kasus Keperawatan di ruangan meliputi tahapan pengkajian, perumusan masalah dan diagnosa keperawatan, penyusunan
intervensi,
melakukan
implementasi
hingga
evaluasi
dan
pendokumentasian.
A. Konsep Dasar 1.
Defenisi Manajemen Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan
secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 1989). Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui
Universitas Sumatera Utara
23
manajemen
Asuhan
Keperawatan.
Agar
dapat
memberikan
pelayanan
keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut. Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.
2.
Fungsi Manajemen Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama
yaitu
Planning
(perencanaan),
Organizing
(pengorganisasian),
Staffing
(kepegawaian), Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
2.1. Planning (Perencanaan) Fungsi
planning
(perencanaan)
adalah
fungsi
terpenting
dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan merupakan landasan
Universitas Sumatera Utara
24
dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya. Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan,
merumuskan
masalah-masalah
kesehatan
di
masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. a.
Tujuan Perencanaan a) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan b) Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif c) Membantu dalam koping dengan situasi kritis d) Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya e) Membantu
menurunkan
elemen
perubahan,
karena
perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang. f) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah g) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
Universitas Sumatera Utara
25
b.
Tahap dalam perencanaan : a) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif b) Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta. c) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah d) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai. e) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program. f) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
c.
Jenis Perencanaan a) Perencanaan Strategi b) Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumbersumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan. c) Perencanaan Operasional
Universitas Sumatera Utara
26
-
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
-
Perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
d.
Manfaat Perencanaan a) Membantu
proses
manajemen
dalam
menyesuaikan
diri
dengan
perubahan-perubahan lingkungan. b) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan c) Memudahkan kordinasi d) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara jelas e) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami g) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti h) Menghemat waktu dan dana
Universitas Sumatera Utara
27
e.
Keuntungan Perencanaan a) Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif. b) Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai c) Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi keperawatan d) Memodifikasi gaya manajemen e) Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f.
Kelemahan Perencanaan a) Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang b) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak c) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis d) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif e) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
2.2. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian
adalah
suatu
langkah
untuk
menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua
Universitas Sumatera Utara
28
kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 1999). Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya. a.
Manfaat Pengorganisasian Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui : a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok. b) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya. c) Pendelegasian wewenang. d) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
b.
Langkah-langkah Pengorganisasian a) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi perencanaan. b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan. c) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
Universitas Sumatera Utara
29
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan. e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas. f) Mendelegasikan wewenang.
2.3. Staffing (Kepegawaian) Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staf, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan. Dasar perencanaan untuk pengaturan staf pada suatu unit keperawatan mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staf harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staf keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana
Universitas Sumatera Utara
30
departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staf medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka. Pengaturan staf kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staf efektif, dan evaluasi periodik terencana. Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Perekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk mingguminggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.
Universitas Sumatera Utara
31
2.4. Directing (Pengarahan) Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama. Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) stafnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi. Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu : a. Autokratik Pemimpin memikirkan
membuat
penyelesaian
keputusan sendiri. tugas
dari
pada
Mereka lebih
cenderung
memperhatikan
karyawan.
Universitas Sumatera Utara
32
Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif. b. Demokratis Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. c. Laissez faire Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi. Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.
2.5. Controlling (Pengawasan) Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah
Universitas Sumatera Utara
33
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998). Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanganpenyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002). Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998). Tugas
seorang
manajemen
dalam
usahanya
menjalankan
dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut : a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja. b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. c. Standard untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.
Universitas Sumatera Utara
34
d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja. e. Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem kontrol yang baik : f. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas g. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera h. Harus memandang ke depan i. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis j. Harus objektif k. Harus fleksibel l. Harus menunjukkan pola organisasi m. Harus ekonomis n. Harus mudah dimengerti o. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan. Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah: -
Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
Universitas Sumatera Utara
35
mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan. -
Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat : a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja. b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar. d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.
3. Standar Asuhan Keperawatan Standard merupakan suatu tingkat keungulan yang ditentukan sebelumnya yang bertindak sebagai petunjuk untuk praktik. Standard memiliki karakteristik pembeda, ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh para ahli, dikomunikasikan dan diterima oleh orang-orang yang terpengaruh olehnya. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
Universitas Sumatera Utara
36
memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggungjawabnya. Sumber-sumber standar keperawatan berupa standar yang dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Departemen Kesehatan RI, rumah sakit, Undang-undang , Keppres, Peraturan Pemerintah. Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Jenis-jenis standar profesi keperawatan meliputi: standard pelayanan keperawatan, standard praktik keperawatan, standard pendidikan keperawatan, dan standard pendidikan keperawatan berkelanjutan. Selain standard tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus melaksanakan standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan keperawatan di rumah sakit, yang meliputi: Standard 1: Falsafah keperawatan Standard 2: Tujuan Asuhan Keperawatan Standard 3: Pengkajian Keperawatan Standard 4 : Diagnosa Keperawatan Standard 5 : Perencanaan Keperawatan Standard 6: Intervensi Keperawatan Standard 7 :Evaluasi Keperawatan Standard 8: Catatan Asuhan Keperawatan Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria dapat dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard
Universitas Sumatera Utara
37
membentuk kriteria kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran hasil secara fisik dan kuantitatif, unit pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya, modal, pajak, program, dan standard-standard yang tidak jelas. Mereka juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan sebagai suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau keputusan dapat dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan kerja sama dengan perawatperawat klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan pada pengukuran hasil pasien dan proses keperawatan. Standar-standard ini digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai proses asuhan keperawatan. Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2004) yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi : (1) Pengkajian, (2) Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan, (4) Implementasi, (5) Evaluasi. Standard I : Pengkajian keperawatan Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan, dan dicatat. Kriteria Pengkajian meliputi : a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
Universitas Sumatera Utara
38
b. Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain. b. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi : c. Status kesehatan pasien masa lalu d. Status kesehatan pasien saat ini e. Status biologis-psikologis-sosial-spritual f. Respon terhadap terapi g. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
Standard II : Diagnosa keperawatan Adapun kriteria proses : a. Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan. b. Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E). c. Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan. d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
Standard III : Perencanaan keperawatan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien.
Universitas Sumatera Utara
39
Kriteria proses, meliputi : a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan b. Bekerjasama
dengan
pasien
dalam
menyusun
rencana
tindakan
keperawatan c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien d. Mendokumentasikan rencana keperawatan
Standard IV : Implementasi Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses Asuhan Keperawatan. Kriteria proses, meliputi : a. Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien. d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon pasien.
Universitas Sumatera Utara
40
Standard V : Evaluasi keperawatan Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya adalah: a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus b. Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah pencapaian tujuan c. Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat d. Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan keperawatan e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan diharapkan akan menjadi lebih terarah.
4. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dokumentasi merupakan penulisan dan pencatatan suatu kejadian/aktivitas tertentu secara sah/legal (Carpenito, 1998). Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis/tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach, 1991 dalam Tyo, 2009).
Universitas Sumatera Utara
41
4.1. Tujuan Dokumentesi Keperawatan Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai berikut (Potter, 1989 dalam Tyo, 2009): a. Alat komunikasi anggota tim b. Biling keuangan c. Bahan pendidikan d. Sumber data dalam menyusun NCP e. Audit keperawatan f. Dokumen yang legal g. Informasi statistik h. Bahan penelitian
4.2. Makna Dokumentasi Keperawatan Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek yaitu : a.
Hukum Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi
dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga
Universitas Sumatera Utara
42
kesehatan (perawat), tanggal dan perlu dihindari adanya interpretasi yang salah (Nursalam, 2001).
b.
Jaminan mutu (Kualitas pelayanan) Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan
bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien. Dan untuk mengetahui sejauh mana kesehatan pasien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat. Hal ini membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Nursalam, 2001). c.
Komunikasi Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah
yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan dapat melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan Asuhan Keperawatan (Nursalam, 2001). d.
Keuangan Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan yang
belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi pasien (Nursalam,2001). e.
Pendidikan Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan Asuhan Keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
43
bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan (Nursalam,2001). f.
Penelitian Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat
didalamnya mengandung informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan atau
objek riset dan pengembangan profesi keperawatan. (Nursalam, 2001). g.
Akreditasi Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien. Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian Asuhan Keperawatan yang diberikan, pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi (Nursalam, 2001). Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah (Tyo, 2009): a.
Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan, demikian juga pada setiap langkah kegiatan keperawatan
b.
Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien / keluarganya tentang informasi/data yang penting tentang keadaannya
c.
Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat
d.
Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai dari pengkajian sampai evaluasi
Universitas Sumatera Utara
44
e.
Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan perawat
f.
Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.
g.
Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang dicatat, harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat
h.
Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakan pinsil agar tidak mudah dihapus.
i.
Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan diganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani.
j.
Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama jelas penulis
k.
Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulis data terakhir.
l.
Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
4.3. Proses dokumentasi keperawatan Proses dokumentasi keperawatan mencakup: a.
Pengkajian -
Mengumpulkan Data
-
Validasi data
-
Organisasi data
-
Mencatat data
Universitas Sumatera Utara
45
b.
c.
d.
Diagnosa Keperawatan -
Analisa data
-
Identifikasdi masdalah
-
Formulasi diagnosa
Perencanaan / Intervensi -
Prioritas Masalah
-
Menentukan tujuan
-
Memilih strategi keperawatan
-
Mengembangkan rencana keperawatan
Pelaksanaan/implementasi -
Melaksanakan intervensi keperawatan
-
Mendokumentasikan asuhan keperawatan: mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan, mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi tersebut, mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya, berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan intervensi.
e.
-
Memberikan laporan secara verbal
-
Mempertahankan rencana asuhan
Evaluasi -
Mengidentifikasikan kriteria hasil
-
Mengevaluasi pencapaian tujuan
-
Memodifikasi rencana keperawatan
Universitas Sumatera Utara
46
4.4. Manfaat kegunaan dokumentasi implementasi Manfaat kegunaan dokumentasi implementasiantara lain: a.
Mengkomunikesikan secara nyata tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk klien. Hal ini penting untuk : -
Menghindarkan kesalahan-kesalahan seperti duplikasi tindakan, yang seharusnya tidak perlu terjadi Contoh : Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat sehingga diberikan obat kembali
-
Quality Assurance (menjamin mutu ) yang akan menunjukkan apa yang secara nyata telah dilakukan terhadap klien dan bagaimana hubungannya dengan standar yang telah dibuat
-
Melihat hubungan respon-respon klien dengan tindakan keperawatan yang sudah diberikan (evaluasi klinis)
b.
Menjadi dasar penentuan tugas Sistem
klasifikasi
klien
didasarkan
pada
dokumentasi
tindakan
keperawatan yang sudah ada, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal perawat yang harus bartugas dalam setiap shift jaga c.
Memperkuat pelayanan keperawatan Jalan keluar dari tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen yang ada. -
Dokumen tentang kondisi klien
-
Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk k1ien
-
Kejadian-kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan tindakan
Universitas Sumatera Utara
47
d.
Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan Dokumen tentang penggunaan alat-alat dan bahan-bahan akan membantu perhitungan anggaran biaya suatu rumah sakit.
5. Model Asuhan Keperawatan Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus, modifikasi metode tim-primer.
5.1. Metode fungsional Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senoir menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman. Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
Universitas Sumatera Utara
48
Kepala Ruangan
Perawat :
Perawat :
Perawat :
Perawat :
Pasien/klien Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional
5.2. Metode Tim Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
Universitas Sumatera Utara
49
waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang. Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard asuhan keperawatan. Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
50
Kepala Ruangan
Ketua Tim
Ketua Tim
Ketua Tim
Staf Perawat
Staf Perawat
Staf Perawat
Pasien / klien
Pasien / klien
Pasien / klien
Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team nursing
5.3. Metode primer Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 €jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
51
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter
Kepala Ruangan
Sarana RS
Perawat Primer
Perawat
Perawat
Perawat pelaksana
pelaksana
pelaksana
jika diperlukan days
Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing
Universitas Sumatera Utara
52
5.4. Metode kasus Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama. Kepala Ruangan
Staf Perawat
Staf Perawat
Staf Perawat
Pasien / klien
Pasien / klien
Pasien / klien
Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing
Universitas Sumatera Utara
53
5.5. Modifikasi : MAKP Tim-Primer Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan : a
Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b
Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c
Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan. Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.
Universitas Sumatera Utara
54
Kepala Ruang
PP1
PP2
PP3
PA
PA
PA
PA
PA
PA
PA
PA
PA
PA
PA
PA
7-8 Pasien
7-8 Pasien
7-8 Pasien
7-8 Pasien
PP4
(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti) Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)
6. JCIA (Joint Comite International Acreditation) Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien yang diharapkan. Strata-strata dalam sistem Input
Proses
Output
Sumber daya
Penerimaan pasien rawat Meningkatnya
status
Perlengkapan
inap
kesehatan
Persediaan
Pemeriksaan pasien
Pelayanan yang efisien
Universitas Sumatera Utara
55
Edukasi terhadap pasien
Kepuasan pasien
pengobatan Tabel 1. Strata – strata dalam sistem JCIA 6.1. Misi JCIA Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh dunia.
6.2. Tujuan JCIA a. Kualitas pelayanan b. Kepercayaan masyarakat c. Patient safety ervirontment safety d. Staff safety e. Revenue f. Margin g. Kesejahteraan karyawan h. Daya saing
6.3. Manfaat JCIA a. Meningkatkan kepercayaan publik b. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien -> kepuasan karyawan c. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
Universitas Sumatera Utara
56
d. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan mereka dalam proses pelayanan e. Menciptakan budaya yang terbuka f. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif 6.4. Persyaratan umum a. Izin operasi b. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan c. Mengikuti standar JCIA
6.5. Standar JCIA a. Patient focus function a) International patient savety goals b) Access to care and continuity of care c) Care of patient d) Assesment of patient e) Anasthesia and surgical care f) Patient and family right g) Patient and family education h) Madication managemet and use b. Organitation function a) Staff Qualification and education b) Goverments, leadership and direction c) Fasility management and savety
Universitas Sumatera Utara
57
d) Management of comunication and information e) Quality improvement and patient savety f) Prevention and control of infection
B. Analisis Situasional Sistem Manajemen Rindu A 4 Neurologi Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di ruangan Rindu A4 Neurologi yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan di ruangan RA4 Neurologi. Hal ini dilakukan utnuk memperoleh gambaran tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi intervensi. 1. Pengkajian Pengkajian sistem manajemen di Ruangan RA 4 Neurologi dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 11-14Juni 2012 melalui metode: a. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, beberapa perawat pelaksana, dan CI ruangan. b. Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. c. Penyebaran kuesioner, pada tanggal 13-14 Juni 2012. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data. Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan Rindu A4 Neurologi dideskripsikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
58
1.1. MAN Gambaran hasil analisa situasi diruangan RA4 Neurologi dideskripsikan sebagai berikut : a. Gambaran ketenagaan Perawat di RA4 Perawat di ruangan RA4 terdiri dari seorang kepala ruangan dengan pendidikan sarjana keperawatan dan Ns, seorang pegawai tata usaha dengan pendidikan SPK, seorang CI dengan pendidikan sarjana keperawatan dan Ns, tiga orang ketua tim dengan satu orang pendidikan sarjana keperawatan dan dua orang pendidikan diploma keperawatan. Tiga orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan sarjana keperawatan, empat orang pegawai tetap dengan latar belakang diploma, enam orang perawat honor dengan latar belakang diploma dan seorang sarjana keperawatan, dan enam orang pegawai latar belakang pendidikan SPK. Jumlah keseluruhan perawat di ruangan RA4 sebanyak 26 orang yang terdiridari 19 orang PNS dan 7 orang Honor.
Universitas Sumatera Utara
59
Universitas Sumatera Utara
60
STRUKTUR ORGANISASI RINDU A4 NEUROLOGI Kepala Ruangan
Tata Usaha Bernike, SPK Clinical Instructure (CI) Shylena Siregar, S.Kep, Ns
Katim II
Katim I S 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Katim Stroke Corner
Uli AMK
Riahna, AMK Rostina, SPK Tiurma, SPK Uliana, AMK Riani Bukit, SPK Ariesa, AMK (Honor) Linda, AMK (Honor)
K i Eli b th S K 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bena Malem, AMK Sehati, SPK Rahimah, SPK Rohani, AMK Irmasyahdani, AMK (Honor) Marhamah, S.Kep (Honor) Indo Natalia, AMK (Honor) Dameria, AMK (Honor)
1. 2. 3. 4. 5.
Elva Erguna, S.Kep Lena Parida, S.Kep Mbuai, SPK Rosdawati, AMK Samsuci, AMK (Honor)
Skema 6: Struktur Organisasi RA4 Neurologi
Universitas Sumatera Utara
61
III
Rp.
Rp.
Rp.
Naik
(AKM+Visite)-
II
45.00
6.000
51.00
Kelas
Jaminan
1
0
Rp.
0
UTM-2
Rp.
40.00
Rp.
(VIP)
160.0
0
200.0
UTM-1
00
Rp.
00
(SUPERV
Rp.
50.00
Rp.
IP)
250.0
0
300.0
SVIP
00
Rp.
00
(SUIT
Rp.
75.00
Rp.
ROOM)
325.0
0
400.0
00
Rp.
00
Rp.
85.00
Rp.
365.0
0
450.0
00
Rp.
00
Rp.
150.0
Rp.
400.0
00
550.0
00
+/Hari
00
Tabel 5 . Biaya Tarif Umum
Universitas Sumatera Utara
62
Kelas 1 II
Rp.250.000
+ Rp.50.00
UTM- Rp.50.0002
Rp.250.000
(VIP)
Rp.325.000
0 Rp.150.0 +
UTM- Rp.75.0001
Rp.250.000
(VIP)
Rp.365.000
SVIP
Rp.85.000-
00 Rp.200.0 00
+ Rp.300.0 00
(SUIT Rp.250.000 ROO M)
Rp.400.000+Rp.150 .000-Rp.250.000
UTM- Rp.325.000 1
+ Rp.50.00
2
Rp.75.000-
0
(VIP)
Rp.350.000
Rp.100.0
UTM- Rp.365.000
+
00
1
Rp.85.000-
Rp.200.0
(VIP)
Rp.350.000
00
SVIP
Rp.400.000+Rp.150
(SUIT .000-Rp.350.000 ROO M) Tabel 6. Biaya Askes Naik Kelas
Universitas Sumatera Utara
63
Ruangan rawat inap Rindu A 4 Neurologi terdiri dari 5 kamar (2 kamar kelas 3 dan 3 kamar kelas 2) dan Stroke Corner, untuk rawat inap stroke corner 1 hari untuk pasien umum dikenakan biaya Rp. 300.000 di tambah visite dokter Rp.75.000 dan untuk konsul Rp. 75.000. Dalam urusan biaya pasien semua diatur dalam system pembayaran dari RSUP HAM. RSUP H. Adam Malik menerima pasien ASKES gratis jika sesuai dengan golongan jika tidak sesuai atau penambahan kelas maka akan dikenakan biaya sesuai dengan tarif kenaikan kelas yang dituju, selain itu ada juga pasien JAMKESMAS yang pembayaran gratis. Semua transaksi terpadu RSUP H. Adam Malik.
Universitas Sumatera Utara
64
b. Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja Schular dan Jackson (1997) mengatakan “ Rekruitmen
antara lain
meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Stoner (1992) mengatakan “ Rekruitmen dimaksudkan untuk menyediakan sekelompok calon yang cukup besar sehingga organisasi yang bersangkutan akan dapat menyeleksi karyawan yang memenuhi syarat sesuai yang dibutuhkan”. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa rekruitmen adalah upaya untuk mencari tenaga kerja yang memenuhi syarat, tepat, kualitas, dan kuantitas untuk diperkerjakan dalam dan oleh perusahaan pada waktu yang dibutuhkan, sedangkan seleksi merupakan proses pemilihan staf baru atau calon tenaga yang tepat sesuai dengan posisi yang kosong. Metode rekruitmen yang diterapkan di ruangan RA4 melalui ujian CPNS dari Departemen Kesehatan Pusat RI dan tenaga honorer yang langsung di rektrut oleh pihak rumah sakit.
c. Orientasi Dalam proses
memasuki tempat kerja baru, perlu adanya program
orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini diberikan agar dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat menyesuiakan dengan prosedur yang ada di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
65
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi terhadap pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu yang cukup lama sekitar 612 bulan untuk dapat beradaptasi. Orientasi memberikan gambaran tentang tugas pokok di rumah sakit dengan tujuan : •
Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan bidangnya masingmasing.
•
Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur kerja.
•
Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
•
Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di berbagai unit kerja
•
Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support dalam keadaan darurat.
•
Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf keperawatan.
Proses orientasi pegawai baru diruang RA4 dilakukan selama 3 bulan yang kinerjanya dinilai langsung oleh kepala ruangan, selanjutnya kepala ruangan akan menyampaikan penilaiannya kepada Kapokja Instalasi dan diteruskan kebidang keperawatan, selanjutnya pegawai yang sudah diberikan penilaian akan di tempatkan di ruangan yang sudah di tentukan.
Universitas Sumatera Utara
66
d. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat Dari hasil pengkajian pada tanggal 11-14 Juni 2012 diperoleh data ratarata jumlah pasien di ruang RA4 Neurologi dalam 2 minggu terakhir ( 28 Mei s/d 10 Juni 2012 ) sebanyak 24 orang (Neurologi) dan 4 orang (stroke corner). Dimana jumlah tempat tidur di ruang RA4 neurologi 28 bed dan 4 bed di ruang SC. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai BOR: Ruangan RA 4 Neurologi :rata-rata pasien
x 100%
Tempat tidur pasien : 24 x 100% 28 : 85,71% Ruangan RA 4 Stroke Corner :rata-rata pasien
x 100%
Tempat tidur pasien : 4 x 100% 4 : 100% Tingkat Ketergantungan Pasien Minimal Care Partial Care Total Care Jumlah
Pagi
Sore
Malam
4x 0.17= 0.68 16x 0.27=4.32 4x 0.36=1.44 6.44
4x 0.14=0.56 16x 0.15=2.4 4x 0.30=1.2 4.16
4x 0.07=0.28 16x 0.07=1.12 4x 0.20=0.8 2.2
Tabel 2. JumlahTenaga Perawat yang dibutuhkan di Ruang Rawat Inap RA4 Neurologi Berdasarkan kategori Asuhan Keperawatan Menurut Douglas (1984) Berdasarkan perhitungan tersebut, maka pembagian perawat:
Universitas Sumatera Utara
67
Pagi
: 6.44 orang
Siang : 4.16 orang Malam: 2.2 orang 12,80 orang=13 orang Faktor libur dan cuti= 25% x 13= 3,25= 4 orang Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien adalah 13+4+ 1karu+2 katim= 20 orang
Tingkat Pagi Sore Malam KetergantunganPasien Minimal Care Partial Care Total Care 4x 0.36 4x 0.30 4x 0.20 Jumlah 1.44=2 1.2=2 1 Tabel 3. Jumlah Tenaga Perawat yang dibutuhkan di Ruang Rawat Inap RA4 Stroke corner Berdasarkan kategori Asuhan Keperawatan Menurut Douglas (1984)
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka pembagian perawat: Pagi
: 2 orang
Siang : 2 orang Malam: 1 orang 5 orang Faktor libur dan cuti= 25% x 5 = 1,25= 1 orang Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien adalah 5+1+1katim= 7 orang Dari data diatas diperoleh jumlah kebutuhan perawat sebanyak 20 orang di ruangan RA 4 neurologi dan 7 orang di ruangan SC. Jumlah perawat di ruangan
Universitas Sumatera Utara
68
RA4 Neurologi yaitu 20 orang dan 6 orang di ruangan SC. Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut tingkat ketergantungan pasien jumlah tenaga perawat di RA4 neurologi tidak dijumpai kekurangan tenaga perawat, namun di ruang SC kekurangan tenaga perawat sebanyak 1 orang.
e. Deskripsi kerja Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas kepala perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Adapun uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi RA 4 adalah sebagai berikut : Kepala Ruangan Kedudukan Kepala ruangan adalah seorang perawat professional secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada Kapokja. Tugas pokok : Membantu pelaksanaan bimbingan asuhan keperawatan penerapan etika keperawatan serta mengelola kegiatan asuhan keperawatan diruangan.
Uraian tugas : 1. Mengatur pelaksanaan kegiatan Askep yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan klien/anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
69
2. Mengatur penempatan tenaga keperawatan di ruangan 3. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistic keperawatan agar selalu siap pakai. 4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada ketua TIM dan pelaksanaan agar melaksanakan askep sesuai standar, etis dan professional. 5. Melaksanakan
program
orientasi
kepada
tenaga
baru,
siswa/mahasiswa, klien/anggota keluarga baru. 6. Mendampingi dokter/supervisor selama kunjungan visite. 7. Mengelompokkan klien/anggota keluarga menurut tingkat jenis kelamin untuk mempermudah askep. 8. Menciptakan, memelihara suasana kerja yang baik antar petugas, klien/anggota keluarga sehingga member ketenangan 9. Mengadakan pertemuan berkala tenaga keperawatan minimal 2 kali perhari untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan di rumah. 10. Memeriksa dan meneliti : pengisian daftar permintaan makanan, pengisian sensus harian, pengisian buku register, pengisian rekam medic. 11. Mengawasi dan menilai pelaksanaan askep 5 tahapan : pengkajian keperawatan,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan 12. Pertemuan secara rutin dengan pelaksana keperawatan 13. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruangan.
Universitas Sumatera Utara
70
Kepala Group Kedudukan Perawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan. Tugas Pokok : Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi serta menggunakan dan memelihara logistic keperawatan secara efisien dan efektif. Uraian Tugas : 1. Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar 2. Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan group.tim (group petugas ganti) mengawasi : kondisi klien/anggota keluarga, logistik
keperawatan,
administrasi
rekam
medik,
pelayanan
pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan. 3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnnya. 4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya. 5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter. 6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter. 7. Membantu pelaksanaan rujukan 8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru mengenai : tata tertib ruangan RS, perawat yang bertugas.
Universitas Sumatera Utara
71
9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan 10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaningservice, mengatur tugas peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan. 11. Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan 12. Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga keperawatan 13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungan.
CI Uraian tugas : 1. Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik 2. Melakukan pre conference. 3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien 4. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi terapeutik 5. Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan keperawatan 6. Melakukan bedside teaching 7. Melakukan ronde keperawatan 8. Mengambil alih yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
Universitas Sumatera Utara
72
9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta didik dalam melakukan asuhan keperawatan selama dinas. 10. Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di suatu ruangan 11. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila peserta didik tidak hadir memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikannya dalam hal : melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan membimbing pembuatan laporan kasus. 12. Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung jawab tugas sore dan malam.
Perawat Pelaksana Uraian tugas : 1. Menjalankan asuhan keperawatan sesuai standar 2. Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga 3. Mengikuti serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti) mengenai kondisi klien/anggota keluarga, logistik keperawatan, administrasi
rekam medic,
pelayanan
pemeriksaan
penunjang,
kolaborasi program pengobatan. 4. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya. 5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
Universitas Sumatera Utara
73
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter bila Kepala Group tidak ditempat 7. Membantu pelaksanaaan rujukan dan menyiapkan klien untuk pemeriksaan diaganostik, laboratorium, pengobatan, dan tindakan. 8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru mengenai : tata tertib ruangan/RS, perawat yang bertugas 9. Membuat laporan pergantian dinaas dan setelah selesai diparaf. 10. Menyiapkan
klien/anggota
keluarga
pulang
dan
memberikan
penyuluhan kesehatan 11. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service dan peserta didik 12. Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan 13. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan 14. Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota keluarga dan lingkungannya. 15. Memberikan
penyuluhan
kesehatan
kepada
klien/anggota
keluarga/keluarga. 16. Mengkomunikasikan kepada Kepala Ruangan/Kepala Group jika ada masalah yang belum terselesaikan. 17. Memeriksa kelengakapan status keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
74
18. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan kepala group.
f. Lingkungan Kerja Proses asuhan keperawatan dan proses manajerial supaya terlaksana secara optimal maka ruangan RA4 dibagi menjadi ruangan stroke corner dan ruangan neurologi. Dengan jumlah bed yang tersedia 28 buah di neurologi dan 4 buah di SC (Stroke Corner. Rumah
sakit
memberikan
kesempatan
yang
seluasnya
untuk
mengembangkan dan meningkatkan SDM stafnya yaitu memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 Keperawatan), dan mengenai pengaturan jadwal dinas disesuaikan oleh kepala ruangan. Perawat juga diberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan yang terkait dengan keperawatan yang diadakan oleh pihak rumah sakit maupun di luar rumah sakit Haji Adam Malik Medan. Dua orang perawat di RA4 sudah pernah mengikuti pelatihan mengenai manajemen penyakit stroke. Kepala ruangan RA4 Neurologi dan SC (Stroke Corner) juga menggadakan pertemuan harian, mingguan, dan bulanan.Pada pertemuan harian dilakukan lebih kurang 20 menit sebelum atau sesudah pelaksanaan timbang terima. Pertemuan mingguan yang dilakukan setiap hari selasa atau membahas masalah yang terjadi di ruangan selama seminggu, sedangkan pertemuan bulanan dilakukan tiap tiga bulan pada hari sabtu untuk membahas permasalahan yang terjadi selama sebulan di ruangan RA4 Neurologi dan SC (Stroke Corner) baik
Universitas Sumatera Utara
75
yang berhubungan dengan pasien maupun yang berhubungan ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh kepala ruangan maka diserahkan kepada Kapokja dan diteruskan kepada instalasi. Kepala ruangan juga melakukan penilaian terhadap kinerja perawat dengan setiap sebulan sekali, selain itu kepala ruangan juga memberikan teguran/punishment langsung kepada staf yang kinerjanya bagus kepala ruangan juga memberikan pujian/reward secara langsung dan menjadikan staf tersebut sebagai role model terhadap staf yang lain.
g. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Rumah Sakit di Ruang RA4 Berdasarkan dari hasil kuesioner yang dibagikan pada 10 orang pasien dengan kriteria lama hari rawat lebih dari dua hari hari diperoleh hasil bahwa 97,7 % menyatakan puas dan 2,3 % menyatakan cukup puas dengan pelayanan di ruangan Rindu A 4 Neurologi.
1.2. METODE 1.2.1. Perencanaan Ruangan Rindu A 4 Neurologi tidak memiliki visi, misi, motto, dan falsafah ruangan tetapi visi, misi, motto dan falsafah rumah sakit secara keseluruhan. Visi Membantu klien atau pasien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui kegiatan asuhan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
76
Misi Memberi bantuan kepada klien atau pasien untuk mengatasi masalah kesehatannya melalui pelayanan asuhan keperawatan yang profesional dengan menerapkan: senyum yang manis, sapa yang ramah, sentuh dengan kasih. Motto Perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan harus bersikap: senyum yang manis, sapa yang ramah, sentuh dengan kasih, tanggap. Falsafah Memberi bantuan paripuna dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural yang komprehensif dengan mengutamakan kepentingan klien/pasien melalui pendekatan proses keperawatan oleh tenaga keperawatan. Tujuan Terlaksananya pelayanan asuhan keperawatan yang etis, bermutu, dengan penggunaan logistik, asuhan keperawatan secara efisien dan efektif sesuai dengan standar di RA4 neurologi. Berdasarkan pengkajian diperoleh bahwa ruangan Rindu A 4 Neurologi memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan Umum, Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan SKTM.
Standar pelayanan keperawatan di ruangan Rindu A 4 Neurologi adalah a. Pelayanan harus sesuai dengan standar pelayanan medis
Universitas Sumatera Utara
77
b. Pelayanan yang diberikan adalah spesialis dan sub spesialis dan dilaksanakan secara terpadu c. Adanya panduan orientasi bagi pasien dan keluarga
Ruangan Rindu A 4 Neurologi memiliki ketetapan jam berkunjung untuk keluarga pasien yaitu pagi jam 07.00-08.00, siang jam12.00-14.00 WIB dan sore 17.00-20.00 WIB
berdasarkan observasi penetapan jam berkunjung sudah
optimal, hal ini terlihat dengan adanya keluarga pasien yang berkunjung datang pada jam yang telah ditentukan a. Metode asuhan keperawatan Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, metode asuhan keperawatan yang dipergunakan ruang Rindu A 4 Neurologi adalah metode tim. Setiap Ketua Group memiliki lima orang perawat pelaksana dan setiap perawat bertanggung jawab 3 atau 4 orang pasien.
b. Standar Asuhan Keperawatan Ruangan Rindu A 4 Neurologi memiliki standar asuhan keperawatan (SAK) yang terdiri dari: pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan,
implementasi
keperawatan
dan
catatan
asuhan
keperawatan. Dari hasil observasi ditemukan bahwa format pengkajian dalam bentuk pertanyaan terbuka sehingga dari hasil observasi pengisian format tidak lengkap sehingga data pengkajian tidak optimal. Ruangan Rindu A 4 Neurologi juga sudah
Universitas Sumatera Utara
78
memiliki format pengkajian awal secara head to toe namun belum berjalan secara efektif. Selain itu, di ruangan Rindu A 4 Neurologi format baku untuk pengkajian neurologi belum begitu lengkap hanya secara garis besar. c. Penerimaan Pasien Baru Pasien baru diterima oleh perawat yang bertugas di ruangan Rindu A 4 Neurologi. Prosedur penerimaan pasien baru diawali dengan penerimaan informasi (pemberitahuan) dari IGD ataupun poliklinik. Kemudian perawat ruangan akan mempersiapkan ruangan dan tempat tidur untuk pasien baru. Penentuan ruangan berdasarkan jenis pembayaran. Pasien dengan jenis pembayaran Askes ditempatkan pada Kelas I atau II. Pasien dengan pembayaran Jamkesmas ditempatkan di kelas III. Sedangkan pasien umum ditempatkan berdasarkan keinginan pasien dan keluarga. Saat pasien masuk ke ruangan, perawat akan menerima RM 8 yaitu identitas pasien rawat inap, RM 10 yaitu ringkasan pada waktu pasien masuk, pengkajian pasien diinstalasi gawat darurat, serta stiker nama pasien. Setiap pasien baru memiliki hakdan kewajiban yang berlaku di ruangan Rindu A 4 neurologi. Oleh karena itu, pasien dan keluarga mendapatkan orientasi. Hak pasien adalah : 1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan dilakukan mencakup : a.
Diagnosa dan tata cara tindakan medis
b.
Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c.
Alternatif tindakan lain dan risikonya
Universitas Sumatera Utara
79
d.
Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e.
Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
2. Meminta pendapat dari dokter dan dokter spesialis. 3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien 4. Menolak tindakan medis 5. Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk resume medis
Kewajiban pasien antara lain : 1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit 2. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobataan 3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat 4. Melunasi semua imbalan atas jasa dan pelayanan rumah sakit dan/atau dokter. 5. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau diperjanjikan
1.2.2. Pengorganisasian Metode penugasan perawat adalah metode tim. Perawat ruangan telah memiliki uraian tugas masing-masing. Apabila kepala ruangan tidak hadir maka pendelegasian tugasnya diberikan kepada ketua tim. Jika ketua tim yang tidak hadir maka tugas didelegasikan kepada perawat yang ditunjuk. Berdasarkan pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem pendelegasian tugas keperawatan di rungan Rindu A 4 Neurologi dilaksanakan sesuai dengan model keperawatan tim, dimana pendelegasian dilakukan dari kepala ruangan kepada
Universitas Sumatera Utara
80
ketua tim, dan selanjutnya ketua tim mendelegasikan kepada perawat pelaksana di dalam timnya. Setiap perawat juga bertanggung jawab terhadap 2 - 4 orang pasien. Apabila kepala ruangan berhalangan atau sakit maka yang bertanggung jawab untuk menggantikan kepala ruangan adalah ketua tim, dan bila ketua tim dari grup I berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, pelimpahan tugas dan wewenang diberikan kepada ketua Tim dari grup II dan juga sebaliknya.
1.2.3. Kepegawaian Penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan oleh kepala ruangan dengan ketentuan : a. Ka. Group : di dalam satu bulan masuk malam 2x, masuk hari minpggu 1x, dan tinggal 1x b. Clinical instructur : di dalam satu bulan masuk pada hari minggu 1x, masuk malam 2x, dan tinggal 1x sebulan c. Perawat pelaksana : di dalam satu bulan masuk malam 6-7x Operan tanggung jawab perawatan dilakukan setiap perawatan. Operan tanggung jawab diikuti oleh semua perawat yang bertugas. Operan dengan cara bed to bed dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam, dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien sehingga perawat dapat mengetahui perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan perawatan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
81
1.2.4. Pengarahan Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangandi Rindu A 4 Neurologi adalah gaya kepemimpinan demokratis. Manajemen konflik Rindu A 4 Neurologi dilakukan dengan cara pemecahan masalah (win-win solution) yang terdiri dari tahapan: 1) Melakukan diskusi bersama 2) Menyadari adanya perbedaan 3) Memiliki sikap empati 4) Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan permasalahan sesuai dengan pengakuan kelompok 5) Setuju terhadapp keputusan bersama Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di Rindu A4 untuk menyelesaikan konflik dalam tim perawat adalah “smoothing over” yaitu mempertahankan keharmonisan kelompok, walaupun memiliki pandangan berbeda, serta menyatakan dengan komunikasi yang baik, dan tana emosional.
1.2.5. Pengawasan Di ruang Rindu A 4 Neurologi, pemeriksan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dilakukan secara berkala oleh bagian bidang keperawatan yaitu 1x dalam 4 bulan. Namun, berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keperawatn pasien belum sesuai dengan standard asuhan keparawatan yang terdapat di ruangan Rindu A 4 Neurologi. Format pengkajian belum diisi dengan baik dan jelas.
Universitas Sumatera Utara
82
Kepala ruangan memberikan penilaian kinerja kepada CI, Ka Grup, Tata Usaha. Penilaian Perawat Pelaksana dilakukan oleh Ka Grup, apabila terdapat kesenjangan pada saat penilaian kinerja maka penilaian kinerja akan dilakukan kembali oleh kepala ruangan. Hasil penilaian kinerja perawat akan disampaikan ke bidang keperawatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat menjadi motivasi bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, kepala ruangan berusaha memperhatikan bagaimana kinerja masing-masing perawat yang dipimpinnya.
1.3. MATERIAL Pengadaan
barang
logistik
di
ruang
Rindu
A
4
Neurologi
ditanggungjawabi oleh 3 orang pegawai ruangan. Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada kepala ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis, maka penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada kepala ruangan. Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat barang logistik diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin. Lokasi dan denah ruangan Rindu A 4 Neurologi terdiri dari : ruangan stroke corner, ruangan neurologi, dan ruangan diagnostik (perlengkapan logistik).
Universitas Sumatera Utara
83
K. II-3
K. III-2
K. II-2
K. III-1
K. II-1
R. Diagnostik
Stroke Corner
Nurse Station
Ruang
R. Pertemuan
KARU
Kamar
Kamar
PPDS
COASS
Skema 7: Denah Ruangan RA4 Neurologi
Pengadaan logistik di ruangan Rindu A 4 Neurologi cukup lengkap baik alat tenun maupun alat-alat kesehatan. Saat ini ruangan Rindu A 4 Neurologi sedang menjalani masa peralihan menuju standardisasi JCIA (Join Commitee International Accreditation). Dalam pengadaan logistik baik alat tenun maupun
Universitas Sumatera Utara
84
alat kesehatan diatur secara terstruktur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia pembuangan sampah yang terpisah di ruang Rindu A 4 Neurologi, yaitu tempat pembuangan sampah medis, tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda tajam, penggunaan papan identitas pasien sudah tidak digunakan lagi namun diganti dengan menggunakan Id Bend. Gelang nama berwarna biru digunakan pada pasien pria, gelang nama berwarna pink digunakan pada pasien wanita, gelang nama berwarna kuning digunakan pada pasien yang gelisah, dan gelang nama berwarna merah digunakan pada pasien alergi. enggunaan gelang tangan sebagai identitas pasien juga telah berjalan dengan baik. Di ruangan pasien terdapat jam dinding namun ada beberapa yang tidak berfungsi. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang Rindu A 4 Neurologi terdiri dari 28 tempat tidur dan 4 tempat tidur di ruangan Stroke Corner, dan kesemuanya dalam kondisi yang baik. Namun dalam beberapa hal inventaris alat rumah tangga belum sepenuhnya baik seperti meja pasien yang tidak lengkap, kurangnya bantal pasien sehingga memberikan gangguan rasa nyaman terhadap pasien serta pemenuhan oksigen central yang belum terpenuhi secara maksimal.
Universitas Sumatera Utara
85
1.4. MONEY Ruang Rindu A 4 Neurologi memiliki system budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat RSUP. HAM baik untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai Rindu A 4 Neurologi mendapatkan gaji dan uang makan perbulan berdasarkan golongan.dalam sebulan diterima diakhir bulan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan ASKES dari Depkes. Selain itu, perawat juga mendapat insentif (jasa medic). Dalam hal pembagian jumlah insentif semua perhitungan diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja perawat dan diserahkan proses pembagiannya kepada kepala ruangan. Setiap kegiatan di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya memberikan laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi ruangan, sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur langsung oleh instalasi sarana dan prasarana. Para pegawai ruangan Rindu A 4 Neurologi mempunyai anggaran Serikat Tolong Menolong untuk membantu pegawai yang terkena bencana seperti anggota keluarga yang sakit, system STM hanya menanggung para anggota, suami dan anak saja. Ruangan Rindu A 4 Neurologi juga memberlakukan punishment kepada pegawai sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
86
No
Keterangan
Sanksi
1
Tidak hadir tanpa keterangan.
Rp. 50.000
2
Pegawai yang salah menggunakan pakaian
Rp. 10.000
dinas. 3
Pegawai yang tidak ikut apel pagi
Rp. 5.000
4
Pegawai yang menggunakan sandal pada saat
Rp. 3.000
dinas (kostum). 5
Pegawai yang tidak menggunakan cup.
Rp. 3.000
6
Pegawai yang datang terlambat.
Rp. 5.000
7
Pegawai yang izin sakit (TM)
Rp. 15.000
Tabel 4. Dana punishment yang diberlakukan kepada pegawai
Semua dana yang terkumpul dari punishment dimasukkan kedalam kas ruangan. Apabila ada anggota yang pesta perawat ruangan akan bermusyawarah terlebih dahulu dan dari hasil musyawarah tersebutlah didapat hasil diskusi iuran perorangnya dan jika perawat yang mengalami kemalangan maka akan dikutip uang sebesar Rp. 20.000. Biaya pasien di RA4 juga diatur dalam sistem pembayaran biaya perawatan satu pintu (central) dengan rincian: Kelas
Akomodasi
Visite
Total
III
Rp. 45.000
Rp. 6.000
Rp. 51.000
II
Rp. 160.000
Rp. 40.000
Rp. 200.000
1
Rp. 250.000
Rp. 50.000
Rp. 300.000
Universitas Sumatera Utara
87
UTM-2 (VIP)
Rp. 325.000
Rp. 75.000
Rp. 400.000
UTM-1
Rp. 365.000
Rp. 85.000
Rp. 450.000
(SUPERVIP)
Rp. 400.000
Rp. 150.000
Rp. 550.000
SVIP (SUIT ROOM) Tabel 5 . Biaya Tarif Umum
Kelas
II
Naik Kelas
(AKM+Visite)-Jaminan
1
Rp.250.000
UTM-2 (VIP)
Rp.250.000
UTM-1 (VIP)
Rp.325.000
SVIP (SUIT
Rp.250.000
ROOM)
Rp.365.000
+
Rp.50.000-
+/Hari Rp.50.000 Rp.150.000
+
Rp.75.000-
Rp.200.000 Rp.300.000
+
Rp.85.000-
Rp.250.000 Rp.400.000+Rp.150.000Rp.250.000
1
UTM-2 (VIP)
Rp.325.000
UTM-1 (VIP)
Rp.350.000
SVIP (SUIT
Rp.365.000
ROOM)
Rp.350.000
+
Rp.75.000-
Rp.50.000 Rp.100.000
+
Rp.85.000-
Rp.200.000
Rp.400.000+Rp.150.000Rp.350.000 Tabel 6. Biaya Askes Naik Kelas
Universitas Sumatera Utara
88
Ruangan rawat inap Rindu A 4 Neurologi terdiri dari 5 kamar (2 kamar kelas 3 dan 3 kamar kelas 2) dan Stroke Corner, untuk rawat inap stroke corner 1 hari untuk pasien umum dikenakan biaya Rp. 300.000 di tambah visite dokter Rp.75.000 dan untuk konsul Rp. 75.000. Dalam urusan biaya pasien semua diatur dalam system pembayaran dari RSUP HAM. RSUP H. Adam Malik menerima pasien ASKES gratis jika sesuai dengan golongan jika tidak sesuai atau penambahan kelas maka akan dikenakan biaya sesuai dengan tarif kenaikan kelas yang dituju, selain itu ada juga pasien JAMKESMAS yang pembayaran gratis. Semua transaksi terpadu RSUP H. Adam Malik.
Universitas Sumatera Utara
89
2. Analisa SWOT di Ruang Ra 4 Neurologi 2.1. MAN Strength •
Adanya orientasi kepada pegawai
•
•
•
Masih adanya perawat (7 orang)
Opportunity •
Threatened
Adanya mahasiswa •
Adanya tuntutan
baru selama 3 bulan, sehingga
yang memiliki tingkat pendidikan
yang sedang
masyarakat yang
pegawai baru sudah memiliki
SPK.
praktek belajar di
tinggi untuk
Berdasarkan hasil observasi
RSUP HAM
mendapatkan
Jumlah tenaga perawat di RA4
didapatkan ketidaksesuaian
Medan.
pelayanan yang
dengan jenjang pendidikan S1
pembagian kerja sesuai dengan
RS H. Adam
lebih professional.
keperawatan 6 orang.
latar belakang pendidikan.
Malik Merupakan
Berdasarkan observasi masih
Rumah Sakit Tipe
bahwa asuhan keperawatan yang
adanya perawat yang tidak
A dan menjadi RS
diberikan oleh perawat sudah sesuai
memakai atribut lengkap seperti
rujukan di
dengan SOP.
cap, pin adam malik dan badge
Sumatera Utara,
Adanya pelatihan yang telah
nama setiap harinya.
Aceh dan
Kurangnya jumlah tenaga perawat
Kepulauan Riau.
pengalaman mengenai ruangan. •
Weakness
Dari hasil observasi diperoleh
dilakukan kepada seluruh perawat
•
•
•
yaitu RJP, K3RS, Infeksi
di ruangan Stroke Corner, dimana
Nosokomial, pelatihan service
jumlah tenaga perawat termasuk
•
•
Perawat diRA4 diberikan
Universitas Sumatera Utara
90
•
•
excellent dan penggunaan alat
kepala ruangan, katim, CI dan
kesempatan untuk
seperti syringe pump, infuse pump
perawat pelaksana adalah 20
melanjutkan
dan suction secara kontinu dan
orang/hari (Neurologi) dan 6
pendidikan.
merata.
orang/ hari (Stroke Corner).
Berdasarkan wawancara tanggal 12
Sedangkan dari hasil perhitungan
Juni 2012 dengan CI, menyatakan
jumlah tenaga kerja menurut
telah ada 2 orang pegawai yang
tingkat ketergantungan adalah 20
mengikuti pelatihan khusus yaitu
orang di neurologi dan 7 orang di
manajemen penyakit stroke.
stroke corner.
Adanya penilaian hasil kinerja
Jadi kekurangan 1 orang perawat
perawat yang dilakukan oleh karu
di SC.
setiap satu kali sebulan. •
Perawat yang memiliki kinerja yang baik akan mendapatkan reward berupa penambahan jasa medik yang diusulkan oleh kepala ruangan, sedangkan perawat yang memiliki kinerja yang kurang baik akan mendapatkan sanksi berupa
Universitas Sumatera Utara
91
teguran dari kepala ruangan dan pengurangan jasa medic, sehingga motivasi kerja perawat dapat meningkat. •
Kepala ruangan memberikan kesempatan kepada perawat untuk menyampaikan kendala yang ada di ruangan, sehingga masalah yang terjadi dapat terpecahkan.
•
Adanya CI yang mengkoordinir mahasiswa yang sedang praktek belajar lapangan (PBL).
•
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien diperoleh 97,7 % menyatakan puas dengan pelayanan di ruangan Rindu A 4 Neurologi dan 2,3 % menyatakan cukup puas dengan pelayanan di ruangan Rindu A 4 Neurologi.
Universitas Sumatera Utara
92
•
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan kerja perawat diperoleh 87,9 % mengatakan cukup puas dan 12,1 % mengatakan tidak puas.
2.2. METODE Strength • Kepala ruangan melakukan fungsi
Weakness
Oppurtunity
• Format pengkajian yang digunakan
• Rumah Sakit Haji
Threat •
Adanya tuntutan
pengawasan dengan memberikan
belum secara khusus mengkaji
Adam Malik
akan pelayanan
penilaian kinerja kepada CI, Ka
fungsi sistem neurologi
Medan merupakan
keperawatan
salah satu Rumah
yang lebih baik.
Grup, dan Tata Usaha. Penilaian kinerja untuk perawat pelaksana
• Metode penugasan perawat adalah
Sakit dari 7 Rumah
dilakukan oleh Ka Grup, apabila
metode tim tetapi perawat belum
Sakit UPT yang di
terdapat kesenjangan hasil penilaian
melaksanakan tugasnya secara
rekomendasikan
kinerja perawat oleh Ka Grup maka
optimal, karena adanya tugas
untuk JCIA.
penilaian akan dilakukan kembali
administrasi yang perlu dikerjakan.
oleh kepala ruangan. Penilaian seperti ini dilakukan oleh kepala
• Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Rindu A4 metode
• Memiliki Visi, Misi, Falsafah, Motto RSUP HAM
Universitas Sumatera Utara
93
ruangan bertujuan untuk
asuhan keperawatan yang digunakan
Medan yang
meningkatkan kualitas kerja perawat
di ruang Rindu A4 Neurologi adalah
berlaku di ruangan
dan menjadi motivasi bagi perawat
metode tim, namun pada prakteknya
RA 4 Neurologi
dalam menjalankan tugasnya.
kelompok menilai bahwa
sehingga ruangan
pembagian tugas katim dengan
memiliki
perawat pelaksana hampir sama.
kesempatan untuk
• Kepala ruangan memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis. Hal ini terlihat ketika ada masalah yang
memberikan dan
penyelesaiannya membutuhkan
meningkatkan serta
keputusan bersama, kepala ruangan
menjadi tolak ukur
mendiskusikannya terlebih dahulu
mutu pelayanan
dan keputusan yang diambil harus
asuhan
disetujui oleh seluruh perawat
keperawatan.
ruangan RA 4. • Ruangan RA 4 memberikan bantuan paripurna dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bio, psiko social, spiritual, dan cultural yang komprehensif dengan mengutamakan klien/pasien melalui
Universitas Sumatera Utara
94
pendekatan proses keperawatan untuk pasien dengan jaminan Umum, Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan SKTM. • Pelayanan yang diberikan oleh Ruangan RA 4 adalah spesialis dan sub spesialis yaitu neurologi dan stroke corner. Pelayanan keperawatan di kedua ruangan RA 4 dilaksanakan secara terpadu. • Ruangan RA 4 memiliki struktur organisasi yang jelas dan melakukan pendelegasian sesuai alur struktur. • Metode Penugasan yang digunakan di ruangan adalah metode tim yang terdiri dari 3 tim (Grup SC, Grup I, Grup II), tiap grup terdiri dari 5-6 orang perawat.
Universitas Sumatera Utara
95
• Perawat pelaksana di ruangan bertanggung jawab terhadap 2-4 orang pasien. Pembagian pasien kepada perawat pelaksana dilakukan setiap melakukan operan. Pembagian pasien dilakukan oleh kepala ruangan dan uraian tugas di ruangan tersusun dengan jelas. • Penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan oleh kepala ruangan setiap bulannya dengan ketentuan Ka. Grup di dalam satu bulan masuk malam 2x, masuk hari minggu 1x, dan tinggal 1x. Clinical Instructur di dalam satu bulan masuk pada hari minggu 1x, masuk malam 2x, dan tinggal 1x sebulan. Perawat pelaksana di dalam satu bulan masuk malam 6-7x .
Universitas Sumatera Utara
96
• Sudah adanya format dokumentasi yang terintergrasi (catatan integrasi) yang digunakan sebagi dokumentasi semua tenaga medis. • Ruangan Rindu A4 telah difasilitasi dengan SAK (pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi keperawatan, dan catatan asuhan keperawatan) dan SOP
2.3. MATERIAL Strength a. Ruang Rindu A 4 Neurologi telah memberikan fasilitas gelang tangan sebagai identitas pasien
Weakness l.
Bel pemanggil belum dapat digunakan
m. Belum tersedianya kotak saran
Opportunity o. Rumah Sakit
Threatened •
Adanya
Umum Pusat Haji
persaingan mutu
Adam Malik
pelayanan antar
sebagai pengganti papan nama
yang dapat dimanfaatkan sebagai
Medan merupakan
Rumah Sakit
identitas pasien.
masukan bagi ruangan yang bisa
rumah sakit tipe A
yang secara
diisi oleh semua pihak guna
yang
langsung maupun
b. Setiap anggota keluarga pasien
Universitas Sumatera Utara
97
telah menggunakan tanda
meningkatkan mutu pelayanan di
memungkinkan
tidak langsung
pengenal.
ruang Rindu A 4 Neurologi.
untuk memperoleh
mempengaruhi
Belum tersedia tempat sampah
fasilitas yang
aspek pelayanan
memiliki pembagian ruagan yang
tersendiri untuk ruang Stroke
lengkap sehingga
kesehatan.
jelas untuk Neurologi dan Stroke
Corner
ruang memiliki
Tidak terdapat label nama alat
kesempatan yang
medis dan obat medis di lemari
besar untuk
alat dan lemari obat.
melengkapi
Masih didapati urin bag yang
fasilitas kesehatan
digantung dengan menggunakan
yang belum
kain has
tersedia.
c. Ruang Rindu A 4 Neurologi telah
Corner.
n.
•
d. Ruangan Rindu A 4 telah memiliki pembagian alat medis dan alat tenun yang terpisah antara Neurologi dan Stroke Corner. e. Ruangan Rindu A 4 Stroke Corner telah menggunakan peralatan
•
p. RSUP HAM
monitor yang lengkap untuk pasien
memiliki beberapa
yang membutuhkan perawatan
ruangan yang
intensif.
menerapkan
f. Telah terdapat petunjuk teknik cuci tangan yang benar yang diletakkan
standart pelayanan JCIA.
di dekat tempat desinfektan untuk cuci tangan di ruangan RA 4
Universitas Sumatera Utara
98
Neurologi yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak baik perawat, mahasiswa, pasien maupun keluarga pasien. g. Telah tersedia tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah medis, domestik dan alat- alat tajam. h. Ruangan Rindu A 4 Neurologi sudah menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yaitu sistem komputerisasi dalam pemasukan data. i. Ruangan Rindu A 4 telah menggunakan Pneumatic Tube untuk LBP (Lembar Bukti Permintaan), sampel darah dan penerimaan hasil dari patologik klinik. j. Penempatan obat pasien telah
Universitas Sumatera Utara
99
dibuat dalam satu lemari khusus, sehingga tidak ada lagi obat pasien yang berserakan k. Telah tersedia lemari untuk menyimpan berkas dokumentasi dan mudah didapatkan •
Di depan setiap ruangan telah dibuat label perawat yang menjadi penanggung jawab sehingga memudahkan pasien maupun keluarga pasien meminta bantuan
2.4. MONEY Strenght •
Ruangan Rindu A 4 Neurologi
Weakness
Opportunity • Bantuan jaminan
Threatened •
Adanya pasien
Universitas Sumatera Utara
100
memiliki system budgeting yang
pembayaran
yang melarikan
diatur langsung oleh Rumah Sakit
ASKES dan
diri dan tidak
baik untuk pelayanan maupun
Jamkesmas.
melunasi
untuk pendanaan kesehatan bagi •
•
•
• Pembayaran jasa
pembiayaan
petugas kesehatan.
pelayanan Umum,
selama dirawat di
Pergantian alat yang rusak
ASKES dan
rumah sakit.
diruangan dilaporkan oleh perawat
Jamkesmas
pelaksana kepada perawat
langsung dilakukan
penanggung jawab alat dan
transaksi di Kasir
perawat penanggung jawab
RSUP HAM sesuai
membuat laporan kepada bagian
dengan rincian
instalasi dan atas persetujuan
tindakan pada
kepala ruangan Rindu A 4
pasien dan
Neurologi.
selanjutnya disetor
Adanya organisasi STM yang
ke BANK
dibentuk oleh perawat untuk
BUKOPIN di
kebutuhan anggota.
RSUP HAM.
Adanya organisasi STM yang dibentuk oleh pegawai ruangan
• Adanya penambahan
Universitas Sumatera Utara
101
dapat membantu pegawai yang
pemasukan dari
ditimpa musibah.
jasa medik (jasa pelayanan tiap bulannya) yang diberikan berdasarkan dengan penilaian kinerja yang baik untuk perawat RSUP HAM Medan. •
RSUP HAM memberikan kesejahteraan pegawai berupa uang makan dan jasa pelayanan tiap bulan.
Universitas Sumatera Utara
102
•
RSUP HAM memberikan tunjangan secara umum kepada pegawai berupa tunjangan suami, anak dan fungsional.
•
Bagi tenaga honor adanya pemberian asuransi kesehatan (In Health) dan jasa pelayanan yang berlaku di RS. Haji Adam Malik.
•
Adanya izin/tugas belajar dari pimpinan/direktur
Universitas Sumatera Utara
103
. • Sistem pembayaran sudah bisa melalui ATM banking dan centralisasi sehingga mempermudah pembayaran di RS. HAM. • Penerimaan gaji bulanan pegawai RA 4 Neurologi dilakukan langsung kebagian keuangan RSUP HAM / Bank Bukopin
Universitas Sumatera Utara
104
3. Rumusan Masalah 3.1. Man a. Masih adanya perawat (7 orang) yang memiliki tingkat pendidikan SPK b. Ketidaksesuaian pembagian kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. c. Masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap seperti cap, pin adam malik dan badge nama setiap harinya. d. Kurangnya jumlah tenaga perawat di ruangan Stroke Corner yaitu 1 orang 3.2. Metode a. Format pengkajian yang digunakan belum secara khusus mengkaji fungsi sistem neurologi b. Metode penugasan perawat adalah metode tim tetapi perawat belum melaksanakan tugasnya secara optimal, karena adanya tugas administrasi yang perlu dikerjakan. c. Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Rindu A4 Neurologi adalah metode tim, namun pada prakteknya kelompok menilai bahwa pembagian tugas katim dengan perawat pelaksana hampir sama. 3.3. Material a. Bel pemanggil belum dapat digunakan b. Belum tersedianya kotak saran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi ruangan yang bisa diisi oleh semua pihak guna meningkatkan mutu pelayanan di ruang Rindu A 4 Neurologi. c. Belum tersedia tempat sampah tersendiri untuk ruang Stroke Corner
Universitas Sumatera Utara
105
d. Tidak terdapat label nama alat medis dan obat medis di lemari alat dan lemari obat. e. Masih didapati urin bag yang digantung dengan menggunakan kain has
Universitas Sumatera Utara
106
4. Planning of Action di Ruang RA 4 Neurologi
No
Masalah
Rencana Tindakan
Indikator
Evaluasi
Keberhasilan 1.
Tanggal
Penanggung Jawab
Pelaksanaan
Metode • Sudah terdapat format
• Menyusun dan melakukan
• Adanya umpan
pengkajian sistem checklist
sosialisasi format
balik dari
di Ruang Rindu A 4
pengkajian fungsi
perawat setelah
Neurologi namun belum
neurologi tersebut kepada
dilakukan
lengkap untuk mengkaji
perawat ruangan RA4
sosialisasi.
fungsi sistem neurologi.
Neurologi
• Pemberian edukasi dan
• Membantu memberikan
pendokumentasian edukasi
edukasi dan
kepada pasien belum optima
mendokumentasikan hasil edukasi pada lembar yang sesuai
• Pemberian edukasi dan
• Terlaksana
• Terlaksana
20 Juni 2012
21 Juni 2012
•
Juliana FP
•
Maya Indriyani
•
Monica S
•
Yulianan
pendokumentas ian edukasi optimal
Universitas Sumatera Utara
107
2.
Material •
Masih didapati urine bag
• Memaksimalkan
• Semua urine
• Terlaksana
19 Juni 2012
•
Monica
yang digantung dengan
penggunaan gantungan
bag sudah
•
Yulianan
menggunakan kain has
khusus untuk urine bag
digantung
•
Julianan FP
meskipun pihak RS sudah
yang telah tersedia di
menggunakan
•
Maya Indriyani
menyediakan gantungan
ruangan RA4 Neurologi
khusus untuk urine bag
gantungan khusus yang telah disediakan oleh pihak RS.
Universitas Sumatera Utara
108
5. Implementasi Berdasarkan data pengkajian dan perumusan masalah yang telah didapatkan, maka dilakukan intervensi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu : 5.1. Pada tanggal 18 Juni 2012 terlebih dahulu melakukan seminar awal untuk mensosialisasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan di Ruang RA4 Neurologi. 5.2. Pada tanggal 19 Juni sampai dengan 30 Juni 2012, telah dimaksimalkan penggunaan gantungan urine bag, selain itu Kepala Ruangan telah setuju untuk pengajuan permohonan penambahan gantungan urine bag kepada pihak instalasi. 5.3. Pada tanggal 21, 23, 26,28, dan 30 Juni telah memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien baru di Ruang RA 4 Neurologi mengenai peraturan Rumah Sakit, Hak dan Kewajiban pasien dan keluarga pasien, Pengendalian infeksi dengan melakukan cuci tangan enam langkah, dan tentang perawatan pasien stroke. 5.4. Pada tanggal 3 Juli 2012 telah dilakukan seminar akhir sebagai bentuk penjabaran hasil implementasi yang telah dilakukan di Ruangan RA 4 Neurologi
6. Evaluasi 6.1 Pada tanggal 18 Juni 2012, pukul 13.30 WIB seminar awal dilakukan dalam ruang nurse station dan para perawat mendengarkan penjelasan yang diberikan sambil membaca hand out yang telah dibagikan. Terdapat beberapa pertanyaan terkait dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan diantaranya mengenai sosialisasi format pengkajian yang mencakup fungsi sistem neurologi secara lengkap. 6.2. Pada tanggal 19 Juni sampai dengan 30 Juni 2012, penggunaan gantungan urine bag dioptimalkan dengan cara mengganti setiap gantungan urine bag yang menggunakan kain kasa menjadi gantungan yang telah disediakan. Apabila terdapat pasien yang
Universitas Sumatera Utara
109
menggunakan kateter, pada bed pasien langsung digantungkan pula gantungan urine bag. 6.3. Pada tanggal 21, 23, 26,28, dan 30 Juni, setiap pasien sadar dan kooperatif beserta keluarga diberikan edukasi/pendkes mengenai peraturan Rumah Sakit, Hak dan Kewajiban pasien dan keluarga pasien, Pengendalian infeksi dengan melakukan cuci tangan enam langkah, dan tentang perawatan pasien stroke. Pasien dan keluarga pasien bersedia mendengarkan, mendemonstrasikan enam langkah teknik mencuci tangan, dan kegiatan edukasi telah didokumentasikan dalam lembar yang telah disediakan dengan mencantumkan tanda tangan pasien atau keluarga pasien sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien benar telah mendapatkan edukasi dan bersedia melakukannya. 6.4. Pada tanggal 3 Juli 2012 telah dilakukan seminar akhir sebagai bentuk penjabaran hasil implementasi yang telah dilakukan di Ruangan RA 4 Neurologi. Seminar dilakukan di dalam ruang nurse station pada pukul 12.00 WIB dan para perawat mendengarkan penjelasan yang diberikan sambil membaca handoutyang telah dibagikan.
C. Pembahasan Pengadaan kelengkapan material yaitu Gantungan Urine Bag sebanyak 9 Urine Bag telah dibuat proposal yang berisi masukan permohonan kelengkapan Urine Bag sesuai dengan jumlah Bed pasien yang ada yaitu sebanyak 29 bed, permohonan ditujukan kepada bagian instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan, namun sebelum ditujukan pada bagian Instalasi kelompok juga telah mendiskusikannya terlebih dahulu pada Kepala Ruangan RINDU A4 Neurologi. Kepala Ruangan RINDU A4 Neurologi
Universitas Sumatera Utara
110
menyambut baik masukan yang diberikan. Selain melengkapi kekurangan Jumlah Gantungan Urine Bag, kelompok juga melakukan Pendidikan Kesehatan bagi pasien baru masuk. Pendidikan Kesehatan yang dilakukan yaitu mengenai Tata Tertib Rumah Sakit RSUP H. ADAM MALIK Medan, Manajemen Nyeri, Pencegahan Infeksi (Cuci Tangan 6 langkah), serta Perawatan penyakit stroke. Pendidikan Kesehatan ini dilakukan pada tanggal 18-30 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara