BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Pasar Modal 1. Pengertian pasar modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu system keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Yang dimaksud pasar modal menurut Suad Husnon (2001:3) adalah : Pasar untuk berbagai instrument keuangan/sekuritas jangka panjang yang bias di perjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities maupun perusahaan swata. Pasar modal dapat juga diartikan “tempat terjadinya asset keuangan jangka panjang / long term financial asset”(Agus Sartono, 2001:21). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan seluruh bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable maupun tidak. Dalam hal ini pasar modal memiliki tujuan yang normative mencapai keuntungan yang optimal. Namun demikian sebagai salah satu pelaku ekonominasional pasar modal memiliki fungsi intermediasi yaitu menjembatani antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang 6
ingin memberikan modal. Pasar modal mempunyai pesan penting bagi pembagian ekonomi sekaligus salah satu sumber pembiayaan external bagi dunia usaha. Selain itu pasar modal yang merupakan wahana investasi bagi investor dalam maupun luar negeri. Jadi dapat disimpulkan tujuan pasar modal yaitu “menunjang pelaksaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi sosial kearah kesejahteraan rakyat” (UU nomor 8 tahun 1995). Menurut Mangasa Simatupang (2010:9), secara umum invetasi dikelompokan dalam investasi rill dan investasi keuangan. a. Investasi rill (Real Investment)dapat disebut juga investasi pada asset nyata dimana dapat dilihat langsung fisik dan wujudnya seperti: 1) Investasi Industri 2) Logam Mulia (emas dan berlian) 3) Pembangunan Jalan Tol b. Investasi Keuangan (Financial Investment), merupakan klaim terhadap pihak-pihak tertentu seperti perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk surat-surat berharga contohnya: 1) Deposito 2) Saham 3) Valuta Asing
7
4) Tabungan Reksadana 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal antara lain: a. Supply sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. b. Demand sekuritas Harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan.
c. Kondisi politik dan ekonomi Kondisi yang stabil dan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. d. Masalah hukum dan peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi
yang
disediakan
oleh
perusahaan-perusahaan
yang
menerbitkan sekuritas, karena itu kebenaran informasi menjadi sangat penting, di samping kecepatan dan kelengkapan informasi. e. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi.
8
Kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan, transaksi secara efisien. Transaksi harus dilakukan dengan efisien dan dapat diandalkan oleh karna itu diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin persyarata-persyaratan tersebut. B. Suku Bunga 1. Pengertian suku bunga Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut “pokok hutang” (principal). Tingkat bunga adalah harga dari pinjaman, menurut Sunariyah (2006:80); tingkat bunga dinyatakan sebagai persentaseuang pokok per uni waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh dibitur yang dibayarkan kreditur. Terbentuknya Tingkat bunga sebagai akibat interaksi pasar uang dan modal. Menurut (Manullang 2000:70) ada beberapa teori yang menerangkan mengenai terjadinya suku bunga: a) Teori Klasik Menurut teori ini suku bunga merupakan harga dari penggunaan dana yang tersedia untuk dipinjamkan (inable fund). Harga ini terjadi dipasar dan investasi, istilah pasar dana investasi dapat dijelaskan bahwa dalam suatu periode ada suatu anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi kebutuhan konsumsinya. Masyarakat
9
tersebut kemudian menebung melebihi pendapatannya, jumlah seluruh tabungan mereka berbentuk penawaran akan dana yang akan dipinjamkan. Dipihak lain, dalam periode yang sama ada anggota masyarakat atau pengusaha yang memerlukan dana untuk investasi. b) Teori Keynes Teori ini dikemukakan oleh Keynes ini lebih dikenal dengan liquidity preference menurut teori ini ada 3 motif mengapa orang memegang uang tunai. 3 motif tersebut antara lain: 1) Motif Transaksi (Transaction Motive) 2) Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive) 3) Motif Spekulasi (Speculation Motive) Ketiga motif inilah yang menyebabkan tumbuhnya permintaan akan uang, yang oleh Keynes diberi nama liquidity preference. Teori krynes berlandaskan bahwa konsepsi bahwa orang pada umumnya menginginkan dirinya tetap likuid dalam memenuhi ketiga faktor tersebut. Keinginan untuk tetap likuid inilah yang membuat orang bersedia membayar harga tersebut disebut bunga dengan umur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi.
2. Fungsi Suku Bunga Fungsi suku bunga pada suatu perekonomian: a) Sebagai daya tarik bagi para penabung baik individu, institusi atau lembaga yang mempunyai dana lebih untuk investasi.
10
b) Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat control bagi pemerintah terhadap dana langsung atau investasi pada sector-sektor ekonomi. c) Tingkat suku bunga dapat sebagai barometer dalam rangka pengendalian penawaran
dan
permintaan
uang
yang
beredar
dalam
suatu
perekonomian. d) Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk meningkatkan produksi, sebagai akibatnya tingkat suku bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi. Suku Bunga Indonesia diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan disuku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan
mempertimbangkan
pula
faktor-faktor
lain
dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apanila
11
inflasi ke depan diperkirakan berada dibawah sasaran yang telah ditetapkan.
3. Jenis Suku Bunga a) Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit. b) Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti
misalnya
LIBOR
dimana
cara
perhitungannya
dengan
menggunakan system penambahan marjin terhadap kurs referensi. Kombinasi atas suku bunga tetap dan mengambang ini mungkin serta sering digunakan. Misalnya pada suatu kredit pemilikan rumah dimana disepakati bahwa hingga tahun ketiga bunganya adalah tetap dan bunga untuk tahun selanjutnya akan ditetapkan mengambang.
C. Kurs Dollar 1. Pengertian Kurs Setiap Negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri, setiap mata uang ini mempunyai nilai yang masing-masing berbeda satu sama lain pada saat mata uang suatu Negara dipertukarkan dengan mata uang tersebut. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai nilai tukar, diantaranya (Opirin, 2000:140), nilai mata uang adalah “Adanya perbandingan harga/nilai antara kedua mata uang tersebut, perbandingan
12
nilai inilah yang disebut dengan nilai tukar mata uang”. Definisi lain mengenai pengertian nilai tukar (exchange rate) adalah “Harga relative suatu mata uang terhadap mata uang lain dipasar valuta asing”. Kurs memiliki peranan sentral dalam Perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan kita membandingkan harga-harga seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh beberapa Negara. Harga relative antara mata uang yang dimuat setiap hari dikolom keuangan dari berbagai surat kabar, dengan demikian pihak. Perusahaan dan rumah tangga dapat menggunakan kurs (nilai tukar) untuk menterjemahkan harga-harga luar negri kedalam satuan nilai mata uang domestic. Dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dikenal ada dua jenis mata uang, yaitu: a) Hard currency Yang disebut sebagai convertible currency adalah mata uang yang nilainya relative stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan nilai mata uang lainnya. Mata uang hard currency pada umumnya berasal dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan lain-lain. b) Soft currency Yang dimaksud dengan soft currency adlah mata uang yang bersifat lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relative tidak stabil dan sering mengalami deprisiasi atau penurunan nilai mata uang. Soft currency ini
13
pada umumya berasal dari negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan negara-negara Asia lainnya. 2. Sistem Nilai Tukar (Exhange Rate System) Ada beberapa macam system kurs valuta asing yang dikenal saat ini: a) Sistem kurs tetap (fixed exchange rate) Dalam system kurs tetap, nilai dari suatu mata uang yang ditentukan terhadap nilai mata uang asing dengan nilai yang konstan selama beberapa periode oleh bank sentral, misalnya 1 USD = Rp. 6.000 dalam system ini kurs tersebut tidak akan berubah untuk beberapa periode (misalnya 5 tahun). Untuk mempertahankan agar kurs ini stabil maka pemerintah dalam hal ini Bank Sentral harus memiliki cadangan devisa yang cukup besar sebagai sarana untuk melakukan investasi pasar. Jika seandainya permintaan terhadap USD meningkat, maka untuk menstabilkan kurs tersebut bank sentral melakukan intervensi pasar dengan menjual simpanan valuta asing USD-nya ke pasar. Sebaliknya, jika penawaran atau supply dari USD terlalu tinggi dipasar, hal ini dapat mengakibatkan turunnya bernilai USD. b) Sistem kurs mengambang (floating exchange rate) Dalam system kurs mengambang, kurs valuta asing ditetapkan berdasarkan demand dan supply di pasar sehingga nilainya selalu berubah-ubah dari transaksi jual beli dipasar uang. Kurs mengambang ini dapat dibagi menjadi:
14
1) Clean floating exchange rate (kurs mengambang murni) Dalam system ini, bank sentral tidak melakukan intervensi pasar untuk menstabilkan kurs. Jadi kurs yang terjadi semata-mata tergantung dari permintaan dan penawaran dipasar uang. 2) Managed Floating exchange rate (kurs mengambang terkendali) Dalam system ini bank sentral mempersiapkan system kurs mengambang pada batas tertentu. Apabila kurs melampaui batas yang ditentukan oleh bank sentral maka bank sentral akan melakukan intervensi. c) Pegged exchange rate system Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan mengaikan nilai tukar mata uang local dengan nilai mata uang Negara lain atau sejumlah mata uang tertentu, misalnya beberapa Negara Afrika mengaitkan nilai mata uangnya dengan mata uang perancis (FRF). Di samping itu, beberapa Negara Eropa yang tergabung dalam EEC sejak April 1972 menjalankan juga Plegged system ini yang dikenal sebagai snake system yang kemudian diubah menjadi European Monetery System (EMS). Dalm EMS ini, setiap mata uang EEC dikaitkan nilainya dengan ECU (European Currency Unit). Dan dapat berfluktuasi dalam batas 2,25% di atas atau di bawah kurs tengah. 3. Perubahan Nilai Tukar Perubahan dari nilai tukar disebut sebagai depresiasi atau apresiasi. Depresiasi adalah suatu penerunan harga suatu mata uang terhadap mata
15
uang lainnya, misalnya dari 1 USD = Rp. 8.500 menjadi 1 USD = Rp. 9.000, depresiasi mata uang suatu Negara akan membuat harga-harga barang dan jasa menjadi lebih murah bagi pihak luar negri. Sedang apresiasi adalah suatu kenaikan harga suatu mata uang terdapat mata uang Negara lain, misalnya 1 USD = Rp. 8.500 menjadi 1 USD = Rp. 8.000, maka apresiasi mata uang suatu Negara akan membuat barangnya menjadi lebih mahal bagi pihak luar negeri.
D. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1. Pengertian IHSG Indeks harga saham digunakan para analisis pasar modal sebagai patokan perubahan harga saham secara keseluruhan. Angka Indeks merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbadingan antara kegiatan yang sama (produkais, ekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar, dll) dalam waktu yang berbeda.Indeks Harga Saham Gabungan digunakan para analisis pasar modal sebagai patokan perubahan harga secara keseluruhan. Menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti (2003:100) “Indeks harga adalah suatu angka untuk membandingkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya”. Definisi angka indeks menurut J.Supranto (2002:268) “Angka indeks pada dasarnya suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan dari perubahan saham
16
dari waktu ke waktu yang berbeda”. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Indeks Harga Saham adalah angka indeks yang digunakan untuk membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu, apakah harga suatu saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah penggambaran secara keseluruhan keadaan-keadaan harga-harga saham pada suatu bursa pada waktu tertentu dibandingkan dengan keadaan harga-harga saham secara keseluruhan
pada
kecenderungan
waktu
yang
pergerakan
berbeda harga
sehingga
saham
dapat
apakah
terlihat terjadi
kenaikan/penurunan dan juga dapat melihat aktivitas perdagangan saham.
2. Tujuan dan Manfaat IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 dengan menggunakan nilai dasar tanggal 10 Agustus 1982. Tujuannya adalah memberikan informasi pergerakan saham yang mencangkup seluruh saham biasa dan saham preferen yang berlaku di pasar modal. IHSG di PT.BEI merupakan indeks gabungan dari seluruh saham yang dicatat di Bursa Efek, baik itu saham preferen maupunsaham biasa. Angka IHSG ini dijadikan indicator untuk menganalisa pergerakan saham dan kegiatan yang terjadi di pasar modal Indonesia. (Pandji Anoraga 2003:101).
17
Untuk mengetahui investasi dan pembiayaan yang dilakukan pada suatu Negara maka dibutuhkan indeks yang dapat dijadikan indikasi kinerja pasar saham di Negar tersebut. Indeks Harga Saham Gabungan bermanfaat untuk : a) Membuat Indeks portofolio b) Menilai total return dari pasar secara keseluruhan atau beberapa komponen atau pasar pada periode waktu yang telah ditentukan dan menggunakan tingkat pengembalian sebagai pertimbangan dalam menilai kinerja dari portofolio individu. c) Memprediksi pergerakan harga sekuritas dimasa yang akan datang. d) Digunakan sebagai perkiraan untuk portofolio pasar dari asset-aset yang beresiko
3. Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Dalam wakkktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali, atau bahkan beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah system perdagangan otomatis diimplenebtasikan dengan baik. Ada dua pendekatan perhitungan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yaitu metode rata-rata dan metode rata-rata tertimbang. a) Metode Rata-Rata
18
Pada metode ini, harga pasar yang dimasukkan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlahkan kemudian dibagi suatu faktor pembagi tertentu. Rumus Indeks Harga Saham Gabungan dengan metode ini adalah :
IHSG = IPs IPbase Dimana: IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan IPS
= Harga pasar saham
IPbase = Harga dasar saham Seperti pada perhitungan indeks yang lain, IHSG ditentukan hari dasar untuk perhitungan indeks. Pada hari dasar, harga dasar sama dengan harga pasar sehingga indeksnya adalah 100%. b) Metode Rata-Rata Tertimbang Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan di samping harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada empat pendekatan dalam menghitung Indeks Harga Saham Gabungan dengan metode rata-rata tertimbang yaitu metode Paasche, metode Laspeyres, metode Drobish dan Metode Irving Fisher. 1)
Metode Paasche Rumus dalam metode Paasche adalah: IHSG = I ( PS X SS )
19
I ( Pbase X SS) Dimana: IHSG
= Indeks Harga Saham Gabungan
PS
= Harga pasar saham
SS
= Jumlah saham yang dikeluarkan
Pbase
= Harga dasar saham
Rumus Paashe ini membandingkan
kapitalisasi pasar
seluruh saham yang tergabung dalam suatu indeks, sehingga semakin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan memberikan pengaruh yang cukup besar jika terjadi perubahan harga pada saham yang bersangkutan. 2) Metode Laspayres Rumus metode Laspayres adalah : IHSG = I (PS X So) I (Pbase X So) Dimana: IHSG
= Indeks Haraga Saham Gabungan
PS
= Harga pasar saham
Po
= Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar
Pbase
= Harga dasar saham
3) Metode Drobish IHSG = IHSG Paasche + IHSG Laspeyres 2
20
Menurut Drobish, perhitungan dengan menggunakan rata-rata kedua pendekatan tersebut adalah yang terbaik. 4) Irving Fisher IHSG = √IHSG Paasche + IHSG Laspeyres
E. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Sri Wahyuni dengan judul “ Pengaruh Kurs Dollar dan Tingkat Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Jakarta” menghasilkan persamaan regresi berganda Y = 1.092,553 – 0,060155 X1 – 13,655 X2 Dari persamaan regresi tersebut menunjukan adanya hubungan yang negative antara kurs dollar dan tingkat inflasi terhadap IHSG. Hal ini berarti bahwa kenaikan kedua variabel kurs dollar dan tingkat inflasi akan mengakibatkan penurunan terhadap IHSG. Penelitian
sebelumnya
mengenai
harga
saham
dengan
judul“
PengaruhTingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Kurs Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian Dwi Rangga Adi Wijaya, menghasilkan persamaan regresi berganda : Y = -65,461 – 65,490 X1 + 0,158 X2 Dari persamaan regresi tersebut menunjukan adanya hubungan yang negative antara pergerakan tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG dan terjadi hubungan yang positif antara kurs rupiah/dollar As terhadap IHSG. Hubungan
21
negative ini berarti terdapat hubungan yang tidak searah, yaitu ketika nilai tingkat suku bunga SBI mengalami kenaikan mengakibatkan penurunan IHSG dan hubungan positif berarti pergerakan kurs da IHSG berjalan searah, yaitu ketika kurs mengalami peningkatan, maka IHSG mengalami peningkatan pula dan sebaliknya.
F. Kerangka Pemikiran Didalam pasar modal atau bursa efek terdapat berbagai kelompok saham, salah satunya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada suatu pasar modal dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro, seperti tingkat suku bunga, dan kurs mata uang asing.
Bagan Kerangka Pemikiran X1 Suku Bunga SBI
Y IHSG X2 Kurs Dollar USD
22