20
BAB II PENANAMAN KEDISIPLINAN DAN KEGIATAN PRAMUKA
A. Kegiatan Pramuka 1. Pengertian Pramuka Pramuka atau Praja Muda Karana adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.1 Kegiatan pramuka merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif (maju dan meningkat) bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya yaitu adanya pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik yang akan sangat bermanfaat bagi diri mereka baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.2 Kegiatan pramuka memiliki dua nilai, yakni nilai formal atau nilai pendidikannya atau pembentukan karakter serta nilai materiil atau nilai kegunaan praktisnya. Sementara itu nilai kepramukaan bagi peserta didik adalah sebagai permainan atau games yang menarik, menyenangkan dan menantang. Selain itu, bagi pembina pramuka atau anggota dewasa
1
Ilyas dan Qoni, Buku Pintar Pramuka untuk Tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega, (Yogyakarta: Familia, 2012), hlm. 18. 2 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, KML Golongan Penegak, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011), hlm. 18.
21
pramuka bernilai pengabdian atau karya bakti. Dan bagi masyarakat, Negara dan bangsa pramuka bernilai sebagai alat pembinaan dan pengembangan generasi muda. Gerakan Pramuka merupakan pelengkap pendidikan sekolah dan pendidikan dalam keluarga. Kepramukaan mengisi kebutuhan peserta didik
yang tidak
terpenuhi
oleh
kedua
lingkungan
pendidikan.
Kepramukaan mengembangkan pengetahuan, minat serta bakat yang dimiliki peserta didik. Kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat, menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuan. Kegiatan harus dirasakan oleh peserta didik sebagai suatu yang menyenangkan, menarik, menantang dan tidak menjemukan, sehingga para peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual dan emosional.3 Sementara itu, dalam AD/ART Gerakan Pramuka Bab IV Sistem Pendidikan Kepramukaan pasal 8 tentang Pendidikan Kepramukaan menyatakan bahwa: (1) Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. (2) Pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan sekolah yang dilakukan di alam terbuka dalam
3
Ibid., hlm. 19.
22
bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, agar terbentuk kepribadian dan watak yang berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki kecakapan hidup. (3) Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. (4) Pendidikan
kepramukaan
merupakan
proses
pembinaan
dan
pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional. (5) Pendidikan kepramukaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan yang berkesinambungan bagi kaum muda, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.4 2. Sejarah Kepramukaan a. Sejarah kepramukaan dunia Awal mula kegiatan kepramukaan di Negara Inggris, tepatnya di kota London. Kepramukaan pada saat itu namanya adalah gerakan kepanduan. Gerakan kepanduan tidak bisa dilepaskan dari sosok 4
Keputusan Musyawarah Nasional, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Semarang: Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Tengah, 2013), hlm.28.
23
Robert Baden-Powell. Dia adalah seorang tentara angkatan bersenjata Britania Raya yang berpangkat Letnan Jenderal. Pada mulanya, Baden-Powell terinspirasi oleh keberhasilannya dalam mempertahankan kota Mafeking di Afrika Selatan bersama sekelompok pemuda. Atas keberhasilan itu mereka memperoleh penghargaan berupa sebuah lencana dan Baden-Powell mendapat apresiasi yang cukup besar, Dia dianggap sebagai pahlawan. Dia menulis sebuah buku terlaris saat itu yang berjudul Aids to Scouting tahun 1899. Pada tahun 1906, Baden-Powell merancang sebuah rencana tentang sebuah Gerakan Pemuda dan mendorongnya untuk menuliskan buku yang diberi judul Boy’s Patrol. Buku tersebut direncanakan akan dijadikan buku petunjuk bagi pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda yang sedang dirancangnya. Ide Gerakan Pramuka tersebut terwujud
di
tahun
1907,
dimana
Baden-Powell
mengadakan
perkemahan kepanduan di kepulauan Brownsea, Inggris. Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan sukses, Baden-Powell kembali membuat buku berjudul Scouting of Boys yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) yang menginspirasi beberapa pemuda untuk membentuk sebuah organisasi baru dan meminta BadenPowell menjadi pembimbing mereka.
24
Gerakan kepanduan tidak hanya diminati oleh para laki-laki, para wanita pun menaruh minat yang sama besarnya. Adik Baden-Powell, Agnes, mendirikan organisasi kepanduan untuk wanita dengan nama Girls Guides pada tahun 1912. Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka. Oleh karena itu, ia merencanakan
untuk
membentuk
sebuah
Pusat
Pelatihan
Kepemimpinan bagi Orang Dewasa (Adult Leadership Training Center). Baden-Powell kemudian menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam nuku berjudul Rovering to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.5 Parade pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Seiring perkembangan, pada tahun 1920 berhasil diselenggarakan Jambore Dunia pertama di Olympia Hall, London.6 b. Sejarah kepramukaan di Indonesia Sebagai Negara jajahan, organisasi Gerakan kepanduan di Indonesia tidak lepas dari pengaruh Negara penjajah yakni Belanda. Pertama kali dimulai dengan berdirinya cabang “Nederlandse Padvinders Organisatie” (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi “Nederlands-Indische Padvinders 5 6
Ilyas dan Qoni, Op. cit., hlm. 2-5. Ibid., hlm. 7.
25
Vereeniging” (NIPV) pada tahun 1916. Gerakan kepanduan inilah yang kemudian menginspirasi gerakan kepanduan “lokal” bangsa Indonesia yang diprakarsai langsung oleh putra-putra terbaik bangsa.7 Hingga pada tanggal 19-23 Juli 1941 Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) menggulirkan ide jambore untuk semua organisasi kepanduan di Yogyakarta dengan nama “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” (PERKINDO). Bergantinya era penjajahan dari Belanda ke Jepang membawa perubahan tersendiri bagi perkembangan gerakan kepanduan di Indonesia. Jika sebelumnya Belanda memberikan ruang gerak bagi kegiatan kepanduan, maka di era penjajahan Jepang gerakan kepanduan dilarang. Organisasi gerakan kepanduan mendapat tekanan dan dilarang beraktifitas. Akan tetapi hal itu tidak menyulutkan semangat
para
penggerak
gerakan
kepanduan
untuk
tetap
menghidupkan semangat kepanduan. Hal itu diwujudkan dalam perencanaan menggelar PERKINDO II. Gerakan pramuka lahir pada tahun 1961, peraturan yang timbul pada
masa
perintisan
II/MPRS/1960,
tanggal
ini
adalah
Ketetapan
3
Desember
1960
MPRS tentang
Nomor rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Pada 9 Maret 1961 Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus
7
Ibid., hlm. 9.
26
diganti, seluruh anggota kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Pada tanggal 11 April 1961 keluar Keputusan Presiden RI Nomor 121 tahun 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Aggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai lampiran Keputusan Presiden RI Nomor 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kelahiran gerakan pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan, yaitu: (1) Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka. (2) Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan panji-panji gerakan pramuka dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal 14 Agustus 1961 yang kemudian disebut sebagai Hari Pramuka.8
8
Ibid., hlm. 15-17.
27
3. Dasar Kegiatan Kepramukaan Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan yang diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaruan Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia. Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila yang terwujud dalam sikap dan perilaku setiap anggota pramuka.9 Sebagai organisasi
yang secara resmi
telah mendapatkan
pengakuan dari pemerintah Indonesia, bahkan telah memiliki undangundang tersendiri mengenai kepramukaan, maka kegiatan kepramukaan telah memiliki dasar-dasar yang menjadi landasan hukum atas segala yang terkait dengan kegiatan kepramukaan. Landasan hukum tersebut tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Landasan ini secara resmi telah disahkan oleh Presiden RI melalui Kepres nomor 24 tahun 2009. Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan dilengkapi dengan prinsip dasar dan metode-metode yang dijadikan landasan dalam beraktifitas. Prinsip dasar kepramukaan dapat dilihat sebagai norma hidup sebagai anggota gerakan pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para pembina, sehingga pelaksanaan dan
9
Keputusan Musyawarah Nasional, Op. cit., hlm. 25.
28
pengamalannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Prinsip dasar kepramukaan adalah: a.
Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b.
Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
c.
Peduli terhadap diri sendiri
d.
Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka Pada hakikatnya anggota gerakan pramuka wajib menerima prinsip
dasar kepramukaan, dalam arti: a.
Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi larangan-Nya serta beribadah sesuai tata cara dari agama yang dianutnya.
b.
Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial, memperkokoh persatuan, serta menerima kebinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c.
Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup dan karenanya setiap anggota pramuka wajib peduli terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan kondisi yang lebih baik.
d.
Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab
29
dengan makhluk lain ciptaan Tuhan, khususnya dengan sesama manusia. e.
Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa depan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.10
4. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Kepramukaan Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab II pasal 4 disebutkan bahwa kegiatan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar menjadi: a.
Manusia yang memiliki: 1) Kepribadian yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa; 2) Kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Indonesia; 3) Jasmani yang sehat dan kuat; dan 4) Kepedulian terhadap lingkungan hidup.
b.
Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab
10
Ilyas dan Qoni, Op. cit., hlm. 20-21.
30
atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.11 Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Oleh karena itu, semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam gerakan pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Gerakan Pramuka di Indonesia mempunyai tujuan yang orientasinya bukan hanya pada hubungan antara manusia dengan manusia, tetapi juga mempunyai harapan agar para anggota pramuka dapat membina hubungan yang baik antara manusia dengan alam dan Tuhan Yang Maha Esa sehingga manfaat yang didapat tidak hanya akan berguna bagi diri sendiri melainkan juga berguna bagi lingkungan sekitar. Selanjutnya, masih dalam Bab II pasal 6 AD/ART Gerakan Pramuka bahwa pramuka berfungsi sebagai: a.
Organisasi pendidikan nonformal di luar sistem pendidikan sekolah (formal) dan di luar sistem pendidikan keluarga (informal) dalam pelaksanaannya saling melengkapi dan memperkaya.
b.
Wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan dilandasi sistem among, prinsip dasar dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat, bangsa dan negara.12 Fungsi di atas akan berjalan dengan maksimal jika dalam
pelaksanaan kegiatan kepramukaan sesuai dengan sistem yang telah di atur 11 12
Keputusan Musyawarah Nasional, Op. cit., hlm. 25-26. Ibid., hlm. 26.
31
dalam AD/ART Gerakan Pramuka. Apabila sudah berjalan dengan baik sesuai aturan yang ada, maka tujuan yang direncanakan dari gerakan pramuka akan dapat tercapai dengan maksimal pula. Integrasi antara fungsi dan tujuan ini diperlukan dukungan dari semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan kepramukaan.
B. Penanaman Kedisiplinan Siswa 1. Pengertian Kedisiplinan Ditinjau dari asal kata, kata disiplin berasal dari bahasa Latin discere yang memiliki arti belajar. Dari kata ini kemudian muncul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Kata disiplin sekarang ini dimaknai secara beragam. Ada yang mengartikan disiplin sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Ada juga yang mengartikan disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.13 Kedisiplinan adalah cermin kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Maknanya, dari gambaran tingkat kedisiplinan suatu bangsa akan dapat dibayangkan seberapa tingkatan tinggi rendahnya budaya bangsa yang dimilikinya. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan
13
Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 142.
32
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan atau ketertiban. 14 Islam mengajarkan agar benar-benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilainilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik. Karakter disiplin yang paling baik adalah yang ditimbulkan dari diri sendiri (self imposed discipline) yang timbul atas dasar kerelaan, kesadaran, bukan atas dasar paksaan atau ambisi tertentu. Disiplin timbul karena siswa merasa terpenuhi kebutuhannya dan merasa telah menjadi bagian dari lingkungan sehingga tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela mematuhi peraturan yang berlaku.15 Jadi, disiplin tidak bisa terbangun secara instan. Dibutuhkan proses panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam diri seorang anak. Oleh karena itu, penanaman kedisiplinan harus dilakukan sejak dini. Tujuannya adalah untuk mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa. Jika sejak dini sudah ditanamkan disiplin, mereka akan menjadikannya sebagai kebiasaan dan bagian dari dirinya. 2. Disiplin dalam Perspektif Islam Sikap disiplin dalam Islam sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan. Sebagaimana manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan aturanaturan atau tata tertib dengan tujuan segala tingkah lakunya berjalan sesuai 14
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014), hlm. 136. 15 Hudiyono, Membangun Karakter Siswa melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan Pramuka, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 74.
33
dengan aturan yang ada. Apabila seseorang tidak dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, maka waktu itu akan membuat sengsara. Islam mengajarkan umatnya agar benar-benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti perintah untuk memperhatikan dan menggunakan waktu sebaikbaiknya. Dalam al-Qur’an misalnya disebutkan:
ْ ُوا ِ َو َعمل ْ ُين ِ َءا َمن ۡ َو ۡٱل َع ِوا َِ ِ ِإ ََّّل ِٱلَّذ٢ِ ن ِلَفي ِ ُخ ۡس ٍر َِ ِ ِإ َّن ِ ۡٱۡلن َٰ َس١ِ ِصر َّ َٰ ٱل ِِ٣ِِص ۡو ْاِبِٱلص َّۡبر َ ص ۡو ْاِبِ ۡٱل َحقِِ َوتَ َوا َ صل َٰ َحتِِ َوتَ َوا Artinya : “1. Demi masa, 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr : 1-3) Islam juga memerintahkan umatnya untuk selalu konsisten terhadap peraturan Allah yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Huud ayat 112 :
ْۚ ۡ َف ٞ ون ِبَص ِير َ ُك ِ َو ََّل ِت َۡطغ َۡواْ ِإنَّهُ ِب َما ِت َۡع َمل َ َاب ِ َم َع َ ٱستَقمِۡ ِ َك َمآ ِأُم ۡرتَ ِ َو َمن ِت ِِ١١٢ Artinya : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” Dari ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu saja, tetapi juga patuh pada peraturan-peraturan yang ada.
34
Melaksanakan yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Di samping itu juga melakukan perbuatan tersebut secara teratur dan terus menerus walaupun hanya sedikit. Karena selain bermanfaat bagi diri individu juga perbuatan baik yang dikerjakan secara kontinyu dicintai Allah SWT.16 Pesan-pesan moral yang terkandung dalam ajaran Islam memberi interpretasi yang lebih luas dan jelas kepada umatnya untuk berlaku dan bertindak disiplin. Termasuk disiplin dalam mengikuti kegiatan pramuka di sekolah dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, nilai-nilai moral ajaran Islam diharapkan mampu menjadi energi pendorong pelaksanaan kedisiplinan untuk meningkatkan kualitas generasi muda dan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Upaya Penanaman Kedisiplinan Siswa melalui Kegiatan Pramuka di Sekolah Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak dini dalam lingkungan keluarga, dimulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga perilaku disiplin tersebut mengakar semakin kuat. Upaya penanaman dan pengembangan kedisiplinan bagi siswa, diantaranya sebagai berikut: a. Kesadaran diri
16
Irvan Hadzuka. https://perahujagad.blogspot.co.id/2014/10/pandangan-islam-tentangsikap-disiplin.html. (Oktober 2014). Diakses, 25 Mei 2016.
35
Menanamkan dan mengembangkan disiplin pada siswa dalam Gerakan Pramuka tidak dengan cara diajarkan dan tidak juga dengan cara
didoktrinkan
atau
dipaksakan,
tetapi
ditumbuhkan
dari
“penyadaran diri” peserta didik melalui kegiatan yang menarik, menantang, yang mengandung pendidikan dan dilakukan secara berkesinambungan, sehingga pada diri peserta didik tumbuh kesadaran bahwa mematuhi peraturan merupakan kiat menuju sukses. b. Latihan dan pembiasaan Dengan latihan dan pembiasaan, lama kelamaan akan tertanam jiwa disiplin yang kuat dalam diri siswa yang nantinya akan terbentuk dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari, sehingga akan memupuk rasa tanggung jawab yang besar dalam melakukan sesuatu. c. Keteladanan Pembina pramuka hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin. Dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan, kode kehormatan pramuka, metode kepramukaan dan sistem among dalam setiap kegiatan kepramukaan melalui keteladanan perilaku, akan dapat mengkondisikan timbulnya kesadaran dan tumbuhnya disiplin pada diri siswa.
d. Peraturan tata tertib
36
Dengan memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif dalam setiap kegiatan. Hal-hal yang harus diperhatikan bagi pembina pramuka dalam upaya menanamkan disiplin pada peserta didik, diantaranya melalui sikap: a.
Kasih sayang terhadap peserta didik
b.
Bertindak adil
c.
Memperhatikan kemampuan peserta didik
d.
Mengutamakan kepentingan peserta didik
e.
Tegas, rapi dan sopan
f.
Mampu menciptakan kondisi untuk menunjang keberhasilan kegiatan
g.
Kreatif, inovatif, progresif, dinamis, motivatif
h.
Dapat menyajikan kegiatan yang bervariasi Cara menanamkan kesadaran untuk berperilaku disiplin sangat
dipengaruhi oleh perkembangan jiwa peserta didik sehingga para pembina pramuka harus membedakan dengan kelompok usia yang mana yang dibinanya. Disiplin di dalam ambalan penegak ialah disiplin yang dinamis, yang timbul dari dalam sanubari para pramuka penegak sendiri, yang tumbuh dan berkembang sebagai dampak positif dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dari waktu ke waktu.17
17
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, KML Golongan Penegak, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011), hlm. 18.
37
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penanaman Kedisiplinan Siswa melalui Kegiatan Pramuka di Sekolah Penanaman kedisiplinan sejak dini dilandasi oleh kenyataan bahwa disiplin mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk mencapai cita-cita. Tanpa adanya disiplin, maka seseorang tidak mempunyai patokan tentang apa yang baik dan buruk dalam tingkah lakunya. Sebagai organisasi sosial, Gerakan Pramuka menitikberatkan pada pembinaan mental dan disiplin yang tinggi kepada para anggotanya. Pramuka terbukti mampu melahirkan generasi-generasi muda atau tunas-tunas bangsa yang tangguh dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kegiatan pramuka harus terus ditumbuhkembangkan di kalangan anak dan kaum muda agar berwatak dan berkepribadian luhur serta memiliki jiwa bela negara yang andal.18 Kegiatan pramuka membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin dalam segala bidang. Tegaknya disiplin ini dapat diterapkan dalam kegiatan baris-berbaris. Dalam kegiatan ini mental dan fisik anak benar-benar disiapkan. Dengan bekal mental dan fisik yang kuat mereka mampu menyaring mana yang baik dan yang buruk bagi dirinya.19 Seperti halnya belajar, perilaku disiplin juga dipengaruhi banyak faktor yang memberi motivasi kepada individu untuk berperilaku disiplin.
18 19
Hudiyono, Op. cit., hlm. 85. Ibid., hlm. 86.
38
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman kedisiplinan, antara lain : 1.
Faktor Intern Faktor intern atau istilahnya faktor endogen ialah faktor yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga lahir, jadi merupakan faktor dari dalam diri individu. Faktor ini meliputi: a.
Faktor Pembawaan Faktor pembawaan memiliki peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengenai faktor pembawaan ini beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya antara lain: 1) JJ. Rousseau dari Perancis (1712 – 1778) berpendapat bahwa semuanya baik waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia. 2) Arthur Khopenhaur dari Jerman (1788 – 1860) berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak pada waktu dilahirkan membawa pembawaan dan pembawaan itu meliputi pembawaan baik dan buruk. Jadi seseorang dilahirkan ke dunia ini sudah memiliki sifat aslinya yang dibawa sejak lahir yang nantinya akan berkembang dengan adanya pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat pembawaan yang dibawa seseorang sejak kecil akan mempengaruhi tingkah laku seseorang itu selanjutnya, termasuk jika berpengaruh terhadap diri pribadi
39
seseorang selanjutnya, termasuk juga berpengaruh terhadap perilaku kedisiplinan. b. Faktor Motivasi Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang kemudian menjadi “motion” merupakan daya dorong, daya gerak atau penyebab seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan dan dengan tujuan-tujuan tertentu. Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri seseorang atau intrisik yang dikenal sebagai motivasi internal, dan dari luar seseorang atau ekstrinsik, yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Diharapkan dengan adanya motivasi yang kuat dalam diri tiap-tiap individu, baik itu motivasi instrisik maupun motivasi ekstrinsik akan dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. 2.
Faktor Ekstern Faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi sikap disiplin, faktor ini meliputi:
40
a.
Faktor Lingkungan Lingkungan dalam pengertian umum, artinya di sekitar kita. Lingkungan ini mengitari manusia sejak manusia dilahirkan sampai dengan meninggalnya. Antara lingkungan dan manusia ada pengaruh yang timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia, dan sebaliknya, manusia juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Lingkungan disini cakupannya adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Di dalam keluarga, seorang anak banyak menghabiskan waktunya. Disinilah tempat pendidikan yang pertama bagi anak, maka sudah seharusnya sebagai orang tua harus dapat menanamkan dan melatih sang anak untuk terbiasa hidup disiplin. Lingkungan sekolah merupakan tempat pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga. Bentuk kedisiplinan di lingkungan sekolah misalnya, dalam hal mentaati peraturan sekolah, pihak sekolah dan pendidik atau pembina pramuka harus menjadi suri tauladan dengan memberikan contoh atau perilaku yang positif kepada siswa. Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sekitar anak. Pengaruh yang diterima anak dari lingkungan sekitarnya dapat berupa pengaruh baik dan dapat pula pengaruh buruk, kelompok atau masyarakat dapat mempengaruhi kedisiplinan. Contohnya seseorang akan bisa disiplin apabila ia menjadi bagian
41
dari suatu kelompok yang mempunyai sikap disiplin, begitu juga sebaliknya.20 Pada akhirnya, segala usaha gerakan pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka. Tujuan itu berupa pembinaan watak, mental, emosional, jasmani, dan bakat serta meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan tekonologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepramukaan.
20
Perahu Jagad. http://perahujagad.blogspot.co.id/2014/10/faktor-yang-mempengaruhipembentukan.html. (27 Oktober 2014). Diakses, 11 April 2016.