BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2002, p.8), sistem merupakan sekumpulan komponen yang berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. Menurut Mcleod (2001, p.9), sistem adalah himpunan dari unsurunsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu serta terorganisasi. Sistem adalah sebuah jaringan kerja yang terdiri dari banyak komponen. Komponen-komponen ini saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan, menerima masukan, dan menghasilkan keluaran atau sasaran tertentu.
2.2
Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2003, p.13), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang telah memiliki arti dan berguna untuk pengguna ahli tertentu. Menurut Mcleod (2001, p.12), informasi adalah data yang sudah diproses dan mempunyai arti bagi manusia. Menurut Turban (2001, p.17), informasi adalah sekumpulan data yang diorganisasikan ke dalam bentuk yang berguna. 10
11
2.3
Pengertian Sistem Informasi Menurut
O’Brien
(2005,
p.6),
sistem
informasi
adalah
penggabungan dari manusia, hardware, software, dan jaringan komunikasi serta sumber daya data yang mampu mengumpulkan, mengubah, dan membagikan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Kenneth dan Jane P. Laudon (2004, p.8) sistem informasi adalah komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, dan visualisasi pada suatu organisasi. Sistem informasi dalam sebuah organisasi menyediakan semua informasi pada semua tingkat serta menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
2.4
Sistem Informasi Geografis
2.4.1
Pengertian Sistem Informasi Geografis Menurut Burrough (1986, p.6), Sistem Informasi Geografis merupakan sistem informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat dibutuhkan, memproses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk tujuan tertentu. Menurut Rhind dalam buku Ian Heywood yang berjudul “An Introduction to Geographical Information Systems” (2002, p.12), SIG
12
adalah sebuah sistem komputer yang menyimpan dan menggunakan data yang menjelaskan tempat di permukaan bumi. Secara garis besar, dapat penulis simpulkan bahwa Sistem Informasi Geografis adalah proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data menjadi informasi yang akurat, mudah dipahami, dan bermanfaat bagi para pengguna informasi tersebut yang berkaitan dengan geografi. Dengan adanya teknologi Sistem Informasi Geografis, dapat membantu
memberikan
nilai
tambah
pada
data
spasial
dengan
memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan secara efisien serta menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan. 2.4.2
Subsistem Sistem Informasi Geografis Jika definisi diatas diperhatikan, maka SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut:
2.4.2.1
Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan formatformat data-data aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2.4.2.2
Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
13
2.4.2.3
Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan di-edit.
2.4.2.4
Data Manipulation and Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan seperti overlay, intersact, buffer, dan lainnya.
2.4.3
Komponen Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis mempunyai 2 komponen penting yaitu perangkat keras dan beberapa kumpulan perangkat lunak yang terdiri dari data, manajemen data dan pengguna SIG. Komponen tersebut dibutuhkan untuk menyeimbangkan sistem agar sistem berjalan dengan baik.
2.4.3.1
Perangkat Keras Pada saat ini, SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari desktop, workstation, hingga multi-pengguna host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkinerja tinggi, memiliki ruang penyimpanan (hard disk) dan kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat melalui karakteristikkarakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada
14
komputer pun dapat diatasi. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: a.
Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke komputer. Contoh: scanner, digitizer dan CD-ROM
b.
Alat pemrosesan, merupakan sistem komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Contoh: CPU, tape drive dan disk drive
c.
Alat keluaran (output) yang berfungsi menayangkan informasi geografis sebagai data dalam proses SIG. Contoh: VDU, plotter dan printer Berikut adalah skema perangkat keras pada Sistem Informasi
Geografis:
Gambar 2.1 Skema perangkat keras SIG Sumber: Burrough (1986, p.7)
15
Data dasar geografi melalui unit masukan (digitizer, scanner, CDROM) dimasukkan ke komputer. Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU (pusat pemrosesan data), dan CPU ini dihubungkan dengan: a.
Unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam media penyimpanan.
b.
Unit keluaran (printer, plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta.
c.
VDU (layar monitor) untuk ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para pemakai dan programmer (pembuat program).
d.
Scanner adalah alat untuk membaca tulisan pada sebuah kertas atau gambar.
e.
CD-ROM adalah alat untuk menyimpan program.
f.
Digitizer adalah alat pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka).
g.
Plotter adalah alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar.
h.
Printer adalah alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.
i.
CPU (Central Processing Unit) adalah pusat pemrosesan digital.
j.
VDU (Virtual Display Unit) adalah layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan.
k.
Disk drive adalah bagian CPU untuk menghidupkan program.
l.
Tape drive adalah bagian CPU untuk menyimpan program.
16
2.4.3.2
Perangkat Lunak Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan menghasilkan data yang diperlukan. Sedangkan mengenai skema perangkat lunak dalam SIG sendiri dapat dilihat pada Gambar 2.2. Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular di mana basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dijalankan sendiri secara terpisah.
Gambar 2.2 Skema perangkat lunak SIG Sumber: Burrough (1986, p.8)
17
Data hasil penginderaan jarak jauh dan tambahan seperti data lapangan dan peta disatukan menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke dalam komputer melalui unit input untuk disimpan dalam hard disk. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk laporan (dalam bentuk peta/gambar). Data ini juga dapat diperbaharui untuk menjaga agar data tetap sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2.4.3.3
Manajemen Data Menurut O’Brien (2002, p13), data merupakan fakta mentah hasil observasi, umumnya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut Whitten et al (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting yang ada di dalam organisasi. Setiap fakta tanpa disertai fakta lainnya secara relatif tidak akan ada artinya. Data adalah hasil dari pengamatan yang kita lakukan terhadap dunia nyata. Data dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang dapat diproses untuk memberikan arti kepada data tersebut dan mengubahnya menjadi informasi. Jadi dengan memiliki rincian lengkap, sebuah data berubah menjadi sebuah informasi. Walaupun dalam bahasa sehari-hari antara data dan informasi terkadang sering tertukar penggunaannya, tapi sebenarnya dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara keduanya. Data merupakan suatu bentuk penyimpanan informasi yang harus diterjemahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan suatu informasi baru yang siap pakai.
18
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimpornya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasial dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. Data spasial adalah data mengenai obyek-obyek atau unsur geografis (baik di bawah, di atas dan di permukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasi berdasarkan sistem koordinat tertentu. Data spasial yang dikenal juga dengan sebutan data geografis yang terdiri dari data grafis yang merupakan elemen gambar dalam komputer yang dapat berupa titik (node), garis (arc) dan bidang (polygon) dalam bentuk data vektor ataupun data raster. Di dalam Sistem Informasi Geografis terdapat dua macam penyajian data spasial, yaitu model raster dan model vektor. Model raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak). Setiap piksel memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi model ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran piksel suatu gambar. Model vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan kurva atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem koordinat Kartesius dua dimensi (x, y).
19
Data non-spasial (data atribut) adalah data dalam bentuk teks atau angka, sesuai dengan karakteristik obyeknya yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Menurut Heywood, Cornelius, dan Carver (2002, p.16), fungsi dari manajemen data diperlukan dalam setiap SIG yang menyediakan penyimpanan, organisasi serta pengambilan menggunakan Database Management System. DBMS mengorganisasikan berbagai tipe data mulai dari data yang memiliki unsur grafis (data spasial) hingga data non grafis (data non spasial). Idealnya sebuah manajemen data dalam GIS harus mampu menyediakan dukungan bagi multiple users, multiple databases, proses update yang efisien, informasi yang rendah redundansi, serta kebebasan, keamanan dan integritas data. 2.4.3.4
Pengguna Sistem Informasi Geografis Pengguna SIG termasuk di dalamnya yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan, bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Oleh karena itu, pengenalan terhadap SIG kepada para pengguna merupakan hal yang sangat penting, bahkan dapat membawa sebuah organisasi ke arah perubahan besar termasuk restrukturisasi internal, pelatihan ulang staff, dan peningkatan alur informasi. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sebuah SIG yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan dan kinerja sumber daya sebuah organisasi serta ketepatan pemilihan dan cara implementasi sistem yang baik. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG ini ada beragam,
20
misalnya operator, analis, programmer, database administrator, bahkan stakeholder. 2.4.4
Manfaat Sistem Informasi Geografis Adapun manfaat dari Sistem Informasi Geografis dapat berbedabeda disesuaikan dengan fungsi dan bidang pekerjaan yang menggunakan SIG sebagai acuan. Beberapa manfaat dari SIG yang dapat diterapkan di segala bidang yaitu: a.
SIG memudahkan pengguna dalam melihat fenomena di muka bumi dengan perspektif yang lebih baik;
b.
SIG
mampu
mengakomodasi
penyimpanan,
pemrosesan,
dan
penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta, dan data statistik; c.
SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat;
d.
Informasi yang dihasilkan SIG merupakan informasi keruangan dan kewilayahan, maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi data keruangan yang berkaitan dengan sumber daya alam;
e.
SIG
dapat
menghemat
waktu
dalam
produksi
peta,
proses
pembaharuan peta dan ruang penyimpanan data; f.
SIG dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan hingga menghasilkan perencanaan yang lebih baik pada suatu organisasi.
21
2.5
Pemetaan
2.5.1
Pengertian Peta Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antarkota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan sebagainya. Ketampakan yang digambar pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu ketampakan alami dan ketampakan buatan manusia (budaya). Peta merupakan dasar yang penting dalam SIG karena berfungsi sebagai sebuah sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan mempertunjukkan data. Menurut Burrough (1986, p.13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat beserta dengan penggambaran atribut-atribut non-spasialnya. Peta biasanya direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.
2.5.2
Jenis Peta Menurut kegunaannya, peta terdiri dari: a.
General Reference Map (Peta Referensi Umum)
22
Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi macammacam bentuk geografi seperti fitur tanah, perkotaan, jalan, dan sebagainya; b. Mobility Map (Peta Mobilitas) Peta ini bermanfaat bagi masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan udara; c. Thematic Map (Peta Tematik) Peta ini digunakan untuk menunjukkan penyebaran data non-spasial dari obyek tertentu pada peta, biasanya angka atau warna yang merupakan data hasil olahan; d. Inventory Map (Peta Inventaris) Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur tertentu yang terdapat di suatu wilayah, seperti posisi semua taman nasional yang dimiliki oleh provinsi Sumatera Barat. Menurut isinya, peta terdiri dari: a. Peta Umum Melukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dengan berbagai bentuk permukaan bumi. Peta umum dikenal juga dengan sebutan peta topografi. Contoh peta umum adalah peta Indonesia dan peta dunia. b. Peta Khusus Melukiskan kemampuan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan.
23
Contohnya peta geologi, peta geomorfologi dan peta populasi. Menurut skalanya, peta terdiri dari: a. Peta Kadaster
: skala antara 1:100 – 1:5.000;
b. Peta Skala Besar : skala antara 1:5.000 – 1:250.000; c. Peta Skala Sedang : skala antara 1:250.000 – 1:500.000; d. Peta Skala Kecil : skala antara 1:500.000 – 1:1.000.000; e. Peta Geografi
: skala > 1:1.000.000.
Menurut keadaan obyeknya, peta terdiri dari: a. Peta Stasioner Menggambarkan stabilitas atau apakah keadaan obyek yang dipetakan tetap. Contoh: peta persebaran gunung berapi. b. Peta dinamis Menggambarkan keadaan atau obyek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : peta arah angin. 2.5.3
Syarat Peta Peta yang ideal mempunyai luas, bentuk, arah, dan jarak yang benar. Peta yang baik dan lengkap harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut: 1. Judul Peta Judul suatu peta harus memuat jenis peta daerah yang dipetakan. 2. Tahun Pembuatan Tahun pembuatan diletakkan di kanan bawah atau kiri bawah. Pencantuman tahun pembuatan penting karena dapat dipakai untuk memastikan bahwa peta tersebut masih baik digunakan saat ini.
24
3. Skala Peta Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi. Ada tiga macam skala, yaitu: a.
Skala
angka
adalah
skala
peta
yang
dinyatakan
dalam
angka/numerik. Contoh: 1: 10000. Artinya 1 cm di peta = 10000 cm di permukaan bumi. b.
Skala inci adalah skala peta yang dinyatakan dalam satuan inci. 1 inci = 2539 cm.
c.
Skala garis adalah skala peta berupa garis yang menunjukkan jarak sesungguhnya pada permukaan bumi.
4. Petunjuk Arah (Orientasi) Orientasi atau mata angin digunakan sebagai petunjuk arah dari wilayah yang dipetakan. Pedoman pembuatan orientasi meliputi: a.
Indonesia menggunakan orientasi utara.
b.
Petunjuk arah ditempatkan pada bagian kosong agar tidak mengganggu peta induk.
5. Legenda Peta memuat informasi yang padat, namun tidak mungkin semua data diberi keterangan rinci. Oleh karena itu, keterangan dibuat berupa simbol-simbol. Keterangan berupa simbol-simbol pada suatu peta disebut legenda.
25
6. Garis astronomis Setiap peta harus mencantumkan garis astronomis, yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, serta digambarkan membujur. Garis-garis tersebut berfungsi membantu dalam membaca peta.
2. 6
Basis Data
2.6.1
Pengertian Basis Data Pengertian basis data menurut Connolly dan Begg (2005, p.14) adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan saling berinteraksi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Suatu basis data haruslah merupakan sebuah penyimpanan data besar yang dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau bagian organisasi dalam waktu yang bersamaan. Menurut Turban, Rainer dan Potter (2001, p.135), basis data adalah kumpulan berkas dan arsip yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan membentuk data dan hal lainnya yang tersimpan di suatu wadah atau tempat. Basis data merupakan data-data yang terangkai serta tersimpan secara rapi kedalam suatu format yang telah distandarisasikan dan dirancang agar dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu bersamaan. Basis data adalah kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat
26
keras, serta dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi dari tipe data, struktur dan batasan dari data atau informasi yang akan disimpan. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi karena merupakan basis dalam menyediakan informasi kepada pengguna. 2.6.2
Database Management System Menurut Eaglestone dan Ridley (2001, p.3), komputer biasanya mengartikan informasi dengan suatu pola dan susunan tertentu sebagai data yang tersimpan di dalam perangkat penyimpanan. Database Management System (DBMS) adalah program-program tertentu dari komputer yang dipakai oleh program aplikasi untuk mengelola dan menyediakan akses ke koleksi data yang tersimpan dan diatur secara sistematis dalam basis data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. DBMS juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menciptakan dan merawat basis data serta mengendalikan akses dan interaksi basis data tersebut dengan program aplikasi yang membutuhkannya. Fasilitas-fasilitas yang biasanya disediakan DBMS meliputi: a.
Data Definition Language (DDL), di mana pengguna dapat membuat tipe data, struktur data spesifik dan batasan-batasan (constraint) terhadap data yang disimpan dalam basis data;
27
b.
Data Manipulation Language (DML), di mana pengguna dapat melakukan
pemasukan,
pembaharuan,
penghapusan,
dan
pemanggilan kembali terhadap data di dalam basis data; c. 2.6.3
Pengendalian akses yang dapat dibatasi terhadap basis data.
Primary Key Menurut Connolly dan Begg (2005, p.79), Primary Key merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut yang bersifat unik yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple atau record dalam sebuah tabel. Unik di sini memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple/record dalam sebuah table.
2.6.4
Foreign Key Berdasarkan Connolly dan Begg (2005, p.79), Foreign Key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam sebuah tabel yang merujuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menggambarkan hubungan antara satu tabel dengan tabel yang lainnya.
2.6.5
Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram merupakan model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyekobyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. Batasan utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah atau range dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui
28
suatu relationship. Hubungan yang paling umum adalah binary relationship terdiri atas: a.
One to one Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau hanya satu y, dan setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x;
b.
One to many Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau lebih y, tetapi setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x;
c.
Many to many Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke satu atau lebih y, dan setiap satu y mungkin berhubungan dengan satu atau lebih x;
d.
Zero or one to many Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke satu atau lebih y, tetapi setiap satu y hanya berhubungan ke satu x atau tidak sama sekali.
2.6.6
Perancangan Database Metode
perancangan
database
yang
digunakan
dalam
penyusunan skripsi ini adalah metode Database Application Lifecycle yang tahapannya terdapat pada Gambar 2.3.
29
Gambar 2.3 Tahapan dalam Database Application Lifecycle Sumber: Connolly and Begg, (2005, p.272)
Menurut Connolly and Begg (2005, p.273) dalam bukunya “Database Systems: A. Practical Approach to Design, Implementation, and Management”, tahapan dalam Database Application Lifecycle dapat dijelaskan seperti dibawah ini:
30
a. Database Planning Merencanakan bagaimana tahap-tahap siklus hidup dapat direalisasikan secara efisien dan efektif. b. System Definition Menentukan ruang lingkup dan batas-batas dari aplikasi database, pengguna, dan area aplikasi. c. Requirements collection and analysis Pengumpulan dan analisis kebutuhan pengguna dan area aplikasi d. Database Design 1. Conseptual Database Design Menurut Connolly (2005, p.419), Conceptual database design adalah proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa pertimbangan perencanaan fisik. 2. Logical Database Design Menurut Connolly (2005, p.441), Logical database design adalah proses pembuatan suatu model informasi yang digunakan pada perusahan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS) yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain. 3. Physical Database Design Menurut Connolly (2005, p.478), Physical database design adalah suatu proses untuk menghasilkan gambaran dari implementasi basis
31
data pada tempat penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa integrity constraints dan tindakan keamanan. e. DBMS Selection Memilih DBMS yang cocok untuk aplikasi database. f. Application Design Merancang tampilan pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan mengolah database. g. Prototyping Membangun sebuah model kerja dari aplikasi database, yang memungkinkan para perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem final akan terlihat dan berfungsi. h. Implementation Menciptakan defini eksternal, konseptual dan internal dari database dan program aplikasi. i. Data Conversion and Loading Loading data dari sistem lama ke sistem baru. j. Testing Aplikasi database diuji untuk kesalahan dan divalidasi terhadap persyaratan yang ditentukan oleh pengguna k. Operational Maintenance Aplikasi database yang sepenuhnya yang dilaksanakan sistem ini terus menerus dipantau dan dipelihara bila perlu, persyaratan baru yang
32
dimasukkan ke dalam aplikasi database melalui tahap-tahap sebelumnya dalam siklus hidup. 2.6.7
Perancangan Aplikasi Metode perancangan aplikasi yang digunakan untuk penyusunan skripsi ini adalah metode SDLC (System Development Life Cycle), dimana metode SDLC lebih difokuskan pada pendekatan waterfall. Fase-fasenya menurut referensi Sommerville dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Requirements Definition
System and Software Design
Implementation and unit testing
Integration and system testing
Operation and Maintenance
Gambar 2.4 Perancangan Waterfall Sumber: Sommerville, (2001, p.272)
1. Requirements Definition Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa malakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur. Seorang sistem analis akan menggali
33
informasi sebanyak-banyaknya dari pengguna sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh pengguna tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen pengguna requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan pengguna dalam pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menterjemahkan ke dalam bahasa pemograman. 2.
System and software design Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum pengkodean. Proses ini berfokus pada: struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.
3.
Implementation and unit testing Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Proses pengujian berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan – kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
34
4.
Integration and system testing Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan pengujian program terhadap sistem yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan pengujian program ini adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
5.
Operation and maintenance Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisis, desain, pengkodean serta pengujian maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh pengguna. Aplikasi akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pengguna. Perubahan akan terjadi karena kesalahan – kesalahan ditentukan, karena aplikasi harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan – perubahan di dalam lingkungan eksternalnya atau karena pengguna membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan software mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi. Hasil dari metode SDLC ini adalah: 1. Perancangan diagram aliran data, atau DFD (Data Flow Diagram); 2. Perancangan diagram transisi, atau STD (State Transition Diagram); 3. Perancangan layar.
35
2.6.8
Data Flow Diagram Menurut McLeod (2004, p.171), data flow diagram adalah gambaran dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menunjukkan aliran data melalui proses-proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen, proses, aliran data, dan penyimpanan data. Menurut Whitten (2004, p.344), data flow diagram adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Terdapat tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu: a.
Diagram konteks Merupakan tingkatan tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store;
b.
Diagram nol Memiliki data store. Jika terdapat diagram tidak rinci, maka diberikan tanda asterisk;
c.
Diagram rinci Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram tingkat sebelumnya. Proses yang ada sebaiknya tidak melebihi tujuh proses.
Terdapat tiga simbol dan satu koneksi dalam DFD, yaitu: a. Persegi panjang tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan;
36
Gambar 2.5 Proses DFD Sumber: Whitten (2004, 358) b. Persegi empat menyatakan agen eksternal dan batasan sistem tersebut;
Gambar 2.6 Agen eksternal DFD Sumber: Whitten (2004, 365) c. Kotak berujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut basis data;
Gambar 2.7 Data store DFD Sumber: Whitten (2004, 367) d. Panah menyatakan aliran data atau input ke dan output dari suatu proses.
Gambar 2.8 Aliran data DFD Sumber: Whitten (2004, 367)
37
2.6.9
State Transition Diagram Menurut Pressman (2001, p.317), State Transition Diagram menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem dengan menunjukkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan perubahan suatu kondisi. Menurut Whitten (2004, p.673), State Transition Diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menjalankan sistem. Diagram transisi bertugas untuk menunjukkan urutan-urutan fungsi yang dijalankan sebuah sistem. Dalam beberapa sistem bisnis, model ini tidak perlu diperhatikan mengingat urutan yang ada sudah diketahui dengan tepat. Komponen utama dari sebuah diagram transisi adalah state dan anak panah yang mewakili perubahan state. State adalah sekumpulan keadaan atau atribut karakter seseorang atau sesuatu pada waktu tertentu.
Gambar 2.9 State pada diagram transisi Sumber: Whitten (2004, 673)
Gambar 2.10 Penanda perubahan pada diagram transisi Sumber: Whitten (2004, 673)
38
aksi kondisi
Gambar 2.11 Diagram transisi yang dilengkapi dengan aksi dan kondisi Sumber: Whitten (2004, 673)
Terdapat dua macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pembuatan diagram transisi yaitu: a. Mendefinisikan semua state yang mungkin pada sistem dengan cara menampilkan ke dalam bentuk kotak-kotak terpisah, kemudian mencari hubungan yang ada antar kotak; b. Inisialisasi state, dimulai dari state paling awal kemudian dilanjutkan ke state-state berikutnya hingga sampai ke state akhir.
2.7
Internet
2.7.1
Pengertian Internet Menurut Mcleod (2004, p.63), internet adalah nama yang diberikan oleh koneksi jaringan komputer terbesar di dunia, dimana setiap jaringan tersebut terdiri dari kumpulan-kumpulan jaringan yang lebih kecil. Menurut Gary P.Schneider (2011, p.52), internet adalah kumpulan beberapa jaringan komputer yang terhubung dimana menggunakan
39
rangakaian aturan dan jaringan penghubung satu sama lain di seluruh dunia. 2.7.2
Pengertian WWW Menurut Mcleod (2004, p.64), World Wide Web atau yang biasa disebut web dan WWW adalah pengaksesan informasi melalui internet dimana dokumen-dokumen hypermedia (data-data komputer) disimpan dan didapatkan dengan arti-arti baru skema yang unik. Menurut Gary P.Schneider (2011, p.53), World Wide Web adalah sebuah subset komputer pada internet yang terhubung satu sama lain dalam sebuah jalur yang spesifik yang membuat subset beserta isinya mudah diakses satu sama lainnya.
2.7.3
Pengertian Web Browser Menurut Mcleod (2004, p65), web browser adalah salah satu software yang didesain untuk mencari dan membaca file yang ada di internet yang ditulis dalam bentuk HTML (Hypertext Markup Languange). Menurut Gary P.Schneider (2011, p.58), web browser adalah sebuah tampilan perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk membaca sebuah dokumen HTML dan berpindah dari dokumen HTML ke dokumen HTML lainnya melalui format teks dengan link hypertext di setiap filenya.
2.7.4
Pengertian Web Server Menurut Gary P. Schneider (2011, p.66), web server adalah sebuah software yang menerima request dari web client dan meresponnya dengan mengirim balik file ke komputer web client.
40
2.8
Teori-teori yang berhubungan dengan Topik
2.8.1
Pengertian Monitoring Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program/ memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek
tindakan
dari
beberapa
jenis
antara
lain
tindakan
untuk
mempertahankan manajemen yang sedang berjalan. 2.8.2
Pengertian Hutan Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida, habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting.
2.8.3
Pengertian Kebakaran Hutan Kebakaran hutan adalah sebuah pembakaran yang terjadi di hutan yang berakibat kerusakan ekosistem yang ada di dalamnya. Kebakaran hutan juga mengakibatkan bencana alam seperti banjir akibat hilangnya pohon-pohon sebagai penahan air. Penyebab umum kebakaran hutan
41
bermacam-macam mulai dari sambaran petir saat musim kemarau, aktivitas vulkanis, hingga tindakan manusia yang disengaja. 2.8.4
Pengertian Titik Api Titik api atau yang dalam istilah kehutanan disebut dengan hotspot adalah istilah untuk sebuah pixel yang memiliki nilai temperatur di atas ambang batas (threshold) tertentu dari
hasil interpretasi citra satelit
NOAA–AVHRR
Atmospheric
(National
Oceanic
Administration,
Advanced Very High Resolution Radiometer). Saat ini, satelit NOAA yang umum digunakan dan masih beroperasi dengan baik adalah NOAA 12 dan 16. Proses interpretasi citra NOAA dilakukan secara otomatis dengan menggunakan komputer. Dengan mengamati threshold, kita dapat mengetahui titik-titik di permukaan bumi yang patut diwaspadai sebagai gejala kebakaran hutan sehingga dapat diantisipasi secara dini. 2.8.5
Pengertian Vegetasi Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
2.8.6
Pengertian ASP.Net AJAX ASP.NET AJAX merupakan salah satu framework AJAX untuk ASP.NET 2.0 yang memungkinkan developer untuk membuat aplikasi web yang lebih responsif dan interaktif.
42
Beberapa keunggulan aplikasi web menggunakan ASP.Net AJAX dibandingkan dengan aplikasi web yang secara penuh berbasis server antara lain: a.
Lebih efisien karena sebagian proses dilakukan di browser.
b.
Elemen UI yang lebih familiar seperti indikator proses, tooltips dan jendela pop-up.
c.
Update sebagian halaman yang hanya mengganti sebagian dari halaman web (partial rendering).
d.
Integrasi client dengan ASP.NET application services untuk form authentikasi dan pengguna profiles.
e.
Framework yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana server-control.
f.
Mendukung sebagian besar browser terkenal termasuk Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome dan Apple Safari.
2.8.7
Pengertian ArcGIS ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri. ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut: a. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat menggunakan produk ArcGIS lainnya; b. ArcGIS Desktop, memiliki tiga tingkat lisensi: 1.
ArcMap, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar;
43
2.
ArcCatalog, memiliki kemampuan sebagaimana ArcMap dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dan geodatabase;
3.
ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcCatalog dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis.