BAB II PEMAHAMAN BENGKEL MODIFIKASI SEPEDA MOTOR 2.1 Tinjauan Bengkel Sepeda Motor 2.1.1
Pengertian Bengkel Bengkel memiliki arti tempat memperbaiki mobil, sepeda, dsb. Bengkel
otomotif adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi atau tenaga mekanik. Menurut Soedarma (2006) bengkel dapat dibagi menjadi bengkel repair shop dan body shop. Bengkel repair shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan mesin kendaraan, rem, knalpot, transmisi, ban, kaca mobil dan penggantian oli. Bengkel body shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan cat terhadap goresan, lecet, dan penyok terhadap kerusakan kendaraan serta kerusakan yang disebabkan oleh tabrakan dan kecelakaan besar.
2.1.2
Fungsi Bengkel Usaha bengkel sepeda motor adalah usaha yang melakukan perbaikan sepeda
motor agar dapat kembali berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan pemilik atau bentuk asli dari sepeda motor tersebut. Dalam usaha ini, sepeda motor yang diperbaiki dapat menggunakan bahan (spare parts) baru atau bahan yang ada dengan melakukan penyesuaian agar sepeda motor dapat berjalan dengan baik. Secara umum fungsi bengkel adalah melayani kerperluan teknis dari para pelanggannya. Ini berarti bahwa perbaikan kendaraan adalah tugas sebuah bengkel dan hanya berlangsung jika pelanggan menemui kesulitan dengan kendaraannya. Untuk itu sistem dan administrasi bengkel diarahkan kepada organisasi dan fasilitas yang dapat memperlancar pekerjaan-pekerjaan teknis dibengkel secara internal. Pada masa kini bengkel dituntut untuk mempunyai pola pikir dan konsep operasional yang berbeda. Bengkel yang kumuh dan kotor akan sedikit didatangi 7
pelanggan bahkan mungkin tidak ada pelanggan yang datang. Fasilitas yang sangat terbatas membuat bengkel tersebut tidak tertarik dan pelanggan enggan datang kepadanya. Fasilitas yang dimaksud tidak sekedar fasilitas teknis bagi bengkel tapi juga fasilitas yang harus tersedia bagi pelanggannya. Mau tidak mau selama kendaraan dikerjakan pelanggan akan menunggu dan tentu tidak ingin kehilangan waktu. Jadi harus dipikirkan bagaimana supaya pelanggan tidak menunggu dan jika harus menunggu maka harus difikirkan agar waktunya tidak terbuang percuma. Menurut Soedarma (2008) sebuah bengkel adalah sebuah bentuk usaha sehingga secara operasional harus menguntungkan (profitable) dan layak (feasible). Oleh karenanya seluruh kegiatan harus berorientasi kepada perolehan laba. Namun demikian perlu diingatkan bahwa laba harus diperoleh dengan cara yang wajar dan sehat sebab jika tidak demikian justru akan sangat merugikan bengkel itu sendiri karena akan segera ditinggalkan oleh para pelanggannya. Beberapa jenis pekerjaan yang dapat dilakukan sangat tergantung kepada skala bengkel yang harus dipertimbangkan dari banyak hal, misalnya permodalan, jumlah pelanggan, lokasi bengkel, segmen pasar yang diharapkan dan lain-lain. 2.1.3
Pengkasifikasian Bengkel Motor Secara Umum Menurut Iqbal (2004) pengklasifikasian bengkel secara umum dapat dibagi
diantaranya sebagai berikut: a. Bengkel Umum Kendaraan Bermotor Bengkel umum kendaraan bermotor adalah bengkel umum kendaraan bermotor yang berfungsi untuk memperbaiki dan merawat kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, yang selanjutnya dalam buku panduan ini disebut dengan bengkel. Sedangkan kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan jasa yang lebih baik, sebagai jawaban pemenuhan kesejahteraan masyarakat. b. Bengkel Dealer Motor Resmi Bengkel Resmi yaitu bengkel dealer yang hanya melayani perawatan (service) untuk merek motor tertentu sesuai dengan rekomendasi dari pembuat kendaraan bermotor (pabrikan). Sejalan dengan dikeluarkannya skuter otonatik (skutik) dan kecenderungan ke depan, kebutuhan akan bengkel skutik tidak bisa ditunda-tunda lagi. Selama ini yang baru kita ketahui adalah bengkel-bengkel resmi APTM, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kymco. Namun ke depan 8
bengkel-bengkel umum yang bisa menangani semua merek (kymco, vario, spin, mio, piaggio) juga akan mendapat peluang. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) merek Honda dan Yamaha sampai saat ini masih mendominasi usaha bengkel resmi yang sangat mudah ditemui hampir diseluruh lokasi/daerah. Namun demikian, tak ketinggalan merek lain seperti Suzuki, Kawasaki, Bajaj, TVS, Piaggio ikut pula meramaikan usaha perbengkelan. Hanya sayang, bengkel resmi Kymco belakangan ini sudah tak ada kabarnya lagi. c. Bengkel Modifikasi Modifikasi dilakukan dengan sistem kerja yang standar, merubah spesifikasi komponen ataupun dengan cara memberi komponen tambahan. Sepeda motor bisa tampak lebih cantik, lebih manis, ini disebabkan kendaraan itu sudah dimodifikasi sehingga tampil beda dari biasanya. d. Bengkel Bubut Bengkel bubut adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan benda-benda tertentu, seperti sekrup, mur/baut, as, membuat bentuk suatu alat dengan spesifikasi/ukuran tertentu yang kadang-kadang ukurannya tidak standar atau sulit ditemukan di pasaran. e. Bengkel Listrik Bengkel listrik adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peralatan-peralatan yang berhubungan dengan penggunaan tenaga listrik, seperti dynamo, coil, rangkaian dalam peralatan listrik dan lain-lain. f. Bengkel Las Bengkel las adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penyambungan berbagai jenis logam yang terpisah.
2.1.4
Pengolahan Limbah Industri Bengkel Kendaraan Bermotor Limbah akibat kegiatan perbengkelan dapat menimbulkan pencemaran
terhadap tanah, air maupun udara di sekitarnya kalau tidak dikelola dengan benar. Hal ini disebabkan karena jenis limbah yang dihasilkan oleh bengkel ini berupa limbah cair, padat, dan gas. Menurut Setiyono (2002) ada tiga penyebab yang membuat bengkel otomotif tampil kotor, yaitu: 1) Sumber daya manusianya kurang memahami kegiatan kerja perbengkelan. Akibatnya, sering terjadi kesalahan prosedur reparasi dan service. Akibat 9
lebih jauh, mereka cenderung mengabaikan kedisiplinan, keselamatan dan kesehatan kerja. 2) Penataan ruangan yang kurang baik. Ukuran ruangan tidak dirancang sesuai standar, tetapi apa adanya. Ini mengganggu pekerjaan yang seharusnya bisa cermat, tidak ceroboh, dan tidak asal-asalan. 3) Kesadaran lingkungan yang amat rendah, kurangnya pemahaman akan arti kesehatan lingkungan, sehingga mereka tidak mempedulikan bahaya limbah terhadap lingkungan dan pada akhirnya akan berimbas ke manusia juga. Dampak dari ketiga kekurangan tersebut, akibatnya bengkel mudah sekali menimbulkan pencemaran terhadap udara, air, dan tanah di sekitarnya.
2.1.4.1 Limbah Gas Hasil pembakaran bahan bakar pada kendaraan bermotor merupakan faktor penyebab pencemaran udara. Komponen utama bahan bakar fosil ini adalah Hidrogen (H) dan Karbon (C). pembakarannya akan menghasilkan senyawa Hidro Karbon (HC), Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2) serta Nitrogen Oksida (Nox) pada kendaraan berbahan bakar mesin. Sedangkan pada kendaraan berbahan bakar solar, gas buangannya mengandung sedikit HC dan CO tetapi lebih banyak SO-nya. Dari senyawa-senyawa itu, HC dan CO paling berbahaya bagi kesehatan manusia. Menurut Sarona (2001) berbagai zat pencemar yang beterbangan di udara tersebut akan sangat merugikan dan berdampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungannya. Akibat ini secara nyata sudah dirasakan oleh masyarakat, sebagai contoh, efek toksik pada timbel dapat mengganggu fungsi ginjal, saluran pencernakan, dan sistem saraf. Menurut Setiyono (2002) salah satu penyebab timbulnya polusi udara dari kendaraan tersebt akibat kondisi penyetelan kendaraan yang kurang tepat maka pengelolahan limbah gas sangat perlu diperhatikan ialah diperlukannya bengkelbengkel yamg memiliki tenaga mekanik yang terampil dan dapat menguasai teknologi penyetelan kendaraan dengan baik, maka kendaraan dapat disetel dengan tepat sehingga komposisi bahan bakar dan udara dapat tepat dan pembakaran di mesin akan sempurna. Dengan kondisi kendaraan seperti ini timbulnya pencemaran udara yang dapat ditekan lagi.
10
2.1.4.2 Limbah Padat Bengkel pada umunya juga menghasilkan limbah padat. Menurut Setiyono (2002) limbah padat dari perbengkelan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: limbah padat non logam dapat berupa ban bekas/karet, busa, kulit sintetis, kain lap bekas yang telah terkontaminasi oleh oli/pelarut, cat kering, dll. Limbah logam banyak terdiri dari berbagai potongan potongan logam mur/skrup, bekas cereran pengelasan dan lain-lain. Pengelolahan limbah padat usaha perbengkelan pada umumnya berupa limbah non organic yang dapat dimanfaatkan kembali atau untuk daur ulang. Agar usaha daur ulang ini dapat dilakukan dengan baik, maka diperlukan pengelolaan dan kerja sama dengan pihak lain pemanfaat barang bekas. Jika upaya ini dapat dilakukan berarti mereduksi jumlah timbulan sampah dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menghemat sumber daya yang ada.
a) Pengelolaan Limbah Logam Pengelolaan limbah logam sebaiknya dikumpulkan dalam suatu wadah tertentu dan dihindarkan terjadi kontak dengan air, terutama air hujan yang bersifat asam (kondisi asam air hujan akan mempercepat terjadinya korosi pada logam). Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi korosi yang lebih besar, sebab korosi terhadap logam akan merusak sifat-sifat dari logam yang ada sehingga akan menurunkan kualitas logam dan meningkatkan biaya daur ulang. Logam bekas yang masih dalam kondisi baik dapat didaur ulang dan dikirim ke perusahaan pengecoran logam lewat para pengumpul barang bekas atau langsung ke perusahaan pengecoran logam. b) Pengelolaan Limbah Drum Bekas Limbah padat berupa drum bekas dapat dikumpulkan untuk dijual ke para pengumpul drum. Bekas drum oli ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, untuk bak penampungan air, untuk tong sampah, dimanfaatkan sebagai bahan plat/lembaran besi dan lain-lain. Limbah padat berupa drum bekas dapat dikumpulkan untuk dijual ke para pengumpul drum. Bekas drum oli ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, untuk bak penampungan air, untuk tong sampah, dimanfaatkan sebagai bahan plat/lembaran besi dan lain-lain.
11
c) Pengelolaan Limbah Aki Bekas Aki bekas yang banyak terdapat di bengkel banyak mengandung larutan asam dan logam timbel (Pb). Larutan asam tersebut juga banyak mengandung Pb dalam bentuk terlarut, padahal Pb merupakan salah satu logam berat yang bersifat sangat beracun. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka semua aki bekas harus dikumpulkan. Jangan sampai terjadi kebocoran dari larutan (air aki). Kemudian aki-aki bekas tersebut dapat dikirim ke perusahaan pendaur ulang atau lewat para pengumpul barang bekas. d) Pengelolaan Limbah Kain Lap Bekas Limbah padat non logam berupa kain lap bekas yang telah terkontaminasi oleh oli/pelarut, karet, spon/busa, kulit atau kulit imitasi bekas jok dan plastik. Barang-barang tersebut (kecuali kain lap) sebagian besar dapat didaur ulang, sehingga sudah seharusnya dikumpulkan dalam satu wadah yang dapat terhindar dari hujan maupun kotoran lainnya. Dalam jangka waktu tertentu barang bekas tersebut dapat diambil oleh pemulung. Untuk mengatasi keberadaan limbah kain lap dapat dilakukan
dengan pembakaran
menggunakan incenerator. Mengingat harga incenerator yang relatif mahal, serta jumlah limbah yang sedikit, maka pembakaran dapat dilakukan dengan mengirimkan ke perusahaan lain atau ke rumah sakit yang telah memiliki fasilitas insenerator. Incinerasi adalah proses pembakaran sampah yang terkendali menjadi gas dan abu. e) Pengelolaan Limbah Ban Bekas Ban bekas kendaraan dapat dimanfaatkan kembali oleh para pengrajin. Berbagai barang dan peralatan mulai dari bak sampah, pot bunga, meja kursi, dan pegas baja dapat dibuat dengan memanfaatkan ban bekas, oleh karena itu ban bekas yang ada seharusnya dikumpulkan dan dijual ke para pengumpul ban. Merekalah yang akan meneruskan ke para pengrajin.
2.1.4.3 Limbah Cair Limbah cair usaha perbengkelan dapat berupa oli bekas, bahan ceceran, pelarut/pembersih, dan air. Bahan pelarut/pembersih pada umumnya mudah sekali menguap , sehingga keberadaannya dapat menimbulkan pencemaran terhadap udara. Terhirupnya bahan pelarut juga dapat menimbulkan gangguan terhadap pernafasan para pekerja. Bahan bakar merupakan bahan yang mudah sekali menguap dan 12
terhirup oleh para pekerja. Bahan bakar merupakan cairan yang mudah terbakar oleh nyala api, dan juga merupakan bahan yang mudah sekali terbawa oleh aliran air. Bahan bakar bensin mudah sekali menguap dan terhirup oleh pekerja. Menurut Setiyono (2002) air limbah dari usaha perbengkelan banyak terkontaminasi oleh oli (minyak pelumas), gemuk dan bahan bakar. Air yang sudah terkontaminasi akan mengalir mengikuti saluran yang ada, sehingga mudah sekali untuk menyebarkan bahan-bahan kontaminan yang terbawa olehnya. Oli bekas jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan kesan kotor dan sulit dalam pembersihannya, disamping itu oli bekas dapat membuat kondisi lantai licin yang dapat berakibat mudahnya terjadi kecelakaan kerja. a) Pengelolaan Oli Bekas Daur ulang oli bekas dapat dilakukan di industri pengolahan pelumas bekas, yaitu industri yang kegiatannya memproses pelumas bekas dengan menggunakan teknologi tertentu untuk menghasilkan pelumas dasar. Minyak pelumas dasar merupakan salah satu bahan utama yang digunakan untuk bahan baku proses/pabrikasi pelumas (blending) dalam pembuatan pelumas. Pelumas dasar ini dicampur dengan baham tambahan (aditif) sesuai formula tertentu untuk menghasilkan minyak pelumas baru. Oli bekas harus ditampung dengan menggunakan alat penampungan khusus dan terhindar dari kotoran lainnya, sebab oli ini akan didaur ulang. Tercampurnya oli bekas dengan sampah lain akan menurunkan kualitasnya dan meningkatkan biaya untuk proses pemurniannya. Alat penampungan oli harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap karat dan tertutup rapat, bersih dan diberi label ‘OLI BEKAS’. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan serta nyala api. Dalam jangka waktu tertentu oli bekas ini dapat dijual ke para pengumpul oli bekas yang selanjutnya akan dikirim ke perusahaan pengolah oli. Di perumahan-perumahan sebaiknya disamping disediakan tempat penampungan sampah, juga disediakan tempat penampungan oil bekas. Jangan pernah menggunakan tempat penampungan oli bekas tersebut untuk menampung bahan-bahan kimia perumahan seperti pemutih atau bahan lain selain oli. Tempat penampungan tersebut khusus dirancang untuk menampung oli bekas, yang akan didaur ulang di perusahaan pengolah oli
13
bekas. Pastikan tempat penampungan tersebut kuat dan tahan karat supaya tidak bocor. b) Pengelolaan Air Limbah Air limbah dari usaha perbengkelan mudah sekali terkontaminasi dengan berbagai kotoran seperti minyak, oli, gemuk, bahan bakar dan lainlain. Untuk mengelola air limbah ini, upaya pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan minimalisasi limbah dan pencegahan terkadinya kontaminasi air dengan bahan lain seperti oli, bahan bakar, gemuk dan lainlain. Upaya ini dapat dilakukan dengan menghindari terjadinya kebocoran di selang air dan efisiensi pemakaian air dengan penggunaan kran yang mudah ditutup seperti kran model tembak atau penempatan kran yang mudah dijangkau. Langkah lainnya yang dapat ditempuh adalah dengan menghindari masuknya air hujan ke dalam lingkungan kerja yang mengandung ceceran oli/minyak atau bahan bakar lainnya. Jika air hujan ini masuk ke dalam lingkungan kerja yang kotor, maka kotoran yang ada di lantai akan terlarut dan terbawa aliran air. Dengan demikian pencemaran akan menyebar mengikuti arah aliran yang ada. Menurut Setiyono (2002) tata letak setiap unit kerja di bengkel sangat mempengaruhi kualitas air limbah buangannya. Tata letak yang baik tidak hanya akan memberikan kesan bengkel terlihat bersih dan rapi saja, tetapi juga akan menenkan jumlah limbah yang dihasilkannya. Untuk bengkel yang juga melayani cucian mobil, seharusnya menempatkan tempat/ruang cucian dekat dengan saluran pembuangan air dan terhindar dari kegiatan bongkar mesin ataupun penggantian oli. Dengan pemisahan ruangan tersebut, maka air bekas cucian tidak akan terkontaminasi oleh berbagai minyak/ oli maupun kotoran lainnya. Jika berbagai upaya pengelolaan lingkungan seperti tersebut di atas telah dilakukan oleh bengkel, maka air limbah yang dihasilkan tidak banyak mengandung kontaminan. Kontaminan yang biasanya masih ada berupa padatan (kotoran) dan sedikit minyak, dengan demikian maka unit pengolahan air limbah yang diperlukan juga sederhana (tidak terlalu rumit dan mahal). Menurut Setiyono (2002) unit pengolahan yang diperlukan terutama adalah unit pengendapan untuk pemisahan kotoran dan unit pemisahan minyak berupa fatpit (separator). 14
2.2 Tinjauan Modifikasi Sepeda Motor 2.2.1
Sejarah Sepeda Motor Menurut Mentari (2011) ada tiga orang yang diakui sebagai penemu sepeda
motor yaitu, Ernest Michaux (Perancis), Edward Butler (Inggris), dan Gottlieb Daimler (Jerman). Sepeda motor pertama kali dirancang pada tahun 1868 oleh Ernest Michaux berkebangsaan Perancis. Pada waktu itu, tenaga penggerak yang direncanakannya adalah mesin uap namun proyek ini tidak berhasil. Kemudian pada tahun 1885 Edward Butler mencoba menyempurnakannya dengan membuat kendaraan lain yang mempergunakan tiga roda dan digerakan dengan menggunakan motor dari jenis mesin pembakaran dalam. Pada tahun 1885 seorang ahli mesin Jerman Gottlieb Daimler dan mitranya, Wilhelm Maybach menjadi perakit motor pertama kali di dunia. Daimler memasangkan mesin empat langkah berukuran kecil pada sebuah sepeda kayu. Mesin diletakkan di tengah (di antara roda depan dan belakang) dan dihubungkan dengan rantai ke roda belakang. Kemudian sepeda kayu bermesin itu diberi nama Reitwagen (riding car). Pada tahun 1895 sepeda motor pertama kali masuk ke Amerika Serikat, tepatnya ke kota New York. Pada tahun yang sama, seorang penemu Amerika Serikat, EJ Pennington, di Milwaukee, mendemonstrasikan sepeda motor yang didesain sendiri. Pada akhirnya Pennington dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan istilah motorcycle (sepeda motor). Pada tahun yang sama, Triumph, sebuah perusahaan pembuat sepeda di Inggris memutuskan untuk membuat sepeda motor. Empat tahun sesudahnya, 1902, perusahaan itu memproduksi sepeda motornya yang pertama namun masih menggunakan mesin dari Belgia. Kemudian pada tahun 1905, Triumph memproduksi sepeda motor secara utuh sendiri. Menurut Tim Sunrise Picture (2011) pada tahun 1903, William S Harley dan sahabatnya, Arthur Davidson, memproduksi sepeda motor di Milwaukee, Amerika Serikat, dan menamakan sepeda motor itu Harley Davidson. Tahun 1904, perusahaan Amerika Serikat lain, Indian Motorcycle Manufacturing Company, yang berlokasi di Springfield, Massachusetts, muncul dengan sepeda motor Indian Single. Kemudian sampai Perang Dunia I (1914-1918), perusahaan ini menjadi pabrik sepeda motor dengan produksi yang terbesar di dunia. Indian Motorcycle
15
Manufacturing Company tutup pada tahun 1953 dan merek Indian diambil alih oleh Royal Enfield. Setelah Perang Dunia I sampai tahun 1928, perusahaan yang memproduksi sepeda motor terbesar di dunia adalah Harley Davidson. Pada tahun 1921, sepeda motor BMW hadir dengan roda belakang yang digerakkan menggunakan koppel (shaft drive). Pada tahun 1930-an ada sekitar 80 merek sepeda motor di Inggris, di antaranya Norton, Triumph, AJS, dan merek-merek lainnya yang tidak begitu terkenal, seperti New Gerrard, NUT, SOS, Chell, dan Whitwood. Perkembangan sepeda motor di Eropa, juga dipicu oleh Perang Dunia II (1939-1945), di mana sepeda motor dibuat untuk keperluan militer. Seusai Perang Dunia II, tahun 1946, desainer Italia, Piaggio, memperkenalkan skuter Vespa dan langsung menarik perhatian dunia. Pada tahun 1949, Honda memproduksi sepeda motor dengan mesin dua langkah. Namun, suara mesin dua langkah yang berisik dan asap yang berbau tajam yang keluar dari knalpot membuat Honda mengembangkan mesin empat langkah. Tahun 1951, BSA Group (Inggris) membeli Triumph Motorcycles dan menjadi produsen sepeda motor terbesar di dunia. Kemudian kedudukan BSA diambil alih oleh NSU (Jerman) tahun 1955. Namun, sejak tahun 1970-an hingga kini, Honda tercatat sebagai produsen sepeda motor terbesar di dunia. Tahun 1952, Honda memproduksi sepeda motor bebek yang dikenal dengan nama cub. Kepopuleran sepeda motor jenis bebek ini membuat perusahaan sepeda motor asal Jepang lainnya seperti Kawasaki, Yamaha, dan Suzuki meniru model sepeda motor jenis bebek ini. Sepeda motor pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1893. Sepeda motor tersebut dibeli oleh John C Potter, seorang masinis pertama pabrik gula Oemboel, Probolinggo, Jawa Timur. Ia memesan sendiri sepeda motor itu langsung ke pabriknya di Muenchen
2.2.2
Pengertian Modifikasi Sepeda Motor Arti modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan. Menurut
Setiawan (2007) pengertian modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). Dari pernyataan diatas mengenai pengertian modifikasi, modifikasi 16
merupakan suatu usaha perubahan yang dilakukan berupa penyesuaian-penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan perlengkapan atau dalam metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian.
2.2.3
Perkembangan Modifikasi Sepeda Motor Perkembangan industri untuk produk sepeda motor dewasa ini bisa dikatakan
cukup drastis, dilihat dari berbagai model dari merk-merk terkenal, tapi meskipun demikian banyak pecinta kendaraan beroda dua ini atau yang lasim disebut bikers masih belum puas dengan model yang ada, maka itu mereka membuat model-model yang sesuai dengan kreasi mereka sendiri ataupun dibantu oleh para modifikator. Dilakukannya modifikasi motor oleh penggemarnya didasari oleh beberapa hal diantaranya untuk mengikuti sebuah kontes modifikasi ataupun hanya sebagai hobi. Menurut para bikers, modifikasi sepeda motor selain berguna untuk menyalurkan kreatifitas juga merupakan ajang penunjukan jati diri si-pengendara kuda besi tersebut. Sejalan dengan perkembangan jaman, modifikasi motor semakin maraknya dilakukan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai kontes modifikasi motor, dan banyak pula perkumpulan-perkumpulan bikers. Salah satu event terbesar kontes modifikasi motor yang ada di Indonesia adalah “Jogja Kustomfest”. Event ini banyak menghadirkan modifikasi-modifikasi motor terbaru dari seluruh Indonesia. “Jogja Kustomfest” terinspirasi dari kontes modifikasi motor yang berada di YokohamaJepang (Majalah Otomotif: Dapurpacu, 2013). Menurut Soedarma (2006) jenis aliran modifikasi pada sepeda motor dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Kelas Old Skool Banyak aliran, macam-macam gaya, beribu ornamen, bervariasinya finishing touch, tapi muaranya satu, ”old skool” alias klasik. Sepeda motor old skool, menyebut bahwa aliran retro enak dilihat kapan saja, tidak tergerus oleh waktu dan bisa dikombinasikan dengan gaya masa kini. Fleksibilitas itulah yang membuat banyak studio motor juga memilih sebagai bengkel modifikasi spesialis aliran retro, seperti Cafe Racer, Bobber, dan Chopper. Berikut beberapa jenis aliran modifikasi motor kelas Old Skool:
17
a) Modifikasi Cafe Racer Yang menjadi ciri khas dari motor-motor ala Cafe Racer ini adalah mesin dengan tenaga besar, suaranya yang bising, memiliki body yang ringan serta hanya memiliki 1 jok (single seater). Motor Cafe Racer ini juga lebih mengutamakan kecepatan dan kestabilan dibandingkan kenyamanan berkendara. Biasanya modifikasi akan menyentuh di bagian mesin yang akan diganti dengan kapasitas dan tenaga yang lebih besar, knalpot yang lebih sangar dan kaki-kai yang lebih kuat.
Gambar 2.1 Modifikasi sepeda motor Cafe Racer Sumber : http://motorexs.blogspot.com/2011/01/jenis-aliran-modifikasi-padasepeda.html b) Modifikasi Bobbers dan Choppers Keduanya berhubungan erat, prinsipnya, Bob dan Chop sama sama melakoni langkah memotong motong. Bedanya, bobber yang hadir lebih dahulu dan tak se extrim chooper. Aliran ini tetap membiarkan sasis standar tapi memotong spatbor dan piranti yang dianggap perlu. Untuk aksentuasi, bobberis menerapkan pakem memilih roda depan dan belakang gendut. Rem teromol dan kick-starter sesuai masa kelahirannya. Bobberies fanatik, walau punya motor baru, tetap mempertahankan aroma ol skool ini. CHOPPERS lahir dari kebutuhan dan efisiensi dana.
18
Gambar 2.2 Modifikasi sepeda motor Bobbers dan Choppers Sumber : http://motorexs.blogspot.com/2011/01/jenis-aliran-modifikasi-padasepeda.html c) Modifikasi Scrambler Dalam dunia modifiasi, scramblers ditandai dengan penguatan kaki kaki, groud clearance yang ditinggikan, ban motorcross dan knalpot melingkar di tengah mesin agar tidak terganggu saat melahap medan ekstrem. Uniknya, aliran ini menghasilkan keindahan tersendiri. Banyak modifikator memilih scrambler dengan karakter bersih dan kinclong.
Gambar 2.3 Modifikasi sepeda motor Scrambler Sumber : http://motorexs.blogspot.com/2011/01/jenis-aliran-modifikasi-padasepeda.html d) Modifikasi Street Tracker Aliran Street Tracker biasanya menggunakan motor lawas dengan mesin yang posisinya rata-rata tegak. Desain tangki bahan bakar biasanya flat alias 19
rata dan kecendrungan desain body keseluruhan simpel. Aliran ini cukup populer di Amerika Serikat dengan balapan di Speedway atau Raceway. Merk yang cukup fenomenal yaitu Honda XS 650, Kawasaki 650,Triumph, Yamaha SR 400. Namun juga ada motor 2 tak yang juga sering dijadikan basic modifikasi yaitu Yamaha YZ dan Honda CRF.
Gambar 2.4 Modifikasi sepeda motor Street Tracker Sumber : http://motorexs.blogspot.com/2011/01/jenis-aliran-modifikasi-padasepeda.html e) Modifikasi Jap’s Style Ciri khas Jap's Style adalah kreativitas nakal bergaya old skool di setang telanjang, lampu bulat, jok bertingkat dengan pelapis berbahan glossy dan detail manik imut. Kadang mereka cuek menyasar beket penangga mesin atau total memanjangkan rangka. Akibatnya ground clearance motor juga makin turun.
Gambar 2.5 Modifikasi sepeda motor Jap’s Style Sumber : http://motorexs.blogspot.com/2011/01/jenis-aliran-modifikasi-padasepeda.html
20
2) Kelas Racing Style Motor racing (juga disebut moto balap dan sepeda balap) adalah sepeda motor sport untuk motor balap. Aliran utama termasuk balap jalanan dan balap off road, baik pada sirkuit atau trek terbuka, dan trek balap. Berikut merupakan kumpulan foto modifikasi motor racing:
Gambar 2.6 Modifikasi sepeda motor racing style Sumber: www.caralengkap.com
3) Kelas Extreme Motor Extreme kelas dunia pada umumnya bernilai puluhan juta hingga ratusan juta rupiah, bahkan hingga milyaran. Umumnya motor modifikasi kelas extreme sudah mengalami perubahan/modifikasi frontal yang berbeda dari bentuk asli/umum. Berikut merupakan beberapa kumpulan foto modifikasi motor extreme:
Gambar 2.7 Modifikasi sepeda motor extreme Sumber : http://www.caralengkap.com/2012/09/modifikasi-motor-extreme.html Namun jenis aliran modifikasi yang paling menonjol di tahun 2000 hingga saat ini adalah jenis aliran modifikasi motor kelas Old Skool. Begitu juga dengan
21
pengadaan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor di Denpasar ini yang berfokus pada jenis aliran modifikasi motor kelas old skool.
2.2.4
Fasilitas Bengkel Sepeda Motor
2.2.4.1 Jenis Peralatan Bengkel Secara Umum Menurut Jama (2008) di bawah ini adalah alat-alat bengkel yang biasa ada di bengkel sepeda motor:
Kompresor
Spray Gun
Tools dan Kunci lainnya
Mesin Las
Klem
Dongkrak
Gambar 2.8 Alat-alat Bengkel Sumber : http://carapedia.com/alat_alat_bengkel_info2379.html 2.2.4.2 Jenis Peralatan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Jenis peralatan bengkel modifikasi sepeda motor pada umumnya sama dengan jenis peralatan bengkel biasa lainnya, namun ada peralatan tambahan seperti: 1) Mesin bubut yang fungsinya sebagai alat pemubutan besi alumunium dan kuningan dalam hal ini mesin bubut sangatlah penting di dalam tahap pengerjaan custom body. 2) Mesin las yang fungsinya sebagai alat pengelasan body sepeda motor yang akan dirubah. 3) Mesin pengeboran yang berfungsi sebagai tahapan bilamana ada body yang akan dilubangi. 22
2.2.4.3 Pembagian Ruang Bengkel Secara Umum Ruangan yang perlu disediakan dalam bengkel sepeda motor secara umum adalah sebagai berikut: 1) Ruang Penerimaan Kendaraan Ruang penerimaan kendaraan berfungsi sebagai tempat awal penerimaan sepeda motor yang akan di service di tempat inilah petugas bengkel mula pertama menanyakan kebutuhan service atau keluhan penyakit kendaraan pelanggan. 2) Ruang Tamu Banyak bengkel yang tidak menyediakan ruang tunggu untuk pelanggannya. Pelanggan kerap dibiarkan berdiri atau mencari tempat sendiri-sendiri. Pemandangan ini banyak terlihat di bengkel-bengkel umum yang berukuran sempit sehingga tidak ada lagi area untuk ruang tunggu. Meskipun demikian, pemilik bengkel harus memikirkan cara untuk menyediakan tempat bagi pelanggan, misalnya menyediakan beberapa kursi. Cara lain adalah membatasi jenis layanan bengkel. Misalnya hanya memilih layanan cepat (quick service). 3) Ruang Administrasi Ruang administrasi disediakan agar pelanggan bisa melakukan transaksi pembayaran di bengkel tersebut. Transaksi yang dilakukan akan berjalan baik dan teratur. Sehingga tidak menggau aktivitas lain di bengkel tersebut. 4) Ruang Kerja Service Kendaraan Ruang atau area perbaikan adalah tempat kerja khusus bagi mekanik untuk memperbaiki kendaraan pelanggan. Ruangan ini sebaiknya terbuka sehingga tidak mengahalangi pandangan pelanggan untuk melihat kendaraannya yang sedang diperbaiki oleh para mekanik. Di bengkel-bengkel resmi di area inilah Post lift atau bike lift ditempatkan yang fungsinya untuk mempermudah dan melancarkan pekerjaan para mekanik. 5) Ruang Peralatan Agar peralatan dan perlengkapan yang dimiliki bengkel tidak berantakan dan mudah hilang maka diperlukan ruangan khusus untuk menyimpan barang-barang ini. Begitu juga dengan ruangan suku cadang. Diperlukan ruang khusus untuk menyimpan persediaan suku cadang sehingga tidak terlihat lagi berbagai gantungan barang yang sangat merusak pemandangan bengkel.
23
6) Tempat Ibadah dan Ruang Istirahat Tempat ibadah dan ruang istirahat juga perlu diperhatikan. Selain untuk pelanggan, kedua fasilitas ini juga sangat jarang kita temukan di bengkel-bengkel umum. Atau dengan kata lain, bengkel umum belum menilai penting kedua fasilitas ini. Ruang istirahat disediakan oleh pemilik bengkel agar para pegawai dapat beristirahat dengan nyaman di tempat kerjanya tersebut. 7) Toilet Toilet sangat perlu disediakan dalam bengkel untuk mengantisipasi apabila para pelanggan ketika menunggu kendaraannya di service ingin buang air kecil ataupun melakukan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan toilet. 8) Halaman parkir Halaman parkir di bengkel sepeda motor juga tidak kalah penting untuk diperhatikan.walaupun diketahui bahwa kendaraan yang parkir mungkin sedikit karena sepeda motor akan dimasukkan ke dalam untuk dilakukan penyervisan. Walaupun demikian, setelah diservice sepeda motor akan diletakkan di parkir depan agar tidak memenuhi ruang perbaikan. Biasanya ada pelanggan yang hanya menitipkan motornya untuk diservice sehingga untuk menunggu sepeda motor yang setelah diservice di ambil, maka sepeda motor akan di letakkan di ruang parkir. Selain semua fasilitas di atas, yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah penanaman pepohonan di sekitar bengkel. Penghijauan perlu diadakan agar bengkel kita terasa makin nyaman karena udaranya lebih lebih segar dan teduh. Langkah yang paling sederhana adalah dengan menempatkan beberapa pohon dalam pot di tempat-tempat yang kita rasakan penting, misalnya dekat ruangan tunggu (Menjadi Kaya dengan UKM Otomotif Roda Dua: Hartoto Sudarma).
2.2.4.4 Pembagian Ruang Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Pembagian ruang bengkel modifikasi sepeda motor pada umumnya sama dengan pembagian bengkel motor biasanya namun ada beberapa ruang tambahan yang perlu disediakan untuk melakukan khusus pemodifikasian, di antaranya : 1) Ruang Pembongkaran dan Perakitan, ruang pembongkaran yang fungsinya sebagai tempat langkah awal sebelum memodifikasi sepeda motor dan tahap
24
perakitan dilakukan pada ruang yang sama setelah sepeda motor selesai dimodifikasi.
Gambar 2.9 Ruang Pembongkaran dan Perakitan Sumber : www.google.com 2) Ruang Pengelasan yang fungsinya sebagai tempat pengelasan body sepeda motor yang akan di rubah.
Gambar 2.10 Ruang Pengelasan Sumber : www.google.com 3) Ruang Pengeboran yang berfungsi sebagai tahapan bilamana ada body yang akan dilubangi.
Gambar 2.11 Ruang Pengeboran Sumber : www.google.com 25
4) Ruang bubut yang fungsinya sebagai tempat pemubutan besi alumunium dan kuningan dalam hal ini mesin bubut sangatlah penting di dalam tahap pengerjaan custom body.
Gambar 2.12 Ruang Bubut Sumber : www.google.com 5) Ruang Pengecetan yang fungsinya sebagai tempat mengecet body motor dengan disediakannya motif-motif pengecetan yang sesuai dengan selera customer.
Gambar 2.13 Ruang Pengecatan Sumber : www.google.com 6) Ruang Pemolesan yang fungsinya sebagai tempat akhir dari dilakukannya pengecetan motor dengan dilakukannya pemolesan agar body dan mesin motor terlihat bersih dan kinclong.
26
Gambar 2.14 Ruang Pemolesan Sumber : www.google.com 2.3 Pemahaman Aturan dan Standar 2.3.1
Peraturan Pemerintah Terkait Usaha Bengkel Sepeda Motor Berdasarkan atas tingkat pemenuhan terhadap persyaratan sistem mutu,
mekanik, fasilitas dan peralatan, serta manajemen informasi bengkel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelas dan tipe, terdiri atas : a. Bengkel kelas I tipe A; B; dan C b. Bengkel kelas II tipe A; B; dan C c. Bengkel kelas III tipe A; B; dan C Klasifikasi bengkel kelas I, kelas II dan kelas III seperti yang dimaksud di atas sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 551/MPP/Kep/10/1999. Sedang tipe bengkel sebagaimana dimaksud di atas didasarkan atas jenis pekerjaan yang mampu dilakukan, yaitu : a. Bengkel tipe A merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil, perbaikan besar, perbaikan chassis dan body. b. Bengkel tipe B merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil dan perbaikan besar, atau jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil serta perbaikan chassis dan body. c. Bengkel tipe C merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil. Pelaksanaan klasifikasi kelas-kelas bengkel sebagaimana dimaksud di atas telah dilaksanakan secara bertahap yang penetapannya terdapat pada Keputusan Dirjen Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka. 27
Menyusul upaya penertiban usaha perbengkelan dalam rangka perlindungan terhadap konsumen Menteri Perindustrian dan Perdagangan, (Luhut B Panjaitan) telah menunjuk Sucofindo untuk melakukan sertifikasi bengkel umum kendaraan bermotor. Dalam Surat Keputusannya Nomor 197/MPP/Kep/6/2001, tertanggal 15 Juni 2001 menyebutkan, selain melakukan sertifikasi, Sucofindo juga ditugaskan untuk mensosialisasikan klasifikasi bengkel dan mengembangkan sistem informasi yang dapat diakses oleh bengkel dan masyarakat umum. Disamping itu perusahaan surveyor yang ditunjuk Menperindag tersebut harus memantau secara berkala bengkel yang telah mendapat sertifikasi dan memberikan sanksi pencabutan sertifikasi terhadap bengkel yang tidak memenuhi kriteria kelas yang telah dimilikinya. Selain itu Sucofindo diwajibkan mempublikasikan hasil klasifikasi bengkel dan pemantauannya, serta memberikan laporan setiap bulan kepada Menperindag cq Dirjen Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka (ILMEA) Depperindag. Menperindag juga menegaskan, kalau Sucofindo tidak mampu menjalankan tugasnya atau melanggar ketentuan yang berlaku, maka akan dicabut penunjukannya sebagai lembaga surveyor klasifikasi bengkel. Untuk itu sesuai dengan SK Menperindag sebelumnya Nomor 191/MPP/Kep/6/2001 tentang Perubahan atas SK Menperindag Nomor 551/MPP/Kep/1999 mengenai Bengkel Umum Kendaraan Bermotor, maka setiap bengkel kendaraan bermotor yang telah memiliki ijin usaha dapat mengajukan permohonan klasifikasi secara sukarela kepada Sucofindo. Klasifikasi bengkel terdiri atas bengkel kelas I sampai bengkel kelas III yang masing-masing terbagi pula atas tiga tipe, yakni tipe A, B, dan tipe C. Klasifikasi tersebut berdasarkan tingkat pemenuhan persyaratan sistem mutu, mekanik, fasilitas dan peralatan serta manajemen informasi. Sedangkan tipe bengkel (A, B,C) dinilai pula berdasarkan jenis kemampuan yang bisa dikerjakan. Pelaksanaan klasifikasi bengkel bersangkutan akan dilakukan secara bertahap dengan penetapannya oleh Keputusan Dirjen Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka (ILMEA) Depperindag. (Sistem Pengelolaan Limbah B3 di Indonesia, Karya : Setiyono).
2.3.2
Standarisasi Modifikasi Sepeda Motor Sejalan dengan banyaknya jenis dan tipe motor yang beredar di jalan raya,
banyak pengendara motor/rider yang memodifikasi sepeda motornya agar "beda" 28
dengan sepeda motor lainnya. Dibalik modifikasi yang serba "wah" dan "cool", terdapat kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan segi teknis maupun tampilan. Entah karena dana yang terbatas atau memang kurang pergaulan, sering ditemukan modifikasi yang "kacau" dan "tidak safety". Bisa dilihat sepeda motor yang paduan warnanya kontras tapi cenderung norak, atau sepeda motor yang dimodif tinggi tapi bannya ukuran standar, atau lampu yang terlalu kecil/besar dibandingkan body dan lain-lainnya. Kecuali modifikasi memang dikhususkan untuk show atau pameran, faktor fungsi akan dikesampingkan. Inti
dari
modifikasi
untuk
sepeda
motor
terdiri
dari
dua,
yaitu: fungsional dan proporsional. Hal-hal apa saja yang tercakup didalamnya, adalah seperti sebagai berikut ini: 1) Fungsional Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dari motor itu sendiri dan juga kelayakan jalannya, antara lain sebagai berikut; a. Faktor Safety Sepeda motor haruslah dimodif oleh modifikator sepeda motor yang telah
berpengalaman,
sehingga
perubahan
terhadap
rangka
dapat
diperhitungkan secermat mungkin, karena tanpa perhitungan yang matang dalam memodif sepeda motor akan mengakibatkan hal yang sangat merugikan si-penunggannya, seperti misalnya sepeda motor tidak nyaman dikendarai, onderdil cepat rusak dan yang lebih riskan kecelakaan yang sangat fatal. Selain itu, pakailah suku cadang motor yang berkualitas, ini sangat penting untuk menjamin kualitas modifikasi itu sendiri, selain itu dapat menghindarkan para bikers dari kecelakaan dalam menunggangi kuda besinya. Modifikasi tidak boleh mengesampingkan faktor safety pada saat dikendarai. Seperti modifikasi rem dan kaki-kaki. Jika memang chasis tidak memungkinkan,
jangan
dipaksakan
untuk
dibuat
monoshock
atau
menggunakan peninggi shock yang tidak safety diputar atau menambah anting atas. Shock akan cepat bengkok dan titik center wight menjadi bergeser sehingga handling motor berubah dan cenderung kurang stabil. Juga pemilihan ban harus sesuai dengan kondisi jalan dan bentuk sepeda motor.
29
b. Kelengkapan dan Kesesuaian Dengan Standar Perubahan yang diberlakukan pada komponen sepeda motor tidak menghapus fungsi dasarnya, seperti misalnya perubahan pada lampu utama dan lampu stop, weser, kaca spion dan lain-lain, karena banyak hasil modifikasi yang mengurangi fungsi-fungsi dasar tersebut tadi atau bahkan menghilangkanya, selain melanggar aturan berlalu lintas perubahan seperti ini juga dapat membahayakan pengendara. Jangan menggunakan warna selain standar untuk head lamp. Contohnya head lamp dilapis sticker transparan merah atau biru. Warna merah dan biru tidak bisa menganalisir kondisi jalan berlubang dijalanan yang sangat gelap/minim penerangan karena jatuhnya bayangan saru dengan warna lampu yang biru atau merah. Upayakan perubahan yang mencolok seperti warna motor dilaporkan kepada petugas yang berwenang untuk dimutasikan pada BPKB (Buku Pemilik kendaraan bermotor). c. Kesesuaian Sepeda Motor Dengan Pengendara Jangan
memodifikasi
sepeda
motor
yang
mengakibatkan
pengendaranya menjadi susah. Contohnya, badan kurus kecil, modif sepeda motor menjadi chopper ala Harley fatboy. Atau sepeda motor dengan gaya low rider extrem sampai dek atau chasis menggosok aspal. Secara tampilan dan juga faktor kenyamanan bagi yang bersangkutan sudah pasti akan membahayakan pengguna. 2) Proporsional Modifikasi motor, selain faktor safety, juga harus memperhatikan bentuk dan keselarasannya. Banyak ditemukan modifikasi motor yang "maksa" karena tidak proporsional. Yang tercakup didalamnya adalah: a. Detail Detail disini, dimaksudkan bahwa modifikasi yang dilakukan tidak sembarangan/asal-asalan. Semua bagian dari motor tersentuh dan tidak terabaikan. Bentuk las-an, warna, sampai pemilihan baut dan sticker yang sesuai dengan tema dari modifikasi. Kemudian penempatan/pemilihan assecories yang sesuai dan tidak maksa. Panjang x lebar x tinggi, penggunaan/pemilihan tipe ban dll.
30
b. Thematis Modifikasi yang baik, tidak mengabaikan thema dari modifikasinya. Misalnya Street Fighter tidak menggunakan lampu yang besar dan "berat". Juga chopper, mungkin akan aneh jika menggunakan spakbor depan trail misalnya. Sticker juga jangan asal pasang. Sebaiknya sebelum memodifikasi motor, hendaknya mencari tahu terlebih dahulu thema sticker yang cocok untuk ditempel di body sepeda motor. c. Kerapihan Kerapihan menjadi hal yang penting juga dalam modifikasi motor agar enak dilihat. Misalnya dalam penempatan sticker club yang terlalu banyak, bisa akan mengurangi kadar keindahan dari hasil modifikasinya. Selain itu, bahan sticker club biasanya kurang bagus, sehingga baru diipasang sebulan sudah pudar atau rontok dan meninggalkan bekas. d. Teknikal Modifikasi juga harus menyentuh bagian mesin. Percuma motor tongkrongan Supermoto atau modifikasi Old Skool tapi larinya cuma bisa mengimbangi angkutan kota saja. Bukan menyarankan untuk kebut-kebutan, tapi sebaiknya ada penyesuaian sehingga modfikasi tidak percuma. Selain itu, pengapian dan pemilihan knalpot tidak bisa diabaikan. Salah pemilihan jenis knalpot bisa berakibat fatal pada mesin dalam jangka panjang. (Menjadi Kaya dengan UKM Otomotif Roda Dua: Hartoto Sudarma).
2.4 Kajian Proyek Sejenis Kajian proyek sejenis dilakukan bertujuan untuk mendapatkan perbandingan mengenai tata cara pembuatan sebuah bengkel modifikasi. Adapun obyek yang telah dijadikan studi banding disini adalah sebagai berikut: 2.4.1
DEUS EX Machina DEUS EX Machina merupakan bengkel luar negeri yang kini hadir di Bali
sebagai bengkel motor custom. DEUS EX Machina bertempat di Canggu-Bali. Bangunan dengan konsep yang berbeda, dengan desain yang terlihat santai dengan penggunaan bahan-bahan alami pada setiap gedung dan memaksimalkan sistem pencahayaan dan penghawaan alami. Dilihat dari ruang-ruang yang ada, seperti toko serta ruang display. Fasilitas lain yang tersedia disini antara lain lobby, akomodasi penginapan, restoran galeri, dan bengkel motor. 31
Lobby Lobby disini juga multifungsi, selain digunakan sebagai lobby, lobby ini juga langsung di gunakan sebagai kasir dan ruang Display untuk pakian dan lukisan, agar di saat pengunjung datang secara tidak langsung dapat melihat-lihat display yang ada.
Ruang Bengkel Ruang bengkel DEUS EX Machina ini berfungsi langsung sebagai tempat pembuatan motor-motor custom yang langsung siap di pasarkan sesuai kebutuhan para konsumenya, selain itu para konsumen juga dapat memilih model motor yang diinginkan.
Restoran
Bar
32
Ruang restoran DEUS EX Machina ini juga berfungsi langsung sebagai bar yang dimana disini digunakan untuk acara-acara, selain itu di tempat ini juga sering di adakanya Live Music sebagai sarana hiburan untuk menarik minat para wisatawan asing agar tertarik datang ke sini. Selain itu di sini juga dilengkapi oleh toko baju, alat-alat surfing serta display motor yang menjadi prioritas utama dari DEUS EX Machina ini.
Toko Baju
Ruang Display Motor
Gambar 2.15 Fasilitas DEUS EX Machina Sumber : DEUS EX Machina.com 2.4.2
B-MOTO CUSTOM B-MOTO CUSTOM sebuah perusahaan swasta yang beralamat di Jalan Batur
Sari Sanur-Bali. Perusahaan bengkel yang berdiri sejak tahun 2010 ini dikelola oleh pihak swasta.
Gambar 2.16 Bengkel B-Moto Custom Sumber : Observasi lapangan, 2013 Perusahaan yang bergerak dibidang otomotif ini menyediakan jasa modifikasi sepeda motor yang diantaranya: jasa pembubutan alumunium besi 33
kuningan, pengelasan listrik las karbit, jasa perubahan sepeda motor dengan beberapa kategori, serta tersedianya bengkel service ganti oli, dll. Pelayanan utama yang terdapat pada bengkel B-MOTO CUSTOM ini adalah jasa perubahan sepeda motor bebek yang dapat diubah menjadi motor custom (Old Skool). Berikut merupakan contoh-contoh gambar hasil dari bengkel B-MOTO CUSTOM:
Gambar 2.17 Hasil Modifikasi Sepeda Motor Bengkel B-Moto Custom Sumber : Observasi lapangan, 2013 Pembagian ruang kerja yang ada pada bengkel motor B-MOTO CUSTOM diantaranya : 1) Ruang bubut yang fungsinya sebagai tempat pemubutan besi alumunium dan kuningan dalam hal ini mesin bubut sangatlah penting di dalam tahap pengerjaan custom body. 2) Ruang las yang fungsinya sebagai tempat pengelasan body sepeda motor yang akan di rubah. 3) Ruang pengeboran yang berfungsi sebagai tahapan bilamana ada body yang akan dilubangi. 4) Ruang service yang berfungsi sebagai tempat ganti oli dll.
2.5 Spesifikasi Umum Bengkel Modifikasi Sepeda Motor 2.5.1
Pengertian Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Bengkel modifikasi sepeda motor merupakan suatu jenis usaha jasa
perbaikan motor serta modifikasi sepeda motor yang dilengkapi dengan fasilitas untuk memodifikasi bagi umum. Fasilitas yang tersedia diantaranya: mesin bubut, mesin las, dan mesin pengeboran yang dapat membantu dalam pengerjaan modifikasi.
34
2.5.2
Fungsi Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Fungsi dari bengkel modifikasi sepeda motor adalah sebagai suatu wadah
yang menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk dapat memberikan jasa pelayanan modifikasi guna meningkatkan keahlian dan pengetahuan tentang bidang otomotif terutama dalam bidang modifikasi.
2.5.3
Tujuan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Adapun tujuan dari bengkel modifikasi motor adalah:
1. Untuk merencanakan dan merancang suatu fasilitas memadai dan terlengkap serta ternyaman , yaitu bengkel modifikasi sepeda motor di Denpasar. 2. Mampu mengikuti dan meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan dunia modifikasi sepeda motor di Bali terutama di Denpasar.
2.5.4
Sistem Pengelolaan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Untuk pengelolaan pada bengkel modifikasi sepeda motor ini sepenuhnya
dikelola oleh pihak swasta, dengan pelaku kegiatan yang terdapat dalam bengkel modifikasi sepeda motor ini adalah: pekerja , pengelola, serta pengunjung.
2.5.5
Fasilitas Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Fasilitas yang akan disediakan pada bengkel modifikasi sepeda motor dibagi
atas: 1) Fasilitas modifikasi, terkait dengan aktifitas utama yaitu pemodifikasian sepeda motor, merupakan fasilitas pokok yang harus disediakan berupa ruang bubut, ruang las, dan ruang pengeboran. 2) Fasilitas penunjang, merupakan fasilitas yang mendukung aktivitas utama seperti: lobby, ruang tunggu, parkir, area terbuka, ruang display sepeda motor, toko baju, kafetaria, free wifi, serta pos keamanan. 3) Fasilitas pengelola, merupakan fasilitas yang disediakan untuk pengelola bengkel modifikasi sepeda motor termasuk ruang pemilik (owner). 4) Fasilitas service, merupakan fasilitas yang menjalani kegiatan service seperti bengkel sepeda motor pada umumnya.
35